PERNAPASAN
Oleh
NI MADE SUARTI
2019
ANATOMI
SISTEM PERNAPASAN SISTEM PERNAPASAN
ATAS BAWAH
• Rongga Hidung • Laring
• Sinus Paranasal • Trakhea
• Faring • Bronkhus
• Alveoli
FUNGSI UMUM SISTEM PERNAPASAN
1. Tempat terjadinya pertukaran 5. Mempertahankan tubuh dari
gas dari atmosfer dengan invasi bahan asing
sirkulasi darah ( ventilasi) 6. Mengeluarkan, memodifikasi,
2. Sebagai jalan untuk mengaktifkan berbagai bahan
mengeluarkan air dan panas melewati sirkulasi paru.
( udara yang dihirup 7. Memungkinkan kita berbicara,
dilembabkan, dihangatkan, menyanyi dan vokalisasi lain.
3. Berperan dalam menjaga
keseimbangan asam dan basa
normal dengan mengubah
jumlah CO2 penghasil asam
(H+) yang dikeluarkan
RONGGA HIDUNG ( CAVUM NASI)
Dipisahkan oleh septum.
Dinding dilapisi mukosa respirasi dan sel epitel batang bersilia, berfungsi
menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk melalui
hidung.
Vestibulum , bagian rongga hidung yang berambut , berfungsi menyaring
partikel-partikel asing yang berukuran besar agar tidak masuk ke saluran
pernapasan bagian bawah.
Sinus Paranasal
Berperan mengekskresi mucus,
Membantu pengaliran air mata melalui saluran nasolakrimalis
Membantu dalam menjaga permukaan rongga hidung tetap basah dan
lembab.
GAMBAR SINUS
FARING
Bermula
. dari dasar tengkorak
dan berakhir sampai
persambungan esophagus
dan batas tulang rawan
krikoid.
Faring terdiri 3 bagian yaitu
1. nasofaring (di belakang
hidung),
2. orofaring (dibelakang
mulut),
3. laringofaring (di belakang
laring).
SALURAN NAPAS BAWAH
LARING TRAKHEA
Terletak di antara faring dan Terletak setelah laring
trakhea, di ruas ke-4 dan ke-5 Ujung trakhea bagian bawah
vertebra dan berakhir di vertebra bercabang menjadi 2 yaitu
servikalis ruas ke-6.
menjadi bronchus kanan dan kiri.
Disusun oleh 9 kartilago yang
Percabangan bronkus dikenal
disatukan oleh ligament dan otot
rangka pada thyroid di bagian atas
sebagai karina (carina).
dan trakhea di bagian bawahnya. Trakhea tersusun atas 16-20
Kartilago yang terbesar adalah kartilago hialin berbentuk huruf
kartilago tiroid dan di depannya C yang melekat pada dinding
terdapat epiglotis yang berupa trakhea dan berfungsi untuk
katup yang berfungsi menutup melindungi jalan udara pada
laring saat menelan makanan. saluran udara.
BRONCHUS,BRONCHEOLUS DAN ALVEOLI
Memiliki struktur serupa dengan trakhea.
Bronkus kanan lebih lebar lebih pendek, dan arahnya hampir vertikal dg
trakhea.
Bronkus bercabang-cabang disebut bronkiolus, bronkiolus bercabang-
cabang menjadi alveoli yang merupakan bagian akhir dari paru-paru.
Setiap paru terdiri atas sekitar 150 juta alveoli (sakus alveolaris).
Kepadatan dari sakus alveolaris memberi bentuk pada paru sehingga
tampak seperti spons.
Alveoli dikelilingi jaringan kapiler darah dan ditahan serat elastis.shg
menahan alveoli pada posisinya.
Adanya daya recoil dari serat elastic ini selama ekspirasi akan mengurangi
ukuran alveoli dan membantu mendorong udara agar keluar dari paru.
BRONCHUS,BRONCHEOLUS DAN ALVEOLI
GAMBAR : http://www.le.ac.uk
Alveoli dan Respirasi
Dilapisi sel epitel
Makrofag bertugas berkeliling di sekitar epithelium untuk memfagositosis partikel
atau bakteri yang masuk ke permukaan alveoli.
Di dalam membran resperatorius terdapat sel surfaktan terdiri atas fosfolipid dan
lipoprotein.
Surfaktan melapisi epithelium alveoli dan mengurangi tekanan permukaan yang
dapat membuat alveoli kolaps.
Arteri pulmonalis pada ventrikel kanan mengalirkan darah ke paru-paru untuk
dilakukan oksidasi.
Darah yang teroksigenasi kemudian dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Arteri bronkhialis membawa darah dari aorta ke paru-paru memasok nutrisi dan
mengantarkan oksigen ke jaringan paru.
Cabang arteri ini membentuk fleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari
arteri bronkhialis.
Sirkulais paru adalah suatu system bertekanan rendah dibandingkan terkanan
darah sistemik.
Tekanan darah sistemik sekitar 120/80 mmHg sedangkan tekanan darah pulmonalis
(Pulmonary arterial pressure –PAP) sekitar 25/10 mmHg.
PERTUKARAN GAS DI ALVEOLI
SIRKULASI PULMONAL
Kapiler pulmonal menerima ± 75 % darah yang mengalir pada sirkulasi pulmonal
selama periode systole.
Nilai tekanan antara 4-12 mmHg (Simon 2003 dalam arif muttaqin 2008).
Tekanan yang rendah ini membuat vaskulator pulmonal normal dapat
meragamkan kapasitas untuk mengakomodasi aliran darah yang diterimanya.
Tetapi dalam posisi tegak, tekanan arteri pulmonal tidak cukup besar untuk
menyuplai darah ke bagian apeks paru terhadap kekuatan gaya gravitasi,
sehingga jumlah oksigen lebih rendah dari bagian tengah dan bawah. Ketika
seseorang dalam posisi miring ke salah satu sisi, lebih banyak aliran darah yang
melewati paru terendah (Smeltser, 2003 dalam arif muttaqin 2008).
Perfusi juga dipengaruhi oleh tekanan alveolar. Kapiler pulmonal tertumpuk
diantara perbatasan alveoli. Jika tekanan alveoli cukup berfungsi, maka kapiler
akan tertekan bergantung pada besarnya tekanan. Beberapa kapiler dapat kolaps,
sementara yang lainnya akan menyempit. Tekanan arteri pulmonal, tekanan
alveolar dan gravitasi menentukan pola perfusi paru Pada penyakit paru ,faktor ini
beragam dan perfusi paru dapat menjadi abnormal.
PARU-PARU
PLEURA
Merupakan kantung tertutup, terbuat dari membrane serosa yang di
dalamnya mengandung cairan serosa.
Pleura terdiri dari 2 lapisan, Satu melekat pada paru dan lapisan lainnya
melekat pada dinding rongga thoraks yang disebut pleura parietalis.
Cairan pada rongga pleura berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi
gesekan antara 2 lapisan pleura selama pergerakan pernapasan
berlangsung.
Pada keadaan normal, jumlah cairan pada rongga pleura sebanyak 1-20
ml.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer.
Perbedaan tekanan ini berguna untuk mencegah terjadinya kolaps paru.
Tekanan intra pleura saat inspirasi sekitar -2 mmHg sampai dengan -6
mmHg, dan tekanan saat ekspirasi berkisar antara -6 mmHg sampai
dengan -3 mmHg
paru tertekan (kolaps paru).
OTOT-OTOT PERNAPASAN
Respirsi terdiri
dari inspirasi dan
ekspirasi
Pengembangan/Penciutan
•
Paru tidak pernah
berkembang/menciut maksimal
Vol paru saat ekspirasi . Dpt mencapai 1.200 ml () dan 1000 ml (),
maksimal i dikosongkan kolaps paru , pertukaran gas terganggu
TV( Tidal Volume) Volume udara yang masuk atau keluar selama satu 500 ml
kali bernapas
VCE ( expiratory Vol tambahan udara yg secara aktif dapat dikeluarkan 1.000 ml
reserve volume,= olekh kontraksi maksimum melebihi udara yang
volume cadangan dikeluarkan secara pasip pd akhir tidal volume biasa
expiratory
VR( Residual Volume = Volume minimum udara yang tersisa di paru setelah 1.200 ml
volume sisa ekspirasi maksimum. Tidak dapat diukur secara
langsung dgn spirometer karena udara ini tidak keluar
masuk. Untuk mengukur digunakan tehnik delusi gas
Ventilasi
Masuknya udara dari atmosfer ke dalam paru.
Agar udara dapat masuk ke dalam paru, tekanan dalam paru harus lebih rendah
dari tekanan atmosfer.
Ventilasi mekanis melibatkan daya recoil elastisitas, Komplians, tekanan dan
gravitasi.