Anda di halaman 1dari 108

BUKU PANDUAN

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN


KOMPREHENSIF

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
VISI DAN MISI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA

Visi
Menghasilkan Ners yang unggul menerapkan patient safety dalam
melakukan asuhan keperawatan tahun 2030

Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan program studi Ilmu keperawatan yang
unggul menerapkan patient safety dalam melakukan asuhan keperawatan

2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian di bidang keperawatan pada ruang


lingkup asuhan keperawatan

3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat di bidang keperawatan dalam


menerapkan patient safety di lingkup asuhan keperawatan.
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan kasihNya,
Buku Panduan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif ini dapat diselesaikan.

Buku panduan ini disusun sebagai pedoman kepada dosen Pembimbing


dan Mahasiswa dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar khususnya
dalam pelaksanakan praktik klinik secara komprehensif di lapangan. Harapannya
buku ini dapat dijadikan acuan dan menolong bagi setiap pihak yang
menggunakan. Mahasiswa agar dapat mengetahui kompetensi dan alur penulisan
laporan praktik belajar lapangannya, sedangkan bagi dosen agar mampu
menyeragamkan tujuan yang hendak dicapai.

Medan, Maret 2020

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memajukan kesejahteraan


umum sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah melalui pembangunan kesehatan, khususnya
pembangunan pelayanan keperawatan (Undang-Undang Keperawatan, 2014).
Pelayanan keperawatan yang dimaksudkan adalah pelayanan yang dilakukan
secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat
yang memiliki kompetensi, kewenangan, etik, dan moral tinggi.

Keberhasilan tenaga Keperawatan dalam mengemban dan melaksanakan


tugasnya tidak terlepas dari proses pendidikan, baik di kampus ataupun lahan
praktik. Undang-Undang RI menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (Undang Undang Pendidikan Tinggi, 2012).

Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) dalam Program


Pendidikan Profesi Ners adalah pengalaman belajar lapangan secara komprehensif
yang disusun menurut kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah bahasa
Indonesia, dibawah pengawasan atau pengarahan dosen pembimbing untuk
memenuhi kriteria-kriteria kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya
masing-masing. Kegiatan praktik belajar lapangan ini diharapkan menjadi
pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam menempatkan diri sebagai pengelola
asuhan keperawatan pasien secara penuh dan komprehensif. Pengalaman ini akan
menjadi bekal mahasiswa dalam melaksanakan peran saat bekerja sebagai perawat
profesional dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
BAB II

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF

A. DESKRIPSI MATA AJARAN

Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) dalam Program Pendidikan


Profesi Ners adalah pengalaman belajar lapangan secara komprehensif yang
disusun menurut kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah bahasa
Indonesia, dibawah pengawasan atau pengarahan dosen pembimbing untuk
memenuhi kriteria-kriteria kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya
masing-masing.

Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) ini merupakan salah satu


kurikulum dalam pendidikan profesi ners dalam muatan lokal yang harus
diselesaikan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tahap pendidikan profesi ners
yang disusun laporannya dalam bentuk karya tulis ilmiah.

Pencapaian yang diharapkan dari program ini adalah mahasiswa mampu


melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada pasien di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan sejak mulai perawatan hingga akhir perawatan serta
mempersiapkan pasien dan keluarganya agar mampu melakukan perawatan secara
mandiri saat berada dalam tatanan kehidupan dan menjalankan kehidupannya
sehari-hari.

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah menyelesaikan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif dalam pendidikan


profesi ners, mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif pada pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan serta
menyusun laporan yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan.
2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah menyelesaikan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif dalam pendidikan


profesi ners, mahasiswa dapat:

a. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi


keperawatan pada pasien di departemen khusus (Keperawatan Medikal
Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Maternitas,
Keperawatan Anak)
b. Melakukan pengkajian terkait dengan kebutuhan dasar pasien di
departemen khusus (Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat
Darurat, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak).
c. Menegakkan diagnosis pasien pada departemen khusus (Keperawatan
Medikal Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Maternitas,
Keperawatan Anak).
d. Menyusun intervensi keperawatan dan rasionalnya pada pasien di
departemen khusus (Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat
Darurat, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak).
e. Mengimplementasikan perencanaan keperawatan pada pasien di
departemen khusus (Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat
Darurat, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak).
f. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien di departemen khusus
(Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan
Maternitas, Keperawatan Anak).
g. Menerapkan evidence based nursing dalam tindakan keperawatan pada
pasien di departemen khusus (Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan
Gawat Darurat, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak).
h. Menyusun discharge planning dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien di departemen khusus (Keperawatan Medikal Bedah,
Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Maternitas, Keperawatan
Anak).
i. Menerapkan prinsip patient safety dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien di departemen khusus (Keperawatan Medikal
Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Maternitas,
Keperawatan Anak) .

C. SISTEMATIKA PENULISAN

HALAMAN JUDUL

COVER DALAM

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT

BAB 2: TINJAUAN TEORITIS

2.1 DEFENISI
2.2 ETIOLOGI
2.3 MANIFESTASI KLINIS
2.4 MIND MAPPING
2.5 PENATALAKSANAAN
2.5.1 MEDIS
2.5.2 KEPERAWATAN
2.5.2.1 PENGKAJIAN
2.5.2.2 RUMUSAN DIAGNOSA NANDA
2.5.2.3 NURSING OUTCOME CLASIFICATION (NOC)
2.5.2.4 NURSING INTERVENTION CLASIFICATION (NIC)
2.5.2.5 EVALUASI
2.6 RESUME EVIDENCE BASED NURSING (EBN)
2.7 DISCHARGE PLANING
2.8 PRINSIP PATIENT SAFETY

BAB 3: TINJAUAN KASUS

3.1 NARASI INDENTITAS KLIEN


3.2 HASIL PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN FISIK SESUAI DENGAN
SISTEM
3.3 MAPPING MASALAH BERKAITAN DENGAN KASUS PASIEN YANG
DIKELOLA
3.4 ASKEP (MEMPERHATIKAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETY)

BAB 4: PEMBAHASAN
PEMBAHASAN TENTANG PENATALAKSANAAN ASKEP MELALUI EBN

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
D. DAFTAR RUJUKAN
- Ackley, B.J. & Ladwig, G.B. (2013). Nursing diagnosis handbook: An
evidence-based guide to planning care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
- Ball, J.W., Bindler, R.C., and Cowen, K.J. (2010). Child health nursing.
Partening with children and families (second edition). New Jersey: Pearson
Education Ltd.
- Barber B, Robertson D, (2012). Essential of pharmacology for nurses, 2nd
edition, Belland Bain Ltd, Glasgow.
- Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah: Manajemen
Klinis untuk hasil yang diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8.
Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
- Bulecheck, G.M. & Butcher, H.K., McClosKey Dochterman, J.M. & Wagner,
C. (2012). Nursing intervention classification (NIC), 6th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
- Burn, C.E., Dunn, A.M., Brady, M.A., Starr, N.B., Blosser, C.G. (2013).
Pediatric primary care. 5th edition. Saunders: Elsevier Inc.
- Dudek, S.G. (2013). Nutrition essentials for nursing practice, 7th edition.
Lippincott: William Wilkins.
- Emergency Nurses Association. (2013). Sheehy’s manual of emergency
nursing: Principles and practice. 7th edition. Mosby: Elsevier Inc.
- Emergency Nurses Association. (2008). Emergency nursing core curriculum.
6th edition. Saunders: Elsevier Inc
- Green, C.J. (2012). Maternal newborn nursing care plans. 2th. Malloy.Inc
- Grodner M., Escott-Stump S., Dorner S. (2016). Nutritional foundations and
clinical applications: A nursing approach. 6th edition. St. Louis: Mosby
Elsevier Inc.
- Hanretty, K.P., Santoso, B.I., Muliawan, E. (2014). Ilustrasi obstetri. Edisi
Bahasa Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd
- Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2013). Wong’s essentials of pediatric
nursing. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
- Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2013). Wong’s nursing care of infant and
children. 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
- Huether, S.E., & McCsnce K.L. (2016). Understanding pathophysiology. 9th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
- Johnson, M., Moorhead, S., Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Maas, M.L. &
Swanson, S. (2012). NOC dan NIC linkages to NANDA-I and Clinical
Condition’s: Supporting critical Reasoning and quality care, 3th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
- Klossner, J. (2006). Introductory maternity nursing. Lippincott: William
Wilkins.
- Lewis, S.L., Dirksen, S.R., Heitkemper M.M., Bucher, L. (2014). Medical
surgical nursing, an assessment and management of clinical problems. 9th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
- Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan
maternitas (2-vol set). Edisi Indonesia 8. Mosby Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
- Lynn, P. (2011). Taylor’s handbook of clinical nursing skill, China: Wolter
Kluwer Health.
- Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiologi; quick look nursing, 2th
edition. Jones and Barklet Publisher, Sudbury.
- Marcdante, K.J., Kliegman, R.M., Jenson, H.B., Behrman, R.E., IDAI.
(2014). Nelson. Ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Indonesia 6. Saunders:
Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
- McCance, K.L. & Huether, S.E (2013). Pathophysiology: The biologic basis
for disease in adults and children, 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
- McCuistion, L.E., Kee, J.L. and Hayes, E.R. (2014). Pharmacology: A patient
centered nursing process approach. 8th edition. Saunders: Elsevier Inc.
- Moorehead, S., Johnson, M,. Maas, M.L., Swanson, E. (2012). Nursing
outcome classification (NOC): Measurement of health Outcomes. 5th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
- Moot, S.R., et al. (1990). Nursing care of children and families. Redwood
City: Addison Wesley.
- Nanda International. (2014). Nursing dignoses 2015-17: Defenitions and
claasifications (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell.
- Perry, S.E., Hockenberry, M.J., Lowdermilk, D.L., Wilson, D. (2014).
Maternal child nursing care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
- Pilliteri, A. (1999). Maternal and child health nursing: Care of the
childbearing & childrearing family. Third edition. Philadelphia: J.B.
Lippincott.
- Pott, N.L. & Mandleco, B.L. (2002). Pediatric nursing: Caring for children
and their families. United States: Thomson Learning.
- Proehl, J.A. (2009). Emergency nursing procedures E-book. Saunders:
Elsevier Inc.
- Schumacher, L. & Chernecky, C.C. (2009). Saundes nursing survival guide:
Critical care & emergency nursing, 2nd edition. Saunders: Elsevier Inc.
- Silverthorn, D.U. (2012). Human physiology: An integrated approach. 6th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
- Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby’s 2009 nursing drug reference Toronto:
Mosby.
- Tscheschlog, B.A. & Jaunch, A. (2014). Emergency nursing made incredibly
easy. Wolter Kluwers
- Waugh, A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar
anatomi dan fisiologiRoss dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier
(Singapore) Pte.Ltd.
- Waugh, A., Grant A. (2014). Buku kerja anatomi dan fisiologi Ross dan
Wilson. Edisi Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone: Elsevier
(Singapore) Pte.Ltd
- Wholey, L.F. & Wong, D.L. (2007). Nursing care of infants and children. St.
Louis: Mosby year book.
- Referensi (buku, jurnal atau artikel) terkait judul.
BAB III

PENUTUP

Perumusan buku panduan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan kerja
mahasiswa dalam mencapai kompetensi yang ditentukan. Sedangkan bagi dosen
pembimbing, buku ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan
bimbingan kepada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Keperawatan. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Jakarta.
Undang-Undang Pendidikan Tinggi. (2012). Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta.
CONTOH LAPORAN PBLK

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI


DENGAN KANKER PAYUDARA (CA MAMMAE) DI ...
TAHUN ...

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan


Mata Ajar Praktik Belajar Lapangan Komprehensif

Oleh

(NAMA), S.Kep
NIM: ...

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN, 2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan Hasil Praktik Belajar Lapangan Komprehensif ini telah Mendapat


Persetujuan dengan Judul:

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI


DENGAN KANKER PAYUDARA (CA MAMMAE) DI RUANG ...
TAHUN ...

Medan, tanggal, bulan, tahun

Pembimbing I Pembimbing II

Ttd Ttd
................................... .................................

Disetujui oleh:
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Program Profesi
Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Kesehatan Sumatera Utara

Ttd
.........................................
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Praktik Belajar Lapangan Komprehensif ini telah Mendapat


Pengesahan dengan Judul:

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI


DENGAN KANKER PAYUDARA (CA MAMMAE) DI RUANG ...
TAHUN ...

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

(NAMA), S.Kep
NIM: ...

Telah diseminarkan dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Praktek


Belajar Lapangan Komprehensif pada (tanggal) (bulan) (tahun) dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Tim Penguji
Ketua Penguji

Ttd
.........................

Penguji I Penguji II

Ttd Ttd
................................... .................................

Mengetahui:

Program Studi Pendidikan Profesi Ners Program Profesi


Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Kesehatan Sumatera Utara

Ttd
........................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pas Foto 3x4


(soft copy)

Nama :

Tempat / Tgl lahir :

Jenis kelamin :

Anak ke : ... dari ... bersaudara

Agama :

Nama ayah :

Nama ibu :

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun ... SD ...


2. Tahun ... SMP ...
3. Tahun ... SMA ...
4. Dst..
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) dengan judul “MANAJEMEN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM REPRODUKSI DENGAN
KANKER PAYUDARA (CA MAMAE) DI ...”.

Penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak


dalam melaksanakan serta menyusun laporan PBLK ini, sehingga dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Paul Sirait, SKM, M,Kes dan Bapak Drs Asman R.Karo-Karo,
SKM, MM selaku Pendiri Yayasan Institut Kesehatan Sumatera Utara.
2. Bapak DR. Ferrial Paesha Sirait, M.Sc, selaku ketua Yayasan Institut
Kesehatan Sumatera Utara.
3. Ibu Diana, SKM. Mkes, selaku Rektor Institut Kesehatan Sumatera Utara.
4. Ibu Mazly Astuty, S.Kep,Ns,M.Kep, Selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik Institut Kesehatan Sumatera Utara dan Selaku Dosen Pembimbing
PBLK
5. Ibu Martalena Br S. Kembaren, SKM. M.Kes, selaku Wakil Rektor II Bidang
Administrasi Institut Kesehatan Sumatera Utara.
6. Bapak Dian Fajariadi, S.Kep,Ns,M.Kep, sebagai Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan Institut Kesehatan Sumatera Utara.
7. Ibu Dameria Ginting, S.kep, Ns, M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Kesehatan Sumatera Utara.
8. Bapak Basri, S.Kep,Ns, M.Kep selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Program Akademik Institut Kesehatan Sumatera Utara.
9. Ibu Maita Sarah, S.Kep, Ns. M.Kep, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Program Profesi Ners Institut Kesehatan Sumatera Utara
10. Ibu Mindaria Tarigan S.Kep, Ns. M.Kep selaku Clinical Instructur (CI) di
RSUP. H. Adam Malik Medan.

i
11. Bapak dr. Bambang Prabowo, M.Kes., selaku Direktur Utama RSUP. H.
Adam Malik Medan yang telah memberikan ijin melaksanakan PBLK.
12. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar S1 Keperawatan Sumatera Utara yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian PBLK ini.
13. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis persembahkan kepada
kedua orang tua saya Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan moral
dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.
14. Abang tercinta ABD Rahman, kakak tersayang kak Rabitah Spd dan adik
yang sangat penulis sayangi dan hormati Wahyuni, Agus Maryan S, Ismail.
15. Teman- teman yang selalu memberi penulis dukungan dan semangat: kak
Fatma Wati S.Kep, Kak Sherin Tiara S.Kep, Sri Aprini S.kep , Restika
Anajani Br Manullang S.Kep, Kasmayanti S.Kep, Irma Yanti Pratini G
S.Kep, Weni Priska Sari S.Kep dan kepada teman-teman yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
16. Serta teman Profesi Ners Inkessu dan sahabat – sahabat ku tercinta yang telah
mendukung dan mendoakan penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan PBLK ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan. Semoga Laporan PBLK ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan , (tanggal, bulan, tahun)


Penulis

(Nama dan gelar)

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 3
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................................... 4
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 5
1.3.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan .............................................................. 5
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan ....................................................................... 5
1.3.3 Bagi Lahan Praktik ................................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ........................................................................ 7
2.1 Defenisi Kanker Payudara ........................................................................ 7
2.2 Etiologi ....................................................................................................... 9
2.3 Manifestasi klinis ..................................................................................... 12
2.4 Mind mapping .......................................................................................... 16
2.5 Penatalaksanaan ...........................................................................................
2.5.1 Medis .......................................................................................................
2.5.2 Keperawatan ...........................................................................................
2.5.2.1 Pengkajian ...............................................................................................
2.5.2.2 Rumusan diagnosa nanda .......................................................................
2.5.2.3 Nursing outcome clasification ................................................................
2.5.2.4 Nursing intervention clasification ..........................................................
2.5.2.5 Evaluasi ..................................................................................................
2.6 Resume evidence based nursing (EBN)
2.7 Discharge planing .......................................................................................
2.8 Prinsip patient safety ...................................................................................
BAB 3 TINJAUAN KASUS........................................................................... 31
3.1 Narasi Identitas Klien ................................................................................ 3

iii
3.2 Hasil Pengkajian dan Permeriksaan Fisik Sesuai dengan Sistem ...............
3.3 Mapping Masalah berkaitan dengan Kasus Pasien yang dikelola ..............
3.4 Askep (Memperhatikan Pelaksanaan Patient safety ...................................
BAB 4: PEMBAHASAN
PEMBAHASAN TENTANG PENATALAKSANAAN ASKEP MELALUI EBN

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara merupakan masalah paling besar bagi wanita di seluruh

dunia dan berisiko menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan penderita

penyakit kanker payudara akan mengalami nyeri dan pada stadium lanjut kanker

payudara akan mengalami metastase ke organ lain dan mengakibatkan turunnya

sistem kekebalan tubuh (Oesman, 2015).

Penderita kanker payudara saat ini semakin meningkat jumlahnya, baik di

Indonesia, maupun di dunia. Berdasarkan “pathological based registration”,

kanker payudara di Indonesia mempunyai minimal 20.000 kasus baru per tahun,

dimana 50% diantaranya berada pada stadium lanjut. Sedangkan di Amerika

Serikat, angka kejadian kanker payudara adalah 92 per 100.000 wanita per tahun

dengan tingkat mortalitas yang tinggi, yaitu 18% (Azamris, 2014).

WHO mengatakan bahwa 8-9% wanita menderita penyakit kanker

payudara, dengan lebih dari 250,000 kasus baru tiap tahunnya. Jumlah penderita

kanker payudara di negara berkembang menunjukkan persentase kasus tertinggi,

yaitu kurang lebih 43%. Di Eropa, hampir 178.000 wanita yang telah didiagnosis

kanker payudara dan jumlah tersebut ditambah 2 juta wanita yang memiliki

riwayat penyakit ini (Peter, 2012).

Jumlah penderita kanker di Indonesia cukup tinggi. Kanker payudara

paling mendominasi yaitu memiliki kontribusi sebesar 30%, mengalahkan kanker

servik yang berkontribusi sekitar 24% (Depkes, 2013). Menurut Riskesda tahun

1
2

2013 jumlah penderita penyakit kanker payudara 0,5 per seribu dengan estimasi

jumlah penderita penyakit kanker payudara sejumlah 62.685.

Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan

berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara,

hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Siregar, 2015). Risiko menderita

kanker payudara semakin meningkat dengan seiring bertambahnya usia, terutama

pada wanita yang mengalami haid di bawah usia 12 tahun dan wanita yang

menopause pada usia di atas 55 tahun. Namun saat ini kanker payudara dapat

ditemukan pada usia wanita usia 18 tahun (American Cancer Society, 2011).

Penderita kanker payudara mengalami berbagai komplikasi fisik yang

menyebabkan gangguan kualitas hidup. Penurunan kualitas hidup wanita

penderita kanker payudara dapat dilihat dari sisi kesehatan fisik, status psikologi,

hubungan sosial, kemandirian dan spiritual. Kualitas hidup merupakan persepsi

individu dalam kemampuan, keterbatasan psikologi dalam konteks budaya dan

sistem nilai untuk mengetahui peran dan fungsi (WHOQol, 2004) yang dapat

diukur dengan instrumen penilaian kualitas hidup. Dengan pengukuran tersebut

diharapkan akan terlihat seberapa baik kualitas hidup penderita kanker payudara.

Salah satu penelitian mengatakan penyakit kanker payudara akan

mengalami nyeri pada stadium lanjut kanker payudara akan mengalami

metastases ke organ lain dan mengakibatkan sistem tubuh menurun. Pengobatan

pasien penyakit kanker payudara akan mempengaruhi penilaian negatif pasien

terhadap dirinya sendiri sehingga terjadi penurunan kualitas hidup. Sebagian besar

wanita menganggap pengobatan mastektomi dan kemoterapi merupakan tindakan


3

yang mengerikan karena pasien akan kehilangan salah satu payudaranya dan

mengalami penurun aktivitas fisik. Pasien akan merasakan kelelahan murung,

sedih dan menimbulkan tekanan psikologis seperti depresi, banyak peneliti

menunjukkan bahwa tekanan psikologis berpengaruh terhadap penurunan kualitas

hidup, (Oesman, 2015).

Peneliti lain juga menunjukkan bahwa sebagian wanita penderita kanker

payudara mengalami gangguan dalam hal aktivitas seperti rasa nyeri, gangguan

stres, emosional dan gangguan berinteraksi dengan masyarakat. Oleh sebab itu

kebutuhan pasien tidak hanya pengobatan fisik, namun juga membutuhkan

dukungan terhadap kebutuhan psikologis dan sosial.

Tingginya jumlah penderita kanker payudara di Indonesia dan adanya

kompleksitas yang dialami penderita kanker payudara memerlukan penanganan

yang lebih baik dan terencana. Kanker payudara merupakan penyakit kedua

terbanyak di Rangan RB2A setiap tahunnya, oleh karena itu penulis tertarik

mengelola kasus kanker payudara di Ruangan RB2A RSUP Haji Adam Malik

Medan Tahun 2019.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif ini, mahasiswa

mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan secara komprehensif pada

pasien gangguan sistem reproduksi dengan Ca Mammae (kanker payudara) di

Ruangan RB2A Haji Adam Malik Medan Tahun 2020.


4

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi

keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi: kanker

payudara di ruangan RB2A RSUP Haji Adam Malik Medan.

b. Melakukan pengkajian terkait dengan kebutuhan dasar pasien dengan

gangguan sistem reproduksi: kanker payudara di ruangan RB2A RSUP

Haji Adam Malik Medan.

c. Menegakkan diagnosis pasien dengan gangguan sistem reproduksi:

kanker payudara di ruangan RB2A RSUP Haji Adam Malik.

d. Menyusun intervensi keperawatan dan rasionalnya pasien dengan

gangguan sistem reproduksi: kanker payudara di ruangan RB2A RSUP

Haji Adam Malik.

e. Mengimplementasikan perencanaan keperawatan pada pasien dengan

gangguan sistem reproduksi: kanker payudara di ruangan RB2A RSUP

Haji Adam Malik.

f. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

sistem reproduksi: kanker payudara di ruangan RB2A RSUP Haji

Adam Malik.

g. Menerapkan evidence based nursing dalam tindakan keperawatan pada

pasien dengan gangguan sistem reproduksi: kanker payudara di ruangan

RB2A RSUP Haji Adam Malik.


5

h. Menyusun discharge planning dalam memberikan asuhan keperawatan

pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi: kanker payudara di

ruangan RB2A RSUP Haji Adam Malik.

i. Menerapkan prinsip patient safety dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi: kanker

payudara di ruangan RB2A RSUP Haji Adam Malik.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan

Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) ini dapat menjadi

pengalaman berharga bagi mahasiswa agar mampu menerapkan ilmu yang

sudah didapatkan dan melakukan pengelolaan secara komprehensif pada

pasien khususnya pasien dengan gangguan sistem reproduksi: kanker

payudara, serta mengasah kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam

melakukan manajemen asuhan keperawatan pada pasien tersebut.

1.3.2 Bagi Institusi

Institusi dapat meningkatkan kualitas mahasiswanya melalui pengalaman

praktik belajar komprehensif yang memberikan kemampuan bagi

mahasiswa untuk mengelola pasien, khususnya pasien dengan gangguan

sistem reproduksi.

1.3.3 Bagi Lahan Praktik

Praktik Belajar Lapangan Komprehensif ini dilakukan dengan

menggunakan ilmu yang terbaru melalui penerapan evidence based


6

nursing (EBN) sehingga dapat menjadi masukan bagi perawat dalam

menerapkan ilmu yang terbaru dalam melaksanakan asuhan keperawatan

kepada pasien, khususnya pada pasien dengan gangguan sistem

reproduksi: kanker payudara.


BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 DEFENISI
a. Payudara

Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh
bagian atas dada dari speies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk manusia.
Payudara memiliki tiga fungsi yaitu menyusui, peranan seksual dan fungsi lain
pada wanita. Pria juga memiliki payudara. Sampai pada usia pubertas (11-13
tahun) payudara pada pria dan wanita adalah sama, karena pada masa pubertas
hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi perkembangan payudara. Pada
wanita, perkembangan payudara sangat aktif sedangkan pada pria kelenjar dan
duktus mamae kurang berkembang. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh
yang menjadi kebanggaan perempuan. Namun dibalik keindahan itu, Tuhan
menyelipkan cobaan. Ironisnya, cobaan itu juga dapat mengakibatkan kematian
sehingga sering kali menjadi momok menakutkan bagi wanita (Wiwik Norlita,
DKK 2013).

Kelenjar mama atau payudara adalah pelengkapan pada organ reproduksi


perempuan yang mengeluarkan air susu. Payudara terletak di dalam fasia
superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan aksila dan melebar dari kira-
kira iga kedua atau ketiga sampai iga ke enam atau iga ketujuh. Berat dan ukuran
payudara berlain-lainan. Pada masa pubertas membesar dan bertambah besar
selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropik pada usia lanjut.
Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang terdiri atas
kulit dan jaringan erektil dan berwana tua. Puting ini dilingkari daerah yang
berwarna cokelat yang disebut areola. Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu
atau jaringan aleolar tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan
ikat dan lemak. Sejumlah lemak ada di dalam jaringan pada permukaan payudara
dan juga di antara lobulus (pearce 2011).

7
8

Payudara merupakan aset perempuan yang sangat berharga. Kelainan pada


organ ini pastilah merupakan mimpi buruk bagi perempuan.Percaya diri lenyap
dan tidak jarang mempengaruhi hubungan dengan pasangan. Jika seorang wanita
menemukan benjolan di payudaranya, pertama-tama tentu akan timbul perasaan
khawatir dan selanjutnya disikapi dengan berbeda-beda. Setiap benjolan di
payudara tentu menimbulkan banyak kekhawatiran, di antaranya kemungkinan
adanya kanker, operasi, efek samping radiasi dan kemoterapi, sampai kematian
(Muhammad husni Dkk 2015).

b. Kanker

Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal yaitu
tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak berirama yang dapat menyusup ke
jaringan dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi
tubuh. Di dunia diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun
2005 dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. Di Indonesia
kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 dan diperkirakan terdapat 100
penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya.

Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tumbuh akibat sel-sel


tubuh tumbuh berkembang abnormal, diluar batas-batas kewajaran dan sangat liar.
Keadaan kanker terjadi, jika sel-sel normal berubah dengan pertumbuhan yang
sangat cepat sehingga tidak dapat dikendalikan oleh tubuh dan tidak berbentuk.
Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh maka akan mudah diketahui dan
diobati, namun bila terjadi di dalam tubuh akan sult diketahui dan terkadang tidak
ada gejala, kalau pun tubuh gejala biasanya sudah lanjut sehingga sulit di obati.

Pertumbuhan sel dapat disebut sebagai kanker, jika memenuhi 4 kriteria


(Husni, dkk. 2012), diantaranya :

1. Clonality, pada umumnya kanker berasal dari sebuah sel punca (stem cell)
yang kemudian membelah dan membentuk sel – sel serupa, lalu
membentuk sekelompok sel ganas.
9

2. Otonomi, sistem biokimia sel tidak dapat dikendalikan secara normal.


3. Anaplasia, diferensiasi sel secara normal tidak ada lagi.
4. Metastatis, sel – sel menyebar ke jaringan tubuh lain.

c. Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan masalah global dan isu internasional yang


penting karena merupakan penyakit degeneratif yang paling sering pada wanita di
negara maju dan merupakan seluruh dari kanker yang didiagnosis tiap tahun
(Tiarnida dkk 2018).

Carsinoma (Ca) Mamae merupakan kanker yang berasal dari kelenjar,


saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak termasuk kulit payudara
(Mangan, 2014). Penderita kanker payudara mengalami perubahan kondisi dari
fisik, psikologis, sosial, dan spiritual yang menyebabkan kualitas hidup dari
pasien menurun (Fatmadona, 2015). Kanker payudara (Carcinoma mammae)
adalah suatu panyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Kanker payudara ini merupakan masalah yang dapat menimbulkan kesengsaraan
dan kematian pada manusia.

Kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi dengan


nomor dua di Indonesia dan terdapat peningkatan insiden dari tahun ke tahun
(Azamris, 2014).

2.2 ETIOLOGI
Beberapa faktor Resiko terkena kanker payudara antara lain sebagai
berikut:

1. Umur
Wanita dengan usia yang semakin tua akan lebih berisiko dari pada wanita
yang memiliki usia muda, Penelitian yang dilakukan oleh Haslinda (2012)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan
kanker payudara, dimana wanita dengan umur ≥ 50 tahun memiliki risiko
10

8,5 kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
yang umurnya < 50 tahun.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat keluarga terkena kanker payudara akan
memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena kanker payudara.
Contohnya, risiko terkena kanker payudara seorang perempuan yang
memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita kanker payudara
akan berisiko 1,5 – 3 kali.
3. Umur menarce
Wanita dengan umur menarche lebih awal akan memiliki risiko yang lebih
besar dibandingkan dengan wanita lainnya.
4. Terapi sulih estrogen
Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun sedikit
meningkatkan risiko kanker payudara dan risikonya meningkat jika
pemakaiannya lebih lama.
5. Status perkawinan
Wanita yang belum menikah akan memiliki risiko terjadinya kanker
payudara lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sudah menikah.
Hal ini didukung oleh beberapa pendapat para ahli bahwa pada wanita
yang menikah akan mengalami aktivitas reproduksi pada saat kehamilan
atau laktasi hormon (hormon yang berperan besar adalah estrogen dan
progesteron).
6. Riwayat kanker sebelumnya
Wanita yang sebelumnya pernah memiliki riwayat kanker (utamanya
kanker payudara dan kanker ovarium) meningkatkan risiko kejadian
kanker payudara. Wanita dengan riwayat kanker payudara sebelumnya
kemungkinan besar akan mendapatkan kanker payudara pada sisi yang
lain, hal ini terjadi karena payudara merupakan organ berpasangan yang
dilihat dari suatu sistem dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Wanita
yang memiliki riwayat pernah menderita kanker ovarium kemungkinan
akan terkena kanker payudara. Rini (2015) melalui penelitian yang
11

dilakukan membuktikan bahwa wanita yang memiliki riwayat kanker


payudara sebelumnya memiliki risiko 4,02 kali lebih besar terkena kanker
payudara lagi, sedangkan wanita dengan riwayat kanker ovarium
sebelumnya memiliki risiko 5,33 kali lebih besar.
7. Paritas
Nullipara atau seseorang yang tidak memiliki anak dapat meningkatkan
risiko perkembangan kanker payudara karena lebih lama terpapar dengan
hormon estrogen dibandingkan wanita yang memiliki anak (Desiyani).
8. Pemakaian kontrasepsi/ KB Hormonal
Pemakaian kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan risiko terjadinya
kanker payudara tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor
lainnya. Penelitian yang dilakukan Abidin memiliki hasil, wanita yang
menggunakan kontrasepsi hormonal memiliki risiko 3,431 kali lebih besar
menderita kanker payudara dibanding yang tidak menggunakan
kontrasepsi hormonal.
9. Obesitas
Obesitas sebagai faktor risiko kanker payudara masih diperdebatkan.
Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor risiko kanker
payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang
obesitas. Pada penelitian Lindra disebutkan, wanita dengan obesitas
memiliki risiko 4,49 kali lebih besar terkena kanker payudara daripada
yang tidak obesitas.
10. Hormonal
Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel.
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika
tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya
meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah
mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
11. Menyusui
Wanita yang menyusui risiko terkena kanker payudara lebih kecil
dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui sebab dengan menyusui
12

paparan terhadap estrogen dapat dikurangi yang merupakan salah satu


penyebab kanker payudara.
12. Radiasi
Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi semakin tinggi resiko
untuk terkena kanker payudara dikemudian hari.
13. Riwayat keluarga
Resiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga inti
yang terkena kanker payudara dan semakin mudah ada anggota keluarga
terkena kanker maka akan semakin besar penyakit tersebut menurun.

2.3 MANISFESTASI KLINIS

Gejala klinik yang dapat digunakan sebagai warning signs kanker


payudara (Fanny, 2014), diantaranya :
1. Keluhan adanya benjolan pada sekitar payudara.
2. Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
3. Adanya discharge/ sekret yang keluar dari puting susu.
4. Perubahan warna atau rasa kulit payudara (seperti kulit jeruk).
5. Gejala-gejala lain yang mungkin ditemukan, yaitu:
a. Benjolan atau massa di ketiak
b. Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau
berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
6. Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu
maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
7. Payudara tampak kemerahan
8. Kulit di sekitar puting susu bersisik
9. Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
10. Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara.
11. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi kulit
13

Stadium dalam kanker adalah untuk mengambarkan kondisi kanker yaitu


letaknya, sampai di mana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnya terhadap
organ tubuh lain. Dengan mengetahui stadium kanker ini merupakan salah satu
cara untuk membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai untuk
pasien.

Sistem TNM mengunakan 3 kriteria untuk menentukan stadium kanker yaitu :

1. T (tumor ) berapa besar ukurannya dan dimna lokasinya


2. N (node ) kelenjar getah bening di sekitar tumor, apakah tumor telah
menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
3. M (metastasis) kemungkinan tumor telah menjalan ke organ lain.
Stadium kanker payudara berdasarkan penilaian TNM sebagai berikut :

T (tumor size ) ukuran tumor

To : tidak di temukan tumor primer

TI : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.

T2 : ukuran tumor diameter anatara 2-5 cm.

T3 : ukuran tumor diameter> 5 cm

T4 : ukuran tumor berapa saja tetapi sudah ada penyebaran kekulit atau
dinding dada pada keduannya, dapat berupa barok, edema atau bengkak, kulit
payudara kemerahan atau benjolan kecil di kulit tumor utama

N (node ) kelenjar getah bening regional (KGB)

N0 : tidak terdapat metasis pada KGB regional di ketiak

N1 : ada metasis ke KGB aksila yang masih dapat di gerakan

N2 : ada metasis ke KGB aksila yang sulit di gerakan.

N3 : ada metasis ke KGB di atas tulang selangka atau di dekat tulang sternum
14

M (metatasis)

Mx : metasis jauh belum dapat di nilai

M 0 : tidak terdapat metasis jauh.

M 1: terdapat metasis jauh

Penyebaran penyakit kanker payudara terbagi beberapa stadium, antara


lain:

1. Stadium I (stadium awal)


Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25cm dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. pada stadium ini kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70%. Untuk memeriksa ada atau
tidaknya metastase pada bagian tubuh lain harus dilakukan di laboratorium.
2. Stadium II (stadium lanjut)
Kanker sudah lebih besar dari sebelumnya dan terjadi metastase pada bagian
ketiak. Pada stadium ini kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40%
tergantung pada luasnya penyebaran kanker. Pada stadium I & II dapat
dilakukan operasi untuk mengangkat sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, yang kemudian dilkukan penyinaran untuk memastikan ada atau
tidaknya sel kanker yang tertinggal.
3. Stadium III
Sel kanker cukup besar dan telah menyebar ke seluruh tubuh. pada stadium
ini, kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Pengobatan pada stadium ini
sudah tidak ada artinya lagi, tetapi biasanya pengobatan yang dilakukan
adalah penyinaran dan kemoterapi, yaitu pemberian obat melalui cairan infus
yang dapat membunuh sel kanker. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu
dengan mengangkat payudara yang sudah parah melalui operasi. Namun
demikian, usaha tersebut hanya untuk mengkambat proses perkembangan sel
kanker dalam tubuh, serta meringankan kesakitan penderita semaksimal
mungkin.
15

4. Stadium IV
Sel kanker sudah menyebar ke organ lain seperti paru-paru hati, tulang, atau
otak.
Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan insidensi dan
secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.
Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah
promosi kesehatan dan deteksi dini.

Adapun strategi pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Pencegahan primer
Pencegahan primer yang dapat dilakukan dengan promosi kesehatan pada
orang sehat sebagai upaya untuk menghindarkan diri dari faktor risiko. Selain
itu dapat melakukan deteksi dini SADARI, serta melaksanakan pola hidup
sehat untuk mencegah kanker payudara.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena kanker payudara, dengan melakukan deteksi dini berupa skrinning
melalui mammografi yang diklaim memiliki akurasi 90%. Namun,
keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita sehat tidak baik,
karena merupakan salah satu risiko terjadinya kanker payudara, sehingga
mammografi harus dilakukan dengan pertimbangan.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan ini biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Dengan penanganan yang tepat, penderita sesuai dengan
stadium kanker dengan tujuan mengurangi kecacatan dan memperpanjang
harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini berperan penting untuk
meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi penyakit serta
meneruskan pengobatan.
Berikut
a. Terapkan hidup sehat :
1. Menjaga berat badan ideal.
16

2. Pemberian ASI.
3. Komsumsi sayuran buah dan kacang – kacangan.
4. Mengurangi komsumsi makanan dan gula yang di proses.
5. Kurangi komsumsi daging merah.
6. Menghindari gorengan serta makanan yang banyak mengandung lemak.
7. Hindari makanan yang berkontamisani dengan jamur.
8. Menyimpan makanan yang cepat rusak di lemari es.
9. Mengurangi makanan yang di asap.
10. Metode memasak dengan suhu rendah.
11. Menghentikan mengomsumsi alkohol.
12. Olahraga yang teratur.
13. Hindari merokok.
14. Menghindari stres.

b. Komsumsi makanan pencegahan kanker


Terdapat beberapa jenis makanan yang di teliti ahli dapat mencegah kanker
payudara yaitu, tomat, alpukat, blueberry, kunyit, teh hijau, brokoli, kembang
kol, bawang putih, bayam, buah delima, rumpt laut, sayuran, gandum,ikan
salmon,dan tuna, olahan kedelai, dan jus jeruk.
c. Makanan penderita kanker payudara
Adalah sayuran seperti wartel, lobak, pisang raja, belimbing manis, seledri,
kubis, apel, susu keledai, dan tempe.

2.4 MIND MAPPING

2.5 PENATALAKSANAAN

Mulyani dan Nuryani (2013) menjelaskan bahwa penatalaksanaan kanker


payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita.
17

Macam-macam penatalaksanaan kanker payudara :

2.5.1 Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Lumpectomy

Pasien yang boleh menjalani lumpectomy adalah:


a. Mempunyai cukup jaringan normal hal ini diharapkan agar pengangkatan
tidak menghilangkan payudara.
b. Mempunyai tumor tunggal.
Pasien yang tidak boleh menjalani lumpectomy adalah :
a. Mempunyai tumor banyak (jamak) dalam satu payudara.
b. Menjalani terapi, radiasi payudara untuk penangan aawal kanker payudara.
c. Sedang hamil sehingga harus menghindari terapi radiasi.
Tahap-tahap pembedahan lupectomy :
a. Persiapan operasi, kemudian berikan anestesi lokal atau pun total dan
membutuhkan waktu antara satu sampai dua jam.
b. Penjepit metalik kecil akan dimasukkan untuk memberi tanda area serta
mempermudah terapi melakukan perawatan.
c. Simpul limfe (getah bening) juga akan diperiksa saat itu juga saat jaringan
payudara di angkat.
d. Irisan akan dilakukan di bawah ketiak atau dengan membuat irisan
terpisah di bawah lengan.
e. Melihat kanker seberapa besar dan seberapa parahnya, memisahkan kanker
dengan jaringan lainnya.
f. Melakukan penangkatan kanker.
g. Menjahit bagian yang telah diangkat.

Ada beberapa jenis pembedahan pada kanker payudara yaitu :


18

a. Radical mastectomi merupakan operasi pengangkatan sebagaian payudara


(lumpectomy) dan operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radiotrafi,
lumpectomy ini biasanya di lakukan pada pasien yang besar tumornya
kuurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Total mastektomy
Total mastektomy merupakan operasi penggangkatan seluruh payudara
saja bukan klelenjar ketiak atau axila.
c. Medifien radikal mastectomy

Merupakan operasi penggangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di


tulang dada, tulang selangka, dan tulang iga, serta benjolan disekitar
ketiak.

2. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah cara penggobatan yang sangat efektif dan sangat sasaran
untuk menghancurkan sel kanker yang mungkin masih tertinggal setelah operasi.
Radiasi dalam pengobatan kanker disebut ionizing radiation. Radiasi dapat
mengurangi risiko kekambuhan kanker.
Biasanya terapi ini mengunakan x-ray berenergi tinggi atau partikel lain
untuk membunuh sel kanker, terapi ini dilakukan secara regular perminggu (5
hari) selama 6 minggu tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan
penderita secara umum, dan pengobatan lainya.

Cara kerja terapi radiasi :

Untuk mengetahui bagaimana radiasi bekerja untuuk pengobatan, pertama-


tama kita harus mengetahui siklus hidup sel normal dalam tubuh, siklus sel ada 5
fase yaitu.

a. Fase GO (resting stage)


Sel belum mulai membelah, langkah ini dapat berlangsung beberapa jam
hingga bertahun-tahun, hal ini tergantung pada tipe sel. Ketika sel
mendapat kode untuk menggandakan maka kemudian dia akan menuju
fase GO.
19

b. Fase GI
Sel mulai membuat lebih banyak protein, digunakan sebagai persiapan
untuk membelah. Fase ini berlangsung antara 18 hingga 30 jam.
c. Fase C
Fase ini menandakan bahwa kromosom yang berisi kode genetik (DNA)
yang dapat di gandakan, sehingga kedua sel yang baru berbentuk itu akan
mempunyai jumlah jumlah DNA yang sama, fase ini berlangsung antara
18 hingga 20 jam.
d. Fase G2
Sel akan membelah menjadi 2 sel, berlangsung 2 minggu 20 jam.
e. Fase M
Sel membelah menjadi 2 sel yang berlangsung 30 atau 60 menit

Efek samping radioterapi berbeda-beda tergantung pada area tubuh yang terapi.
Efek samping yang paling umum adalah rasa lemah tak bertenaga, yang biasanya
muncul beberapa minggu setelah radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi
penyebabnya diantaranya karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri, kurang
nafsu makan, atau lelah karena setiap hari harus ke rumah sakit.

2.5.2 Keperawatan

Perawatan pasien dengan terapi radiasi adalah :

1. Perawatan sebelum radiasi


Sebaiknya lakukan terlebih dahuku pemikiran pasien sebelum radioterapi,
sehingga pasien mengerti radioterapi, menghindari stres, ketakutan dan setelah
itu untuk memperbaiki keadaan umum, memperhatikan nutrisi tubuh,
memperbaiki situasi lokal, untuk menghindari infeksi lokal.
2. Perawatan selama radiasi
Pasien kanker selama radiasi radioterapi sering merasa nyeri, pendarahan,
infeksi, pusing, kehilangan nafsu makan dan gejala lain, pengobatan sistematik
harus tepat waktu. Langkah pertama yaitu dokter harus memperhatikan
20

penyesuaian pengobatan dan dosis, sejauh mungkin untuk melindungi bagian-


bagian tidak perlu diradiasi, sambil memberi obat penenang, vitamin B.
Langkah kedua yaitu memberikan asupan air yang cukup banyak kepada pasien
agar mencapai tujuan untuk mengurangi reaksi sistemik dan menghindari
cedera radiasi lokal. Selama radioterapi, dokter harus memperhatikan
perubahan sering diamati dalam darah, seperti sel-sel darah putih kurang dari
3.0x 109/l, trombosit kurang dari 8.0 x 109/L harus mengetahui alasan atau
penangguhan radioterapi, diberikan pengobatan yang sesuai.
3. Setelah perawatan radiasi
Para pasien setelah diradiasi, kulit lokal harus tetap bersih untuk menghindari
rangsangan fisik dan kimia, tidak dapat membiarkan kulit lokal berlebihan
tergesek. Pakaian pasien harus lembut, kerah jangan terlalu kaku, organ setelah
diradasi, karena cedera radiasi, mengurangi resistensi terhadap infeksi skunder,
sehingga harus mengunakan radioterapi yang berbeda untuk meningkatkan
perlindungan. Untuk radioterapi yang berbeda untuk meningkatkan
perlindungan. Untuk radioterapi lokal yang spesifik, seperti esophagus setelah
radioterapi harus mengkomsumsi makanan lunak,rektum setelah radioterapi
harus mencoba untuk menghindari BAB kering. Radiasi dari situs tumor
primer tidak dapat dengan mudah biopsi jika tidak maka dapat menimbulkan
luka yang tak tersembuhkan dan berkempanjangan
4. Terapi hormon
Terapi hormon ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon
dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada
stadium akhir. Terapi ini dikenal sebagai terapi anti estrogen untuk memblok
kamampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan
kakker payudara.
5. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker yang dapat
diberikan secara oral atau intervensi.
Cara pemberian obat :
a. Secara oral
21

Diberikan secara berseri (biasanya di minum selama 2 minggu, istirahat 1


minggu).
b. Secara intravenous
Diberikan dalam 6 kali kemo yang berjarak 3 minggu untuk yang full dosis
Kemoterapi adjuvant, diberikan setelah operasi pembedahan untuk jenis
kanker payudara yang belum menyebar dengan tujuan menguranggi resiko
timbulnya kembali kanker payudara. Sel-sel kanker daopat di melepaskan
diri dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran darah. Sel-sel
ini tidak menyebabkan gejala yang tidak muncul pada sianr x serta tidak
dapat dirasakan pada pemeriksaan fisik. Namun memiliki peluang untuk
tumbuh dan membentuk tumor baru di tempat lain di tubuh. Kemotrapi
adjuvant ini dapat di beriakan untuk mencari dan membunuh sel-sel ini.
Neoadjuvant kemoterapi merupakan kemoterapi yang diberikan sebelum
operasi dan bermanfaat mengecilkan kanker yang berukuran besar
sehingga cukup kecil untuk melakukan lumpectomy.
Efek samping yang dirasakan adalah :
a. Rambut rontok
b. Kuku dan kulit mengering dan hitam
c. Mual dan muntah
d. Anoreksia
e. Perubahan siklus menstruasi
f. Mudah lelah

Perawatan pasien dengan post kemotrapi :


1. Anoreksia
Penanganan yang bisa di lakukan adalah dengan mengajarkan dengan cara
mengatur makanan: kebutuhan karbohidrat sebagai sumber energi yang
harus dikomsumsi secara teratur, bisa diperoleh dari tepung, sereal, pasta
dan roti tetapi hindari yang terlalu manis seperti permen dan kue-kue
basah. Kebutuhan protein penting karena banyak mengandung vitamin dan
22

mineral. Untuk menambah protein juga bisa dengan makan telur rebus dan
daging.

2. Perubahan indra pengecap


Hindari makanan yang pahit makanan yang lunak protein (susu, ikan dan
ayam) pertahankan rasa manis, komsumsi makanan tambahan, lakukan tes
pengecapan, karbohidrat pada pasien yang tidak suka manis, dan gunakan
tambahan bumbu.
3. Mual dan muntah
Untuk mencegah mual muntah:
a. Makan makanan yang dingin atau yang di sajikan dengan suhu
ruangan karena maknan yang panas meningkatkan sensasi mual.
b. Minum segelas jus apel,lemon, teh atau cola untuk meredakan mual.
c. Hindari makanann yang terlalu manis, berlemak
d. Hindari makanan 1-2 jam senbelum dan setelah kemotrapi
e. Gunakan tehnik distraksi (musik,radio,televisi)
f. Gunakan tidur saat terasa mual
4. Diare
Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti sereal, roti dari
tepung, kacang dan biji-bijian coklat, buah segar atau yang dikeringkan.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada kanker Payudara


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pengumpulan data yang berhubungan dengan
pasien secara sistematis (Doenges, Moorhouse dan Burley, 2000).
Langkah-langkah pengkajian yang sistematis adalah pengumpulan data,
sumber data, klasifikasi data, analisa data, dan diagnosa keperawatan.
a. Identitas
Meliputi data pasien dan data penanggung jawab, seperti umur, alamat,
agama, pendidikan, pekerjaan, nomor rekam medik.
23

b. Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan, riwayat


penyakit, (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah di lakukan), faktor
risiko, etiologi.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan
kanker payudara.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara di pengaruhi oleh faktor
hormon antara lain estrogen dan progestron, maka sebaikanya
pemeriksaan ini di lakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin/ setelah menstruasi kurang lebih 1 minggu dari hari akhir
menstruasi.
e. Infeksi
1. Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan).
2. Kelainan papila letak dan bentuk, adakah puting susu, kelaianan kulit,
tanda radang, dan lain-lain.
f. Palpasi
1. Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2. Konsintensi, banyak, lokasi, besar, dan operabilitas.
3. Pembesaran kelenjar getah bening
4. Adannya metastase nodus (ragion) atau organ jauh.
5. Stadium kanker
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
a. Pemeriksaan radiologis
1. Mamografi/ USG mamma
2. X-photo thoraks
3. Ct scan
b. Pemeriksaan laboratrium
1. Darah lengkap, urin.
2. Gula darah puasa.
24

3. Aktivitas estrogen/ vagina smear.


c. Pemeriksaan sitologis
a. FNA dari tumor.
b. Sekret dari puting susu, ditemukan cairan abnormal seperti darah atau
nanah.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan suatu tahap perumusan masalah yang
didapat dari data pengkajian yang telah di analisa. Berikut beberapa diagnosa
yang dapat ditegakkan pada penderita kanker payudara, yaitu:
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan masa tumor
b. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
c. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan hipermetabolisme ke jaringan.

3. Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang
mengidentifikasi masalah/ kebutuhan pasien, tujuan, hasil perawatan dan
intervensi untuk mencapai hasil yang di harapkan dan menangani masalah.
Intervensi keperawatan menurut NANDA, NIC & NOC (judith & wilkson,
2012).
Intervensi keperawatan untuk pasien dengan kanker payudara dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Rencana keperawatan

NOC (tujuan & kriteria hasil) NIC (intervensi)

1. Nyeri berhubungan dengan - Mampu mengontrol nyeri, tau penyebab - Lakukan pengkajian nyeri secara komprensif
adanya penekanan masa nyeri, termasuk lokasi, durasi, frekuensi.
tumor. - Mampu menggunakan teknik non - Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri
farmakologi untuk mengurangi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang kebisingan
dengan menggunakan manajemen nyeri. - Ajarkan tentang tehnik non farmakologi; nafas
- Mampu mengenali nyeri, dan skala nyeri dalam relaksasi, kompres hangat, dinding
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri hangat
berkurang - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi.
2. Cemas berhungan dengan - Kontrol kecemasan - Gunakan pendekatan yang menyenangkan
perubahan gambaran tubuh. Kriteria hasil - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
- Pasien mampu mengidentifikasi dan pelaku pasien
mengungkapkan gejala cemas - Temani pasien untuk memberikan keamanan
- -Mengidentifikasi, mengungkapkan dan dan mengurangi takut
menunjukan tehnik untuk mengontrol - Libatkan keluarga untuk mendapingi pasien.
cemas - Intruksikan pada pasien untuk mengunakan
- Vital sign dalam batas normal teknik relaksasi
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa - Dengarkan dengan penuh perhatian
tubuh dan aktivitas menunjukan - Dorong pasien untuk mengungkapkan

7
8

berkurangnya kecemasan. perasaan, ketakutan,persepsi.


- Kelola pemberian obat anti cemas.
3. Resiko infeksi berhungan - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi - Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
dengan luka operasi. - Menunjukkan kemampuan untuk lain.
mencegah timbulnya infeksi - Pertahankan teknik isolasi
- Menunjukkan perilaku hidup sehat - Cuci tangan setiap sebelun dan sesudah
tindakan keperawatan
- Gunakan sarung dan baju sebagai pelindung
- Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat.
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal.
- Batasi pengunjung.
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara menghindari infeksi
- Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas.

4. Kerusakan integritas - Integritas kulit yang baik bisa di - Anjurkan pasien mengunakan pakaian longar.
jaringan berhubungan pertahankan - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
dengan mastektomi. - Tidak ada luka/ lesi pada kulit kering.
- Perfusi jaringan baik - Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Menunjukkan pemahaman dalam proses - Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang
perbaikan kulit dan mencegah cedera tertekan.
berulang - Memandikan pasien dengan sabun dan air
- Mampu melindungi kulit dan hangat
mempertahankan kelembaban kulit dan - Membersihkan, memantau dan meningkatkan
9

perawatan alami. proses penyembuhan pada luka yang di tutup


dengan jahitan
- Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai
atau biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut)
sesuai program
5. Ketidakseimbangan nutrisi - Adanya peningkatan berat badan sesui - Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan tubuh dengan tujuan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan dengan - Berat badan ideal sesuai dengan tingi menentukan kalori dan nutrisi yang di
hipermetabolisme ke badan. butuhkan pasien.
jaringan. - Mampu mengindetifikasi kenbutuhan - Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
nutrisi Fe
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi. - Anjurkan pasien untuk menentukan protein
- Menunjukkan peningkatan fungsi dan vit C
pengecapan dan menelan - Berikan subtansi gula yakinkan diet yang di
- Tidak terjadi penurunan berat badan makan mengandung tinggi serat untuk
yang berarti. mencegah konstipasi
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan dimana
rencana perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi, aktivitas yang
telah ditemukan. Kemudian bila telah dilaksanakan, memantau dan mencatat
respon pasien terhadap setiap intervensi dan mendokumentasikannya
informasi ini kepada penyediaan perawatan kesehatan keluarga. Prinsip ini
memberikan tindakan keperawatan mengunakan komunikasi terapeutik serta
penjelasan setiap tindakan yang diberikan pada pasien (Doenges, 2013).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, yakni
proses yang dilakukan secara terus-menerus dan penting untuk menjamin
kualitas serta ketepatan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan
meninjau respon untuk menentukan keefektifan rencana dalam memenuhi
kebutuhan pasien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku dan respon pasien
mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa
keperawatan atau pemeliharaan status yang sehat selama evaluasi, perawat
memutuskan apakah langkah proses keperawatan sebelumnya telah efektif
dengan menelah respon pasien dan membandingkan dengan prilaku yang di
sebutkan dalam hasil yang di harapkan (doenges 2013).
Sejalan dengan telah di evaluasi pada tujuan, penyesuaian terhadap
rencaan asuahan dibuat sesuai dengan keperluan. Jika tujuan terpenuhi
dengan baik perawat menghentikan rencana asuhan keperawatan tersebut dan
mendekumentasikan analisa masalah teratasi. Tujuan yang tidak terpenuhi
dan tujuan yang sebagian terpenuhi mengharuskan perawat untuk
melanjutkan rencana atau memodifikasi rencana asuhn keperawatan.

2.6 Penerapan Evidence based Nursing (EBN)

Penelitian yang dilakukan oleh Puput Nur Fadilah, Puji Astuti, Wesiana Heris
Santy (2016) untuk melihat pengaruh teknik relaksasi hand massage terhadap

31
32

nyeri pada pasien kanker payudara, menyimpulkan bahwa rata-rata tingkat nyeri
responden sebelum diberikan teknik relaksasi hand massage adalah 5.09,
sedangkan rata-rata tingkat nyeri responden sesudah diberikan teknik relaksasi
hand massage adalah 3.09. Dapat dilihat bahwa ada perbedaan tingkat nyeri
antara sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi hand massage.
Hasil penelitian dapat ini menjadi salah satu terapi keperawatan yang dapat
diterapkan kepada pasien dengan kanker payudara, yaitu dalam mengurangi rasa
nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi hand massage.

2.7 Patient Safety

Komisi akreditasi rumah sakit (KARS) telah menetapkan Standar Nasional


Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) sebagai acuan dalam menjalankan pelayanan
kesehatan khususnya di rumah sakit. Salah satu bagian dalam Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) mengatur tentang keselamatan pasien (patient
safety) yang bertujuan untuk mendorong peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
dan keselamatan pasien (KARS, 2018).
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(Permenkes, 2017).
Fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan keselamatan pasien
(patient safety). Permenkes (2017) menyatakan bahwa penyelenggaraan patient
safety tersebut dilakukan melalui pembentukan sistem pelayanan yang
menerapkan: standar Keselamatan Pasien, sasaran Keselamatan Pasien, dan tujuh
langkah menuju Keselamatan Pasien. Sistem pelayanan kesehatan harus
menjamin pelaksanaan: a. asuhan pasien lebih aman, melalui upaya yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien; b. pelaporan dan
33

analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya; dan c.
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera.

a. Standar Keselamatan Pasien antara lain meliputi:


1. Hak pasien;
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga;
3. Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
peningkatan Keselamatan Pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien;
6. Pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien; dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan
Pasien.

b. Sasaran Keselamatan Pasien, meliputi tercapainya hal-hal:


3. Mengidentifikasi pasien dengan benar;
4. Meningkatkan komunikasi yang efektif;
5. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai;
6. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasienyang benar;
7. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan;
8. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.

C. Tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien, terdiri atas:


1. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien;
2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4. Mengembangkan sistem pelaporan;
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien;
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan tanggal 13 Mei 2019 pukul 11.00 wib.

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny S

Umur : 41

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Alamat : Bandar Tinggi

Pekerjaan : IRT

Tanggal Masuk : 07-05-2019

Diagnosa Medis : ca mammae

Penanggung Jawab

Nama : Tn M

Pendidikan : SMA

Alamat : bandar tinggi

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Hubungan Dengan Pasien : Istri

31
32

3.1.2 Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan adanya rasa nyeri di payudara sebelah kiri dengan skala nyeri
7.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Rasa nyeri dirasakan kira-kira dalam 4 bulan terakhir, namun tidak dilakukan
apapun. Setelah menyadari payudara semakin membesar dan semakin nyeri, baru
dilakukan pengobatan alternatif.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang parah sebelumnya.
Tidak punya penyakit keturunan, dan tidak ada riwayat alergi.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami kanker. Ayahnya
meninggal karena penyakit stroke.
33

Genogram
Gambar 3.1

Keterangan :

: laki – laki : laki – laki meninggal

: perempuan : perempuan meninggal

: klien -------- : tinggal serumah

5. Riwayat sosial
1. Hubungan dengan anggota keluarga
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik
34

2. Pembawaan secara umum


Pasien sedikit gelisah dengan keadaan sekarang
3. Lingkungan rumah
Pasien mengatakan rumahnya di pinggir jalan
3.1.4 Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum : lemah


b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/90 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 37 º C
d. Kepala: Tidak ada benjolan ataupun luka.
e. Mata: Simetris, penglihatan baik
f. Hidung: Simetris, tidak ada peradangan
g. Mulut: mukosa bibir kering
h. Telinga: Simetris, ketajaman pendengaran baik.
i. Leher: Tidak ada benjolan, tidak ada peningkatan jugularis.
j. Bentuk payudara: asimetris, payudara sebelah kiri telah dilakukan biopsi
dan terdapat nodul-nodul yang bernanah dan berdarah.
k. Puting susu: Yang sebelah kiri nampak besar dan berdarah dan sebelah
kanan nampak bersih
l. Abdomen: Tidak ada bekas luka operasi dan massa
m. Paru- paru: Perkembangan dada kiri kanan simetris
n. Jantung: tidak terdapat pembesaran jantung
o. Genetelia: tidak ada kelainan
p. Ekstremitas: tidak ada
q. Kulit: kering, akral hangat, turgor baik.
35

3.1.5. Pola Pengkajian Fungsional

a. Pola Persepsi Terhadap Penyakit: pasien mengatakan malu terhadap


penyakitnya
b. Pola eliminasi :
BAK, frekuensi 4-5x / hari, warna: kuning jernih, tidak ada keluhan
BAB, frekuensi : 1x/ hari, Warna: kuning kecoklatan, tidak ada keluhan
c. Pola Istirahat
Lama tidur malam : 6 jam
Lama tidur siang : 2 jam
Keluhan waktu tidur : sering terjaga di malam hari
d. Pola aktivitas dan Latihan: aktivitas di atas tempat tidur
e. Pola Persepsi dan Sensori: baik
f. Pola Hubungan dengan Orang Lain: baik
g. Pola reproduksi dan Sosial: baik
h. Pola persepsi diri dan Konsep Diri: kurang baik
i. Status emosi: baik
j. Konsep diri:
1. Body image : pasien malu dengan keadaannya
2. Peran diri : pasien adalah seorang ibu
3. Ideal diri : pasien kurang yakin penyakitnya akan sembuh
4. Indentitas diri : pasien adalah seorang pasien
5. Pola mekanisme koping : berserah diri
6. Dalam menghadapi penyakitnya pasien hanya berserah diri pada Tuhan
ada di beri kesembuhan.
7. Pola persepsi dan kepercayaan: pasien menganut agama Islam
8. Pola komunikasi
a. Sebelum sakit: pasien bisa berkomunikasi baik dengan orang lain
b. Saat dikaji: pasien kooperatif bisa berintraksi dengan pasien
9. Kebutuhan spritual
a. Sebelum sakit : pasien selalu beribadah
b. Saat dikaji : pasien mengatakan hanya berdoa di atas tempat tidur
36

3.1.6. Data Penunjang

1. Hasil Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratrium tanggal 15 mei 2019

Pemeriksaan Satuan Hasil Nilai rujukan

Hematologi
Hemoglobin (HGB) g/dl 11,1 12-16
Eritrosit (RBC) juta/µl 4.11 4.10-5.10
Leukosit ((WBC) /µl 11.770 4.000-11.000
Hematokrit % 34 36- 47
Trombosit (PLT) /µl 156.000 150.000-450.000
MCV Fl 83 81-99
MCH Pg 27.0 27.0-31.0
MCHC g/dl 32.6 31.0-37.0
RDW % 17.2 11.5-14.5
MPV Fl 9.5 6.5-9.5
PCT % 0.150 0.100-0.500
PDW % 10.5 10.0-18.0
Hitung jenis
Neotrofil % 88.30 50.00-70.00
Limfosit % 8.90 20.00-40.00
Monosit % 2.20 2.00-8.00
Eosinofil % 0.20 1.00-3.00
Basofil % 0.40 0.00-1.00
Neutrofil absolut 10³µl 10.39 2.7-6.5
Limpisit absolut 10³µl 1.05 1.5-3.7
Monosit absolut 10³µl 0.26 0.2-0.2
Eosonofil absolut 10³µl 0.02 0-0.10
Basofil absolut 10³µl 0.05 0-0.1
NRBC % 2.3

2. Terapi Obat

No Nama obat Indikasi Efek samping

1. Inj Ranitin 50 mg Obat yang - Sakit kepala


diindikasikan untuk - Sulit buang air kecil
sakit maag. Pada - Diare
penderita sakit maag, - Mual
terjadi peningkatan - Nyeri perut
asam lambung dan - Gatal-gatal pada kulit
37

luka pada lambung


2. Inj Ketorolak 30 Obat yang - Rasa pedih di mata
diindikasikan untuk - Mata terasa gatal
menghilangkan rasa - Pusing
nyeri - Mual, muntah
- Diare dapat terjadi
3. Inj vit k - Sebagai suplemen - Berkeringat
- Menangani - Pusing
pendarahan - Perubahan pada indera
pengecap
- Kulit terasa merah,
panas, atau kesemutan
- Sulit bernafas
- Bibir membiru
4. Inj ceftriaxon 1 gr Untuk mengatasi - Nyeri tengorokan
berbagai infeksi - Nyeri perut
bakteri dan - Mual, muntah
membunuh bakteri - Diare
dalam tubuh. - Feses menjadi hitam
- Nafas pendek
- Pendarahan atau
memar yang terjadi
- Kelelahan atau merasa
lemas
- Sariawan
3.2. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1 Ds: Pasien mengatakan nyeri pada nodul Nodul-nodul pada payudara Nyeri Akut
nodul di payudara sebelah kiri.
Do: Pasien tamoak meringis, skala nyeri:
7 Mendesak sel syaraf
TTV :
TD : 110/90 mmhg
HR : 80 x/i Menekan sel saraf
RR : 20x/i
T : 37 ºc
Nyeri
2 Ds: Pasien mengatakan luka biopsinya Nodul-nodul yang bengkak Kerusakan integritas kulit
terbuka dan terdapat nanah
Do: Terdapat nanah pada nodul nodul
payudara Mendesak jaringan

Ulkus

Kerusakan integritas kulit


3. Ds: Pasien mengatakan bahwa ia merasa Kanker pada payudara Gangguan body image
malu dengan keadaannya terutama karena
payudara sebelah kiri membesar. Payudara membengkak

31
32

Do: Pasien tampak terlihat murung, cemas


dan sedih. Pertumbuhan payudara abnormal

Timbul rasa malu


Gangguan body image
4. Ds: pasien mengatakan payudaranya Nodul –nodul mendesak pembuluh darah Resiko terjadi Infeksi
mengeluarkan darah
Do: luka tampak merah dan mengeluarkan
darah Aliran darah terhambat
Leukosit : 11.770
Demam : 37 º C
Luas luka : 6 cm Hipoksia

Nekrosis jaringan

Media mikroorganisme patogen berkembang

Infeksi
33

3.3 Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa keperawatan

1. Nyeri b/d manipulasi jaringan atau trauma karena pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot.
2. Kerusakan integritas kulit b/d tindakan biopsi jaringan
3. Gangguan body image b/d pembengkakan payudara yang abnormal
4. Resiko terjadi infeksi b/d pendarahan

3.4 Intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan NOC Intervensi NIC

Dx 1 1. Mampu mengontrol nyeri, mengetahui penyebab 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprensif
Nyeri nyeri termasuk lokasi, durasi, frekuensi.
2. Mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk 2. Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri
mengurangi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
3. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan kebisingan
menggunakan manajemen nyeri. 3. Ajarkan tentang teknik non farmakologi; nafas
4. Mampu mengenali nyeri,dan skala nyeri dalam relaksasi,distraksi, kompres hangat
5. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang dinding.
4. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
5. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi.
34

Diagnosa Tujuan NOC Intervensi NIC

Dx 2 1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan 1. Anjurkan pasien mengunakan pakaian longgar.
Kerusakan 2. Tidak ada luka/ lesi pada kulit 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
integritas kulit 3. Perfusi jaringan baik kering.
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan 3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
kulit dan mencegah cedera berulang 4. Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang
5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan tertekan.
kelembabkan kulit dan perawatan alami. 5. Memandikan pasien dengan sabun dan air
hangat
6. Membersihkan, memantau dan meningkatkan
proses penyembuhan pada luka yang di tutup
dengan jahitan
7. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai
atau biarkan luka tetap terbuka
Dx 3 1. Body image positif 1. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien
Gangguan body 2. Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi terhadap tubuhnya
image tubuh 2. Jelaskan tentang pengobatan perawatan,
3. Mempertahankan interaksi sosial. kemajuan, dan prognesis penyakit
3. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
4. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam
kelompok kecil.
Dx 4 1. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
Resiko terjadi 2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah 2. Pertahankan teknik isolasi
Infeksi timbulnya infeksi 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
3. menunjukkan perilaku hidup sehat keperawatan
4. Gunakan sarung dan baju sebagai pelindung
5. Pertahankan lingkungan aseptik selama
35

Diagnosa Tujuan NOC Intervensi NIC

pemasangan alat.
6. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal.
7. Batasi pengunjung.
8. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
9. Ajarkan cara menghindari infeksi
10. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas.
11. Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah.

3.5 Catatan Perkembangan

Hari, tanggal Hari Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Senin ,13 mei 1 Nyeri 10.00 1. Mengkaji nyeri dengan S : Pasien mengatakan nyeri
2019 sekala nyeri 7 di payudara sebelah kiri.
2. Mengajarkan teknik non O : Pasien tampak kesakitan
farmakologi hand massage. dan wajah tampak meringis,
3. Memberikan analgetik dengan nyeri skala 7
injeksi ketorolak 30 mg A: Nyeri belum teratasi
P :- Intervensi dilanjutkan
- Pantau TTV
- Pemberian analgetik

Kerusakan integritas 11.00 1. Menjaga kebersihan kulit S: pasien mengatakan


36

Hari, tanggal Hari Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


kulit agar tetap bersih dengan warna kulit tidak normal
ganti verban O : warna kulit tampak
2. Melakukan perawatan kulit merah
secara aseptik 2 kali sehari A: masalah integritas kulit
seperti memberikan lation belum teratasi
(minyak zaitun) pada kulit P : Pantau perkembangan
kerusakan kulit klien setiap
hari
Lakukan perawatan kulit
3 Gangguan body image 11.50 1. Mengkaji respon klien S : Pasien mengatakan malu
terhadap tubuhnya terhadap penyakitnya dan
2. Menjelaskan tentang keadaannya saat ini.
pengobatan perawatan, O : Tampak menghindari
kemajuan, dan prognosis orang lain di sekitarnya
penyakit A : Gangguan body image
3. Mendorong pasien belum teratasi
mengungkapkan P : Berikan dukungan dan
perasaannya pendekatan sesering
mungkin
4 Resiko terjadi infeksi 12.30 1. Mencuci tangan sebelum S : Pasien mengatakan nodul
dan sesudah tindakan payudara mengeluarkan
keperawatan dengan 6 nanah dan darah
langkah cuci tangan. O : Tampak adanya
2. Membersihkan lingkungan pendarahan
dan alat setelah di pakai A : Risiko infeksi
pasien lain seperti bag P : Intervensi dilanjutkan
instrumen. -pantau TTV
37

Hari, tanggal Hari Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


3. Menggunakan APD (sarung
tangan)
4. Mengajarkan cara
menghindari tanda resiko
infeksi dengan menjaga
kebersihan.
Selasa 14 mei 2 Nyeri 09.00 1. Mengkaji nyeri dengan S : Pasien mengatakan nyeri
2019 skala nyeri wajah belum berkurang
2. Mengajarkan teknik non O : Pasien tampak kesakitan,
farmakologi mengatasi skala nyeri 5
nyeri dengan hand massage A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
-pantau TTV
Kerusakan integritas 10.10 1. Mengkaji kondisi luka S: pasien mengatakan
kulit 2. Mengganti verband warna kulit belum kembali
3. Menganjurkan pasien normal
menjaga kebersihan kulit O : warna kulit tampak
dan supaya luka tetap masih memerah
kering A: masalah integritas kulit
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan:
lakukan perawatan kulit
Gangguan body image 12.30 1. Mengkaji respon klien S : Pasien mengatakan masih
terhadap tubuhnya belum bisa menerima
2. Mendorong pasien penyakitnya dan
mengungkapkan keadaannya.
perasaannya O : Tampak berdiam diri
38

Hari, tanggal Hari Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


3. Menganjurkan pasien tampak banyak bicara
berbincang-bincang dengan A : Gangguan body image
pasien lainnya. belum teratasi
P : Berikan dukungan dan
pendekatan sesering
mungkin
Resiko terjadi infeksi 12.40 1. Mengkaji kondisi luka. S : Pasien mengatakan nodul
2. Membatasi pengunjung. payudara masih
3. Mengajarkan pasien dan mengeluarkan nanah dan
keluarga tanda dan gejala darah
infeksi O : verband luka tampak
4. Mengajarkan cara basah
menghindari infeksi A : Masalah resiko infeksi
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
-pantau TTV
Rabu, 15 mei 3 Nyeri 09.00 1. Mengkaji skala nyeri S : Pasien mengatakan nyeri
2019 2. Mengajarkan teknik non berkurang
farmakologi mengatasi O : Skala nyeri skala 4
nyeri dengan hand massage A : -Masalah teratasi
sebagian
P : - Intervensi di lanjutkan:
evaluasi kemampuan pasien
melakukan hand massage
Kerusakan integritas 10.00 1. Mengkaji kondisi luka S : pasien mengatakan
kulit 2. Mengganti verband warna kulit sudah mulai
3. Menganjurkan pasien membaik
39

Hari, tanggal Hari Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


menjaga kebersihan kulit O : warna kulit tampak
dan supaya luka tetap bersih
kering A: masalah integritas kulit
teratasi sebagian
P : pantau perkembangan
kerusakan kulit klien setiap
hari
-lakukan perawatan kulit
- teruskan intervensi
Gangguan body image 11.00 1. Mengkaji respon verbal S : pasien mengatakan
dan non verbal pasien belum percaya diri terhadap
terhadap tubuhnya apa yang di alaminya
2. Mendorong pasien O : masih tampak cemas
mengungkapkan A : gangguan body image
perasaannya belum teratasi
3. Memfasilitasi kontak P :berikan dukungan dan
dengan pasien lainnya pendekatan sesering
untuk berbagi tentang mungkin
kondisi penyakitnya. Lanjukan intervensi
Resiko terjadi infeksi 11.20 1. Mengkaji kondisi luka. S : pasien mengatakan
2. Membatasi pengunjung. pendarahan sudah mulai
3. Mengajarkan pasien dan berkurang
keluarga tanda dan gejala O : luka tampak mulai
infeksi mengering, nanah dan
4. Mengajarkan cara pendarahan berkurang
menghindari infeksi A : masalah resiko infeksi
teratasi sebagian
40

Hari, tanggal Hari Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


P : Intervensi dilanjutkan
-lakukan perawatan setiap
hari
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan, yang penulis
temukan dan praktek tentang kasus implementasi antara tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus di ruangan RB2A RSUP Haji Adam Malik Medan, pada
pembahasan ini penulis akan menguraikan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan evaluasi yang telah dilakukan pada pasien.

4.1 Pengkajian

Dalam tinjauan kasus tanda dan gejala yang penulis temukan sama dengan
yang ada di tinjauan teoritis yaitu adanya nyeri dan benjolan pada payudara,
perubahan warna dan tekstur payudara.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tahap pengkajian, maka


ditemukan 4 diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus, sedangkan pada
tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan.

Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan teoritis adalah


sebagai berikut:

a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan masa tumor


b. Cemas berhungan dengan perubahan gambaran tubuh.
c. Resiko infeksi berhungan dengan luka operasi.
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan hipermetabolisme ke jaringan.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus ini antara lain:

a. Nyeri b/d manipulasi jaringan atau trauma karena pembedahan, intrupsi


saraf, diseksi otot.
b. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan pembedahan.
c. Kerusakan integritas kulit b/d pengangkatan bedah kulit / jaringan.

46
47

d. Gangguan body image b/d pertumbuhan payudara yang abnormal.

Adapun perbandingan antara diagnosa keperawatan menurut tinjauan


teoritis yang tidak terdapat pada tinjauan kasus adalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme ke jaringan
karena pada kasus penulis menemukan pasien masih bisa makan dan tidak ada
gangguan kekurangan nutrisi yang ditandai dengan tidak adanya penurunan berat
badan pasien.

4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan/ NIC adalah suatu standar klasifikasi intervensi


yang komprehensif yang dilakukan oleh perawat. NIC ini bermanfaat dalam
perencanaan asuhan keperawatan, dokumentasi klinik, komunikasi antar tatanan
yang berbeda, integritas yang terkait data yang ada dalam sistem tatanan yang
berbeda, penelitian yang efektif, pengukuran produktifitas, evaluasi kompetensi.
Klasifikasi ini meliputi intervensi dimana perawat melakukan (intervensi) pada
pasien, baik intervensi mandiri, kolaboratif, maupun perawatan langsung dan
tidak langsung (Bulechek,dkk, 2016).
Intervensi yang dilakukan pada pasien kanker payudara mengacu pada
konsep NANDA, NIC dan NOC. Beberapa tindakan yang dilakukan pada pasien
dengan kanker payudara didasari oleh diagnosa keperawatan yang dirumuskan,
yaitu: nyeri, resiko terjadi infeksi, kerusakan integritas, dan gangguan body image.
Salah satu intervensi keperawatan yang dilakukan kepada Ny S
berdasarkan ilmu terbaru yaitu hand massage untuk mengurangi rasa nyeri.

4.3 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data yang berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama
sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Perry &
Potter, 2013).
48

Pada tahap pelaksanaan tindakan, penulis tidak menemukan kesenjangan


pada teoritis tidak ada dicantumkan implementasi. Penulis melakukan tindakan
pada rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat sebelumnya serta
menyelesaikannya pada saat diberikan tindakan.
Semua rencana tindakan yang ada di intervensikan dapat dilaksanakan
penulis dengan baik. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis bekerja
sama dengan perawat ruangan dan keluarga pasien.

4.4 Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan


perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari
proses keperawatan (Perry & Potter,2013).
Evaluasi adalah tahap penilaian yang dilakukan penulis setelah diadakan
tindakan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari pada diagnosa keperawatan yang muncul, pada
diagnosa keperawatan Nyeri pada hari ke 3 sudah teratasi sebagian dan intervensi
dilanjutkan. Sedangkan untuk diagnosa keperawatan resiko terjadi infeksi sudah
teratasi sebagian, penulis menganjurkan pasien tetap menjaga kebersihan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam menjalani Praktek Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) di


Rumah Sakit Umun Pusat H. Adam Malik Medan, penulis banyak mendapat
wawasan khususnya dalam mengaplikasikan praktek asuhan keperawatan untuk
mengelola kasus secara mandiri secara professional berdasarkan konsep dan teori
yang ada serta dengan lahan praktek.

Berdasarkan pelaksanaan PBLK ini disimpulkan bahwa:

1. Kanker payudara merupakan masalah global dan isu internasional yang


penting karena merupakan penyakit degeneratif yang paling sering pada
wanita dinegara maju dan merupakan seluruh dari kanker yang
didiagnosis tiap tahun (Tiarnida dkk 2018).
2. Pada kasus Ny S Didapatkan diagnosa keperawatan :
a. Nyeri b/d manipulasi jaringan atau trauma karena pembedahan,
intrupsi saraf , diseksi otot
b. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan pembedahan
c. Kerusakan integritas kulit b/d pengangkatan bedah kulit / jaringan

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan

Mahasiswa hendaknya menerapkan ilmu berdasarkan ilmu yang terbaru


(evidence based nursing) yaitu hand massage dalam melakukan manajemen
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi dengan Ca
Mammae sebagai salah satu cara dalam menurunkan rasa nyeri serta
memperhatikan prinsip patient safety.

5.2.2 Bagi Institusi

49
50

Institusi pendidikan hendaknya mempersiapkan mahasiswa yang memiliki


kemampuan dalam menerapkan ilmu berdasarkan ilmu terbaru (evidence based
nursing) dan menerapkan prinsip patient safety dalam melakukan manajemen
asuhan keperawatan pada pasien.

5.2.3 Lahan Praktik

Lahan praktik diharapkan dapat menerapkan hand massage pada pasien


khususnya pada pasien gangguan sistem reproduksi: Ca. Mammae serta
menerapkan prinsip patient safety.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, (2013). Angka Kejadian Kanker Payudara Masih Tinggi. Jakarta

Fanny Arista A. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Ny R Dengan Cancer


Mammae. Palembang

KARS. (2018). Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, Edisi 1. Jakarta.

Mulyani, Dkk. (2013). Husni Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas


Hidup Pasien Kanker Payudara Di Instalasi Rawat Inap Bedah Rsup Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Yogyakarta: Nuha Medika
Muhammad

Azamris, (2014). Buku ajaran Manajemen kanker Payudara.

Fadilah, Dkk. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap Nyeri
Pada Pasien Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Indonesia. Surabaya.

Nababan & Sibuea. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pencegahan Ca


Mamae Di Puskesmas Pembantu Tambunan Wilayah Kerja Upt
Puskesmas Tandang Buhit Kecamatan Balige Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2017.

Norlita, Siwi dan Arni. (2013). Karakteristik Penderita Ca MAMMAE TAHUN


2008 – 2009 Di Ruang Cenderawasih I Rsud Arifin Achmad Pekanbaru
Ta 2013

51
52

Wilkinson, J & Ahem, N. 2013 Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan NIC
dan NOC. Diagnosa NANDA. Edisi 9. Jakarta EGC
PROTOKOL DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: Ca. Mammae

1. Pengertian
Kanker payudara merupakan masalah global dan isu internasional yang
penting karena merupakan penyakit degeneratif yang paling sering pada
wanita dinegara maju dan merupakan seluruh dari kanker yang didiagnosis
tiap tahun (Tiarnida dkk 2018).
2. Tujuan
a. Mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau
mencapai fungsi maksimal setelah pulang.
b. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk
ditransfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
c. Menjamin keberlanjutan asuhan berkualitas antara rumah sakit dan
komunitas.
3. Manfaat
a. Pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan
realitas setelah meninggalkan rumah sakit.
b. Pasien siap untuk menghadapi pemulangan.
c. Meminimalkan kemungkinan terjadinya rehospitalisasi.
I Prosedur discharge planning dilakukan secara konsisten dengan
kualitas tinggi pada semua pasien.
II Pasien harus dipulangkan kesuatu lingkungan yang aman.
4. Prinsip
a. Discharge planning harus merupakan proses multidisiplin, dimana
sumber- sumber untuk mempertemukan kebutuhan pasien dengan
pelayanan kesehatan ditempatkan pada satu tempat.
b. Prosedur discharge planning harus dilakukan secara konsisten dengan
kualitas tinggi pada semua pasien.
c. Kebutuhan pemberi asuhan (care giver) juga harus dikaji.
d. Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan yang aman dan
adekuat.
e. Keberlanjutan perawatan antar lingkungan harus merupakan hal yang
terutama. Informasi tentang penyusunan pemulangan harus
diinformasikan antara tim kesehatan dengan pasien/ care giver, dan
kemampuan terakhir disediakan dalam bentuk tertulis tentang perawatan
berkelanjutan.
f. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus dipertimbangkan
ketika menyusun discharge planning.
5. Hal-hal yang perlu di perhatikan
Discharge Planning harus disesuaikan dengan:
a. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan pasien, dan jangan
sampai melelahkan.
b. Lakukan evaluasi setiap kali selesai mengadakan sesi pertemuan dengan
pasien untuk mengetahui sejauh mana pasien mengikuti pertemuan.
1. Alat
Leafleat tentang pendidikan kesehatan kanker payudara.
2. Prosedur Tindakan
Pengkajian

a. Kaji pengetahuan klien tentang tindakan pengobatan yang


dijalaninya, mencakup nama obat, dosis obat, jadwal pemakaian
obat, aturan pemakaian obat (sebelum dan sesudah makan) dan
efek samping (mual, pening) dan tanda-tanda yang tidak
diinginkan seperti perdarahan.
b. Kaji persepsi dan pengetahuan pasien tentang penyakit kanker
payudara dan terapi hand massage untuk mengatasi nyeri yang
harus dilakukan dirumah, kemudian kaji persepsi pasien tentang
pentingnya terapi hand massage untuk mengatasi nyeri pada pasien
kanker payudara
c. Perencanaan
Bersama-sama dengan pasien dan keluarga menetapkan hasil yang akan
dicapai, antara lain:

a. Pasien mampu menjelaskan tentang tindakan pengobatan yang akan


dijalani setelah berada dirumah.
b. Pasien mengerti dan mengetahui tentang penyakit kanker payudara
dan terapi hans massage yang harus dilakukan setelah berada
dirumah.
Penatalaksanaan

Melakukan penatalaksanaan:

1. Melakukan sesi pengajaran tentang sistem reproduksi :kanker


payudara, setelah diagnosa ditegakkan mencakup: definisi,
etiologi, tanda dan gejala, komplikasi.
Evaluasi

a. Evaluasi jangka pendek : melakukan evaluasi di akhir setiap


sesi pengajaran.
b. Evaluasi jangka panjang : melakukan evaluasi kesiapan pasien
menghadapi pemulangan.
c. Pada hari pemulangan memotivasi pasien untuk melakukan
dan menerapkan setiap pengetahuan dan keterampilan yang
telah dimilikinya.
Evaluasi Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Manajamen Pelayanan
Keperawatan dengan Gangguan Sistem Reproduksi dengan kanker Payudara

A. Identitas Pasien

Nama : Ny S
Umur/Jenis Kelamin : 41 Tahun/ Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : petani
Agama : Islam
Alamat : Bandar tinggi
Dx. Medis : kanker payudara (CA Mammae)

B. Kesiapan Awal Keluarga Pasien menghadapi Pemulangan Sebelum


Dilakukan Asuhan Keperawatan.

Pengetahuan tentang anjuran untuk setiap jenis obat (sebelum dan sesudah
makan ,jadwal pemakai obat

Keinginan keluarga untuk mengikuti aturan pengobatan sesuai dengan


anjuran (dosis, sebelum dan sesudah makan, jadwal pemakaian obat).

Pengetahuan keluarga tentang tanda-tanda dan bahaya yang perlu dikenali


keluarga danpasien

Pengetahuan keluarga tentang diet/pola makan yang harus dilaksanakan


pasien setelah berada dirumah.
Keinginan dan motivasi keluarga/klien untuk mengikuti diet yang
dianjurkan

Keinginan dan motivasi keluarga/klien untuk mengikuti anjuran tentang


pembatasan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik : Ca Mammae (Kanker Payudara)

Hari/tanggal : 20-05-2019

Waktu : 10.00- 10.30 Wib

Penyaji : Seri Minta S.Kep

Tempat : Ruangan RB2A RSUP Haji Adam Malik Medan

1. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah diadakan penyuluhan di ruangan RB2A di harapkan pasien

mampu memahami tentang Kanker payudara.

2. Tujuan khusus

a. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami pengertian

kanker payudara

b. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memamahami faktor-

faktor yang menyebabkan kanker payudara

c. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami gejala apa saja

yang timbul pada kanker payudara.

d. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami pencegahan

kanker payudara
e. Setelah di lakukan penyuluhan pasien mampu melakukan pemeriksaan

sendiri terhadap payudara.

1. SASARAN

Pasien kelolaan yang ada di ruangan RB2A RSUP Haji Adam Malik

Medan

2. PELAKSANAAN

No Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Waktu

kegiatan

1. Pembukaan -mengucapkan salam -menjawab salam 5 menit

-memperkenalkan -mendengarkan

diri dan

-menyampaikan memperhatikan

maksut dan tujuan

penyuluhan

2 Isi Menyampaikan Menyimak dan 20 menit

materi penyuluhan : mendengarkan

1. defenisi dari kanker

payudara

2. gejala kanker

payudara

3. pencegahan kanker

payudarapemeriksaan
sendiri (sadari)

3 Penutup -Penyaji bemberikan Pasien

kesempatan pasien mengajukan

bertanya pertanyaan

-menjawab -menyimak dan

pertanyaan dari mendengarkan.

pasien -menjawab

-mengevaluasi salam.

dengan memberikan

beberapa pertanyaan

kepada pasien.

-menyimpulkan

penyulahan

-menutup sesi acara

dengan mengucapkan

salam.

4. Metode

1. ceramah tanya jawab

2. demostrasi

3. Media

4. Leatflet
5. Evaluasi

Evaluasi di lakukan dengan cara membrikan beberapa pertanyaan kepeada

pasien sebagai berikut :

1. Apa yang di maksut dengan kanker payudara

2. Apa saja Faktor – faktor penyebab kanker payudara

3. Gejala apa saja yang timbul pada kanker payuadara

4. Bagaimana strategi pencegahan

MATERI PENYULUHAN KANKER PAYUDARA

1. Pengertian kanker
Kanker adalah pertumbuhan & perkembangan sel yang abnormal

atau tidak terkendali. Kanker payudara adalah tumor ganas yang

menyerang payudara akibat dari pertumbuhan sel yang tidak terkendali.

2. Penyebab kanker payudara

Kanker dapat disebabkan banyak faktor, antara lain :

a. Faktor external: Bahan-bahan karsinogen (Bahan kimia, radiasi, zat

pewarna, minyak jelantah, dll).

b. Faktor internal: Hormon, keturunan (riwayat keluarga seperti ibu,kakak

atau adik perempuan pernah menderita kanker), sistem kekebalan tubuh

dan kondisi metabolisme tubuh.

c. Faktor Terkait Gaya Hidup & Resiko Kanker Payudara.

1. Tidak memiliki anak atau hamil diusia tua

Wanita yang tidak memiliki anak atau memiliki anak pertama diatas usia

30 tahun memiliki resiko terkena kanker payudara sedikit lebih tinggi

daripada yang bukan. Sering hamil pada usia muda, menurunkan resiko

terkena kanker payudara. Mengapa? Karena kehamilan menurunkan

jumlah total siklus menstruasi wanita dalam hidupnya, inilah alasannya.

2. Penggunaan Pil KB

Studi menemukan bahwa wanita yang menggunakan pil KB dalam

jangka panjang memiliki resiko agak lebih besar terkena kanker payudara

daripada yang bukan. Resiko ini kelihatannya menurun ke normal ketika

penggunaan Pil KB tersebut dihentikan.


3. Menggunakan Terapi Hormon pasca Menopause

Terapi hormon pasca menopause (PHT) atau dikenal sebagai terapi

pengganti hormone (HRT) dan terapi hormone menopause (MHT), telah

banyak digunakan dalam kurun waktu lama untuk membantu

meringankan gejala menopause dan mencegah timbulnya osteoporosis.

Pada dasarnya ada 2 jenis utama terapi hormone.

a. Untuk wanita yang masih memiliki rahim, biasanya dokter meresepkan

hormone estrogen dan progresteron (PHT). Untuk yang sudah diangkat

rahimnya, dokter meresepkan hanya estrogen (ERT).

b. Penggunaan kombinasi hormone (PHT) diatas dapat meningkatkan

resiko terkena kanker payudara maupun resiko kematian akibat kanker

payudara tersebut. Peningkatan resiko ini dapat terjadi secepat 2 tahun

sesudah penggunaan terapi hormone tersebut. Selain itu, biasanya kanker

payudara ini juga cenderung ditemukan pada stadium lanjut.

c. Penggunaan terapi estrogen sendiri agaknya tidak meningkatkan resiko

terkena kanker payudara secara signifikan (bila digunakan dalam jangka

pendek), tetapi penggunaan dalam jangka panjang (diatas 10 tahun),

ditemukan dapat meningkatkan resiko terkena kanker ovarium dan

payudara. replacement therapy is the same for "bioidentical" and

"natural" hormones as it is for synthetic hormones.

4. Tidak Menyusui Anak

Beberapa studi menemukan bahwa menyusui anak dalam jangka panjang

(1.5-2 tahun), terutama dapat agak menurunkan resiko terkena kanker


payudara. Penjelasan yang mungkin adalah karena menyusui

menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita.

5. Alkohol

Penggunaan minuman berallohol amat jelas terkait dengan meningkatnya

resiko terkena kanker payudara. Resiko semakin meningkat dengan

jumlah allohol yang dikonsumsi. Wanita yang minum 2 hingga 5 gelas

minuman beralkohol setiap harinya memiliki resiko 1.5 kali lipat lebih

tinggi daripada yang bukan. Penggunaan alkohol secara berlebihan juga

dapat meningkatkan resiko terkena kanker mulut, kerongkongan,

esophagus dan liver. Minuman beralkohol yang disarankan hanya 1 gelas

saja sehari.

6. Kurangnya Aktivitas Fisik

Berolahraga dapat mengurangi resiko kanker payudara. Pertanyaannya

adalah berapa banyak latihan yang diperlukan ? Dalam sebuah penelitian

dari Women's Health Initiative (WHI), sedikitnya jalan cepat 1.25 -2.5

jam per minggu dapat mengurangi 18% resiko terkena kanker payudara.

Berjalan 10 jam seminggu dapat mengurangi lebih sedikit lagi resiko

tersebut. Olahraga fisik yang disarankan adalah selama 45-60 menit,

minimum 5 hari dalam seminggu.

2. Tanda dan gejala kanker payudara

a. Tonjolan pada payudara.

Perlu diketahui, belum tentu setiap penonjolan pada payudara adalah

kanker. Hal tersebut mungkin juga terjadi karena berbagai sebab


selain kanker payudara.Pembengkakan, radang, penyumbatan

pembuluh darah, tumor jinak dapat juga menyebabkan tonjolan pada

payudara anda.

b. Putting susu mengeluarkan cairan (seperti nanah)

c. Perubahan kesimetrisan payudara .

d. Perubahan temperatur kulit (hangat, panas, kemerahan)

e. Pembengkakan kelenjar-kelenjar limfe di ketiak / lengan atas.

3. Cara-cara memeriksa payudara sendiri

Setiap wanita seharusnya memeriksakan payudaranya setiap bulan. Waktu

yang terbaik untuk melakukan pemeriksaan adalah seminggu setelah

mendapat haid, karena sebelum haid banyak wanita berpayudara lembut

atau bergumpal. Pemeriksaan payudara bulanan ini sebaiknya dilakukan

pada saat mencapai usia 25 tahun, kerna resiko kanker payudara

meningkat dengan bertambahnya usia. Untuk yang telah monopause,

pemeriksaan payudara dapat dilakukan sesuai keinginan tetapi rutin setiap

bulan pada tanggal yang sama. Prosedur 3 langkah berikut dapat

menyelamatkan jiwa anda karena dengan prosedur ini, kanker payudara

dapat dideteksi secara dini, pada saat masih dapat disembuhkan.

4. Cara-cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri :

1. Ketika mandi.
Periksa payudara sewaktu anda mandi. Tangan dapat lebih mudah

bergerak pada kulit yang basah. Mulailah dengan melakukan pemijatan

di bawah ketiak & berputar (ke arah dalam) dengan menggerakan ujung

jari-jari anda. Lakukan pemijatan ini pada kedua payudara.

2. Didepan cermin

Periksa payudara anda dengan kedua lengan diangkat keatas.

Perhatikan: Perubahan ukuran, bentuk, adanya cekungan, tertariknya

atau perbedaan putting payudara Lakukanlah beberapa tekanan seputar

payudara yang dimulai dari bagian bawah. Hal ini untuk mengtahui

apakah putting mengeluarkan cairan atau tidak (kecuali air susu bagi

mereka yang menyusui).

3. Berbaring

Berbaring & letakan sebuah bantal kecil dibawah pundak kanan (Untuk

memeriksa payudara kiri). Letakkan tangan kanan anda dibawah kepala.

Cara pemeriksaan sama dengan pada saat mandi. Lakukan hal yang

sama untuk pemeriksaan payudara kanan.


Kanker adalah pertumbuhan &
Kanker payudara perkembangan sel yang abnormal atau tidak
terkendali yang dapat merusak.

Faktor resiko
kanker payudara

Diet

1. Peningkatan berat badan berlebihan

Oleh : 2. Makanan cepat saji tinggi lemak jenuh


dan gula
Seri Minta S.Kep
1805277 3. Minuman beralkohol

4. Haid pertama usia <12 tahun Bagaimana tanda dan gejala


5. Melahirkan anak pertama di usia>35 kanker payudara ?
PROGRAM STUDI PROPESI NERS tahun
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN SUMATERA 6. Tidak menyusui,dan keturunan
UTARA MEDAN
2019 sadari
Pengertian payudara
Setiap 1-2 dari 10.000 perempuan

di dunia diperkirakan mengalami

kanker payudara tiap tahun.

Jika ada cairan dari


puting seperti darah
atau nanah pada wanita
yang tidak menyusui
maka harus segera
diperiksa kepetugas
kesehatan.
Ayo bebaskan diri dari
kanker dengan
menjaga pola hidup
Seberapa sering kejadian bersih dan sehat
kanker payudara
RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GAMGGUAN SISTEM

REPRODUKSI : HERNIA

1. Pengkajian

1.1. Indentitas Pasien

Nama : Tn K

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : laki - laki

Agama : kristen

Pendidikan : SMA

Nomor Rekam Medis :77.96.85

Alamat : Tebing tinggi

Pekerjaan : Petani

Tanggal Masusk : 15-05-2019

Diagnosa Medis : Hernia

Penanggung Jawab

Nama : Ny P

Pendidikan : SMA
Alamat : Tebing tinggi

Agama : kristen

Pekerjaan : Petani

Hubungan Dengan Pasien : Suami

1.2 Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Nyeri di bagian perut bawah dengan skala nyeri 6

2. Riwayat Kesehatan Sekarang :

Hal ini di rasakan beberapa tahun yang lalu

3. Riwayat Kesehatan Dahulu :

pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang parah

sebelumnya

4. Riwayat penyakit keluarga :

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami seperti yang

dideritanya

5. Riwayat sosial

1. Hubungan dengan anggota keluarga :

Pasien mengatakan hubungan dengan keluaga baik

2. Pembawaan secara umum :

Pasien sedikit gelisah dengan keadaan sekarang

3. Lingkungan rumah :

Pasien mengatakan rumahnya di tengah-tengah lingkungan yang ramai


1.4 Penkajian Fisik

a) Keadaan umum : lemah

b) Kesadaran : komposmetis

c) Tanda-Tanda Vital :

d) Td : 130/90

e) Hr : 80 x/i

f) Rr : 20 x/i

g) T : 37 º C

h) Kepala : tidak ada benjolan

i) Mata : simetris

j) Hidung : simetris

k) Mulut : bibir kering

l) Telingga : simetris

m) Leher : tidak ada benjolan

n) thorak

o) Abdomen : ada bekas operasi

p) Paru- paru : pengebangan dada kiri kanan simetris

q) Jantung : tidak terdapat pembesaran jantung

r) Genetelia : tidak ada kelainan

s) Ekstremitas : tidak ada

t) Kulit : kering

1.5. Pola Pengkajian Fungsional

1. Pola Persepsi Terhadap Penyakit :


pasien mengatakan sedih terhadap penyakitnya

2. Pola eliminasi :

a) BAK

b) Frekuensi : 4-5 / hari

c) Warna : kuning jernih

d) Keluhan : tidak ada

a. BAB

b. Frekuensi : 1x/ hari

c. Warna : kuning kecoklatan

d. Keluhan : tidak ada

3. istirahat

1. lama tidur malam : 7 jam

2. lama tidur siang : 2 jam

keluhan waktu tidur :

sering terjaga di malam hari

1. Pola aktivitas dan Latihan : aktivitas di atas tempat tidur

2. Pola Persepsi dan Sensori : baik

3. Pola Hubungan dengan Orang Lain : baik

4. Pola reproduksi dan Sosial : baik

5. Pola persepsi diri dan Konsep Diri : kurang baik

6. Status emosi : baik

7. Konsep diri :

10. Body image : pasien sedih dengan keadaannya


11. Peran diri : pasien adalah seorang bapak

12. Ideal diri : pasien kurang yakin penyakitnya akan sembuh

13. Indentitas diri : pasien adalah seorang pasien

14. Pola meknisme koping : berserah diri

15. Dalam menghadapi penyakitnya pasien hanya berserah diri pada tuhan

akan di beri kesembuhan.

16. Pola persepsi dan kepercayaan :

Pasien menganut agama kristen

17. Pola komunikasi : baik

c. Sebelum sakit : pasien bisa berkomunikasi baik dengan orang lain

d. Saat di kaji : pasien kooperatif bisa berintraksi dengan perawat

18. Kebutuhan spritual

c. Sebelum sakit : pasien selalu beribadah

d. Saat di kaji : pasien mengatakan hanya berdoa di atas tempat tidur

1.6 hasil pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Pemeriksaan Satuan Hasil Nilai normal

Hemoglobin g/dl 10 11.6- 17.6

Leukosit /µ 11.000 4,5 -11

Trombosit /µ 245,000 150- 450

Hematokrit % 39,1 38- 44


1.7 penatalaksanaan

Obat Efek terapi Efek samping

IUFD NaCL 20 tts /i Mengembalikan Oedom, asidosis

kesimbangan elektrolit ,hipertermia

Inj ketorolak Anti nyeri Sakit kepala, mual,

muntah, nyeri perut

1.8 Analisa Data

No Data Etologi Masalah

1. DS: Tindakan pembedahan Nyeri

-Pasien mengeluh

nyeri pada perut Terputusnya kontinuitas

DO : jarinagan

-Ekpresi wajah

meringgis Ujung saraf bebas

-Pasien tanpak gelisah teransang

dan memegangi bagian

yang nyeri Hipotalamus


Cortex celebri

2 DS : Tindakan pembedahan Intoleransi

Pasien mengeluh tidak aktivitas

mampu beraktivitas Nyeri didaerah post

DO: operasi

ADL dilakukan di atas

tempat tidur Takut bergerak

Aktivitas menurun

1.9 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri

2. Intoleransi aktivitas

1.10. Intervensi keperawatan

No Diagnosa keperawatan NOC NIC

1. Nyeri Setelah dilakukan Manajemen nyeri :

tindakan selama 24 1. Penilaian nyeri

jam diharpakan secara komprehensif

nyeri teratasi : 9lokasi,durasi, dan

1. Skala nyeri frekuensi)

berkurang 2. Lakukan
2. Wajah klien tidak penanganan nyeri

meringgis 3. Pemberian analgetik

3. Klien tidak 4. Monitoring TTV

memegang bagian

yang nyeri

2. Intoleransi aktivitas 1. Klien dapat 1. Bantu klien memilih

melakukan aktivitas aktivitas sesuai

sendiri dengan kemampuan

2. Bantua pasien fisik

melakukan aktivitas2. Bantu untuk

3. Catat respon emosi mendapatkan alat

tentang mobilisasi bantuan seperti kursi

4. Bantu berpindah roda

dengan atau bantuan3. Monitor respon

alat fisik,emosi dan

sosial.

Evaluasi penatalaksanaan discharge planning pada pasien hernia di RB2A RSUP.

H. Adam Malik Medan


A. Identitas pasien

Nama : Tn K

Jenis kelamin : laki-laki

Umur :65

Agama : kristen

Pendidkan : SMA

Status pernikahan : Menikah

Pekerjaan : Petani

Alamat : Tebing tinggi

Dx : Hernia

Tanggal masuk : 15.05. 2019

Tanggal pengkajian : 17.mei 2019

No RM : 77. 96.85

B. Kesiapan awal pasien menghadapi pemulangan sebelum dilakukan discharge

planning

Pengetahuan tentang ajuran pengobatan untuk setiap jenis obat

(dosis,sebelum/sesudah makan, jadwal pemakaian obat

Keinginan untuk mengikuti anjuran pengobatan sesuai dengan anjuran

dosis, sebelum dan sesuadah makan, jadwal pemakaian obat

Pengetahuan tentang pengertian hernia

Pengetahuan tentang tanda dan gejala hernia


Keinginan dan motivasi pasien untuk mengikuti anjuran dokter dalam
merawat kasus hernia

Pengetahuan tentang pencegahan hernia

C. Kesiapan akhir pasien dalam menghadapi pemulangan setelah di lakukan


discharger planning

Pengetahuan tentang ajuran pengobatan untuk setiap jenis obat

(dosis,sebelum/sesudah makan, jadwal pemakaian obat

Keinginan untuk mengikuti anjuran pengobatan sesuai dengan

anjuran dosis, sebelum dan sesuadah makan, jadwal pemakaian obat

pengetahuan tentang pengertian hernia

pengetahun tentang penyebab hernia

pengetahuan tentang tanda dan gejala hernia

keinginan dan motivasi pasien untuk mengikuti anjuran dokter dalam


merawat kasus hernia
keterangan
untuk poin keinginan dan motivasi pasien mengikuti ajuran dokter
dalam perawatan kasus hernia.
SATUAN ACARA PENYULUHAN HERNIA
(SAP)

Pokok pembahasan : Hernia

Sub pokok pembahasan : pengertian, penyebab, gejala hernia

Sasaran penyuluhan : pasien dan keluarga

Tempat penyuluhan : 30 menit

Tempat penyuluhan : RSUP.H. Adam Malik Medan

Penyuluh : Seri Minta S.Kep

A. Tujuan

3. Tujuan umum

Setelah diadakan penyuluhan di ruangan RB2A di harapkan pasien mampu

memahami tentang Hernia.

4. Tujuan khusus

f. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami pengertian

Hernia.

g. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami gejala apa saja

yang timbul pada Hernia.

h. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami pencegahan

kanker p

i. Setelah di lakukan penyuluhan pasien mampu menjelaskan tentang hernia

B. Materi
Terlampir

C. Media

Leaflet

D. Metode penyuluhan

Ceramah dan tanyak jawab

E. Kegiatan penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu


1 Pembukaan - Memberi salam - Menjawab 5 menit
dan perkenalkan salam
diri -mendengar
- menjelaskan dan
topik dan tujun memperhatikan
penyuluhan
2 Kegiatan inti Menjelaskan -mendengarkan 15 menit
pengertian hernia, dan
-menjelaskan memperhatian
etiologi hernia
-menjelaskan
tanda dan gejala
hernia
3 penutup Melakukan Bertanya atau 10 menit
tanyak jawab menjawab
-menyimpulkan -menjawab
materi salam
-mengakhiri topik
dan menutup
dengan salam

F. Evaluasi

1. Klein mampu menjelaskan sekilas tentang pengertian hernia.

2. Mampu menyebutkan penyebab Hernia.

3. Klienndapat kembali menjelaskan tanda dan gejala hernia.


MATERI PENYULUHAN RESUME HERNIA

A. Defenisi

Hernia merupakan protusi atau tonjolan isi organ melalui defek


atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
Hernia atau usu turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/
sebagian dari organ melalui lubang pada struktur disekitarnya.
B. Klasifikasi Hernia
Macam –macam hernia
1. Indirek /letaralis : hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan
melewati korda spermatikus melalui knalis inguinalis.
2. Direk /medialis : hernia ini melewati dinding andomen di area
kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti hernia inguinalis dan
fermoralis indirek.
C. Etiologi
1. Hernia inguinalis /congenital hernia dapat terjadi karena anomali
kongenital atau karena sebab yang didapat. Lebih banyak pada pria
dari pada wanita, faktor yang di pandang berperan kausal adalah
adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam
rongga perut ( karena kehamilan, batuk kronis, pekerja pengangkat
benda berat,mengejan pada saat defekasi dan miksi misalnya akibat
hipertropi prostat).
2. Hernia pemoralis : umunya di jumpai pada wanita tua kehjadian pada
perempuan 4 kali laki-laki. Secara patofiologis peninggian tekanan
intra abdominal akan mendorong lemak peritoneal ke dalam kanaliis
femoralis yang akan menjadi pembuka terjadinya hernia
D. Komplikasi Hernia
1. Hernia berulang.
2. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki
3. Perdarahan yang berlebihan/ infeksi luka bedah
4. Luka pada usus
5. Fostes urin dan feses
E. Manesfestasi Klinis
1. Berupa benjolan keluar masuk / keras
2. Adanya rasanya nyeri pada daerah benjolan
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi
4. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang
berisi kandung kecing
Apa itu hernia ??

HERNIA Hernia merupakan protusi atau bersangkutan.


Oleh : tonjolan isi organ melalui defek atau Klafikasi Hernia !!!
Seri Minta S.kep bagian lemah dari dinding rongga yang

1805277

PROGRAM STUDI PROPESI NERS SEKOLAH


TINGGIILMU KESEHATANSUMATERA
UTARA MEDAN
2019
7. Terdapat gejala mual dan muntah
atau distensi bila telah ada
komplikasi

1. Indirek /letaralis 8. Terdapat keluhan kencing berupa


disuria pada hernia femoralis yang Ayo cegah hernia !!!
2. Direk /medialis
berisi kandung kecing 1. Pertahankan berat badan
2. Tekankan makanan berserat
tinggi (buah –buahan,sayuran
1. adanya prosesus vaginalis yang dan biji-bijian)
terbuka, peninggian tekanan di 3. Berhati-hati mengangkat benda
berat
dalam rongga perut ( karena 4. Berhenti merokok
kehamilan, batuk kronis,
pekerja pengangkat benda
berat,mengejan pada saat
defekasi dan miksi misalnya
akibat hipertropi prostat).
2. SecaraManisfestasi
patofiologis peninggian
klinis
tekanan intra abdominal akan
mendorong lemak peritoneal ke
dalam kanaliis femoralis yang
5. Berupa benjolan keluar masuk / keras
6.akan menjadi
Adanya pembuka
rasanya nyeri pada daerah
terjadinya
benjolanhernia
LEMBAR KONSUL

NAMA :

NIM :

DOSEN PEMBIMBING :

JUDUL :

No Hari/ Tanggal Materi Konsultasi Saran Paraf

Anda mungkin juga menyukai