Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Salah satu bentuk
akomodasi bank adalah munculnya perbankan syariah yang menyediakan berbagai produk yang
diperlukan oleh masyarakat dengan prinsip syariah. Bank syariah diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif perantara penyaluran dana masyarakat dengan berbagai keunggulan dan fasilitas
pembiayaan berlandaskan syariah.

Produk perbankan syariah memiliki bermacam-macam, sesuai dengan keputusan bank


tersebut dan bisa bersaing kompetitif dengan bank syariah lain. Perbankan syariah menawarkan
berbagai jasa penyimpanan seperti simpanan mudharabah, wadiah, tabungan haji, jasa pembiayaan
seperti murabahah, musyarakah, giro, deposit bahkan saat ini beberapa perbankan juga telah
menawarkan jasa pembiayaan dengan cara gadai. Dalam produk pembiayaan atau kredit, perbankan
syariah masih menerapkan produk bank konvensional tapi telah disesuaikan dengan prinsip syariah
seperti Kepemilikan rumah, kepemilikan kendaraan bermotor.

Bank Rakyat Indonesia Syariah muncul dan tumbuh sebagai bank yang mampu memberikan
sebuah pelayanan perbankan berdasarkan syariah. Sebagai sarana investasi umat, BRI Syariah
menawarkan produk berupa tabungan berjangka atau sering disebut deposito. Deposito di BRI Syariah
merupakan tabungan dengan akad mudharabah, nasabah penabung disebut sahibul maal sadangkan
pihak bank sebagai mudharib. Deposito di BRI Syariah dengan nisbah bervariasi antara 44% sampai
46%. Hal ini memberikan peluang masyarakat yang memiliki surplus dana untuk berinvestasi.
Namun, berdasarkan diskusi penulis dengan beberapa karyawan BRI Syariah deposito lebih jarang
untuk dipromosikan karena nisbah yang tinggi membuat pendapatan bank juga berkurang. Hal ini
didasarkan karena semua bank merupakan organisasi yang orientasinya adalah profit.

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan selama satu bulan di BRI Syariah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Genteng Banyuwangi, banyak sekali pengalaman yang didapatkan
disana.Selain dapat mempraktekkan ilmu yang didapat dalam bangku perkuliahan peserta juga dapat
ikut terjun langsung kepada nasabah dalam akad-akad yang dilakukan bank. Seperti contohnya dalam
akad Deposito yang dilakukan BRI Syariah. Dalam hal ini peserta magang mengikuti alur pembukaan
rekening deposito yang dilakukan oleh nasabah secara langsung sehingga peserta dapat mengetahui
secara persis alur pembukaan deposito BRI Syariah.
Untuk itu karena telah ikut serta dalam proses pembukaan rekening deposito BRISyariah
tersebut, maka judul dari laporan ini adalah PROSEDUR LENGKAP PEMBUKAAN DEPOSITO
DAN PERHITUNGAN NISBAH DEPOSITO.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

a. Mempraktekkan ilmu/teori yang diperoleh dibangku kuliah kedalam dunia industri dan bisnis
atau unit usaha lainnya.

b. Mengetahui prosedur pembukaan deposito dan perhitungan nisbah deposito

1.2.2 Manfaat

a. Sebagai sarana pembelajaran dalam pemanfaatan ilmu yang telah didapatkan dibangku kuliah
kedalam dunia industri dan bisnis atau unit usaha lainnya

b. Sebagai sarana menambah pengalaman bekerja dibidang perbankan syariah

c. Dapat melihat dan merasakan langsung sistem operasional perbankan syariah

d. Dapat memberikan pengetahuan mengenai produk-produk perbankan syariah mulai dari


pengelolaan sampai mekanisme perhitungan nisbah

1.3 Waktu dan Tempat

Waktu : 1 Maret – 14 Maret

Tempat : BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Genteng Banyuwangi

Log kegiatan:

1. Pada tanggal 1 Maret : aplikasi pembukaan tabungan faedah BRIS iB, aplikasi CIF, aplikasi
surat NPWP, aplikasi FATCA (Foreign account Tax compaliance ACT)
2. Pada tanggal 2 Maret : penarikan tabungan di lapangan, Akad
3. Pada tanggal 3Maret : input data pinjaman dengan jaminan sertifikat tanah
4. Pada tanggal 6 Maret – 14 Maret : penarikan tabungan di lapangan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya BRI Syariah

Bank Rakyat Indonesia (BRI) berdiri pertama kali di Purwokerto Jawa Tengah dengan nama
Hulp-en Spaabank der Islandsche Besruurs Abtenaren (Bank bantuan dan simpanan milik kaum
priyayi yang berkebangsaan Indonesia/pribumi). Berdiri pada tanggal 16 Desember 1895 yang
didirikan oleh Raden Aria Wirjaatmaja yang selanjutnya diperingati sebagai hari lahirnya BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia pemerintah mengeluakan Peraturan


No. 01 Tahun 1946 pasal 1 yang menyebutkan Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai bank
pemerintah pertama di Indonesia. Pada tahun 1948 kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara
waktu karena pada saat itu masih dalam kondisi perang untuk mempertahankan kemerdekaan dan
mulai aktif kembali setelah prjanjian renville pada tahun 1949 yang kemudian berubah nama menjadi
Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada saat itu melalui PERPU No. 41 Tahun 1960 dibentuk Bank
Kopersi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan leburan dari BRI. Kemudian berdasarkan
Penetapan Presiden No. 9 Tahun 1965 BKTN diintregasi dengan Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Tani Koperasi dan Nelayan.

Setelah berjalan selama sebulan keluarlah Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang pembentukan
bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI). Dalam ketentuan baru ini Bank Negara
Indonesia Urusan Tani dan Nelayan (BKTN) diintregasikan dengan nama Bank Negara Indonesia
Unit II bidang ekspor impor.

Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1967 tentang Undang-Undang Pokok Perbankan


dan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang ininya
mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II
bidang Ritel dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat
Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia, selanjutnya berdasar Undang-Undang No. 21 Tahun
1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum.[2]

Sejak tanggal 1 Agustus 1992 status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) yang kepemilikannya 100% ditangan pemerintah, hal ini berdasarkan Undang-
Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun
1992.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) sejak berdirinya tahun 1895 yang berdasarkan
pelayanan kepada masyarakat kecil hingga sekarang masih tetap konsisten dengan pemberian fasilitas
kredit kepada golongan pengusaha kecil. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang
semakin pesat, Bank Rakyat Indonesia membuka dua unit usaha dengan sistem bunga dan bagi hasil.

Pada awalnya bank-bank syariah masih kesulitan untuk melakukan gerak dikarenakan
undang-undang perbankan yang ada yaitu Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
belum memberikan landasan hukum yang kuat bagi operasional bank syariah di Indonesia. Namun
kemudian padan tahun 1998 dikeluarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 maka hal ini membawa angin segar dan landasan hukum bagi
berdirinya bank syariah. Dengan adanya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 maka lahirlah bank
syariah yang alin setelah Bank Muamalat Indonesia termasuk Bank Rakyat Indoneia yang membuka
unit usaha syariah.

Pada tanggal 7 Desember 2001 sesuai SK Nokep: S 74 Dir/PPP/12/2001 maka lahirlah Bank
Rakyat Indonesia Syariah yang mempunyai legalitas dibawah Bank Rakyat Indonesia. Bank BRI
Syariah lahir dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin bertransaksi di perbankan
yang berdasarkan pada nilai-nilai syariah. BRI Syariah dibentuk mengacu dan berlandaskan aturan-
aturan hukum sebagai berikut:

1. Undng-Undang No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun
1998.

2. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Bank Indonesia

3. Peratuaran Bank Indonesia (PBI) No. 4/1/PBI/2002 tanggal 27 Maret 2002 tentang perubahan
kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi bank umum berdasarkan prinsip syariah dan
pembukaan kantor bank berdasarkan prinsip syariah olek bank umum konvensional.

4. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luar biasa PT. BRI (Persero) tanggal 27 Juni 2001

5. SK DIR BRI No. Kep : S.74 DIR/PPP/12/2001 tanggal 7 Desember 2001 tentang operasional unit
usaha syariah PT. BRI (Persero)

6. SK DIR BRI No. Kep : S.75 DIR/PPP/12/2001 tanggal 7 Desember 2001.

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta
pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam

PT. Bank BRISyariah (proses spin off‑) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009.
Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.

Dengan lahirya BRI Syariah yang pertama maka Bank BRI Syariah terus melakukan gerak
cepat dengan melakukan ekspansi den membuka cabang dibeberapa kota di Indonesia yakni Jakarta,
Serang, Bandung, Semarang, Malng, Cirebon. Selanjutnya pada tanggal 3 Februari 2003 BRI Syariah
membuka cabang yang ke-8 di Yogyakarta dengan lokasi yang berada dijalan KH. Ahmad Dahlan
No. 89 Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, DIY. kemudian pindah tempat di Jl. Yos
Sudarso No. 1[3]. Untuk memperluas jaringan dan mendekatkan kepada masyarakat yang
menghendaki pelayanan perbankan sesuai syariah, maka berdirilah BRISyariah Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Sleman Afandi (Gejayan) beralamat di Jl. Affandi No. 57 Deresan Catur Tunggal
Depok Sleman.

2.2 Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi bank Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan financial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

2. Misi

a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan financial nasabah.

b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.

c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapanpun dan dimanapun.

d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan


ketentraman fikiran.

2.3 Produk Layanan

1. Produk BRI Syariah

a. Funding (Pendanaan)

1) Tabungan BRISyariah iB

Ialah tabungan perorangan, bersifat titipan dan fleksibel dalam penyetoran dan penarikannya.
Tabungan ini memiliki beberapa fasilitas:

§ Setoran awal minimal Rp. 50.000,-


§ Setoran selanjutnya min Rp. 10.000,-

§ Saldo min Rp. 25.000,-

§ Gratis biaya administrasi bulanan tabungan

§ Gratis biaya bulanan kartu ATM

§ Gratis biaya tarik tunai di ATM BRI, Prima dan Bersama

§ Gratis biaya cek saldo di ATM BRI, Prima dan Bersama

§ Gratis biaya debit prima

§ Gratis biaya transfer jaringan ATM Prima da Bersama

§ Dapat diberikan bonus sesuai kebijakan Bank

§ Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari bonus yang diterima

2) TabunganHaji BRISyariah iB

Adalah simpanan yang dikhususkan bagi perorangan dengan tujuan untuk menunaikan Ibadah Haji.
Tabungan Haji BRISyariah iB ini memiliki beberapa fasilitas:

Gratis biaya asuransi jiwa dan kecelakaan dan biaya administrasi tabungan

 Bagi hasil yang kmpetitif


 Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang didapatkan
 Aman, karena diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah
 Dapat bertransaksi diseluruh jaringan kantor cabang BRISyariah secara online
 Online dengan siskohat
 Kemudahan dalam mempersiapkan ibadah haji

3) Tabungan Impian BRISyariah iB

Tabungan Impian BRISyariah iB adalah tabungan berjangka dari BRISyariah dengan prinsip bagi
hasil yang dirancang untuk mewujudkan impian nasabah dengan terencana. Tabungan Impian
BRISyariah iB ini memiliki beberapa fasilitas, yaitu:

§ TENANG, dikelola dengan prinsip syariah.

§ RINGAN, setoran awal ataupun setoran rutin bulanan minimum Rp. 50.000,-

§ PRAKTIS, tidak perlu datang ke cabang untuk melakukan setoran rutin bulanan dengan adanya
autodebet.
§ FLEKSIBEL, bebas memilih jangka waktu maupun tanggal autodebet setoran rutin.

§ GRATIS, biaya administrasi tabungan dan premi asuransi.

§ AMAN, karena otomatis dilindungi asuransi jiwa.

§ MUDAH, perlindungan asuransi otomatis tanpa pemeriksaan kesehatan.

§ KOMPETITIF, bagi hasil yang menarik.

§ NYAMAN, dengan layanan berstandar tinggi dari BRISyariah dalam mengingatkan kedisiplina
untuk mewujudkan impian.

4) Deposito BRISyariah iB

Fasilitas:

§ Aman karena diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah

§ Tersedia pilhan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan

§ Bagi hasil yang kompetitif

§ Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang didapatkan

§ Pemindahbukuan otomatis setiap bulan dari bagi hasil yang didapat ke rekening tabungan atau giro

§ Dapat diperpanjang secara otomatis dengan nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan pada saat
diperpanjang

§ Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan

b. Financing (Pembiayaan)

1) Murabahah

2) Mudharabah

c. Jasa

1) Kliring

2) RTGS

3) Wakalah

4) Hiwalah

5) Rahn
6) Kafalah, dll

2.4 Segmen Pasar

Segmen market BRI Syariah Genteng dibagi menjadi 5, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Consumer

a. KPR (Kepemilikan Perumahan)

Kredit perumahan ini menggunakan akad murabahah jika obyek yang dibiayai adalah barang jadi, jika
obyek yang dibiayai adalah merupakan barang pesanan menggunakan akad isthisna. Contoh:
Pembelian rumah, pembelian tanah, renovasi rumah.

b. KKB (kepemilikan kendaraan bermotor)

Kepemilikan kendaraan bermotor ini menggunakan akad pembiayaan murabahah.

c. Kredit Multi Guna

Pembiayaan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang menggunakan akad
murabahah.

d. Dana Talangan Haji

Pembiayaan ini menggunakan akad qard dan ijarah

e. Gadai

Gadai disini menggunakan akad pembiayaan rahn. Contoh: emas

f. KLM (kepemilikan logam mulia)

Kepemilikan jenis logam mulia ini menggunakan akad qard dan ijarah

2. Retail

a. Modal Kerja

b. Investasi

3. Linkage

a. Executing (mudharabah)

b. Channeling (murabahah)
c. Joint financing (musyarakah atau mudharabah)

4. Mikro

5. Comercial

2.5 PROSEDUR LENGKAP PEMBUKAAN DEPOSITO DAN PERHITUNGAN NISBAH


DEPOSITO

A. Implementasi Deposito

Deposito merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dan bank[7]. Deposito salah satu produk tabungan
berjangka BRI Syariah yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan investasi nasabah. Deposito BRI
Syariah sangat menguntungkan karena dana nasabah dikelola secara aman dan sesuai dengan prinsip
syariah. Selain itu, Nasabah Deposito akan memperoleh nisbah yang besar.

Akad yang digunakan dalam deposito adalah mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
Namun, dalam praktiknya BRI Syariah hanya menggunakan salah satu akad yaitu mudharabah
mutlaqah. Dengan dasar tersebut, penyusun ingin menganalisis deposito mudharabah mutlaqah karena
akad tersebut sering dipakai dan penyusun temukan selama mengikuti kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).

Selama penyusun mengikuti Praktik Kerja Lapangan, jarang dilakukan promosi mengenai adanya
produk deposito. Dari hasil wawancara penyusun dengan beberapa karyawan, deposito agak sedikit
dikurangi untuk promosi karena nasabah mendapat nisbah yang tinggi. Menurut karyawan yang
penyusun wawancarai, BRI Syariah lembaga profit sehingga sebisa mungkin untuk tidak
memfokuskan produk deposito untuk dijual namun justru produk tabungan yang malah sering
dipromosikan dengan gencar karena memiliki nisbah yang kecil.

B. Mekanisme Transaksi deposito

Akad mudharabah mutlaqah merupakan akad antara sahibul maal (nasabah) menyerahkan
dana kepada mudharib (BRI Syariah) untuk dikelola tanpa memberi batasan jenis usaha, tempat dan
waktu, dan dengan siapa mudharib bertransaksi. Shahibul maal memperoleh nisbah dari mudharib
(BRI Syariah) berdasarkan pendapatan yang diterima oleh mudharib selama jangka waktu deposito
(revenue sharing). Revenue sharing dipakai karena bank merupakan lembaga profit selain itu bank
juga meminimalisir adanya unsur rugi. Penarikan dana deposito oleh nasabah hanya dapat dilakukan
sesuai waktu yang telah disepakati biasanya antara 1, 3, 6 dan 12 bulan. Mudharib tidak
diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
Produk deposito yang ditawarkan oleh BRI Syariah memiliki beberapa fasilitas yaitu ARO
(Automatic Roll Over) dan Bilyet Deposito. ARO merupakan fasilitas perpanjangan otomatis ketika
deposito telah memasuki tanggal jatuh tempo dan akan selesai sampai nasabah mencairkan
depositonya. Sedangkan bilyet deposito merupakan surat bukti kepemilikan yang dikeluarkan oleh
bank yang diberikan kepada nasabah atas simpanannya dalam bentuk deposito berjangka.

Untuk membuka tabungan deposito dibutuhkan persyaratan-syaratan yang harus dipenuhi nasabah,
diantaranya:

1. Jika rekening dibuka atas nama perorangan:

a. Minimal saldo pembukaan Rp.2.500.000,-

b. Menyerahkan fotokopi identitas diri atau kuasanya (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku.

c. Dalam hal pembukaan dan/atau klausul pembukaan rekening lainnya dikuasakan maka harus
disertakan surat kuasa asli yang ditandatangani oleh pemberi kuasa dan pemegang kuasa di atas
meterai yang cukup.

d. Dokumen atau persyaratan lain sesuai yang diatur dalam Kebijakan Umum Operasi maupun
Syarat dan Ketentuan Umum Pembukaan Rekening.

2. Jika rekening dibuka atas nama perusahaan :

a. Minimal saldo pembukaan Rp.2.500.000,-

b. Menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dari pengurus badan
usaha atau kuasanya.

c. Dalam hal pembukaan dan/atau klausul pembukaan rekening lainnya dikuasakan oleh pengurus
maka harus disertakan surat kuasa asli yang ditandatangani oleh pemberi kuasa dan pemegang kuasa
diatas meterai yang cukup.

d. Menyerahkan persetujuan para pengurus berwenang sesuai Anggaran Dasar bahwa penabung
dapat bertindak untuk dan atas nama perusahaan dalam melakukan transaksi keuangan. Dengan
demikian, tanda tangan pengurus yang mewakili harus dicantumkan dalam Kartu Contoh Tanda
Tangan (KCTT).

e. Menyerahkan fotokopi Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perusahaan beserta perubahannya (jika


ada), berta pengesahan Departemen Kehakiman.

f. Menyerahkan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan sejenisnya.


g. Menyerahkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

h. Dokumen atau persyaratan lain sesuai yang diatur dalam Kebijakan Umum Operasi maupun
Syarat dan Ketentuan Umum Pembukaan Rekening.

C. Perhitungan Nisbah Deposito

Berdasarkan dari wawancara dan pengamatan penyusun selama praktek kerja lapangan, nisbah yang
dikeluarkan oleh bank sebagai mudharib adalah berdasarkan pendapatan yang diperoleh bulan lalu.
Nisbah pendapatan bank masih dihitung berapa equivalen ratenya. Hal ini mengandung arti bahwa
nisbah bisa tetap tapi setiap bulan equivalen rate bisa berubah tergantung dari pendapatan bank pada
bulan sebelumnya.

Jika dirumuskan, maka perhitungan nisbah deposito sebagai berikut:

Setoran Deposito X Jangka Waktu X Equivalen Rate(setiap bulan tidak sama) - 20%

365hari

Equivalen rate merupakan sama dengan nisbah artinya angka equivalent rate tersebut setara dengan
nisbah. Equivalent rate setiap bulan dapat berubah tergantung dari naik turunnya pendapatan
perusahaan, jika pendapatan naik maka equivalent rate juga naik begitu pula sebaliknya. Sayangnya
ketika penyusun ingin mengetahui cara penghitungan equivalent rate tidak diperbolehkan karena ini
merupakan rahasia perusahaan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa BRI Syariah KCP Genteng
Banyuwangi memberikan sebuah produk investasi kepada nasabah dengan berbagai fasilitas dan
manfaat serta keunggulan yang diberikan yaitu deposito atau tabungan berjangka. Produk deposito ini
memiliki keunggulan yaitu nisbah yang diberikan lebih besar dari pada produk yang lain. Produk
deposito ini memiliki porsi promosi yang sedikit karena nisbah yang tinggi.

Deposito menggunakan akad mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayadah. Namun,


dalam praktiknya hanya mudharabah mutlaqah saja yang digunakan karena BRIS tidak dituntut untuk
memberikan pinjaman sesuai dengan kemauan nasabah. Hal ini sesuai dengan alur mekanisme
pembukaan tabungan deposito di BRI Syariah. Alur pembukaannya adalah Nasabah melakukan akad
yang dilanjutkan dengan menyerahkan jumlah uang yang akan didepositokan. Setelah itu, dana dari
nasabah deposito itu diputar untuk memberikan pembiayaan. Nasabah pembiayaan memberikan bagi
hasil. Bank memberikan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan. Pencairan deposito yang telah jatuh
tempo.

Nisbah deposito merupakan nisbah yang lumayan tinggi diantara produk BRI Syariah yang
lain. Untuk menghitungnya didasarkan pada setoran deposito, berapa jumlah pendapatan perusahaan
dan jangka waktu deposito. Penghitungan nisbah deposito didasarkan pada pendapatan perusahaan
karena bank merupakan lembaga profit oriented. Selain itu alasan lainnya adalah bank meminimalisir
kerugian. Pendapatan perusahaan ini disetarakan dengan angka equivalent rate.

4.2 Saran

Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis penulis, kinerja BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Genteng Banyuwangi sudah baik, namun untuk kedepannya menjadi lebih baik, maka perlu
ada pembenahan yang perlu dilakukan antara lain

1. Kerjasama antara pihak BRI Syariah dengan panitia Magang harus lebih ditingkatkan agar
pelaksanaan Magang di tahun berikutnya bisa lebih maksimal.

2. Memberikan informasi kepada khalayak umum mengenai berbagai produk perbankan, khususnya
deposito.
3. Memberikan Pembekalan terhadap karyawan mengenai filosofi adanya ekonomi islam serta
terbentuknya sistem perbankan islam.

Demikianlah Laporan Akhir ini penyusun membuat berdasarkan data-data yang ada,
sehingga diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan evaluasi dan penilaian. Penyusun menyadari
bahwa Laporan Akhir ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
diharapkan dalam mengevaluasi kegiatan yang telah dilaporkan. Tak lupa penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam pembuatan Laporan
Akhir ini. Semoga Allah SWT menerima semua amalan kita, serta memberikan pahala yang lebih
kepada kita semua. Amin ya rabal’alamin.

Anda mungkin juga menyukai