Oleh :
1. Riska Nurfadilah
2. Ayudia Arinda Dwi Q.H
3. Windhy Byar Surya Putri
4. Diana Merin Arsylia
A. Tujuan
1. Menjelaskan definisi CVP (Central Veneus Pressure)
2. Menjelaskan tujan pengukuran CVP (Central Veneus Pressure)
3. Menjelaskan indikasi pengukuran CVP (Central Veneus Pressure)
4. Menjelaskan interpretasi hasil pengukuran CVP (Central Veneus Pressure)
5. Menjelaskan apa saja faktor yang mempengaruhi pengukuran CVP (Central Veneus
Pressure)
B. Sasaran
C. Materi
1. Pengertian Definisi dari CVP (Central Veneus Pressure)
2. Tujuan dari CVP (Central Veneus Pressure)
3. Indikasi CVP (Central Veneus Pressure)
4. Interprestasi Pengukuran CVP (Central Veneus Pressure)
5. faktor yang mempengaruhi pengukuran CVP (Central Veneus Pressure)
D. Metode.
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching
E. Media
Persiapan Alat
F. Proses
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah sebagai berikut:
PP Tahap Prapelaksanaan
Penetapan Pasien
Proposal
Persiapan pasien:
- Informed consent
- Hasi pengkajian/intervensi data
Validitas data
Tahap implementasi
pada bed pasien Diskusi karu, PP, perawat
konselor
(..........................................................) (.........................................................)
Mengetahui,
Kepala Ruang 5 CVCU
RS dr. Saiful Anwar Malang
(...........................................................)
A. Central Veneus Pressure (CVP)
Central Venous Pressure yang juga dikenal dengan singkatan CVP atau kita sebut
sebagai Tekanan Vena Sentral, pada beberapa penanganan kasus sangat diperlukan untuk
mendukung diagnosa, mengetahui kondisi pasien, serta monitoring resusitasi. CVP adalah
suatu hasil dari pengukuran tekanan vena sentral. CVP tersebut dapat di pasang pada
beberapa lokasi seperti pada vena jugularis interna, vena subklavia, vena basilika, vena
femoralis. Dimana masing‐masing lokasi tersebut memiliki keuntungan dan kerugian
dalam hal tingkat kesulitan pemasangan, resiko pemasangan, kenyamanan pasien,
perawatan CVP, juga ketersediaan jenis CVP yang sesuai dengan lokasi pemasangan CVP
tersebut.
CVP adalah memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi sehingga ujungnya
berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena
sentralis (KVS). Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium
kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan
ventrikel kanan pada akhir diastole.
Tekanan vena sentral (CVP) adalah tekanan dari darah atrium kanan jantung dan vena
cava dan memberikan informasi mengenai volume darah dalam hubungannya dengan
kapasitas saat ini, tonus vaskular, keefektifan fungsi jantung kanan, resistensi vaskular
paru dan tekanan intra torak. Nilai normal CVP berkisar 3 – 15cm air (3-10 mmHg)
(Higgnis, 2004 dalam Dougherty, 2010).
Tekanan vena sentral atau Central Venous Pressure (CVP) adalah tekanan intravascular
didalam vena cava torakal. Tekanan vena sentral menggambarkan banyaknya darah yang
kembali ke dalam jantung dan kemampuan jantung untuk memompa darah kedalam sistem
arterial. Perkiraan yang baik dari tekanan atrium kanan, yang mana merupakan
faktor yang menentukan dari volume akhir diastolik ventrikel kanan.
Tekanan vena sentral menggambarkan keseimbangan antara volume intravaskuler,
venous capacitance, dan fungsi ventrikel kanan. Pengukuran CVP sering digunakan
sebagai panduan untuk menentukan status volume pasien dan kebutuhan cairan dan untuk
memeriksa adanya tamponade
Perawatan pada tempat pemasangan kateter CVP pada tubuh pasien harus
memperhatikan teknik steril, sehingga apabila tidak dilakukan perawatan yang benar
maka akan timbul sepsis akibat adanya infeksi dan ketidasterilan perwatan pada tempat
pemasangan kateter CVP.
Vena femoralis
Vena cephalika
Vena basalika
Vena subclavia
Vena jugularis eksterna
Vena jugularis interna
2) Cara Pemasangan :
Penderita tidur terlentang (trendelenberg)
Bahu kiri diberi bantal
Pakai sarung tangan
Desinfeksi daearah CVP
Pasang doek lobang
Tentukan tempat tusukan
Beri anestesi lokal
Ukur berapa jauh kateter dimasukkan
Ujung kateter sambungkan dengan spuit 20 cc yang diisi NaCl 0,9% 2-5 cc
Jarum ditusukkan kira – kira 1 jari kedepan medial, ke arah telinga sisi yang
berlawanan
Darah dihisap dengan spuit tadi
Kateter terus dimasukkan ke dalam jarum, terus didorong sampai dengan vena
cava superior atau atrium kanan
Mandrin dicabut kemudian disambung infus -> manometer dengan three way
stopcock
Kateter fiksasi pada kulit
Beri betadhin 10%
Tutup kasa steril dan diplester
2. PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/
keluarga
2. Menjelaskan Tujuan tindakan kepada pasien / keluarga
3. Meminta persetujuan pasien
4. Mengatur posisi tidur terlentang pada pasien
3. PROSEDUR
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pengukuran CVP pada
klien dan keluarganya
3. Menempatkan klien pada posisi yang diinginkan untuk
mendapatkan titik 0/ posisi terlentang
4. Menentukan titik nol manometer disejajarkan dengan tinggi
atrium kanan yang diperkirakan/ mid aksila line
(melakukan Zero)
5. Memutar Three Way sehingga cairan infus masuk ke dalam
manometer sampai batas 25-30cm H2O, sementara cairan
ke arah pembuluh darah klien distop
6. Memutar Three Way sehingga cairan dalam manometer
mengalir ke arah/ ke dalam pembuluh darah klien dan yang
kearah botol infus distop
7. Mengamati fluktuasi /undulasi cairan yang terdapat dalam
manometer dan catat pada angka dimana cairan bergerak
stabil. Ini adalah hasil/ nilai CVP
8. Mengembalikan klien ke posisi semula dan memutar three
way lagi ke arah semula agar cairan infus mangalir dari
botol infus ke pembuluh darah vena klien
9. Mencatat nilai CVP pada saat pengukuran, tekanan normal
berkisar 5-15 cm H2O ( 1 cm H2O = 0,7 mmHg )
10. Menilai kondisi klinis klien setelah pengukuran CVP
11. Mengobservasi tanda-tanda komplikasi
12. Mempertahankan kesterilan lokasi insisi
13. Mendokumentasikan prosedur dan respon klien pada
catatan klien.
4. SIKAP
1. Menjaga Privasi pasien
2. Memperhatikan respons pasien selama pemeriksaan
3. Memperlihatkan sikap keramah-tamahan
4. Menujukkan sikap yang sopan
5. TERMINASI
1. Memberitahukan hasil kegiatan kepada pasien
2. Merapikan pasien dan alat-alat yang sudah digunakan
3. Mengkomunikasikan hasil ke pihak terkait/ profesi lain.
6. Dokumentasi
1. Catat hasil pemeriksaan
2. Cantumkan nama klien pada hasil CVP
3. Cantumkan umur klien pada hasil CVP
4. Cantumkan nomor rekam medis klien pada hasil CVP
5. Cantumkan waktu (jam dan tanggal) pelaksanaan
pemeriksaan CVP
1. Catat identitas pasien, waktu pelaksanaan dan
kemungkinan adanya abnormalitas hasil CVP
dalam catatan medis (RM)
2. Laporkan adanya kondisi abnormal
3. Respon klien
DAFTAR PUSTAKA
Nurachmah, E. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Suzanne, S. dan Bare, B. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth
Edisi 8.Editor Monila Ester. Jakarta : EGC.
Tim Keperawatan Kritis UNAIR. 2017. Modul Praktikum Keperawtan Kritis. Surabaya