Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

PEMASANGAN INFUS DAN INJEKSI

Oleh :
KELOMPOK 1

1.Sintia Taubatul Fitri


2. Dian Lucky Merlian
3.Monicha Ayu Pratiwi
4.AnggaTriyatama

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2021
PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

1. Pendahuluan
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh
dengan hampir 90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya
merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, presentase cairan
tubuh berbeda berdasarkan usia. Presentase cairan tubuh bayi baru lahir
sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan,
wanita dewasa 55% dari tital berat badan, dan dewasa tua 45% dari total
berat badan. Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit adalah dengan
pemberian cairan melalui infus. Pemberian cairan melalui infus
merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan
pengobatan dan pemberian makanan (Anita, 2015).
Pemasangan infus termasuk salah satu prosedur medis yang paling
sering dilakukan sebagai tindakan terapeutik. Pemasangan infus dilakukan
untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu
atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Bahan yang
dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan. Istilah khusus
untuk infus darah adalah transfusi darah (Ariningrum & Subandono,
2018). Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk penggantian
caian tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan
fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori
yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada
pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obatan lain (Uliyah,
Musfiratul, & Hidayat, 2008).
Pemberian obat pada pasien dapat melalui injeksi. Injeksi adalah
proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam dunia
medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui
parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan
(Halodoc, 2021).
2. Tujuan
1) Mengetahui definisi pemasangan infus dan injeksi
2) Memahami tujuan pemasangan infus dan injeksi
3) Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan infus
4) Mengetahui macam – macam injeksi
5) Mengetahui SOP pada pemasangan infus dan injeksi
6) Dapat melakukan pemasangan infus dan injeksi

3. Sasaran
Pasien di Ruang IGD RSUD Genteng

4. Materi
1) Konsep teori pemasangan infus
a. Definisi dari Pemasangan Infus
b. Tujuan pemasangan infus
c. Hal-hal yang diperhatikan dalam pemasangan Infus
d. SOP Pemasangan Infus
2) Konsep teori injeksi
a. Definisi injeksi
b. Tujuan injeksi
c. Macam – macam
injeksi
d. SOP pada masing –
masing injeksi

5. Metode
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching

6. Media
Persiapan Alat :
1) Pemasangan infus
a. Standar Infus
b. Cairan yang akan diberikan
c. Infus set
d. Alcohol swab / kapas alcohol
e. Gunting
f. Plester
g. Pengalas
h. Bengkok
i. Tourniquet
j. Handscoen
k. IV Cateter
l. Kassa pembalut
2) Injeksi
a. Spuit dengan jarum no.22-25
b. Kapas alkohol
c. Obat dari ampul atau vial
d. Sarung tangan bersih
e. Catatan pengobatan
f. Tourniquet
g. Bak injeksi
h. Bengkok
i. Perlak
j. Pulpen
7. Proses
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah
sebagai berikut:

Perceptor kontrak dengan 1.Pemaparan masalah klien


klien,
2.Tindakan untuk mengatasi masalah klien.
kontrak dengan mahasiswa
dan berbagi peran 3.Alat-alat yang diperlukan untuk tindakan

4.Prosedur tindakan (persiapan-pelaksanaan


– terminasi)
Pelaksanaan BST :
5. Aturan ketika bertemu dengan klien
Langkah-langkah dalam
tindakan : persiapan –
pelaksanaan – terminasi )

Tanyakan pasien apakah ada Memberikan edukasi, menjawab pertanyaan


pertanyaan dan penutupan

Tanya jawab dengan umpan balik kelompok

7.1 Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan
bedside teaching
b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga
c. Pembagian peran dalam tim mahasiswa
7.2 Pelaksanaan BST
1 Penjelasan tentang klien oleh preceptor dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan memiliki prioritas yang
perlu didikusikan.
2 Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3 Pemberi justifikasi oleh preceptor tetang masalah klien serta
rencana tindakan yang akan dilakukan.
4 Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada
akan ditetapkan
7.3 Pasca BST
Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan

8. Waktu dan tempat


Hari / Tanggal : Selasa, 08 Juni 2021
Waktu : 09.00 - Selesai
Tempat : Ruang IGD RSUD Genteng

9. Peran Masing-masing anggota tim


a. Peran perawat (perceptor)
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional dari tindakan yang diambil
f. Menggali masalah-masalah yang belum terkaji

10. Kriteria Evaluasi.


1) Bagaimana koordinasi dan persiapan BST
2) Bagaimana peran mahasiswa pada saat BST

11. Kegiatan Bedside Teaching


1) Tahapan Pra-BST
a. Preparation
b. Planning
c. Briefing : 4P 1R
a) Problem : masalah yang ditemukan pada klien
b) Practice : Pemasangan infus dan injeksi
c) Preparation : persiapan alat, persiapan pasien, persiapan
lingkungan
d) Procedure : prosedur pelaksanaan pemasangan infus
e) Role : aturan yang disampaikan oleh pembimbing klinik
2) Round : fase kerja (Pelaksanaan) dan fase terminasi (evaluasi)
3) Post round : evaluasi dari pembimbing klinik dan pembimbing akademik
terhadap tindakan yang dilakukan.

12. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya
dapat dijadikan masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian metode
pembelajaran.

Banyuwangi, 07 Juni 2021

Pembimbing Klinik Ketua Kelompok


Ruang IGD RSUD Genteng

( (________________________) (Angga Triyatama)

Mengetahui

Kepala Ruangan IGD RSUD Genteng

Ketua
(______________________________)
STIKes Banyuwangi

Dr. H. Soekardjo, S.Kep., MM


Lampiran 1 Konsep Teori Pemasangan Infus

KONSEP PEMASANGAN INFUS

1. Definisi Pemasangan Infus


Pemasangan infus adalah sutau tindakan memasukkan cairan atau obat
langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam waktu yang lama dengan
menggunakan infus set (Ariningrum, 2018).
2. Tujuan Pemasangan Infus
Mengganti cairan yang hilang akibat perdarahan, dehidrasi karena
panas atau akibat suatu penyakit, kehilangan plasma akibat luka bakar yang
luas (Adrian, 2019).
3. Hal-hal yang diperhatikan pada pemasangan infus
Ariningrum (2018) menjelaskan hal – hal yang perlu diperhatikan
dalam pemasangan infus yaitu :
1) Sterilisasi (Tempat tusukan, Cairan, Jarum dan Infut set)
2) Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar.
3) Fiksasi yang bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau
tercabut.
4) Pemilihan cairan infus
5) Kecepatan tetesan
4. SOP pemasangan infus
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN INFUS
FASE KERJA
Definisi Pemasangan infus adalah sutau tindakan memasukkan
cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah
vena dalam waktu yang lama dengan menggunakan
infus set (Ariningrum, 2018).
Tujuan Mengganti cairan yang hilang akibat perdarahan,
dehidrasi karena panas atau akibat suatu penyakit,
kehilangan plasma akibat luka bakar yang luas
(Adrian, 2019).
Prosedur 1. Tahap prainteraksi
Pelaksanan
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
- Standar Infus
- Cairan yang akan diberikan
- Infus set
- Alcohol swab / kapas alcohol
- Gunting
- Plester
- Pengalas
- Bengkok
- Tourniquet
- Handscoen
- IV Cateter
- Kassa pembalut
2. Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Memberi kesempatan kepada pasien untuk
bertanya bila ada sesuatu yang kurang
dipahami/jelas
b. Atus posisi pasien agar rileks tanpa adanya
beban fisik
c. Siapkan area yang akan dipasang infus
d. periksa ulang cairan yang akan diberikan
e. Keluarkan udara dari selang infus
f. Pasang pengalas
g. Pakai Handscoen
h. Pilih dan pastikan vena yang akan ditusuk
(utamanya vena bagian distal/sesuai kondisi
pasien)
i. Lakukan desinfektan pada area yang akan
ditusuk dengan menggunakan kapas alcohol /
alcohol swab dengan gerakan melingkar. Jika
kotor bisa ulangi 2-3 kali
j. Pasang Toniquet diatas lokasi penusukan
k. Masukkan I.V catheter pada vena yang telah
ditentukan dengan sudut 10-30 derajat dengan
lubang jarum mengahdap ke atas
l. Setelah I.V catheter masuk vena, tourniquet
dilepas, mendim ditarik pelan-pelan sambil I.V
chetetr didorong masuk sampai pangkal.
m. Sebelum melepas mandim, tekan ujung vena
catheter dengan jari, lepas mandim kemudian
sambungkan pangkal IV catheter dengan infuse
set.
n. Pemasangan Fiksasi :
 IV Catheter bersayap
 letakkan plester dibawah sayap
kemudian lipatkan diatas sayap searah
dan sejajar ujung IV catheter
 letakkan plester kedua diatas pangkal I.V
catheter dan sayap dengan posisi
melintang
 I.V catheter tanpa sayap
 Letakkan plaster dibawah pangkal I.V
catheter silangkan diatasnya (Plester
jangan sampai menutupi luka tusukan
I.V catheter)
 Letakkan plaster kedua dibelakang
plester pertama diatas pangkal I.V
catheter
 Tutup dengan kassa steril dan letakkan
dengan plaster sesuai kebutuhan
o. Tuliskan tanggal pemasangan infus pada plaster
penutup kassa
p. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan
q. Perhatikan reaksi pasien
r. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah
tetesan
s. Pasien dirapikan
t. Alat-alat dibereskan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga
Lampiran 2 Konsep Teori Injeksi

INJEKSI

1. Definsi Injeksi
Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa
Inggris, adalah proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum.
Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat
melalui parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan
(Halodoc, 2021).

2. Tujuan Injeksi
Tujuan injeksi yaitu (Budiarto, 2017) :
1) Memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi
2) Sebagai tes sensitivitas pada obat
3) Memasukkan obat dalam jumlah besar

3. Macam – Macam Injeksi


Macam – macam injeksi antara lain (Halodoc, 2021) :
1) Injeksi Intra Vena (IV)
Injeksi intravena adalah injeksi yang melibatkan penyisipan jarum
secara langsung ke dalam vena, dan cairan yang dimasukkan akan langsung
dikirim ke aliran darah. Dalam pengobatan dan penggunaan obat-obatan,
rute pemberian ini adalah cara tercepat untuk mendapatkan efek yang
diinginkan, karena obat segera berpindah ke sirkulasi darah dan ke seluruh
tubuh.
2) Injeksi Intra Muskular (IM)
Injeksi intramuskular adalah injeksi yang dilakukan untuk
mengantarkan suatu zat ke dalam otot, dengan tujuan dapat diserap dengan
cepat oleh pembuluh darah. Sebagian besar vaksin yang tidak aktif, seperti
vaksin influenza, diberikan dengan cara injeksi intramuskular ini.
3) Injeks Sub Cutan (IC)
Dalam proses injeksi subkutan, obat atau cairan akan dikirimkan ke
jaringan antara kulit dan otot. Dengan menggunakan injeksi jenis ini,
penyerapan obat akan berjalan lebih lambat dibandingkan injeksi
intramuskular. Jarum yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena
tidak perlu mencapai otot. Tempat pemberian injeksi jenis ini adalah
jaringan lemak di belakang lengan. Injeksi insulin adalah yang paling umum
menggunakan teknik injeksi ini.
4) Injeksi Intra Dermal / Intra Cutan
Dalam Injeksi intradermal, obat dikirim langsung ke dalam dermis,
yaitu lapisan yang berada tepat di bawah epidermis kulit. Suntikan sering
diberikan pada sudut 5 sampai 15 derajat dengan jarum ditempatkan hampir
rata pada kulit pasien. Penyerapan membutuhkan waktu paling lama dari
rute ini dibandingkan dengan injeksi intravena, intramuskular, dan subkutan.
Oleh karena itu, injeksi intradermal sering digunakan untuk tes sensitivitas,
seperti tes tuberkulin dan alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang
disebabkan oleh tes ini mudah dilihat karena lokasi suntikan pada kulit.
Bagian tubuh yang sering dijadikan lokasi injeksi intradermal adalah lengan
bawah dan punggung bawah.

4. SOP Injeksi
1) Injeksi Intra Vena (IV)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INJEKSI INTRA VENA (IV)
FASE KERJA
Definisi Injeksi intravena adalah injeksi yang melibatkan
penyisipan jarum secara langsung ke dalam vena, dan
cairan yang dimasukkan akan langsung dikirim ke
aliran darah (Halodoc, 2021).
Tujuan 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat
diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral lain.

2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan

3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih


besar

Prosedur 1. Tahap prainteraksi


Pelaksanan a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
 Spuit dengan jarum no.22-25
 Kapas alkohol
 Obat dari ampul atau vial
 Sarung tangan bersih
 Catatan pengobatan
 Tourniquet
 Bak injeksi
 Bengkok
 Perlak
2. Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Tutup tirai atau pintu
b. Cuci tangan
c. Ambil obat sesuai dosis
d. Pakai sarung tangan
e. Posisikan pasien nyaman dan rileks
f. Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena
basilika dan vena chefalika), syarat vena: tidak
bercabang, bukan bekas tusukan, kulit tidak
berbulu.
g. Pasang perlak di bawah area yang akan
disuntik
h. Bila vena sudah ditemukan ( misal vena
basilika) atur lengan lurus dan pasang
tourniquet sampai vena benar-benar dapat
dilihat dan diraba
i. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila
masih terdapat udara dalam spuit, maka udara
harus dikeluarkan
j. Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port
penyuntikan yang mengarah ke aliran iv yang
utama dengan kapas alkohol.
k. Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum
spuit kemudian masukkan spuit tanpa jarum ke
dalam veinflon dan suntikkan obat. 
l. Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi
jarum sejajar dengan vena dengan sudut 15-
30
m. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger
spuit. Bila darah sudah terhisap lepaskan
tourniquet dan dorong obat pelan-pelan ke
dalam vena
n. Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit,
usap dengan kapas alkohol dengan sedikit
menekan
o. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
p. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat
yang telah tersedia (sampah medis untuk
benda tajam)
q. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
r. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
s. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat
obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu,
tepat cara pemberian dan waspada)
t. Observasi efek samping obat (kemerahan,
nyeri dan panas)
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga

2) Injeksi Intra Muscular (IM)


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)
FASE KERJA
Definisi Injeksi intramuskular adalah injeksi yang dilakukan
untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot (Halodoc,
2021).
Tujuan 1. Agar absorpsi obat lebih cepat dibandingkan
dengan pemberian secara subcukan
2. Memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
dibanding dengan subcutan
3. Mencegah dan mengurangi iritasi, namun harus
tetap berhati – hati karena injeksi intra muscular
dapat menyebabkan luka pada kulit dan nyeri pada
pasien
Prosedur 1. Tahap prainteraksi
Pelaksanan a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
 Spuit dengan jarum no.22-25
 Jarum ukuran diameter 20-30
 Kapas alkohol
 Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
 Sarung tangan bersih
 Catatan pengobatan
 Bak injeksi
 Bengkok
 Perlak
2. Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Tutup tirai atau pintu
b. Cuci tangan
c. Ambil obat sesuai dosis
d. Pakai sarung tangan
e. Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak
terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan
tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah
f. Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan
dengan area penyuntikan yang akan digunakan:
g. Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring
dengan lutut fleksi
h. Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut
sedikit fleksi
i. Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi
j. Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan
lengan fleksi, rileks atau diletakkan diatas
abdomen
k. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
l. Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan
m. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas
alkohol dengan mengusap  secara sirkular arah
keluar sekitar 5 cm
n. Letakkan kapas alkohol pada tangan non
dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit
pada tangan dominan (antara ibu jari dan
telunjuk)
o. Injeksikan jarum dengan sudut  90° (vastus
latralis jarum masuk dengan kedalaman 1,5-2,5
cm; ventro gluteal jarum masuk dengan
kedalaman: 1,25- 2,5 cm; dorso gluteal jarum
masuk dengan kedalaman: 1,25-3,75 cm;
deltoid jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-
2,5 cm)
p. Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan
tangan non dominan kebawah spuit ( untuk
memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak)
dan tangan dominan pindah ke bagian
pengokang spuit untuk siap mengaspirasi
q. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak
menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat
darah injeksikan obat tersebut dengan
kecepatan 10 detik/mL. Jika terdapat darah
segera cabut spuit dan ganti pada posisi
penyuntikan lainnya
r. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan
sedikit menekan
s. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
t. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat
yang telah tersedia (sampah medis untuk benda
tajam)
u. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
v. Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan
klorin dan cuci tangan
w. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat
obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu,
tepat cara pemberian dan waspada)
x. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri
dan panas)
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga

3) Injeksi Sub Cutan (SC)


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INJEKSI SUB CUTAN (SC)
FASE KERJA
Definisi Injeksi subkutan adalah memasukkan obat atau cairan
ke dalam jaringan antara kulit dan otot (Halodoc,
2021).
Tujuan Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlaham
– lahan oleh tubuh.
Prosedur 1. Tahap prainteraksi
Pelaksanan a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
 Spuit dengan jarum no.22-25
 Kapas alkohol
 Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
 Sarung tangan bersih
 Catatan pengobatan
 Bak injeksi
 Bengkok
 Perlak
2. Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Tutup tirai atau pintu
b. Cuci tangan
c. Ambil obat sesuai dosis
d. Pilih tempat penyuntikan : deltoid, abdomen di
tempat yang  tidak ada lesi, tidak terdapat
infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak
terdapat saraf dan pembuluh darah
e. Posisikan pasien nyaman dan rileks
f. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
g. Pakai sarung tangan
h. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas
alkohol dengan mengusap secara sirkular arah
keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah
proksimal ke distal
i. Letakkan kapas alkohol pada tangan non
dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit
pada tangan dominan ( antara ibu jari dan
telunjuk)
j. Dengan tangan non dominan cubit area deltoid
k. Injeksikan obat dengan sudut 45-90°
l. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak
menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat
darah injeksikan obat tersebut. Jika terdapat
darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi
penyuntikan lainnya
m. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan
sedikit menekan
n. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
o. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat
yang telah tersedia (sampah medis untuk benda
tajam)
p. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
q. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
r. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat
obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu,
tepat cara pemberian dan waspada)
s. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri
dan panas)
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga

4) Injeksi Intra Dermal / Intra Cutan (IC)


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN (IC)
FASE KERJA
Definisi Injeksi intradermal adalah memasukkan obat langsung
ke dalam dermis, yaitu lapisan yang berada tepat di
bawah epidermis kulit (Halodoc, 2021).
Tujuan 4. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program
pengobatan dokter
5. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari
kesalahan dalam pemberian obat
6. Membantu menentukan diagnosa penyakit tertentu
(misalnya tuberculin tes)
7. Menghindari pasien dari efek alergi obat (dengan
skin test)
8. Digunakan untuk test tuberkulin atau tes alergi
terhadap obat – obatan tertentu
9. Pemberian vakasinasi
Prosedur 1. Tahap prainteraksi
Pelaksanan a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
 Spuit dengan jarum no.22-25
 Kapas alkohol
 Obat dari ampul atau vial (untuk usia <1
tahun:0.05mL, untuk usia >1 tahun:0.10 mL)
 Sarung tangan bersih
 Catatan pengobatan
 Pensil kulit
 Bak injeksi
 Bengkok
 Perlak
2. Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Tutup tirai atau pintu
b. Cuci tangan
c. Ambil obat sesuai dosis
d. Pilih tempat penyuntikan ( permukaan kulit
yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi atau
udem ) 3-4 jari dibawah ante kubital
e. Posisikan pasien nyaman dengan siku ekstensi
dan letakkan lengan diatas permukaan yang
rata
f. Pakai sarung tangan
g. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas
alkohol dengan mengusap secara sirkular arah
keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah
proksimal ke distal
h. Letakkan kapas alkohol pada tangan non
dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit
pada tangan dominan ( antara ibu jari dan
telunjuk )
i. Dengan tangan non dominan regangkan
permukaan kulit
j. Injeksikan obat dengan sudut 5-15°, jarum
masuk ± 3 mm. Masuknya jarum bisa tampak
dari permukaan kulit
k. Hasil yang tepat adalah terdapat undulasi pada
tempat penyuntikan
l. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol tetapi
tidak boleh ditekan
m. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman,
berikan tanda pada kulit dengan menggunakan
pensil. Anjurkan klien untuk tidak membasuh
tempat penyuntikan tersebut
n. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat
yang telah tersedia (sampah medis untuk benda
tajam)
o. Lepas sarung tangan dan cucu tangan
p. Evaluasi : hasil tes positif jika terdapat
kemerahan, bengkak .
q. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat
obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu,
tepat cara pemberian dan waspada)
r. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri
dan panas)
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, K. (2019) Terapi Infus, ALODOKTER. Available at:


https://www.alodokter.com/terapi-infus-hanya-untuk-kondisi-kondisi-
medis-berikut (Accessed: 7 June 2021).
Anita, S. (2015). Pemasangan Infus. Journal Kesehatan.

Ariningrum, D., & Subandono, J. (2018). Buku Pedoman Keterampilan Klinis


Pemasangan Infus. Surakarta.

Budiarto (2017) Tujuan Injeksi, SCRIBD. Available at:


https://www.scribd.com/document/350222245/Tujuan-injeksi (Accessed: 7
June 1BC).
Halodoc (2021) Injeksi, HALODOC. Available at:
https://www.halodoc.com/kesehatan/injeksi (Accessed: 7 June 2021).
Uliyah, Musfiratul, & Hidayat, A. A. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik
untuk Bidan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai