Anda di halaman 1dari 67

1.

2. BAGAIMANA APLIKASI PMKP 5.1 PADA


PENYUSUNAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
(SAK) ATAU PANDUAN PRAKTIK KEPERAWATAN

4.
▪ Pada SNARS Asuhan Pasien ( AP)
▪ Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan
dilaksanakan berdasarkan konsep Pelayanan
berfokus pada pasien (Patient/Person Centered
Care).
▪ Standar Peningkatan Mutu Dan Keselamatan
Pasien (PMKP) Melakukan standarisasi proses
asuhan klinik
Standar PMKP 5.1
Dilakukan evaluasi proses pelaksanaan panduan praktik
klinik, alur klinis (clinical pathway) dan/atau protokol klinis
dan atau prosedur dan atau standing order di prioritas
pengukuran mutu pelayanan klinis
Maksud dan Tujuan PMKP 5.1
1.Ketua Kelompok Staf Medis telah menetapkan paling sedikit 5
(lima) prioritas panduan praktik klinis-alur klinis dan/atau protokol
klinis dan atau prosedur dan atau standing order, sebagai
panduan dari standarisasi proses asuhan klinik yang dimonitor
oleh Komite Medik. Dengan tujuan sebagai berikut:
2.Melakukan standarisasi proses asuhan klinik
3.Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang berkaitan
asuhan kritis
4.Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien
dalam memberikan asuhan klinik tepat waktu dan efektif
LANJUTAN
4. Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam
penilaian kepatuhan penerapan alur klinis di area yang akan
diperbaiki di tingkat rumah sakit
5. Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti
(“evidence based practices”) dalam memberikan asuhan
bermutu tinggi
7. Penerapan panduan praktik klinis-clinical pathway dipilih
oleh masing-masing kelompok staf medis adalah di unit-unit
pelayanan, dimana DPJP memberikan asuhan.
8. Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang
akan di evaluasi maka selain ditetapkan indikator mutu, juga
diperlukan standarisasi proses asuhan klinis pada prioritas
pengukuran mutu di rumah sakit. Penerapan panduan praktik
klinis-clinical pathway dipilih oleh masing-masing kelompok staf
medis adalah di unit-unit pelayanan, dimana DPJP memberikan
asuhan.
LANJUTAN
9. Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan
klinis yang akan di evaluasi maka selain ditetapkan
indikator mutu, juga diperlukan standarisasi proses
asuhan klinis pada prioritas pengukuran mutu di
rumah sakit.

10. Arena itu pimpinan medis bersama sama dengan


komite medis dan kelompok staf medis agar memilih
dan menetapkan(lima) panduan praktik klinis, alur klinis
(clinical pathway) dan/atau protokol klinis dan atau
prosedur dan atau standing order yang dipergunakan
untuk pengukuran mutu prioritas rumah sakit, dengan
mengacu pada panduan praktik klinis dan alur klinis yang
sudah diterapkan oleh kelompok staf medis di unit-unit
pelayanan
LANJUTAN
11. Evaluasi dapat dilakukan melalui audit medis dan atau audit
klinis, untuk menilai efektivitas penerapan panduan praktik klinik
dan alur klinis sehingga dapat dibuktikan bahwa penggunaan
panduan praktik klinis dan alur klinis telah mengurangi adanya
variasi dari proses dan hasil . (TKRS 11.2). Indikator area klinis
(IAK), indikator area manajemen (IAM) dan indikator sasaran
keselamatan pasien (ISKP) dapat digunakan sebagai indikator
audit medis dan atau audit klinis misalnya kepatuhan terhadap
obat, pemeriksaan penunjang dan lama hari rawat (LOS).

12. Sesuai peraturan perundangan Panduan praktik klinis (PPK)


adalah istilah teknis sebagai pengganti standar prosedur
operasional (SPO) yang merupakan istilah administratif.
Penggantian ini perlu untuk menghindarkan kesalahpahaman
yang mungkin terjadi, bahwa “standar” merupakan hal yang
harus dilakukan pada semua keadaan. Jadi secara teknis SPO
dibuat berupa PPK yang dapat berupa atau disertai dengan
salah satu atau lebih: alur klinis (clinical pathway), protokol,
prosedur, algoritme, standing order.
2. BAGAIMANA APLIKASI PMKP 5.1 PADA
PENYUSUNAN STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) ATAU PANDUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN (PAK).
N NAMA TGL LAHIR DIAGNOS DPJP TGL TGL KELUHA PPJA RM ALAMAT
O A MEDIK MASUK KELUAR N UTAMA

1 NY ANI 2-8-1948 THYPOID Dr .ALI 2-1-21 DEMAM SUSI

MENCARI KELUHAN UTAMA DAN KELUHAN TAMBAHAN PADA 200 RM PASIEN PADA
2
PPK DIAGNOSA MEDIK /CP

3
MENENTUKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN RISKESDAS
MENENTUKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN PENYAKIT
4
TERBANYAK
DI PENDIDIKAN MENENTUKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN
5
KOMPETENSI DALAM KURIKULUM S1 , SESUAI TOPIK MATA AJAR.
PELAYANAN BERFOKUS
PADA PASIEN
(PATIENT CENTRE CARE)
2021
SYSTEM PEMBAYARAN
1. UNDANG –UNDANG RS No 44 ASURANSI ESEHATAN
/ 2009.
2. UU. KEPERAWATAN 38/2014 KOMISI AKREDITASI
3. MASA ERA NEW NORMAL RUMAH SAKIT SNARS
Edisi 1

▪MUTU PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RS
Dokter Labor
SANGAT MEMPENGARUHI
PELAYANAN KESEHATAN
MUTU
▪ HARUS DIBERIKAN PELAYANAN DI Pasien
Perawat Gizi
SECARA PROFESIONAL RUMAH SAKIT
DAN MEMPUNYAI
Tenaga
▪“STANDAR ASUHAN Farmasi
Kes Lain
KEPERAWATAN “
PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS

▪ Pelayanan Keperawatan
PELAYANAN KESEHATAN DI Di Indonesia Berada
RS MAMPUNYAI 4 TAHAPAN Pada Level Mana ?
▪ Sedang Menuju
1.Pelayanan Secara Rutin Pelayanan Profesional
Berdsarkan Instruksi Dokter
2.Pelayanan Sesuai Standar
Akreditasi Rs
3.Professional Framework
Hasil Penelitian di Direktorat Kep
4. Based On Evidence Base
(2013)
1.Pelayanan Keperawatan belum Dikelola
dg Baik.
2.Masih didapatkan Pelayanan Belum
Sesuai Standar.
3. Hanya Supervisi, Belum Mentoring
4.Masih Kurang Dukungan dari Pimpinan
11
PERUBAHAN BUDAYA PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN

Doctor
Nurse Physiothera
Nurse
pist
Physiothera Pharmacist
pist
Patient&
radiogra
radiograf fer Family Pharmacist
Doctor Nutritonists
er 24 hour

Nutritoni
Patient Analyst sts
Analyst
Others Others
Dr.Nico.L.KARS
12
MEMBANGUN KINERJA PROFESIONAL
DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN
BERBAGAI GENERASI
▪ Asuhan Pasien 4.0 suatu framing ▪ Keterlibatan dan pemberdayaan
baru dalam SNARS Ed 1 pasien yg didukung oleh sistem
pendukungnya,
▪ Dilakukan oleh banyak profesi &
sebagai tim, terintegrasi, diperlukan ▪ Kemandirian pasien, kualitas hidup,
kolaborasi interprofesional, dgn ▪ Keseragaman pelayanan
kompetensi untuk berkolaborasi
▪ Termasuk reimbursemen yang
▪ Aspek care dan cure sesuai dan memadai
▪ Keperawatan profesi dgn penekanan ▪ Konsep yg mendasari standar
pd care (CARE = Commitment – asuhan pasien yg memenuhi
Attention – Respons – Empathy) SNARS adalah Patient Centred
▪ Profesi medis dgn penekanan pd Care.
cure
▪ Salah satu pintu masuk adalah
▪ Identifikasi kebutuhan pelayanan BPIS, Bila Pasien Itu Saya.
pasien,
PERAN PERAWAT GENERASI MILENIAL
DI ERA REVOLUSI 5.0
▪ Banyak dibutuhkan ▪ Teknologi yang semakin
▪ Membawa banyak hal positif berkembang membuat ilmu
untuk keperawatan. keperawatan menjadi lebih
kompleks dengan cara yang
▪ Generasi yang paling cerdas tidak bisa dibayangkan oleh
dalam memanfaatkan teknologi. generasi-generasi yang lalu.
▪ Terampil dlm menggunakan ▪ Saat ini kewajiban perawat
banyak jenis teknologi karena tidak hanya bagaimana
teknologi adalah bag integral memberikan asuhan
dari kehidupan mereka. keperawatan yang baik tetapi
▪ Perkembangan teknologi telah juga bagaimana menjadi
mengubah industri kesehatan. innovator yang hebat.
▪ Mampu menciptakan, menerapkan dan memanfaatkan
perkembangan teknologi dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas dan professional serta
dapat menyesuaikan teknologi dengan perawatan pasien.
▪ Pendidikan keperawatan di Indonesia juga perlu
dikembangkan sehingga mengarah pada pembangunan
sosial dan memiliki daya saing global.
▪ Memberikan asuhan keperawatan yg berkualitas kepada
pasien secara berkesinambungan.
▪ Dapat bersaing dan beradaptasi pada lingkungan yang
berbasis teknologi sehingga pemberian pelayanan sampai
▪ Seorang manajer keperawatan adalah pemimpin yang
memiliki tanggung jawab untuk mendorong perubahan dalam
lingkungan klinis. Era Society Evolution 5.0 memberikan
pekerjaan tersendiri bagi para manajer keperawatan untuk
dapat menyeimbangkan kebutuhan pelayanan dengan
kemampuan yang dimiliki. Manajer keperawatan dipaksa
untuk terus berinovasi menghadapi era ini
▪ Manajer perawat harus menyadari bahwa teknologi
kesehatan akan mengubah praktik keperawatan dan harus
menciptakan program-program pengembangan
kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa
perawat milenial akan memiliki kompetensi untuk mengatasi
tantangan-tantangan teknologi ini.
▪ Pelayanan Keperawatan selalu dituntut untuk mengikuti
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
▪ Masyarakat berharap pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan yang bermutu.
▪ Diperlukan adanya suatu Standar : Standar Diagnosa Keperawatan
:149 (SDKI) dan Tambahan (256 diagnosa), Standar Intervensi
Keperawatan Indinesia (SIKI) ada 444 Intervens mandiri
Keperawatan dan 115 Intervensi Kolaborasi, yang memandu mulai
1. Pengkajian,
2. Penegakkan Diagnosa Keperawatan
3. Penyusunan Rencana Asuhan Keperawatan
4. Sebagai dasar untuk mengembangkan Intervensi Keperawatan
3. CARA
MENYUSUN
STANDAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
(SAK)
• Batasan kemampuan minimal berupa
pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku profesional yang harus dikuasai dan
dimiliki oleh Perawat untuk dapat melakukan
Praktik Keperawatan pada masyarakat secara
mandiri yang dibuat oleh Organisasi Profesi.
KMK NOMOR HK.01/07/MENKES/425/2020
TENTANG STANDAR PROFESI PERAWAT

Perawat merupakan sebuah


Kompetensi adalah profesi yang bekerja dalam
suatu kemampuan atau bidang kesehatan yang
kecakapan yang dimiliki
memiliki kompetensi sendiri
yakni mampu memberikan
oleh seseorang dalam asuhan keperawatan kepada
melaksanakan suatu pasien/klien baik sakit
pekerjaan atau tugas maupun sehat pada individu,
keluarga dan masyarakat
pada bidang tertentu,
sesuai dengan profesi
yang disandangnya. Perawat Sebagai sebuah
profesi dibidang kesehatan
disesuaikan dengan amanah
UU No. 38/2014
Kompetensi perawat mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan (soft
dan hard skill). Kompetensi perawat terdiri
dari 5 area kompetensi :
▪ Praktik berdasarkan etik, legal, dan peka budaya
▪ Praktik keperawatan profesional
▪ Kepemimpinan dan manajemen
▪ Pendidikan dan penelitian
▪ Pengembangan kualitas personal dan profesional
I. AREA PRAKTIK BERDASARKAN ETIK,
LEGAL, DAN PEKA BUDAYA
Lulusan perawat mampu:
• Memahami konsep etik, norma, agama, budaya, hak asasi manusia dalam
Pelayanan Keperawatan.
• Menghargai perbedaan ltr bel agama, budaya, dan sosial antara Klien& Perawat.
• Memprioritaskan kepentingan Klien dalam pemberian Pelayanan Keperawatan
• Menjaga hak privasi Klien
• Menjaga rahasia Klien yang diperoleh karena hubungan terapeutik.
• Menjaga kesehatan diri Perawat sehingga tidak berdampak kepada Klien.
• Menghindari konflik kepentingan dengan Klien dalam memberikan yan kesehatan.
• Menunjukkan sikap empati dan kepedulian (caring) dalam pemberian yan Kep.
• Menjaga dan membangun hubungan profesional sesama Perawat dan dengan
profesi lain untuk Pelayanan Keperawatan bermutu.
LANJUTAN
• Menjaga dan membangun hubungan profesional sesama Perawat
dan dengan profesi lain untuk Pelayanan Keperawatan bermutu.
• Melindungi Klien dari pelayanan kesehatan yang tidak bermutu.
• Berpartisipasi aktif dalam pengembangan keprofesian untuk
menjaga kualitas Pelayanan Keperawatan.
• Memahami ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan Keperawatan.
• Melakukan Praktik Keperawatan profesional sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan dan Keperawatan.
• Menunjukkan sikap sadar hukum dalam pelayanan kes dan Kep.
• Menggunakan pendekatan budaya untuk meningkatkan mutu
pemberian Pelayanan Keperawatan.
• Mendorong kemandirian masyarakat dengan basis budaya
setempat untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.
II. AREA PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
Menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu Keperawatan, dan
ilmu kesehatan masyarakat yang terkini untuk mengelola masalah
Keperawatan secara holistik, terpadu, dan kontinum meliputi:
• Pelayanan promosi kesehatan untuk individu, keluarga, kelompok, komunitas,
dan masyarakat.
• Pencegahan masalah kesehatan umum dan khusus untuk individu, keluarga,
kelompok, komunitas, dan masyarakat.
• Perumusan Diagnosis Keperawatan dan analisis masalah
Keperawatan sesuai dengan standar Praktik Keperawatan
• Sebagai landasan untuk penyusunan rencana intervensi dan evaluasi hasil
Asuhan Keperawatan.
• Intervensi Keperawatan sesuai masalah dan Diagnosis Keperawatan pada
seluruh tatanan pelayanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer, sekunder,
tersier, dan khusus.
• Pelayanan pemulihan kesehatan individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan
masyarakat untuk tercapainya derajat kesehatan yang lebih baik.
▪ Memahami standar mutu yang digunakan dalam
Pelayanan Keperawatan untuk melindungi Klien dalam
pemenuhan kebutuhan terhadap pelayanan
kesehatan, meliputi:

▪ Rumusan masukan, proses, dan luaran dalam pemberian


Pelayanan Keperawatan untuk individu, keluarga,
kelompok, komunitas, dan masyarakat.

▪ Mampu beradaptasi dengan ketersediaan sumber daya


tanpa mengorbankan mutu Pelayanan Keperawatan untuk
individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat.
III. AREA KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN
Menerapkan konsep kepemimpinan&manajemen dlm pengelolaan:
▪ Asuhan Keperawatan individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan
masyarakat.
▪ Program kesehatan komunitas untuk tujuan promosi dan pencegahan
masalah kesehatan.
▪ Fasilitas kesehatan untuk menunjang Pelayanan Keperawatan.
▪ Sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan finansial untuk
Pelayanan Keperawatan bermutu.
▪ Penyelenggaran Pelayanan Keperawatan personal, kolaborasi,
institusional yang efektif, efisien, akuntabel dan terjangkau.
▪ Masalah-masalah kesehatan dan kebijakan Pemerintah dalam bidang
kesehatan dan Keperawatan dengan perumusan masalah dan
pemilihan prioritas intervensi yang efektif dan efisien.
IV. AREA PENDIDIKAN DAN PENELITIAN
Lulusan perawat mampu:

▪ Memahami peran dan fungsi pendidik klinik (Preceptor)


dalam pendidikan Keperawatan.
▪ Memahami kebutuhan pendidikan dan keterampilan
klinik dalam pendidikan Keperawatan.
▪ Merancang dan melaksanakan penelitian sederhana
dalam bidang Keperawatan.
▪ Menerapkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu
Asuhan Keperawatan.
V. AREA PENGEMBANGAN KUALITAS
PERSONAL DAN PROFESIONAL

• Menyadari kebutuhan untuk mempertahankan dan


meningkatkan kompetensi Keperawatan melalui
program pengembangan keprofesian
berkelanjutan.

• Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi dalam bidang Keperawatan untuk
menunjang mutu Pelayanan Keperawatan.
I. KERANGKA STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
II. STANDAR
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
IV.TINDAKAN ASUHAN KEPERATAN
I. KERANGKA STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
II. STANDAR
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
IV.TINDAKAN ASUHAN KEPERATAN
I. KERANGKA STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN

A. Pastikan Format Pengkajian Keperawatan sesuai


dengan Pola Gordon, berdasarkan 14 dasar
kebutuhan manusia Virginia Henderson
B. Penentuan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan
Analisis Data Subjektif dan Data Objektif.
C. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
D. Lakukan Uji Coba , Sosialisasai dan Terapkan
II. STANDAR
A. STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
B. INSTRUMENT ASSESMENT TENTANG DATA :
1. SUJECTIF
2. OBJECTIF
3. WAWANCARA
4. PEMERIKSAAN FISIK
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. PENGERTIAN DIAGNOSA C. TENTUKAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
D. TINDAKAN PADA :
B. TANDA DAN GEJALA DARI
DIAGNOSA TSB 1. PASIEN
1.MAYOR 2. KELUARGA
a. Subjectif 3. KELOMPOK
b. Objektif 4. KOLABORATIF
2. MINOR
a. Sujectif
b. Objectif
SEMUA TINDAKAN KEPERAWATAN HARUS TERSEDIA :
A. STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP) / (SPO) UNTUK :
1. WAWANCARA
2. OBSERVASI
3. PEMERIKSAAN FISIK
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
B. FASE KERJA :
1.PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. TINDAKAN KEP : PASIEN, KELUARGA, KELOMPOK, KOLABORASI,
DISCHARGE PLANNING

C. LEAFLET EDUKASI : SEMUA DIAGNOSA ADA EDUKASI


D. STANDAR KOMUNIKASI ;
SIAP STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1.STANDAR ASKEP: SP
2.SOP
3.LIFLET PENKES KELUARGA
4.EVALUASI KINERJA
1. SAK
2. SOP
3. KOMUNIKASI UNTUK
a. Pasien
b.Keluarga
c. Tim kesehatan lain
4.CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI (CPPT)
5.DISCHARGE PLANNING
6. LEAFLET EDUKASI
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN PENYAKIT MEDIK
N Diagnosa Masalah Rencana Penerapan SOP Leaflet
o Medik/ Kep/Diag Tindakan Stategi
Masalah nosa Kep Keperawatan Pelaksanaan
Kep Diagosa Tindk Kep
Medik (SP)
1.Terapi
Keperawatan
2. Observasi
Keperawatan

3. Pendidikan
Kesehatan
4. Kolaborasi
PENDEKATAN NURSING TERKAIT DENGAN DIAGNOSA
MEDIK & APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
N Masalah/ Terkait dg Rencana Penerapan SOP Leaflet
o Diagnosa Diagosa Tindakan Stategi
Keperawatan Medik Keperawatan Pelaksanaan
Tindk Kep
(SP)
1.Terapi
Keperawatan
2. Observasi
Keperawatan

3. Pendidikan
Kesehatan
4. Kolaborasi
No Diagnosa Thypoid DHF ISPA Cystitis Hipertensi MCI DM Gastritis Fraktur Stroke Dyspepsia
Kep/Medik

Diagnosa Kep

1 Hipertermi v v v V v v v

2 Nyeri V v v v

3 Cairan kurang v v
dr kebutuhan

4 Cairan lebih v

5 Keterbatasan v
Aktivitas

6 Intoleransi v
Beraktivitas

7 Pola Nafas v
Tidak Efektif

8 Bersihan Jalan
Nafas

9 GG Pertukaran
Gas

10 Gg Integritas
Kulit
MATRIKS DIAGNOSA KEPERAWATAN
BERDASARKAN RISKESDAS
No Diagnosa PNEUMO TB PARU ISPA ASMA HIPERTE JANTUN DM CANSER NUTRISI STROKE GINJAL
Kep/Medik
NIA NSI G
Diagnosa Kep

1 Hipertermi v v v v v

2 Nyeri V V V V V v v v

3 Cairan kurang v v V V V
dr kebutuhan

4 Cairan lebih V

5 Keterbatasan v
Aktivitas

6 Intoleransi V v
Beraktivitas

7 Pola Nafas V V v
Tidak Efektif

8 Bersihan Jalan V V V
Nafas

9 GG Pertukaran V
Gas

10 Gg Integritas V V
Kulit
MATRIKS DIAGNOSA KEPERAWATAN DI PENDIDIKAN
BERDASARKAN KOMPETENSI DALAM KURIKULUM
No Diagnosa PNEUMO TB PARU ISPA ASMA HIPERTE JANTUN DM CANSER NUTRISI STROKE GINJAL
Kep/Medik
NIA NSI G
Diagnosa Kep

1 Hipertermi v v v v v

2 Nyeri V V V V V v v v

3 Cairan kurang v v V V V
dr kebutuhan

4 Cairan lebih V

5 Keterbatasan v
Aktivitas

6 Intoleransi V v
Beraktivitas

7 Pola Nafas V V v
Tidak Efektif

8 Bersihan Jalan V V V
Nafas

9 GG Pertukaran V
Gas

10 Gg Integritas V V
Kulit
PENDEKATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN TERKAIT DENGAN
MATA AJAR DALAM KURIKULUM S1 KEPERAWATAN
MATA AJAR SISTEM TUBUH DESKRIPSI DIAGNOSA KETRAMPILAN
NO MANUSIA MA/TOPIK KEPEAWATAN

1 FUNDAMENTA L GASTROINTESTINA GASTER 1. NYERI 1. SKALA NYERI


NURSING L 2. NUTRISI
2 MEDICAL- KARDIOVASCULER 1. POLA NAFAS 1. TTV
SURGICAL TIDAK EFEKTIF
NURSING
3 PEDIATRIC ISPA PNEUMONIA 1. HIPERTERMIA 1.MENGOMPRES
NURSING 2. POLA NAFAS 2. TEHNIK
TIDAK EFEKTIF REALSASI

4 MATERNITY 1.MENYUSUI TIDAK


NURSING EFEKTIF
2. RISIKO INFEKSI
5 MENTAL HEALTH DEPRESI
NURSING
PROSES PENYUSUNAN MANAJEMEN
ASUHAN KEPERAWATAN
No Nama Nama D/Medik D/Kep Tindakan Kep
Peserta Pasien

1. Asep Ny Thypoid ❑ 1.Hipertermi ❑ TTV


Aminah ❑ Ganti Baju Tipis
❑ Ganti Selimut Tipis
❑ Ventilasi
❑ Minum 1 gelas/Jam
❑ Kompres
❑ 2. Nyeri
❑ 3. Gangguan
Nutrisi
❑ 4. Cairan
❑ 5. Anxiety
❑ 6. Kurang
PRATIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
( PROFESIONAL PRACTICE )
▪ Setiap Mata Ajar akan muncul Daftar Diagnosa
Keperawatan yang mengindikasikan PRATIK
KEPERAWATAN PROFESIONAL ( PROFESIONAL
PRACTICE)
▪ Dalam menentukan Diagnosa Keperawatan ada
Diagnosa :
1. Sehat
2. Risiko
3. Gangguan
ANAK LANSIA
JANTUNG JANTUNG JANTUNG
____________I________________I__________________

DEWASA
Diagnosa Sehat
Indikator Sehat Jantung :
1. Apa yang harus dilakukan supaya Sehat
2....
3....
4.....
ANAK LANSIA
FRAKTUR FRAKTUR FRAKTUR

____________I________________I__________________

DEWASA
Diagnosa Risiko
RISIKO PADA FRAKTUR :
1. Risiko ....................................Tindakan Keperawatan :.........
2. Risiko ................................... Tindakan Keperwatan : ..........
3. Risiko .................................... Tindakan Keperawatan : .........
ANAK LANSIA
CHF CHF CHF
____________I________________I__________________

DEWASA
Diagnosa Gangguan
Standar Asuhan Keperawatan : HIPERTERMI :
1. Data Subjectif
2. Data Objectif
3. Tindakan Keperawatan pada Pasien dan Edukasi
4. Tindakan Keperawatan Pada Keluarga dan Eduasi
5. Tindakan Kolaboratif : a. SBAR
b. TULBAKON
• Edukasi dan akses informasi terkait kesehatan yang semakin
penting, menyebabkan tingginya tuntutan kebutuhan pola hidup
sehat dari masyarakat luas.
• Guna untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan tersebut,
maka komputerisasi sangat dibutuhkan saat ini.
• Pengembang telah menciptakan sistem informasi manajemen rumah
sakit (SIMRS) berbasis web, untuk dapat memperlancar aktivitas
manusia.
• Sistem informasi diterapkan di lingkungan rumah sakit, bertujuan
untuk menghindari terjadinya kesalahan yang tidak diinginkan
seperti kesalahan inputan data, proses integrasi gagal, human error,
dan terlambatnya penyampaian informasi.
• Mengingat, faktor kesehatan sangat penting bagi setiap orang untuk
dapat menjalankan berbagai aktivitas secara normal dan lebih
sehat.
▪ Sistem Manajemen RS adalah ▪ Sistem informasi rumah sakit (SIRS)
platform digital yang mencakup atau dalam disebut dg Hospital
modul khusus untuk semua Information System (HIS), adalah
profesional perawatan kesehatan, prosespengumpulan, penyajian, dan
dokter, perawat, pemilik toko pengolahan data terkait RS, sesuai
farmasi, pemain pengiriman, dan dengan peraturan yg telah berlaku.
pasien untuk menjadikan ▪ Terkait dengan segala macam data,
perawatan yang efisien dan yg dikelola secara publik maupun
berkualitas tinggi. privat, akan diatur secara khusus
melalui ketentuan dari badan hukum
▪ Sistem ini pada dasarnya adalah
negara RI. Negara telah menjamin
kerangka berbasis web untuk keamanan dan privasi data secara
mengelola semua operasi di RS optimal.
secara terpusat.
• Implementasi sistem informasi pada instalasi RS merupakan
dampak nyata dari adanya perubahan teknologi dan informasi
saat ini.
• Di Indonesia sendiri, telah banyak tempat dan fasilitas
kesehatan yang sudah dilengkapi sistem informasi untuk
mengelola, mengatur, dan mempercepat proses administrasi
dan pengelolaan data rumah sakit.
• Bertujuan untuk memberikan kemudahan dan percepatan
integrasi antar sistem dalam membantu pasien dan tenaga
medis dalam proses praktik dan pemberian informasi terkait
bidang kesehatan.
1. Meningkatkan Kecepatan Transfer Informasi
•Percepatan informasi untuk memperoleh data pasien mengenai
hasil diagnosis penyakit yang diderita menjadi salah satu prioritas di
era digital saat ini. Sehingga, dengan adanya SIRS ini diharapkan
mampu mengatasi permasalahan tersebut.
•Kecepatan transfer informasi juga mampu menyelesaikan proses
pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi RS.
•Menjadi salah satu tolak ukur dari profesionalisme dan kapabilitas
setiap RS maupun lembaga kesehatan lain, untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
2. Peningkatan Akurasi Data
•Proses akurasi dengan menggunakan SIRS ini mampu
mempengaruhi aktivitas pemeriksaan data transaksi, menjadi lebih
sistematis, terkontrol, dan terpusat melalui aplikasi yang
dikembangkan. Sehingga, proses pembuatan laporan antar unit
dokter maupun tenaga medis lain mampu mencegah terjadinya
duplikasi data.
3. Integrasi Sistem secara Cepat dan Tepat
• Dengan menerapkan penggunaan aplikasi dan teknologi digital
pada perangkat RS, maka segala bentuk sistem yang berjalan
secara konvensional (manual) terkait data pasien dapat
dimonitoring dan berjalan secara lebih terpusat.
4. Proses Pelayanan tanpa Batasan Tempat dan Waktu
• Dengan adanya SIRS ini, maka segala bentuk pelayanan dan
akses informasi seputar dunia kesehatan dapat dilakukan
secara online melalui bantuan dari aplikasi. Selain itu, pasien
juga mendapatkan perawatan dan penanganan lebih cepat.
• Sehingga, pasien tidak perlu menunggu terlalu lama untuk
menyelesaikan segala kebutuhan berkaitan dengan sistem
administrasi. Baik yang sifatnya untuk rawat inap maupun rawat
jalan, data terkait hal tersebut dapat dilihat di mana saja dan
kapan saja.
5. Meningkatnya Efektivitas dan Efisien Kerja
• Peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja menjadi lebih baik
dengan menggunakan SIRS. Waktu yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tata kelola administrasi menjadi lebih cepat dan
terarah. Kemudian, menghindari akses permintaan dan
pemeriksaan laboratorium secara berulang menggunakan
kertas. Dengan adanya aplikasi ini, maka hasil pemeriksaan
dapat diperoleh secara cepat dan pastinya paperless.
6. Kemudahan Proses Pelaporan Data
• Proses pelaporan berbasis komputer mampu memangkas
durasi waktu pengerjaan analisa laporan secara efektif dan
efisien. Sehingga, konsentrasi dokter, perawat, maupun tenaga
medis dapat digunakan untuk memeriksa dan menangani
pasien secara profesional.
• Baca juga: Sistem Informasi Manajemen dan Manfaat untuk Bisnis
1. Sistem Informasi Pelayanan Rumah Sakit (SIPRS)
• Pertama, adanya sistem informasi (SI) juga mampu memberikan
pelayanan yang lebih berkualitas. Dimana, segala bentuk proses
pendaftaran, pemilihan ruang, konsultasi kesehatan, hingga pembelian
obat-obatan telah terintegrasi dengan sistem aplikasi yang dibangun.
Sehingga, anda tidak perlu khawatir lagi, karena akses informasi dan
proses administrasi dapat dikerjakan baik
secara online maupun offline (datang ke rumah sakit langsung).
2. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
• Fungsi yang kedua, SI juga berperan sebagai pengatur atau mengelola
proses manajemen terkait internal maupun eksternal lembaga penyedia
layanan kesehatan.
• Dalam hal ini rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan akses
kemudahan terkait manajemen dan pengelolaan data pasien, maupun
informasi alat dan obat kesehatan lainnya.
RSUD Banyumas
• Salah satu contoh implementasi dari aplikasi SIMRS berbasis web adalah
RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Banyumas, yang telah menerapkan
sistem informasi keperawatan berbasis komputer. Sistem tersebut sudah
menggunakan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association),
NIC (Nursing Intervention Classification) dan NOC (Nursing Outcome
Classification) yang dikembangkan oleh staf perawat di RSUD Banyumas.
• Dalam rumah sakit tersebut, tepatnya di beberapa bangsal, perawat telah
menggunakan perangkat laptop, wifi, dan PC (personal computer) untuk
membuat dokumentasi hasil keperawatan. Sistem ini mempermudah
tenaga medis dalam memonitoring kegiatan pasien (client) yang ingin
berkonsultasi maupun mendapatkan perawatan lebih lanjut. Supaya,
segera dapat memasukkan data terbaru dengan akurat dan efisien.
LANJUTAN
• Selain itu, intervensi yang telah
dilakukan ke dalam komputer pada
setiap bangsal, mampu mengurangi
kesalahan dalam dokumentasi hasil
tindakan pemeriksaan yang sudah
dilakukan. Adapun manfaat lain dari
sistem ini yaitu meningkatkan kualitas
dan meningkatkan produktivitas kerja,
serta memudahkan komunikasi antara
tim kesehatan dan klien.
❖ Sistem informasi RS merupakan salah satu
terobosan baru di dunia kesehatan, dimana
mampu membantu proses pengelolaan dan
manajemen data rumah sakit menjadi lebih
transparan, aman, terpusat, dan fleksibel.
❖ Kehadiran teknologi, khususnya komputer dalam
SIRS sangat mendukung dan memberikan
kemudahan pada proses manajemen setiap
perangkat dan sumber daya yg ada di dalamnya.
DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN
• Pengisian dokumentasi keperawatan yang tidak memenuhi
standar dapat berakibat pada terjadinya kesalahan diagnosa
dan pemberian tindakan yang tidak tepat kepada pasien.
• Dokumentasi asuhan keperawatan menjadikan hal yang
penting sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
dari perawat dalam menjalankan tugasnya.
• Perawat profesional dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung
jawab dan tanggung gugat setiap tindakan yang dilaksanakan.
• intervensi Keperawatan yang diberikan harus dihindarkan
terjadinya kesalahan (negligence) dengan melakukan
pendekatan proses keperawatan dan pendokumentasian yang
akurat dan benar (Yahyo, 2007).
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN NYERI ACUT DENGAN PENDEKATAN
STANDAR SDKI, SIKI DAN SLKI
DIAGNOSA DEVINISI & TANDA & OUTCOME INTERVENSI DICHARGE EVALUASI
KARAKTERISTIK ETIOLOGI GEJALA PLANNING
NYERI Sensori Penyakit ❑ Diperoleh Dalam ....X Mandiri : ❑ Latihan
ACUT yang Akibat dari Jam / ❑ Relaksasi Menurunkan S :
b e rs i fat Intervesi Asesmen pertemuan ❑ Distraksi Nyeri
emosional Misalnya Verbal ❑ Aroma ❑ Relaksasi O:
dan Pembedaha ❑ Keadaan ❑ Tanda Terapi
subyektif n. Umum Vital ❑ Pured Lip A;
berupa situasional ❑ Tanda2 ❑ Tingkat ❑ Terapi
ke a d a a n y g Vital. Nyeri Musik p:
diakibatkan ❑ Skala VAS ❑ PQRS ❑ Hipnotera
o l e h j a r i n ga n ❑ Virtual ❑ Kemamp pi
yang benar- ❑ Analogy uan dan
b e n a r te l a h ❑ Skala 1-10 Toleransi
rusak atau ❑ Psikologis Nyeri
berpotensi ❑ Budaya
rusak (kurang ❑ Spiritual
3 bulan) ❑ Semua yg
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENDEKATAN SDKI-
SIKI-SLKI

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA APPENDIXITIS


1 P enger t i an (Definisi) Merupakan panduan yang dilaksanakan oleh perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai Satandar Asuhan
Keperawatan p a d a pasien d e n g a n Apendiksitis

2 Inisial A s e s m e n 1. Kondisi U m u m 2. T a n d a - t a n d a V i t a l
3. Nyeri 4. C e m a s
5. Skrining Nutris 6. Risiko Jatuh
7. Status Fungsional 8. K e b u t u h a n E d u k a s i
3 Asesmen Lanjutan 1 . P engk aji an Fisik
2. Sosial, B u d a y a d a n Spiriual
4 Diagnosis Keperawatan 1. Nyeri Akut
( tuliskan masalah 2. Kesiapan peningkatan pengetahuan: persiapan operasi
keperawatan yang 3. Risiko p e n ye b a r a n Infeksi
muncul dan merupakan 4. Risiko Perlambatan luka operasi
respon akibat desease)

5 Intervensi Keperawatan 1. M a n a j e m e n Nyeri


2. Edukasi Persiapan Operasi
3. Latihan Mobilisasi Post Operasi
4. Perawatan Luka
5. M anajem en Cairan
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENDEKATAN SDKI-
SIKI-SLKI

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA APPENDIXITIS

6 Informasi dan Edukasi 1. Hand Hygiene


2. Perawatan Luka
3. Nutrisi
4. P e r a wa t a n di R u m a h

7 Discharge Planning 1. Edukasi Pasien


2 . P e r a wa t a n di r u m a h
3. Pertolongan pertama

8 P e n e l a a h Kritis Sub Komite M U tu Keperawatan

9 Indikator (Harus 1 . Ta n d a - t a n d a V i t a l
Te r u k u r ) 2 . Ta n d a I n f e k s i (-) K a l o r, T u m o r , D o l o r, R u b o r
3. Kemampuan ADL

10 K e p u s t a k a a n 1. B ul e c h ec k , G . M . , Bu t c her, H.K., D o c h t e r m a n , J.M., W a g n e r,


C . M . (Eds). (2013) . N ur s i n g inter vention classification (NIC)
(6th e d ) . St. L o u i s : M o s b y El s ev i er.
▪AGAR DAPAT MEMBERIKAN
PELAYANAN DG FRAME WORK
SECARA PROFESSIONAL
▪ PERLU DISUSUN STANDAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DAN KELUARGA

Anda mungkin juga menyukai