Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. O.F


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
DENGAN DIAGNOSIS MEDIS NHS DAN HEMIPARISE SINISTRA
DI RUANG BERNADETH III RUMAH SAKIT STELLA MARIS

OLEH :

MARGARETHA TOLIDUNDE (NS2114901087)


MARIA JOSEVA A. (NS2114901089)
MARIA ROSALIA YOANA G. (NS2114901091)
MARIA SINTIANI RUING (NS2114901092)
MARIA YAYUK ELVIANA (NS2114901093)
MARINI VANESSA (NS2114901094)
MARKUS FERDINANDUS (NS2114901095)
MARLEN DOMLAY (NS2114901096)
MARLIANI PARARUK (NS2114901007)
MARLIN (NS2114901098)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR


PROGRAMM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022
A. Definisi Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,
perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh
teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang
jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien.
Ronde keperawatan merupakan rosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi
pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan ronde keperawatan adalah suatu
tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di samping klien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien.

B. Karakteristik
Menurut Nursalam (2014), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut:
1. Klien dilibatkan secara langsung.

2. Klien merupakan fokus kegiatan.

3. Perawat assosciate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi bersama.


4. Konselor memfasilitasi kreatifitas.

5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat assosciate,


perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dala mengatasi masalah.
C. Tujuan
Menurut Nursalam (2014), tujuan dari ronde keperawatan yaitu :

1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.

2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah


klien.
3. Meningkatkan validitas data klien.

4. Menilai kemampuan justifikasi.

5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

7. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

D. Manfaat

1. Masalah pasien dapat teratasi.

2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.

3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.

4. Terjalinnya kerja sama antartim kesehatan.

5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar

E. Kriteria Pasien

Menurut Nursalam (2014), mengatakan Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde
keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah


dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.
F. Peran Perawat

Menurut Nursalam (2014), dalam ronde keperawatan setiap perawat memiliki peran masing-
masing diantaranya :

1. Perawat primer dan perawat assosciate


Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.

c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.

d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.

e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

2. Perawat primer lain atau konsuler

a. Memberikan justifikasi.

b. Memberikan reinforcement.

c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta


tindakan yang rasional.
d. Mengarahkan dan koreksi.

e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

G. Langkah-langkah

Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.


b. Menentukan tim ronde.

c. Mencari sumber atau literature.

d. Membuat proposal.
e. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada
klien/keluarga.
f. Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?, Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :

Tahap Pra PP

1. Penepatan Pasien

Tahap pelaksanaan 2. Persiapan Pasien :


di Nurse Station - Informed Concent
- Hasil Pengkajian / Validasi data

3. Penyajian Masalah

Tahap Pelaksanaan - Apa diagnosis keperawatan?


- Apa data yang mendukung?
di Kamar Pasien - Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
- Apa hambatan
yang ditemukan?
4. Validasi data di Bed

Diskusi PP-PP ,
Konselor,
KARU
6. Kesimpulan
Pasca Ronde 5. Lanjutan diskusi di
dan Rekomendasi
(nurse station) nurse station
Solusi Masalah
2. Pelaksanaan ronde

a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala ruangan tentang


masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
3. Pasca ronde

a. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta


menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
b. Evaluasi, revisi dan perbaikan.

c. Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi


keperawatan selanjutnya.

H. Kriteria Evaluasi

Menurut Nursalam (2014), kriteria evalusi yang dapat diambil yaitu :

1. Struktur

a. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).

b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.


c. Persiapan dilakukan sebelumnya.

2. Proses

a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
3. Hasil

a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.

b. Masalah pasien dapat teratasi.

c. Perawat dapat:

d. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.

e. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.

f. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.

g. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

h. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada


masalah pasien.
i. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
j. Meningkatkan kemampuan justifikasi.

k. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja


SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : …………………………..
Umur : ……………………..........
Alamat : ……………………..........

Adalah suami/ istri/ orang tua/ anak dari pasien :


Nama : ……………………………
Umur : ……………………………
Alamat : ……………………………
Ruang : …………………………..
No RM : …………………………..
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan

Makassar, 16 April 2022

Perawat yang menerangkan Penanggung Jawab

………………………………… …………………………………

Saksi - saksi Tanda tangan

1. ……………………….. 1. ……………………….…

2. ………………………. 2. ………………………….
MATERI
SKENARIO ROLEPLAY
RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN NHS + HEMIPARESE SINISTRA

Topik :
Sasaran : Tn. Oei Fredi (67 tahun ) di ruang Bernadeth III kamar 362
bed 3 di RS Stella Maris Makassar.
Hari/Tanggal : Kamis, 5 Mei 2022
Waktu : 30 menit

Pemain :
Pasien : Tn. Oei Fredi

Kepala Ruangan :
Ketua Tim :
Perawat Pelaksana 1 :

Perawat Pelaksana 2 :
Perawat Pelaksana 3 :
Perawat Pelaksana 4 :

NASKAH :

Tn. Oei Fredi umur 67 tahun dirawat di ruang Bernadeth III kamar 362 bed 3 di RS
Stella Maris Makassar. Pasien sudah perawatan hari ke-3 dengan diagnosa NHS +
Hemiparese Sinistra. masuk igd rumah sakit Stella Maris Makassar tanggal 1 mei
2022 diantarkan anaknya ke rumah sakit pukul 21.00 wita di sebabkan kelemahan
pada bagian sinistra ekstremitas atas dan bawah yang sudah tidak bisa digerakan
sama sekali pasien juga sudah tidak mampu untuk berdiri dan tidak mampu
menggerakan tangan dan kaki bagian kirinya anak pasien mengatakan 1 minggu
sebelum bagian tubuh sebelah kiri pasien tidak dapat di gerakan pasien sudah
jatuh sebanyak 5 kali di rumah, pasien juga memiliki riwayat stroke berulang dari
tahun 2020, 2021 dan pada tahun 2022 ketika anak pasien melihat kondisi bapaknya
tepat pada tanggal 1 mei 2022 jam 14:00 wita pasien langsung dibawa ke rumah
sakit stella maris makassar karena ia takut bapaknya masuk pada kondisi stroke
berulang seperti tahun-tahun sebelumnya sehingga di bawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pada saat pengkajian didapatkan GCS pasien M=6,V=5,E=4 GCS= 15 (compos
mentis), TD:125/87 mmHg, Nadi:86x/i, Pernapasan:20x/i, Suhu:38,5°C. Keluarga
mengatakan pasien mengalami kelemahan dan tidak bisa berjalan sejak tanggal 30
april 2022. Keluarga pasien mengatakan seluruh aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat. Tampak pasien tidak mampu mengangkat kaki bagian sinistra
dengan kekuatan otot 1 dan tangan bagian sinistra dengan kekuatan otot 3, infus RL
400cc. Terapi yang sudah diberikan adalah citikolin 1 amp/8jam. Berdasarkan hasil
CT-Scan kepala didapatkan kesan: lanucar infrak cerebri bilateral, hydocephalus ec
vacao, proses atrofi cerebri,sinus maxilaris sinistra dan devisit septum nasi kekanan.

ROLEPLAY

TAHAP PRA RONDE

Di Nurse station (Rabu, 4 Mei 2022)

 Dua hari sebelumnya, karu dan katim membahas rencana akan dilakukan
ronde keperawatan pada salah satu pasien di ruang Bernadeth III yakni
Tn. Oei Fredi
 Karu memberi kesempatan kepada katim untuk menyampaikan masalah
keperawatan yang dialami oleh Tn. Oei Fredi
 Karu menyampaikan kepada katim agar mengundang/mengajak siapa-
siapa yang akan terlibat dalam ronde keperawatan yang akan dilakukan
ini
 Karu menyampaikan kepada katim untuk melanjutkan dan
mempersiapkan yang perlu untuk disiapkan untuk ronde keperawatan dua
hari kedepan

(Kamar pasien)

 Karu, katim dan perawat pelaksana mendatangi kamar pasien untuk


menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan esok hari dan meminta
persetujuan pasien
TAHAP RONDE

Di Nurse station (Jumat, 6 Mei 2022)

Ronde keperawatan dimulai. Ronde keperawatan dihadiri oleh karu, katim dan
anggota tim ronde keperawatan yang telah disiapkan (perawat pelaksana) serta
keluarga pasien di nurse station.

(Di Nurse station)

KARU : Selamat pagi semua, terima kasih atas kehadiran dan partisipasinya.
Hari ini kita akan mengadakan ronde keperawata untuk
membahas masalah Pada Tn. Oei Fredi.
KATIM : Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya, jadi pasien
yang akan dilakukan ronde keperawatan yaitu pasien atas nama Tn. Oei
Fredi umur 67 tahun dirawat di ruang Bernadeth III kamar 362 bed 3 di
RS Stella Maris Makassar. Pasien sudah perawatan hari ke-3 dengan
diagnosa NHS + Hemiparese Sinistra. masuk IGD rumah sakit Stella
Maris Makassar tanggal 1 mei 2022 diantarkan anaknya ke rumah sakit
karena kelemahan pada bagian sinistra ekstremitas atas dan bawah
yang sudah tidak mampu digerakan sama sekali pasien juga sudah tidak
mampu untuk berdiri dan tidak mampu menggerakan tangan dan kaki
bagian kirinya. Pada saat pengkajian didapatkan GCS pasien
M=6,V=5,E=4 GCS= 15 (compos mentis), Keluarga mengatakan pasien
mengalami kelemahan dan tidak mampu berjalan dan seluruh aktivitas
pasien dibantu oleh keluarga dan perawat. Tampak pasien tidak mampu
mengangkat kaki bagian kiri dengan kekuatan otot 1 dan tangan bagian
kiri dengan kekuatan otot 3, Dari data tersebut kami tertarik untuk
melaksanakan ronde keperawatan pada Tn. Oei Fredi.

KARU : Baik terimakasih kepada katim yang telah memaparkan data terkait
pasiennya, selanjutnya kita akan validasi langsung ke ruang pasien dan
lakukan tindakan rencana keperawatan yang telah disepakati.

KATIM : (Menjelaskan kepada perawat pelaksana tentang kegiatan yang akan


dilakukan pada pasien dan mengajak untuk ke ruangan pasien)
Apakah suster sudah tahu kegiatan apa yang akan dilakukan pada
pasien Tn. Oei Fredi?.

Perawat Pelaksana : Sudah suster

(Karu, Katim dan Perawat Pelaksana menuju ke Ruangan Pasien)

KATIM : Selamat pagi pak. Dengan bapak siapa? Bisa sebutkan tanggal lahirnya?
Bagaimana keadaan bapak hari ini? Baik. Sesuai janji dan kesepakatan
kita bahwa hari ini kami perawat akan bertanya kembali seputar keluhan
bapak saat ini terutama keluhan bapak mengenai bagian anggota tubuh
bapak yang sulit di gerakan dan badan bapak yang terasa lemas,
bagaimana pak apakah tangan dan kaki bapak masih sulit untuk
digerakan?, apakah tubuh bapak masih masih terasa lemas hari ini?, apa
bapak sekarang memiliki keluhan lain?, Baiklah bapak dan keluarga,
kami akan kembali ke ruangan perawat. Jika ada yang diperlukan, bisa
menghubungi perawat/memencet bel pak yah. Terimakasih atas
waktunya kami permisi dulu, selamat sore.
(Setelah selesai melakukan validasi data KARU, KATIM DAN PP berjalan menuju
kembali ke nurse station)

PASCA RONDE

(KATIM menyampaikan hasil ronde keperawatan pada KARU dan PP di nurse


station)

KARU : Baiklah, setelah dilakukan ronde keperawatan maka kami persilahkan


kepada suster... untuk menyampaikan hasilnya dari pasien Tn. Oei Fredi.

KATIM: Baiklah, tadi kita sudah sama-sama mengetahui keadaaan pasien


tersebut, jadi diagnosa untuk masalah Tn. Oei Fredi adalah Resiko
perfusi jaringan serebral tidak efektif, Hambatan mobilitas fisik, dan
Resiko jatuh, sebagaimana yang kita ketahui bahwa pasien mengalami
kelemahan pada ekstremitas sinistra dan tidak mampu berjalan serta
seluruh aktivitas pasien dibantu oleh keluarga beserta perawat. Jadi
untuk intervensi yang akan di lakukan yaitu untuk Resiko Perfusi
Serebral Tidak Efektif, kita perlu memonitoring TTV nya, dan untuk
Hambatan mobilitas fisik yaitu menganjurkan melakukan mobilisasi dini
dengan melatih ROM, serta untuk Resiko jatuh Pasang handrall tempat
tidur dan menganjurkan pasien memanggil perawat dengan menekan bel
yang ada jika membutuhkan bantuan untuk berpindah. Jadi, bagaimana
baiknya? Apakah ada yang punya usul untuk mengatasi masalah
tersebut?

PP :

KATIM : Baiklah, apakah masih ada usul yang lain? Jika tidak ada, jadi intervensi
yang akan diberikan kepada pasien atas nama Tn. Oei Fredi untuk
mengatasi masalahnya saat ini yakni

(Pemecahan masalah pun telah ditemukan. Akhirnya keluarga dari pasien diajak
untuk berdiskusi mengenai masalah yang sedang dirasakan oleh saat ini. Keluarga
pun diberitahukan bahwa perawat akan memberikan Setelah dilakukan diskusi
dengan keluarga pasien, tugas didelegasikan kepada perawat pelaksana untuk
melakukan intervensi yang telah disepakati)

KATIM : Baiklah, perawat pelaksana, apakah kalian sudah tahu apa yang akan
dilakukan?
PP : Sudah suster

KATIM : Baiklah, kalau begitu silahkan nanti kalian laksanakan intervensi yang
telah didiskusikan sebelumnya kepada Tn. Oei Fredi

PP : Baik

KARU : Baiklah, ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Terima kasih atas
kerja samanya, bagi perawat pelaksana silahkan untuk melaksanakan
tugas yang telah diberikan sehingga masalah pasien kita dapat segera
teratasi, dan semoga hal ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi kita
dalam menjalankan asuhan keperawatan pada pasien sebagai perawat
professional, dan saya ucapkan terima kasih.

(Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat pelaksana mulai


melaksanakan intervensi kepada Tn. Oei Fredi)

Anda mungkin juga menyukai