PEMASANGAN KATETER
Oleh :
1 Ida Ayu Ratna Putri 202104029
BANYUWANGI
2021
1
1.1. Pendahuluan
Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan
cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang
bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2016). Tindakan pemasangan
kateter urin dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik sesuai
dengan ukurannya ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan
mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu
mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter
juga menjadi alat untuk mengkaji pengeluaran urin per jam pada klien
yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2018).
Selain untuk dekompresi kandung kemih, kateter juga digunakan
untuk mengevaluasi jumlah urin yang keluar dan pada pasien
inkontinensia urin. Mengingat fungsi tersebut, 15% - 25% pasien di rumah
sakit memakai kateter. Pemasangan kateter dilakukan lebih dari lima ribu
pasien setiap tahunnya di Amerika, dimana sebanyak 4 % penggunaan
kateter dilakukan pada perawatan rumah dan sebanyak 25 % pada
perawatan akut. Sebanyak 15- 25% pasien di rumah sakit menggunakan
kateter menetap untuk mengukur haluaran urin dan untuk membantu
pengosongan kandung kemih (Smith, 2019).
Menurut Purnomo (2018) Tindakan pemasangan kateter
merupakan tindakan invasif yang dapat menimbulkan rasa nyeri, sehingga
jika dikerjakan dengan cara yang keliru akan dapat menimbulkan
kerusakan uretra yang permanent. Nyeri merupakan keluhan utama yang
sering dialami oleh pasien dengan kateterisasi urin karena tindakan
memasukkan selang kateter ini ke dalam kandung kemih mempunyai
resiko terjadinya infeksi atau trauma pada uretra. Resiko trauma berupa
iritasi pada dinding uretra lebih sering terjadi pada.
2
2. Tujuan
1. Mengetahui definisi pemasangan kateter
2. Memahami tujuan pemasangan kateter
3. Mengetahui indikasi pemasangan kateter
4. Mengetahui SOP pemasangan kateter
3. Sasaran
Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Genteng
4. Materi
1. Definisi pemasangan kateter
2. Tujuan dari pemasangan kateter
3. Indikasi pemasangan kateter
4. SOP pemasangan kateter
5. Metode
Praktikum, diskusi dan Bedside Teaching
6. Media
Persiapan alat
7. Proses
Langkah – langkah yang diperlukan dalam Beside Teaching adalah
sebagai berikut :
3
7.1 Persiapan
a. Preparation :
b. Planning :
c. Briefing : 4P 1R
3) Preparation :
4) Procedure :
5) Rule :
2. Round :
1. Salam pembuka
2. memperkenalkan tim ronde
3. menyampaikan identitas dan masalah pasien
4. menjelaskan tujuan ronde
15-25 Fase kerja :
menit
a). Berikan salam
b). Menjelaskan tujuan pemasangan kateter
c). Atur posisi pasien terlentang
d). Memasang kateter ke urobag
e). Mengisi spuit 10cc dengan aquabides
f). Membuka pakaian bagian bawah pasien
g). Memakai handscon steril
h). Memegang kateter menggunkan tangan kanan
i). Menuangkan gel pada punggung tangan kiri
j). Mengolesi kateter dengan gel
k). Tangan kiri memegang dan sedikit menarik
kulit penis pasien
l). Memasukan kateter pada lubang penis secara
perlahan dan pasien diintruksikan untuk tarik
napas
m). Setelah kateter dipastikan masuk ke kandung
kemih dan terlihat urin yang keluar pada
urobag.
8
3. Post Round :
Evaluasi dengan pembimbing klinik
- Tidak menggunak handscone steril
- Orifisium uretra tidak desinfeksi
9
12. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya
dapat dijadikan masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian
metode pembelajaran.
Mengetahui,
Pembimbing Institusi Ketua Kelompok,
Mengetahui,
CI Ruangan IGD RSUD Genteng
(...........................................................)
Lampiran :
A. Definsi
Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memasukan kateter dalam kandung kemih melalui uretra yang untuk
membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan
pemeriksaan (Hidayat, 2006).
Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan cara memasukan
selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter
memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klein yang tidak
mampu mengontrol perkemihan atau klein yang mengalami obstruksi.
Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji haluaran urin per jam pada klien
yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter, 2019).
Kateterisasi urin membantu pasien dalam proses eliminasinya.
Pemasangan kateter menggantikan kebiasaan normal dari klien untuk
berkemih penggunaan kateter intermiten dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan pasien mengalami ketergantungan dalam berkemih (Craven ,
2019).
B. Tujuan
1.Menghilangkan distensi pada kandung kemih
2.Mengosongkan kandung kemih secara lengkap
3.Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi
4.Mengetahui residual urine setelah miksi
5.Memasukan kontras kedalam buli – buli
6.Mendapatkan specimen urine steril
7.Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urine
8.Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation )
9.Kateterisasi sementara ( intermitter catherization )
10. Proses persalinan dan operasi caesar.
11. Perawatan intensif yang membutuhkan pemantauan keseimbangan cairan
tubuh.
11
12. Proses pengosongan kandung kemih sebelum, saat, atau sesudah operasi.
13. Saat pemberian obat langsung ke dalam kandung kemih, misalnya karena
adanya kanker kandung kemih.
C. Indikasi
Kateter diindikasikan untuk beberapa alasan, pemasangan kateter dalam
jangka waktu yang pendek akan meminimalkan infeksi, sehingga metode
pemasangan kateter sementara adalah metode yang paling baik (Japardi,
2018)
a) Indikasi pada pemasangan kateter sementara :
1) Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi kandung kemih
2) Pengambilan urin residu setelah pengosongan kandung kemih
b) Indikasi pada pemasangan kateter jangka pendek :
1) Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)
2) Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan seperti
vesika urinaria, uretra dan organ sekitarnya
3) Preventif pada obstruksi uretra dari pendarahan
4) Untuk memantau output urin
5) Irigasi vesika urinaria
c) Indikasi pemasangan kateter jangka panjang :
1) Retensi urin pada penyembuhan penyakit ISK / UTI
2) Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan
urin
3) Klien dengan penyakit terminal
12
Tahap kerja :
1). Berikan salam
2). Menjelaskan tujuan pemasangan kateter
3). Atur posisi pasien terlentang
4). Memasang kateter ke urobag
5). Mengisi spuit 10cc dengan aquabides
6). Membuka pakaian bagian bawah pasien
7). Memakai handscon steril
8). Memegang kateter menggunkan tangan kanan
9). Menuangkan gel pada punggung tangan kiri
10). Mengolesi kateter dengan gel
11). Tangan kiri memegang dan sedikit menarik kulit
penis pasien
12). Memasukan kateter pada lubang penis secara
perlahan dan pasien diintruksikan untuk tarik napas
13). Setelah kateter dipastikan masuk ke kandung
kemih dan terlihat urin yang keluar pada urobag.
14). Melakukan penguncian kateter dengan spuit 10cc
yang sudah diisi aquabides
15). Lalu kateter ditarik dan diplaster pada paha kanan
16). Merapikan pakaian bawah pasien kembali
17). Melepas handscon
18). Merapikan alat
13
Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Catat tindakan
3. Berpamitan