Anda di halaman 1dari 63

KETENAGAAN

(Staffing) Dalam
Keperawatan
SRI KOMBONG
Key features of good people
management practice
• Attracting the right people
• Developing people
• Participating in decision making
– teamwork
– sharing information
• Managing performance
(Isouard et al 2005)

2
Komposisi SDM dalam
Keperawatan
•Latar belakang pendidikan keperawatan
beragam:
– SPK/SPR  Telah ditutup  SMK Jur Kep???
– D III/D IV  pendidikan min. saat ini  dikonversi ke
S1
– S.Kep + Ners  pendidikan profesi  UU No.20 Thn
2003 ttg SISDIKNAS.
– S.2 Kep/Spesialisasi (Jiwa, Kep.Medikal Bedah,
Komunitas, Maternitas, Anak);
– S.3 Kep
– Professor dlm bid. Kep.  7 org
3
Kondisi SDM Keperawatan Saat
Ini di Rumah Sakit
• Pelayanan Keperawatan  bagian integral
dalam pelayanan kesehatan di RS  tulang
punggung pelayanan di RS
• Mutu pelayanan keperawatan ditentukan oleh
perawat yang kompeten di bidangnya
• Kebijakan manajemen RS terhadap
pengembangan pelayanan keperawatan  pada
umumnya tidak prioritas
• SDM keperawatan yang kompeten sulit di dapat
 ukuran kompetensi tidak jelas
4
Kondisi SDM Keperawatan Saat Ini di
Rumah Sakit (lanjutan)
• RS belum menyiapkan sistem jenjang karir yang memadai
berdasarkan kaidah profesionalisme keperawatan yang
sudah lebih dulu digulirkan dalam sistem pendidikan
keperawatan ketimpangan dalam struktur SDM
Keperawatan di RS saat ini.
• RS masih memegang teguh tradisi “senioritas” dalam
penetapan jabatan struktural maupun fungsional
menghalangi daya kompetisi SDM untuk berprestasi.
• RS masih menganggap perawat cukup saja untuk
melaksanakan tugas-tugas “vocasional”  tidak perlu
perawat yang profesional  terlalu mahal.
• Keterbatasan SDM Keperawatan yang mampu berfikir
kritis mengembangkan konsep profesionalisme dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan.
5
Kondisi SDM Keperawatan Saat Ini
di Rumah Sakit (lanjutan)
• Kebijakan pemerintah terkait sistem
pendidikan keperawatan saat ini (minimal
D.3 Keperawatan  Sekolah Tinggi
Keperawatan).
• Organisasi Profesi ( PPNI )  perawat
profesional = lulusan S.1 Keperawatan
(Ners).
• Akreditasi RS  mempersyaratkan
kompetensi-kompetensi tertentu untuk
setiap unit pelayanan (keperawatan).
6
Pengembangan jenjang karir berbasis kompetensi
sebagai salah satu upaya menyiapkan perawat
untuk mampu melaksanakan asuhan keperawatan
profesional dalam mengantisipasi tuntutan
profesionalisme keperawatan di masa yang akan
datang

RS harus siap !
7
PERAN DAN WEWENANG PERAWAT DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL DAN


GLOBAL
PERAN KEWENANGAN
UTAMA VOKASI NERS SPESIALIS

 Melakukan tindakan  Memberikan asuhan  Memberikan asuhan


keperawatan berdasarkan keperawatan pada area keperawatan
UTAMA dengan perencanaan yang generalis sesuai dengan area
 Melakukan advokasi dlm spesialisasinya
(OTONOM) PEMBERI ASUHAN
tersedia dan SPO
pemenuhan kebutuhan/hak  Melakukan advokasi dlm
 Melibatkan indvdu & pasien terkait pelayanan menetapkan kebijakan
KEPERAWATAN
a. Pemberi Asuhan keluarga dlm penanganan kesehatan yg mendukung yankep
Keperawatan mslh kesehatan  Melibatkan keluarga & klmpok Melibatkan kelompok
b. Pendidik & Konselor dlm penanganan mslh & masy dlm
kesehatan penanganan mslh
c. Pengelola
kesehatan
Keperawatan Memberikan pendidikan Merancang serta memberikan Merancang serta
d. Peneliti pendidikan kesehatan pada area memberikan pendidikan
P PENDIDIK & kesehatan terkait dgn
keperawatan generalis kepada kesehatan sesuai area
tindakan yang akan individu, kelompok dan keluarga spesialisasi kepada individu,
TAMBAHA KONSELOR dilakukan keluarga, dan masyarakat
N E
a.YANMEDIK TERTENTU Mengelola tindakan Mengelola asuhan dan Mengelola pelayanan
BERDASARKAN pelayanan keperawatan dalam keperawatan pada tingkat
keperawatan sesuai
PELIMPAHAN PENGELOLA satu unit ruang rawat/wilayah fasyankes atau wilayah kerja
R KEPERAWATAN
dengan penugasan yang kerja fasyankes primer dalam kabupaten/kota/provinsi
WEWENANG diterima lingkup tanggung jawabnya sesuai dengan area
- Delegatif spesialisasi yang dimiliki
- Mandat
A memanfaatkan hasil melakukan penelitian asuhan melakukan penelitian asuhan
b. YANMEDIK DALAM penelitian dlm melakukan keperawatan pd area keperawatan pada area
KETERBATASAN PENELITI tindakan keperawatan generalis spesialis & pelayanan
TERTENTU (TDK ADA N keperawatan di tingkat
organisasi
DOKTER/FARMASI )
- Sesuai Kompetensi
TAMBAHAN
- Pengobatan
DELEGASI Menerima delegasi dari tenaga kesehatan lain sesuai dengan
Penyakit Umum kompetensinya
- Pelayanan farmasi
MANDAT
kompetensinya
Menerima mandat dari program pemerintah sesuai dengan
Terbatas

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ( PEMERINTAH, PEMDA,


PERKEMBANGAN PROFESI
KEPERAWATAN DI RS
Kualifikasi perawat

Profesialisme keperawatan
•Mempunyai tubuh pengetahuan
•Mencapai kompetensi dengan landasan teoritik
•Menyusun & menspesifikasi keterampilan &
kompetensi sebagai batas dari keahlian

Otonomi

Pengaturan bersama/shared
governance
Praktik
Profession
al 1. Kebebasan
untuk
berfungsi
secara efektif
2. Dukungan
dari sejawat &
pimpinan
Perawat
harus
mempunyai

5. Iklim 3. Kejelasan
organisasi Yg ekspektasi ttg
terbuka lingkungan kerja
4. Sumber yg
tepat untuk
praktik scr
efektif
SISTEM JENJANG KARIR
PERAWAT
JENJANG KARIR PERAWAT
KLINIK
DEFINISI
(1)
Jenjang perawat klinik dengan
PERAWAT kemampuan melakukan
KLINIK I keperawatan dasar dengan penekanan pada
asuhan
keterampilan teknis keperawatan dibawah
bimbingan.

Jenjang perawat klinik dengan


PERAWAT kemampuan melakukan
KLINIK II keperawatan holistic pada asuhan
secara mandiri dan mengelola pasien pasien
secara
tim serta memperoleh bimbingan untuk
penanganan masalah lanjut/kompleks.

jenjang perawat klinik dengan


PERAWAT kemampuan melakukan asuhan
KLINIK III keperawatan komprehensif pada area
spesifik dan mengelola
keperawatan serta mengembangkan unit
pelayanan keperawatan berdasarkan
bukti ilmiah dan melaksanakan
DEFINISI
(2)
Jenjang perawat klinik dengan
kemampuan melakukan
keperawatan pada masalah pasien asuhan
yang
PERAWAT kompleks di area spesialistik dengan
KLINIK IV pendekatan tata kelola klinis secara
interdisiplin, multidisiplin, melakukan
riset untuk mengembangkan praktek
keperawatan serta mengembangkan
pembelajaran klinis.
Jenjang perawat klinik dengan
kemampuan memberikan konsultasi
PERAWAT klinis keperawatan pada area
KLINIK V spesialistik, melakukan tata
klinik secara transdisiplin, melakukan
kelola
riset klinik untuk pengembangan
praktik, profesi dan kependidikan
keperawatan
SISTEM JENJANG KARIR PERAWAT

PK V PP V
PM V PR V

PK IV PM IV PP IV PR IV

PK III PM III PP III PR III

PK II PM II PP II PR II

PK I PM I PP I PR I

Perawat Perawat Perawat Perawat


Klinik
Manajer Pendidik Peneliti
JENIS DAN KUALIFIKASI PERAWAT KLINIK (1)

PENDIDIKAN FORMAL PK V
• Ners Spesialis I
PK IV dengan pengalaman
kerja ≥ 4
PK III • Ners dengan mempunyai
tahun sertifikat
pengalaman kerja PK IV
 D-III Keperawatan ≥ 13 tahun •Ners Spesialis
PK II dengan pengalaman • Ners Spesialis I II(Konsultan) dengan
kerja ≥ 10 tahun dengan pengalaman kerja
 D-III Keperawatan dan mempunyai pengalaman kerja t0ahun.
PK I dengan pengalaman sertifikat PK II ≥ 2 tahun
kerja ≥ 4 tahun  Ners dengan • mempunyai
 D-III Keperawatan
Pra PK atau Ners
 Ners dengan pengalaman kerja sertifikat PK III
pengalaman ≥ 7 tahun dan
 D-III  pengalaman kerja kerja ≥ 3 tahun mempunyai sertifikat
Keperawatan atau ≥1  mempunyai sertifikat PK II
Ners pengalaman tahun PK I  Ners Spesialis I
kerja 0 tahun  mempunyai sertifikat
dengan pengalaman
 mempunyai pra klinik.
kerja 0 tahun
sertifikat BHD

• D-III : 0-1 thn • D-III : 3-6 thn • D-III : 6-9 thn • D-III : 9-12 thn • Ners : 9-12 thn • Hingga masa
• Ners : 6-9 thn • Ners Sp I : 6-9 thn pensiun
• Ners : 0-1 t • Ners : 2-4 t • Ners : 4-7 t • Ners Sp I : 2-4 thn
JENIS DAN KUALIFIKASI PERAWAT KLINIK (2)

PENDIDIKAN PK V
BERKELANJUTAN
(SERTIFIKASI) • Ners dengan
PK IV pengalaman
22 tahun
kerja ≥
PK III • D-III Keperawatan • mempunyai sertifikat
dengan PK IV serta
 D-III Keperawatan pengalaman kerja sertifikasi teknikal II
PK II dengan pengalaman ≥ 19 tahun
kerja ≥ 10 tahun • Ners dengan
 D-III Keperawatan  Ners dengan pengalaman kerja
PK I dengan pengalaman pengalaman kerja ≥ 13 tahun
kerja ≥ 4 tahun ≥ 7 tahun • mempunyai
D-III Keperawatan
Pra PK atau Ners
 Ners dengan  mempunyai sertifikat sertifikat PK III
pengalaman PK II dan sertifikasi dan sertifikasi
 D-III pengalaman kerja kerja ≥ 3 tahun teknikal II
teknikal
Keperawatan atau ≥ 1 tahun  mempunyai sertifikat
Ners pengalaman mempunyai sertifikat PK I
kerja 0 tahun pra klinik.
mempunyai
sertifikat BHD

• D-III : 0-1 thn • D-III : 3-6 thn • D-III : 6-9 thn • D-III : 9-12 thn • D-III : hingga
• Hingga masa
• Ners : 0-1 t • Ners : 2-4 t • Ners : 4-7 t • Ners : 6-9 t pensiun pensiun
• Ners : 9-12 t
Skema Jenjang Karir Perawat
Klinik Baru
Skema Jenjang
Karir Perawat
Klinik Lama
CPD DALAM JENJANG KARIR
PERAWAT

GAP
Kompe
tensi
Ases Kompeten
men si yang
perlu
Kenaika dilatih
n Program CPD
Penjenj (unit Diklat)
angan
(challen
ge) Kompetensi Baru
dgn
Metode Modifikasi Keperawatan Primer
(RSCM – FIK UI)
KEPALA RUANGAN
CCM

PP 1 PP 2 PP 3

PAGI PA PA PA
PA PA PA

SORE PA PA PA

MALAM PA PA PA

PA PA PA
LIBUR/CUTI
PA PA PA
RiniRachmawaty/201
9-10 klien 7
9-10 klien 9-10 klien21
Tingkat Praktik Metode Ketenagaan Dokumentasi Aspek Riset
Keperawatan Pemberian
Berb gai Askep
kat MPKP dan pesifikasiny
MPKP
Pemula a
Mampu
Ting
Modifikasi
memberikan askep keperawatan S1. Jumlah sesuai
kebutuhan
Standar Renpra
(masalah aktual) a
professional primer 2. SKp/Ners (1:25-30 klien)
tingkat pemula sebagai CCM
3. D III Kep sebagai PP
pemula
4. DIII/SPK sebagai PA

MPKP I Mampu Modifikasi 1. Jumlah sesuai Standar Renpra 1. Riset deskriptif


memberikan keperawatan kebutuhan (masalah actual dan oleh PP
Askep Professional primer 2. Ners spesialis masalah risiko) 2. Identifikasi
Tingkat I Keperawatan (1:25-30 masalah riset
klien) sebagai CCM 3. Pemanfaatan
3. SKp/Ners sebagai PP masalah riset
4. DIII Kep sebagai PA

MPKP II Mampu Manajemen 1. Jumlah sesuai Clinical Pathway atau 1. Riset eksperimen
memberikan kasus dan kebutuhan Standar Renpra oleh spesialis
Askep Professional Modifikasi 2. Ners spesialis (masalah actual dan 2.Riset
Tingkat II keperawatan Keperawatan (1:10 masalah risiko) deskriptif
primer klien) sebagai CCM and korelasi
3. SKp/Ners sebagai PP 3.Identifikasi
(1:9-10 klien) masalah riset
4. DIII Kep sebagai PA 4.Pemanfaatan
masalah riset
MPKP III Mampu Manajemen 1. Jumlah sesuai Clinical Pathways 1. Riset eksprimen
memberikan Kasus kebutuhan lebih banyak
Askep Professional 2. Doktor Kep. Klinik 2.Riset
Tingkat III (konsultan) deskriptif dan
3. Ners spesialis kep korelasi
sebagai CCM 3.Identifikasi
RiniRachmawaty/201
4. PP adalah SKp/Ners
22
masalah riset
7 (1:10 klien) 4.Pemanfaatan
masalah riset
Penetapan Jumlah Tenaga
Keperawatan
1. Berdasarkan Derajat Ketergantungan Klien
dengan menggunakan Rumus Douglas (1984)
2. Berdasarkan Pedoman Cara Perhitungan
Kebutuhan Tenaga Keperawatan (Direktorat
Pelayanan Keperawatan, Depkes 2002)

23
1. Berdasarkan Derajat
Ketergantungan Klien dengan
menggunakan Rumus Douglas
(1984)

24
Clasification Categories in
Medical-Surgical Units
(K.Joohnson, 1984)
Kategori I- Self Care
1. ADL
A. Makan Sendiri atau butuh sedikit bantuan
B. Berpakaian  sendiri
C. eliminasi  Ke Toilet sendiri
D. Comfort  terpenuhi sendiri
2. Keadaan umum  baik, msk RS untuk pemeriksaan diagnostic, tindakan
sederhana atau bedah kecil
3. kebutuhan Pendidikan dan dukungan emosi penjelasan yang bersifat
tindakan rutin. Pasien tidak mengalami disorientasi
4. Tindakan pengobatan tindakan sederhanan/pengobatan sederhana
Kategori II minimal
care

1. ADL :
a. Makan  dibantu dlm persiapan makan,
pengaturan posisi, atau butuh dorongan untuk
makan. Dapat makan sendiri.
b. Berpakaian bantuan minimal.
c. Eliminasi  Dibantu ke toilet
d. Kenyamanan  bergerak dg perlu bantuan
a. Keadaan umum Gejala ringan/peny.ringan
b. Pendidikan dan dukungan emosibutuh 5-10
menit/shift.Pasien nampak agak bingung,gelisah tetapi
sadar akan pengobatannya.
c. Tindakan/pengobatan 20-30 menit/shift. Observasi
status mental setiap 2 jam

RiniRachmawaty/2017 26
Kategori IIIModerate
care
1. ADL
a.Makanperlu bantuan, tetapi dapat
mengunyah/menelan
b.Berpakaian  Tidak mampu melakukan
sendiri
c.Eliminasi  butuh bedpan dan urinal
inkontinen 2 kali/shift
1.Kenyamanan sangat tergantung dan butuh
bantuan, perubahan posisi dg satu orang
a. Keadaan.umum Gejala akut. Butuh
monitoring dan evaluasi fisik dan emosi 2-4
kali/jam RiniRachmawaty/2017 27
3. Pendidikan dan dukungan emosi  10-30
menit/jam. Pasien mengalami
kebingungan. Dipasang WSD/ infus dan
perlu dimonitor 1 kali/jam. Pasien
mengalami confusio, gelisah.
4. Tindakan/pengobatan30-60 menit /shift
Memerlukan observasi yg sering thd side
effect/reaksi alergi. Observasi status
mental setiap jam.

RiniRachmawaty/2017
28
Kategori IV Extensive
Care
1. ADL
a.Makan tidak dapat melakukan sendiri.
Kesulitan menguyah dan menelan. Dipasang
NGT.
b.Berpakaian Dimandikan/pwt rambut dan
mulut, tidak seluruhnya dibantu.
c.Eliminasi  Inkontinen lebih dari 2 kali/shift
d.Kenyamanan  tidak bisa merubah posisi
sendiri, dibantu oleh dua orang
a. Keadaan umum peny.serius.menunjukkan
adanya gelaja akut perdarahan dan atau
kehilangan cairan

RiniRachmawaty/2017
29
3. Pendidikan dan dukungan emosi--. Butuh
lebih 30 menit/shift.Pasien confusion,
gelisah tidak mampu mengontrol
pengobatannya/tindakan
4. Tindakan/pengobatan  lebih dari 60
menit/shift. Observasi status mental
sesering mungkin, minimal setiap jam.

RiniRachmawaty/2017
30
Kategori V Intensive
Care

1. Monitoring secara terus menerus


setiap
shift.

RiniRachmawaty/2017
31
Perhitungan
Tenaga
Keperawatan
Jmlh KLASIFIKASI
Klien Minimal PASIENParsial Tota
Pagi Siang Mlm Pagi Siang Mlm Pagi l
Siang Mlm

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20


2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 0,108 0,90 0,60

Dst

Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 klien (3 klien


dengan klasifikasi minimal, 14 klien dengan klasifikasi parsial
dan 5 klien dengan perawatan total) maka jumlah perawat yang
dibutuhkan untuk jaga pagi ialah:
3 x 0,17 = 0,51 1. MENURUT DOUGLAS
14 x 0.27 = 3,78
5 x 0,36 = 1,90
RiniRachmawaty/2017 32
Jumlah 6,09  6 orang
2. Berdasarkan Pedoman Cara Perhitungan
Kebutuhan Tenaga Keperawatan (Direktorat
Pelayanan Keperawatan, Depkes 2002)
1. Rawat Inap
1.Berdasarkan Klasifikasi Klien Cara
perhitungan berdasarkan :
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
jenis kasus
Rata-rata pasien perhari

Jam perawatan yg diperlukan/hari/pasien

Jam perawatan yg diperlukan/ruangan/hari

Jam kerja efektif setiap perawat7 jam/hari


33
Contoh : Cara perhitungan dalam satu ruangan :
No. Jenis/ kategori Rata-rata Rata-rata jam Jlm jam pwt/hari
pasien/hari pwt/pasien/hari

1. Pasien peny. 10 3.5 35


Dalam
2. Pasien bedah 8 4 32
3. Pasien gawat 1 10 10
4. Pasien anak 3 4.5 13.5
5. Pasien kebid. 1 2.5 2.5

Jumlah 23 93.0

Ket. :
Jadi jlm tenaga kep. Yg diperlukan adalah Jlm jam perawatan
------------------------- = 93/7  13 perawat
Jam kerja efektif per shift
RiniRachmawaty/2017 34
Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah
(faktor koreksi):
Hari libur/cuti/hari besar (loss
day) :
Jlm hari minggu dlm 1 thn + cuti + hari besar x jlm perawat tersedia
jumlah hari kerja efektif

= 52 + 12 + 14 = 78 hari x 13 = 3.5
286
Jlm tenaga kep. yg mengerjakan tugas2 non kep.
(non-nursing jobs) seperti contoh :
membuat perincian pasien pulang, kebersihan
ruangan, kebersihan alat2 makan pasien, dll
diperkirakan 25% dari jam pelayanan kep.
RiniRachmawaty/2017
36
Jlm tenaga kep. yg mengerjakan tugas2 non kep.
(non-nursing jobs) =

Jlm tenaga kep. + loss day x 25 100

= 13 + 3.5 x 25 = 4.1
100

• Jlm tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi


16.5 + 4.1 = 20.6 (dibulatkan 21 perawat)
• Jadi tenaga kep. yg dibutuhkan untuk contoh di
atas adalah 21 orang.

RiniRachmawaty/2017
37
2.1.2. Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa
katagori yg didasarkan pada kebutuhan thd
asuhan keperawatan, meliputi :
Askep minimal (minimal care)
Askep sedang

Askep agak berat

Askep maksimal

RiniRachmawaty/2017
38
Kategori asuhan keperawatan pasien : Askep
minimal, kriteria :
1.Kebersihan dir, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
2.Makan dan minum dilakukan sendiri
3.Ambulasi dg pengawasan
4.Observasi ttv dilakukan setiap shift
5.Pengobatan minimal, status psikologis stabil

Askep sedang, kriteria :


1.Kebersihan diri dibantu. Makan minum dibantu
2.Observasi ttv setiap 4 jam
3.Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
RiniRachmawaty/2017
39
Askep agak berat, kriteria :
1.Sebagian besar aktifitas dibantu
2.Observasi ttv setiap 2-4 jam sekali
3.Terpasang folley catheter. Intake output dicatat
4.Terpasang infus
5.Pengobatan lebih dari sekali
6.Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

Askep maksimal, kriteria :


1.Segala akifitas diberikan oleh perawat
2.Posisi diatur. Observasi ttv setiap 2 jam
3.Makan memerlukan NGT. Terapi intravena
4.Penggunaan suction
5. Gelisah/disorientasi
RiniRachmawaty/2017
40
Contoh kasus :
No. Kategori Rata-rata Jlm jam Jlm jam
jlm
pasien pwt/hari pwt/hari
/hari (riset (c xed)
a b LN) c d
1. Askep 7 14
2.minimal
Askep sedang 7 3.08
2 21.56
3. Askep agak berat 11 4.15 45.65
4. Askep maksimal 1 6.16 6.16

jumlah 26 87.37

RiniRachmawaty/201 40
7
Jlm perawat yg dibutuhkan adalah
Jlm jam pwt diruangan /hari
Jam efektif perawat
= 87.37 = 12.5
7
Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu
ditambah (faktor koreksi) dg :
Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jml hari Minggu 1 thn 1xcuti + hari besar x jml pwt yg diperlukan
Jumlah hari kerja efektif

42
= 52 + 12 + 14 = 78 hari x 12.5 = 3.4 orang
286
Tenaga kep. yg mengerjakan pekerjaan non kep. (non-
nursing jobs) seperti contohnya : membuat perincian
pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat2
makan pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan
kep.
Jlm tenaga perawat + loss day x 25
100
= 12.5 + 3.4 x 25 = 3.9
100
Jlm tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi 15.9 + 3.9 =
19.8 (dibulatkan 20 perawat)
Jadi tenaga kep. Yg dibutuhkan dalam contoh kasus di atas
adalah sebanyak 20 orang.

43
2.2 Kamar Operasi
1. Di kamar Operasi
Dasar perhitungan tenaga di kamar operasi
1. Jumlah dan jenis operasi
2. Jumlah kamar operasi
3. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam
perhari) pada hari kerja
4. Tugas perawat di kamar operasi:
instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang
/tim)
5. Ketergantungan pasien :
- Operasi besar : 5 jam/1 operasi
- Operasi sedang : 2 jam/1 operasi
- Operasi kecil : 1 jam/ 1 operasi
44
Contoh kasus
[Jml jam pwt/hari :
x jml operasi] x jml pwt dlm tim

Dalam suatu RS terdapat 30


Jam kerja efektif/hari

operasi perhari, dengan


perincian :
- Operasi besar : 6 orang
- Operasi sedang : 15 orang
- Operasi kecil : 9 orang Perhitungan
kebuth. Tenaga kep. Sbb:
= [(6x5 jam) + (15x2 jam) +(9x1 jam)] x 2 = 19.71 +1 (pwt cadangan
inti) 7 jam

45
Jadi jlm tenaga kep. Yg dibutuhkan di kamar
operasi untuk contoh kasus di atas 20 orang.
2.2.2 Di ruang penerimaan dan RR
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15
menit
ketergantungan pasien di RR : 1 jam 1.25 x 30 =
5.3 orang (dibulatkan 5 orang)
7
Jadi jlm tenaga kep. Yg dibutuhkan di ruangan
penerimaan dan RR adalah 5 orang
Perhitungan di atas dg kondisi : alat tenun dan
set operasi dipersiapkan oleh CSSD.

46
2.2.3. Gawat Darurat
Dasar perhitungan di unit gawat darurat adalah:
a.Rata-rata jlm pasien per hari
b.jumlah jam perawatan per hari
c.Jam efektif perawat/hari
Contoh ;
-Rata-rata jlm pasien/hari = 50
-Jlm jam perawatan = 4 jam
-Jam efektif/hari = 7 jam
Jadi kebuth. Tenaga perawat di IGD :

47
2.2.4 Critical Care

Loss day: Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar 
                  Jumlah hari kerja efektif (365-78)

52 + 12 + 14 + = 78 hari     
                 286
2.2.5. Rawat Jalan
Rata-rata jumlah pasien 1 hari = 100

Jml jam pwt 1 hari = 15

Jadi kebutuhan tenaga kep. di rawat jalan :


100 x 15 15
------------ = 4 orang + koreksi 15% = ---- x 4
= 7 x 60 100
=4
orang +

orang =
…orang49
2.2.6. Kamar Bersalin
a. Waktu yg diperlukan untuk pertolongan
persalinan mencakup kala I s/d IV = 4
jam/pasien
b. Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari
c. Rata-rata jumlah pasien setiap hari =
10 pasien
Contoh : jumlah bidan yg diperlukan
10 ps x 4 jam/ps 40
--------------------- = ----- = 5.7 = 6 orang + loss day (78 x
6)
7 jam/hari7 286
= 6 +hari
Jumlah 1= 7 org
minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar 
                  Jumlah hari kerja efektif
50
Metode Gillies
(2000)
(1992)
 Keperawatan
Langsung
No. Klasifikasi ∑ Jam BOR ∑ Jam
Pasien Kep. Kep.

1 Self Care < 2 Jam ? ?

2 Minimal l Care 2 Jam ? ?

3 Moderat Care 3-5 jam ? ?

4 Exensiv e Care 5-6 Jam ? ?

4 Intensive Care 7 Jam ? ?

Jumlah Kep. Langsung ?


FORMULA GILLIES
 Keperawatan Tidak Langsung : 1
jam/pasien/24 jam
 mempersiapkan pasien
untuk pemeriksaan diagnostik
 mempersiapkan pasien untuk tindakan
keperawatan
 merapikan meja suntik, dll.

 Pendidikan Kesehatan : 15 menit/pasien/24


jam
PERHITUNGAN TENAGA

Gillies
(1999):
AxBx365
Tenaga Perawat(TP) 
(365  C)x jam Kerja /
hari
A = Jam Perawatan/24 Jam (Waktu yang dibutuhkan
pasien) B = Sensus Harian (BOR x Jumlah Tempat
Tidur)
C = Jumlah Hari Libur
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
CONTOH KASUS
RS dengan  tempat tidur 100, BOR 70%
•Waktu perawatan 6 jam/hari
•Jam kerja 6 jam/hari
•Libur per tahun = 76 hari
Hitung: Tenaga perawat menurut formula
Gillies.
CONTOH KASUS (FORMULA
TP GILLIES)
= A x B x 365 = 6 x (0,7 x 100) x
365
(365 – C) x jam kerja/hari (365 – 76) x 6
= 6 x 70 x 365
289 x 6
= 153.300
1734
= 88 Orang
CONTOH

Ruang rawat medikal bedah


Rata-rata jam perawatan klien 5
jam/hari Rata-rata 20 klien/hari
Jam kerja = 40 jam, 5 hari/minggu
20 hari cuti/tahun
120 hari libur/tahun
Jumlah tenaga yang dibutuhkan:
5x20x365
36.500
(365 140)x8 1.800  20.2  20 perawat

Abdullah & Levine (didalam Gillies, 1999):
Perbandingan professional : vokasional= 55% :
45%
LATIHAN SOAL?

Ruang rawat medikal bedah


Rata-rata jam perawatan klien 7
jam/hari
Rata-rata 15 klien/hari
Jam kerja = 35 jam, 5 hari/minggu
10 hari cuti/tahun
120 hari libur/tahun Jumlah tenaga yang
dibutuhkan:
4. Metoda
Lokakarya PPNI
FORMULA LOKAKARYA
PENYUSUNAN PEDOMAN
PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS
(PPNI ‘83)

TP = A x 52 (Mg) x 7 hr (TT x BOR) +


125%

41 (Mg) x 40 Jam / Mg
TP = Tenaga perawat
A = Jumlah jam perawatan / 24 jam
41 Mg = 365 - 52 (Hr Ming.) - 12 hr libur - 12 hr cuti
= 289 / 7

Produktivitas Perawat = 75%  TP x 125 %


RS dengan  tempat tidur 100, BOR 70%
•Waktu perawatan 6 jam/hari
•Jam kerja 6 jam/hari
Hitung: Tenaga perawat menurut formula
PPNI
CONTOH KASUS (FORMULA
PPNI)

TP = A x 52 mg x 7 hr (TT x BOR) x 125


%
41 mg x 40 mg
= 6 x 52 mg x 7 hr (100 x 0,7) x 125
%
41 mg x 40 mg
= 117 Orang
Referensi
Aiken, L. H. et al. (2000). Hospital nurse staffing and patient mortality, nurse
burnout, and job dissatisfaction. JAMA, 288(16); 1987-1993.
American Nurses Association (ANA).(2007). Nursing Care Hours per Patient Day:
Technical Guide Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Harris, M.G & Associates. (2006). Managing health services: Concepts and
practice (2nd ed), Australia: Elsevier.
Petroz, U. et al. (2007). A Structured Approach to Determining Nursing Staff Mix.
Canada.
PPNI. (2008). Pengembangan sistem jenjang karir perawat.
http://vivipohan.wordpress.com/2008/12/23/pengembangan-sistem-
jenjang-karir-perawat/
Setyowati, A. (a.a). Analisa kebutuhan tenaga perawatan di rumah sakit.
http://www.scribd.com/doc/8537398/Analisis-Kebutuhan-Tenaga-
Perawatan-Rumah-Sakit.
Sitorus, R. (2006). Model praktek keperawatan profesional di rumah sakit:
Penataan struktur & proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di
ruang rawat. Jakarta: EGC.
RiniRachmawaty/2017 50

Anda mungkin juga menyukai