Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pemasangan Kateter


Sub Pokok Bahasan : pemasangan dan perawatan kateter pada pasien
Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : Senin, 05 April 2021
Tempat : Aula Stikes RS Husada
Waktu : 09.00-11.00
Penyuluh : Mahasiswa Husada

I. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 60 menit diharapkan peserta
dapat mengetahui tentang perawatan genetalia laki-laki dan perempuan yang
terpasang kateter dan perawatannya

II. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta diharapkan dapat :
1. Menyebutkan pengertian pemasangan kateter
2. Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi pemasangan kateter
3. Menyebutkan perawatan pasien yang terpasang kateter
4. Menyebutkan tujuan perawatan kateter
5. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan saat perawatan
kateter
6. Meredemostrasikan prosedur pelaksanaan perawatan kateter

III. Materi Penyuluhan


1. menjelaskan pengertian pemasangan kateter
2. menjelaskan indikasi dan kontraindikasi pemasangan kateter
3. menjelaskan perawatan pasien yang terpasang kateter
4. menjelaskan tujuan perawatan kateter
5. menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan saat perawatan kateter
6. Meredemostrasikan prosedur pelaksanaan perawatan kateter

IV. Metode Penyuluhan


a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Menonton video
d. Demontrasi

V. Media Penyuluhan
a. leaflet
b. Komputer
c. Kursi
d. Video
VI. Rencana Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Uraian Kegiatan
Penyuluh Audience
1 Pembukaan a. mengucapkan salam a. menjawab salam
(5 Menit) b. menyampaikan tujuan b. menerima dengan baik
penyuluhan c. menyetujui tujuan dengan
c. melakukan apresiasi baik
d. mengikuti apresiasi
2 Penyampaian a. menjelaskan pengertian a. Menyimak materi dan
Materi pemasangan kateter berdiskusi
(20 menit) b. menjelaskan indikasi dan b. Menyimak materi dan
kontraindikasi berdiskusi
pemasangan kateter c. Menyimak materi dan
c. menjelaskan perawatan berdiskusi
pasien yang terpasang d. Menyimak materi dan
kateter berdiskusi
d. menjelaskan tujuan e. Menyimak materi dan
perawatan kateter berdiskusi
e. menjelaskan hal-hal yang f. Menyimak materi dan
harus diperhatikan saat berdiskusi
perawatan kateter g. Menonton video,
f. Meredemostrasikan menyimak video dan
prosedur pelaksanaan berdiskusi
perawatan kateter h. Meredemonstrasikan
g. Memutarkan video kembali apa yang
pemasangan kateter telah dilakukan
h. Mendemontrasikan cara i. Mengajukan
pemasangan kateter pertanyaan kepada
i. Memberikan kesempatan pembicara
pada audiens untuk j. Menyimak materi dan
bertanya berdiskusi
j. Menjawab pertanyaan dari
audiens

3 Penutup a. Melakukan evaluasi a. Menjawab pertanyaan


(5 menit) kepada audiens b. Menyimak kesimpulan
b. Menyimpulkan materi c. Menjawab salam
penyuluhan dan tanya d. Menerima leaflet
jawab
c. Memberikan salam
d. Membagikan leaflet
VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. SAP dan media telah di konsultasikan kepada pembimbing sebelum
pelaksanaan
b. Pemberi materi sudah menguasai seluruh materi
c. Tempat dipersiapkan H-3 sebelum pelaksanaan
d. Mahasiswa dan masyarakat berada di tempat sesuai kontrak waktu
yang telah di sepakati

2. Evaluasi Proses
a. Proses pelaksanaan sesuai rencana
b. Audiens sangat aktif dalam diskusi dan tanya jawab
c. Audiens mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Evaluasi Hasil
a. Audiens dapat menyebutkan Pengertian pemasangan kateter, indikasi
dan kontraindikasi pemasangan kateter, perawatan pasien yang
terpasang kateter, tujuan perawatan kateter, hal-hal yang harus
diperhatikan apabila terpasang kateter.
a. Audiens menunjukkan bahwa memahami cara pemasangan dan
perawatan kateter yang benar
b. Audiens dapat mendemonstrasikan pemasangan dan perawatan kateter
pada pasien
VIII. Sumber

Urethral Catheterization in Women: Background, Indications, Contraindications.


Emedicine.medscape.com.2020.Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/80735-overview#a1
Catheterization. The Annals of The Royal College of Surgeons of England.
2012;94(1):5-7.
Haider M, Annamaraju P. Bladder Catheterization. Ncbi.nlm.nih.gov. 2020.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560748/
Urethral Catheterization in Women Periprocedural Care: Equipment, Patient
Preparation, Monitoring and Follow-up. Emedicine.medscape.com. 2020.
Available from: https://emedicine.medscape.com/article/80735-periprocedure.
Urethral Catheterization in Women Technique: Catheterization of Female Urethra,
Complications. Emedicine.medscape.com. 2020. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/80735-technique.
HERMIN, H. (2015). HUBUNGAN TEKNIK PEMASANGAN KATETER DAN
PERAWATAN KATETER DENGAN KEJADIAN CHATETER ASSOSIATED
URINARY TRACT INFECTION (CAUTI) DI RUMAH SAKIT MITRA
KELUARGA SURABAYA (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Gresik). Available from : http://eprints.umg.ac.id/4165/3/BAB%202.pdf
LAMPIRAN MATERI

PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER PADA PASIEN

Pengertian pemasangan kateter


Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau
plastik, melalui uretra atau kandung kemih yang bertujuan untuk membantu
proses pengeluaran urine dalam tubuh.

Indikasi pemasangan kateter

Kateterisasi uretra digunakan sebagai terapi pada kondisi berikut :

 Retensi urin akut (misalnya pada begin prostatic hyperplasia, bekuan


darah, gangguan neurogenik);
 Obstruksi kronik yang menyebabkan hidronefrosis, serta tidak dapat
diperbaiki dengan obat atau tindakan bedah;
 Inkontinensia urine yang tidak tertangani dengan terapi lainnya, yang juga
dapat menyebabkan iritasi pada kulit sekitar kemaluan;
 Inisiasi irigasi kandung kemih berkelanjutan;
 Dekompresi intermiten pada gangguan kandung kemih neurogenic;
 Pemeliharaan kondisi hygiene atau sebagai terapi paliatif (pasien terminal)
pada kondisi pasien yang memerlukan istirahat (bedrest) dalam waktu
lama;
 Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat);
 Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan;
 Untuk memantau output urine;
 Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria. Pengambilan
urine residu setelah pengosongan urinaria.

Kontraindikasi pemasangan kateter


Tanda-tanda ketika tidak boleh dilakukan katetersasi adalah :
 Hematoris (keluarnya darah dari urine);
 Infeksi saluran kemih, karena pemasangan selang kateter akan
menyebabkan patogen pada uretra menyebar ke saluran kemih bagian
atas;
 Sering terjadi pada wanita cedera pada saluran kemih bagian bawah,
seperti laserasi atau ruptur dinding atau meatus uretra, karena
pemasangan selang kateter dapat memperburuk cedera;
 Rasa nyeri pada uretra.

Perawatan kateter
Perawatan kateter adalah suatu proses pembersihan area pemasangan kateter
dan selang kateter bagian luar dengan mengeluarkan cairan desinfektan,
termaksud didalamnya kegiatan memeriksa kepatenan dari selang kateter itu
sendiri.

Tujuan perawatan kateter


1. Membuat klien merasa lebih nyaman
2. Menurunkan resiko infeksi saluran perkemihan
3. Memeriksa kepatenan selang kateter
4. Mengetahui karakteristik urin klien : warna, urin, bau

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pasien perawatan kateter


1. Jika balon kateter bocor, maka kempeskan balon, keluarkan isinya dan
lepaskan selang kateter
2. Terkadang dapat juga terjadi sumbatan dalam selang kateter. Tanda yang
paling umum adalah aliran urin menjadi sangat pelan, urin tidak mengalir
dalam waktu 2 jam walaupun klien sudah minum banyak, kadang tercium
bau urin, dan terjadi tekanan di abdomen bagian bawah.
3. Anjurkan klien untuk meminum adekuat 8 –12 gelas (2000-3000 cc per
hari).minum adekuat dapat mengencerkan dan memperlancar aliran urin,
meminimalisir adanya sedimen dan batu, serta mengurangi resiko infeksi.
4. Jangan gunakan bedak powder atau lation dibagian perineum karena akan
meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme.

prosedur pelaksanaan kateter


a. Persiapan alat
Alat-alat yang diperlukan untuk pemasangan kateter seperti :
 Bak instrumen;
 Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien;
 Kantong penampung urine (Urine Bag);
 Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya;
 Kassa;
 Korentang;
 Cairan pelumas/jelly;
 Perlak dan alasnya;
 Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine;
 Pinset anatomi atau sarung tangan steril;
 Dub steril;
 Spuit 20 cc dan aquades;
 Selimut ekstra;
 Plester dan gunting.
b. Prosedur Pemasangan

1. Pasang ekstra selimut;


2. Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong dan lepas celana pasien;
3. Meletakkan dua bengkok diantara kedua tungkai
4. Mencuci tangan;
5. Pakai sarung tangan;
6. Memasang dub steril;
7. Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, dan
tangan kanan memengang kapas sublimat;
8. Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat dari labia mayora dari
atas kebawah 1 kali usap, kapas kotor diletakkan dibengkok, kemudian
labia minora, dan perineum sampai bersih (sesuai kebutuhan);
9. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis mengambil
kateter dan diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm;
10. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri;
11. Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra perlahan-lahan (5-7.5 cm
dewasa) dan menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang;
12. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril dan
masukan lagi (2.5-5 cm);
13. Bila kateter dipasang tetap atau permanen maka, isi balon 5-15 cc (kateter
dikunci memakai spuit dan aquades steril);
14. Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan sudah terfiksasi dengan baik;
15. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag;
16. Fiksasi kateter yang dekat dengan posisi urine bag;
17. Rapikan alat-alat yang telah digunakan;
18. Rapikan tempat tidur pasien dan pasien;
19. Lepas sarung tangan;
20. Cuci tangan;
21. Dokumentasi.

c. Prosedur Perawatan Kateter


1. Cuci tangan;
2. Pasang sarung tangan bersih;
3. Pasang perlak pengalas di bawah bokong klien;
4. Ganti selimut klien dengan selimut mandi;
5. Ekspose bagian perineal saja.
6. Letakkan bengkok di samping klien
7. Buka kassa yang melindungi penis pria dengan menggunakan bantuan
pinset bersih (jika diperlukan);
Jika pada wanita tidak terpasang kassa;
8. Buka set steril dengan menggunakan Teknik aseptic;
Isi kom dengan cairan NaCl 0,9% dan betadin 70%;
9. Pasang sarung tangan steril;
10. Pasang dub bolong di daerah perineum;
11. Peras kassa atau depper steril. Pisahkan pinset untuk memeras dengan
pinset yang digunakan ke klien
12. Bersihkan area perineal. Catat keadaan perineal (adakah tanda-tanda
infeksi : warna, bau, ada pembekakan, konsitensi cairan lendir);
Pria : Pegang penis dengan arah 90⁰ dan tarik preputium dengan
menggunakan tangan non dominan. Bersihkan penis dan arah meatus
uretra ke arah gland penis dengan tangan dominan;
wanita : buka labia mayora dengan tangan dominan lalu bersihkan dengan
tangan dominan dari arahatas ke bawah. Lakukan hal ini sama pada labi
minora dan meatus uretra;
13. Bersihkan selang kateter dari area meatus uretra (±10 cm) dengan cairan
desinfektan;
14. Pasang kassa kering dibagian penis pria dengan posisi menyilang sehingga
ujung penis benar-benar tertutup. Pada wanita tidak perlu dilakukan;
15. Fiksasi selang kateter pada posisi yang aman dan nyamanPria : di
abdomen Wanita : di paha bagian atas;
16. Periksa kepatenan selang kateter dan kantong urin (posisi kantong urin
harus lebih rendah dari vesika urinariaklien, kantong urin digantung
disamping tempat tidur, pastikan tidak dalam keadaan ter-klem, kantong
urin dikosongkan kembali jika terisi penuh atau paling tidak tiap 8jam);
17. Angkat pengalas bokong;
18. Pasang kembali selimut klien;
19. Rapihkan alat dan klien;
20. Lepaskan sarung tangan;
21. Cuci tangan;
22. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai