H P1001 NIFAS
SC HARI KE 2 DENGAN INTERVENSI PERAWATAN LUKA POST
SECTIO CAESAREA DI RUANG RAWAT GABUNG RSUD
BLAMBANGAN
Oleh :
KELOMPOK B
a. Pendahuluan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 - 42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, serta berlangsung dengan
bantuan atau tanpa bantuan (Ardriaansz, 2017).
Setiap persalinan beresiko mengalami gangguan saat persalinan, salah
satu gangguan saat persalinan yaitu kontraksi belum terasa meski air ketuban
telah pecah, air ketuban yang telah pecah lebih dari 24 jam sebelum
persalinan dapat meningkatkan risiko infeksi, sehingga akan
mempertimbangkan langkah lanjutan yaitu induksi persalinan. Induksi
persalinan adalah proses merangsang kontraksi otot-otot rahim agar ibu bisa
melahirkan normal melalui jalur vagina. Dalam beberapa kasus persalinan,
tindakan induksi dapat gagal di lakuakan. Kegagalan induksi persalinan bisa
terjadi karena rahim tidak cukup membuka, sehingga persalinan normal tidak
dapat dilakukan dan ibu hamil perlu menjalani operasi caesar (Sectio
caesarea) (Setiaputri,2021).
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan yang dilakukan untuk
melahirkan janin dengan membuka dinding perut serta dinding uterus untuk
melahirkan janin dari dalam rahim (Padila, 2015). Sectio caesarea yaitu suatu
persalinan yang dibuat dimana janin yang dilahirkan dengan cara melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim serta berat janin diatas 500
gram (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012).
Setelah pembedahan operasi Caesar akan menimbulkan luka yang
perlu untuk dirawat. Perawatan luka pada pasien diawali dengan pembersihan
luka selanjutnya tindakan yang dilakukan untuk merawat luka dan melakukan
pembalutan yang bertujuan untuk mencegah infeksi silang serta mempercepat
proses penyembuhan luka (Lusianah, Indaryani, & Suratun, 2012). Perawatan
pasca operasi adalah perawatan yang dilakukan untuk meningkatkan proses
penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dengan cara merawat luka
serta memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin (Riyadi &
Harmoko, 2012).
Setelah persalinan ibu akan memasuki masa nifas, masa nifas yaitu
masa yang dihitung seorang ibu melahirkan kira-kira 36 hingga 40 hari
setelah persalinan. Pada masa nifas ini, semua organ reproduksi akan
berangsur-angsur kembali seperti semula saat ibu belum hamil (Setia Putri,
2016)
b. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian perawatan luka post op dan sectio
caesarea
2. Mengetahui dan memahami tujuan dari perawatan luka post op sectio
caesarea
3. Mengetahui dan memahami tanda gejala infeksi post op sectio caesarea
4. Mengetahui dan memahami komplikasi penyembuhan luka post op sectio
caesarea
5. Mengetahui dan memahai bagaimana SOP perawatan luka post op sectio
caesarea
3. Sasaran
Pasien di Ruang Rawat Gabung RSUD Blambangan
4. Materi
1) Apa pengertian perawatan luka post op dan sectio caesarea
2) Apa tujuan dari perawatan luka post op sectio caesarea
3) Apa saja tanda gejala infeksi post op sectio caesarea
4) Apa saja komplikasi penyembuhan luka post op sectio caesarea
5) Bagaimana SOP perawatan luka post op sectio caesarea
5. Metode.
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching
6. Media
Alat Non Steril Alat Steril
1. Handscoon bersih 1. Bak Instrumen
sepasang
2. Alcohol swab 2. Handscoon steril sepasang
3. Cairan NaCl 0,9%3. Pinset chirugis 1
4. Bengkok 4. Pinset anatomis 1
5. Hypavix 5. Kassa
6. Gunting 6. Cucing
7. Proses
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah
sebagai berikut:
9. Kriteria Evaluasi.
a. Bagaimana koordinasi dan persiapan BST
b. Bagaimana peran perawat primer pada saat BST
4. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya
dapat dijadikan masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian metode
pembelajaran.
Lampiran 1
1. Konsep Masa Nifas
a. Definisi Masa Nifas
Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini
disebut Puerperium yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous
melahirkan. Jadi puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Pueperium
adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra-hamil (Nanny, 2012).
b.Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas menurut Sulistyawati (2009) adalah sebagai berikut:
a) Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan dalam jangka waktu 40 hari.
b) Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c) Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan unutk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi.
c. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
Perubahan fisiologis masa nifas menurut Nanny (2012) adalah sebagai berikut:
d. Perubahan Sistem Reproduksi
a) Uterus
Pada uterus terjadi poses involusi. Proses involusi adalah proses
kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Pada tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah,
kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Berikut tabel proses kembalinya uterus keadaan
sebelum hamil:
b) Involusi
Tempat Plasenta Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan
tempat dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak
tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya
sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pada permulaan nifas bekas
plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
trombus. Biasanya luka sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas
plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena luka ini
sembuh dengan cara dilepaskan dari dasarnya tetapi diikuti pertumbuhan
endometrium baru di bawah permukaan luka.
c) Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum
menjadi kendur yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah
melahirkan oleh karena ligamen, fasia, dan jaringan penunjang alat
genetalia menjadi agak kendur.
d) Perubahan pada Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada serviks nifas adalah bentuk serviks yang
akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi
sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri
terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman
karena penuh pembuluh darah. Beberapa hari setelah persalinan, ostium
eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata, tetapi
retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama
hanya dapat dilalui oleh satu jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan
dengan bagian atas dari kranialis servikalis.
e) Lokhea
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati
akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan
desidua tersebut dinamakan lokia, yang biasanya berwarna merah muda
atau putih pucat. Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa/ alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Sekret mikroskopik lokia terdiri atas eritrosit, peluruhan desidua,
sel epitel, dan bakteri. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya di
antaranya sebagai beriku
a) Lokia rubra/ merah (kruenta) Lokia ini muncul pada hari pertama
sampai hari ketiga masa nifas. Sesuai dengan namanya, warnanya
biasanya merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada
plasenta dan serabut dari desidua dan chorion. Lokia ini terdiri atas
sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum, dan
sisa darah.
b) Lokia sanguinolenta Lokia ini berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada
hari ke 3-5 hari nifas.
c) Lokia serosa Lokia ini muncul pada hari ke 5-9 nifas. Warnanya
biasanya kekuningan atau kecokelatan. Lokia ini terdiri atas lebih
sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri atas leukosit dan
robekan laserasi plasenta.
d) Lokia alba muncul lebih dari hari ke 10 nifas. Warnanya lebih
pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.
e) Perubahan pada vagina dan perineum Estrogen pasca partum yang
menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya
rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara
bertahap pada ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah
bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu keempat,
walaupun tidak akan menonjol pada wanita nulipara.
DAFTAR PUSTAKA
Ardriaansz, G. (2017). persalinan. In Asuhan Persalinan Normal asuhan esensial
bagi ibu bersalin daan bayi baru lahir serta penatalaksanaan komplikasi
segera pascapersalinan dan nifas (lima, p. 37). JNPK-KR.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2383/3/bab%202.pdf
diaksespada 9/6/2021 pukul 09.10
http://eprints.ums.ac.id/10344/3/J210060042.PDF
diaksespada 9/6/2021 pukul 09.12
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umilatifah-5199-3-
babiip-f.pdf
diaksespada 9/6/2021 pukul 09.15
Sarwono (2012) ilmu kebidanan edisi 4 cetakan 2.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Setiaputri, Ariani Karinta (2021) “Induksi Persalinan”
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/apa-kapan-induksi-persalinan-
proses/
( ........................................ ) (..........................................)
Mengetahui,
Kepala Ruang Rawat Gabung RSUD Blambangan
(...........................................................)