Anda di halaman 1dari 9

Oleh: Program Profesi Ners

2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIIT PASIEN HEMODIALISA
RSU. HAJI SURABAYA

Oleh: Program profesi Ners

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang studi : Keperawatan Medikal Bedah


Pokok bahasan : Diit pasien dengan Hemodialisa
Sub Pokok Bahasan : Pemahaman tentang diit pasien dengan Hemodialisa
Tanggal pelaksanaan : 02 November 2017 (35 menit)
Waktu pelaksanaan : 13.00 WIB
Tempat : RSU. Haji Surabaya / Ruang Hemodialisa
Pelaksana : Mahasiswa Prodi Profesi Ners FIK UM-Surabaya
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien Ruang Hemodialisa

1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 35 menit di harapkan pasien dan
keluarga pasien yang dirawat di ruang Hemodialisa RSU. Haji Surabaya mampu mengerti
dan memahami tentang diit pasien dengan Hemodialisa (HD).

2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 35 menit di harapkan pasien dan keluarga pasien
dapat memahami tentang :
1. Menjelaskan tentang gambaran umum dari Hemodialisa (HD)
2. Menjelaskan tentang tujuan diet untuk pasien Hemodialisa (HD)
3. Menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan yang dilarang untuk pasien
Hemodialisa (HD)

3. Materi
Terlampir

4. Metode : Ceramah, tanya-jawab dan demonstrasi

5. Media : LCD, Laptop dan Leaflet

6. Pengorganisasian :
Pembicara : Wachidatul Akhmalia S
Moderator-Notulen : Desi Tirtaningsih
Fasilitator : Dikrie Vajrii Vegananda S
Observer : Imka Rizkiana
Dokumentasi : Iskandar
7. Setting Tempat:

LCD

MODERATOR Penyaji NOTULEN

FASILITATOR OBSERVER

Tamu Undangan

Peserta

8. Kegiatan Penyuluhan :

Tahap
No kegiatan/ Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Metode
waktu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Salam Ceramah
( 5 menit ) 2. Memperkenalkan Anggota 2. Mendengarkan
kelompok Perkenalan
3. Menyampaikan TIU dan 3. Memperhatikan TIU
TIK dan TIK
4. Doa

2. Pelaksanaan Menjelaskan materi : 1. Memperhatikan Ceramah


(15 menit) 1. Menjelaskan tentang Penjelasan
gambaran umum dari 2. Memperhatikan
Hemodialisa (HD) penjelasan
2. Menjelaskan tentang 3. Merasa dihargai dan
tujuan diet untuk pasien senang
Hemodialisa (HD)
3. Menjelaskan tentang
makanan yang dianjurkan
dan yang dilarang untuk
pasien Hemodialisa (HD)

3. Demonstras 1. Demonstrasi cuci tangan 1. Memperhatikan Demonstr


i (5 menit) 2. Memberikan kesempatan penjelasan asi
untuk bertanya 2. Memperhatikan
Menjawab pertanyaan penjelasan
dari sasaran 3. Mendengarkan
jawaban dari
presentator
Merasa dihargai dan
senang
4. Penutup 1. Memberikan
( 10 menit ) pertanyaan berkaitan 1. Merespon Ceramah,
dengan materi yang pertanyaan dari Diskusi
sudah dijelaskan pemateri
(Feedback) 2. Menjawab
2. Memberikan pertanyaan yang
kesempatan peserta disampaikan
untuk bertanya 3. Menjawab
3. Menyampaikan salam
kesimpulan
4. Menutup dengan
salam
5. Membagikan leaflet

9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Proses
- Diharapkan setiap anggota kelompok memahami materi yang akan
disampaikan
b. Evaluasi Pelaksanaan
- Diharapkan peserta tidak meninggalkan acara sebelum acara selesai
- Diharapkan peserta bertanya mengenai materi yang kurang mereka fahami
- Diharapkan peserta menjawab pertanyaan/feedback yang diberikan penyaji
c. Evaluasi Hasil
- Diharapkan peserta dapat Menjelaskan tentang gambaran umum dari
Hemodialisa (HD)
- Diharapkan peserta dapat Menjelaskan tentang tujuan diet untuk pasien
Hemodialisa (HD)
- Diharapkan peserta dapat Menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan
yang dilarang untuk pasien Hemodialisa (HD)

11. Referensi
Adisasmita, Rahardjo, 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yoyakarta: Graha
Ilmu.
Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik, 2011
Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarata: Balai Penerbit FKUI
Suwitra, Ketut: Penyakit Ginjal Kronik. In : Aru W Sudoyo, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 2. Edisi 5. Jakrta: Interna Publishing; 2006.
S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN
DIIT UNTUK PASIEN HEMODIALISA (HD)

1. Gambaran umunm Hemodialisa


Manajemen pada pasien gagal ginjal tahap akhir salah satu terapinya adalah
hemodialisia. Gagal ginjal adalah tahap akhir dari penyakit ginjal kronik yang ditandai
dengan kerusakan ginjal secara permanen dan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel,
dengan GFR < 5 mL/min/1,73 m2, yang memerlukan renal replacement therapy (RRT)
berupa hemodialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2006).
Hemodialisa adalah suatu proses pembersihan darah dengan menggunakan ginjal
buatan (dialyzer), dari zat-zat yang konsentrasinya berlebihan di dalam tubuh. Zat-zat
tersebut dapat berupa zat yang terlarut dalam darah, seperti toksin ureum dan kalium, atau
zat pelarutnya, yaitu air atau serum darah (Suwitra, 2006). Kesuksesan hemodialisa
tergantung pada kepatuhan pasien. Pada populasi hemodialisa, prevalensi ketidakpatuhan
cairan 60%, ketidakpatuhan diet57%, waktu dyalisis terhambat 19%, ketidakpatuhan obat
9% (Griva, 2011). Pasien hemodialisa harus membatasi asupan cairan untuk
mencegah overload cairan karena overload cairan kronis dapat mengakibatkan hipertensi,
akut paru edema, gagal jantung kongestif, dan prematur kematian.
Hemodialisa dapat menyebabkan beberapa komplikasi, karena penyakit yang
mendasari terjadinya penyakit ginjal kronik tersebut atau oleh karena proses selama
menjalani hemodialisa tersebut atau dapat disebut juga komplikasi akut hemodialisa
(Rahardjo et al., 2006).

2. Pengaturan makanan untuk pasien Hemodialisa

Diet yang diberikan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal tahap akhir
dengan terapi pengganti, jika hasil tes klien kreatinin < 15 ml/ menit.
a. Tujuan diet untuk pasien hemodialisa
a) Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan perorangan agar status gizi
optimal
b) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
c) Menjaga agar penumpukan produk sisa metabolisme protein tidak berlebihan
d) Pasien mampu melakukan aktifitas normal sehari-hari
b. Syarat diet
a) Energi 35kkal/kg BB/hari
b) Protein 1,2 gr/KgBB/hari, 50% protein
c) Lemak normal, yaitu 15-30% dari kebutuhan energi total
d) Karbohidrat cukup 55-75% dari kebutuhan energi total
e) Natrium, yaitu 1 gram + 2 gram bila urine 1liter/24 jam
f) Kalium, yaitu 2 gram + 2 gram bila urine 1 liter/24 jam
g) Cairan dibtasi, yaitu jumlah urin /24 jam ditambah 500 ml
c. Makanan yang dianjurkan dan yang dilarang pada pasien hemodialisa
a) Bahan makanan dianjurkan
- Bahan makanan sumber karbohidrat: nasi, roti putih, makaroni, spageti,
lontong, bihun, makanan yang dibuat dari tepung-tepungan, gula, madu, sirup,
permen dll.
- Bahan makanan sumber protein: telur, ayam, daging, ikan, susu (dalam jumlah
sesuai anjuran)
- Sayur-sayuran: ketimun, terung, tauge, buncis, kacang panjang, kol, kembang
kol, slada, wortel, jamur dll (dalam jumlah sesuai anjuran)
- Buah-buahan: nanas, pepaya, jambu biji, sawo, pear, strawberi, apel hijau,
anggur, jeruk mnis dll (dalam jumlah sesuai anjuran) (Direktorat Bina Gizi
Subdit Bina Gizi Klinik, 2011).
b) Bahan makanan yang dilarang/dibatasi
- Bahan makanan tinggi kalium bila hiperkalemia: singkong, kentang, ubi,
kacang tanah, kacang hijau, kacang kedeli, bayam, daun pepaya, daun
singkong, kembang kol, jantung pisang, kelapa, pisang, alpokat, apel merah,
duku, durian, belimbing, nangka, coklat, santan.
- Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika pasien hipertensi, udema dan
asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya adalah garam, vestin,
penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang diawetkan, dikalengkan dan
diasinkan, minuman bersoda.
- Air minum dan kuah sayur yang berlebihan. Tips mengendalikan air minum:
masukan air ke dalam botol sesuai kebuuhan sehari. Mengatasi rasa haus
(cobalah permen, 1 slice jeruk manis, permen, air dingin/batu es, berkumur
atau mandi), kurangi garam, gunakan bumbu-bumbu lainnya.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Makanlah secara teratur, porsi kecil sering
- Untuk membatasi banyaknya jumlah cairan, masakan lbih baik dibuat dalam
bentuk tidak berkuah misalnya: ditumis, sikukus, dipanggang, dibakar,
digoreng.
- Bila ada edema (bengkak di kaki), tekanan darah tinggi, perlu mengurangi
garam dan menghindari bahan makanan sumber natrium lainnya.
- Makanan tinggi kalori seperti sirup, madu, permen, dianjurkan sebagai
penambah kalori, tetapi hendaknya tidak diberikan dekat waktu makan, karena
mengurangi nafsu makan
- Agar meningkatkan cita rasa, gunakanlah lebih banyak bumbu-bumbu seperti
bawang, jahe, kunyit, salam dll
- Cara untuk mengurangi kalium dari bahan makanan: cucilah sayuran, buah
dan bahan makanan dalam air pada suhu 50-60 deraja selsius (air hangat)
selama 2 jam, banyaknya air 10 kali bahan makanan. Air dibuang dan bahan
makanan dicuci dalam air mengalir selama beberapa menit. Setelah itu
masaklah. Lebih baik lagi jika air yang digunakan untuk memasak banyaknya
5 kali bahan makanan (Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik, 2011).
d) Contoh menu sehari
Misalnya:
Pasien laki-laki berusia 60 tahun, TB 165 cm, BB 55 Kg.
Energi = 35X 55 = 1925 kkal
Protein = 1,2 X 55 = 66 g (11,4%)
Lemak = 25% X 1925/9 = 53,5 g
KH = 63,6 % X 1925/4 = 306,1 g

Menu sehari
Jumlah
Waktu Menu
Gram URT

Nasi 100 gls


Telur 55 1 btr

Makan pagi Tumis wortel 50 gls

Pepaya 110 1 ptg bsr

Susu hangat 20 4 sdm

Selingan pagi Puding 120 1 ptg sdg

Nasi 150 1 sdg

Rawon daging 35 1 ptg sdg


Makan siang
Brokoli 100 1 gls

Apel malang 75 1 bh sdg

Selingan sore Kue basah 50 2 bh sdg

Nasi 100 gls

Ayam 40 1 ptg sdg


Makan malam
Sup sayuran 50 gls

Jeruk manis 110 1 bh bsr

Keterangan : URT = Ukuran Rumah Tangga

d. Demonstrasi
a. Cuci tangan
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara
bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai atau dibilas dengan air mengalir
dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Mencuci tangan
adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun biasa dan air .

Kapan saja harus mencuci tangan?


1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan bersih/septik
3. Setelah kontak dengan cairan pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
Praktek CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) yang benar hanya membutuhkan sabun
dan air mengalir. Air mengalir tidak harus dari keran, bisa juga mengalir dari sebuah
wadah berupa gayung, botol, kaleng, ember tinggi, gentong atau jerigen. Untuk
memperoleh hasil yang maksimal, maka CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) perlu
dilakukan dengan cara yang baik dan benar, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut,
yaitu :
1. Basuh tangan dengan air bersih.
2. Tuangkan sabun dan ratakan dengan kedua telapak tangan.
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
4. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
5. Gosok jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
7. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya.
8. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
9. Bilas kedua tangan dengan air.
10. Keringkan dengan handuk/tisu sekali pakai.
Langkah-langkah cuci tangan

Gambar: Langkah-langkah cuci tangan menurut WHO 2005

Anda mungkin juga menyukai