Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HEMODIALISA DI RUANG 25
RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR
2019
VISI DAN MISI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Visi
Menjadi rumah sakit berstandar kelas dunia pilihan masyarakat.

Motto
- menciptakan tata kelola rumah sakit yang baik melalui penataan dan
perbaikan manajemen yang berkualitas dunia. profesional
menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat melalui pengembangan sistem
pelayanan yang terintegrasi dan komperhensif.
- menyelenggarakan pendidikan dan penelitian melalui pengembangan
pendidikan dan penelitian berkualitas internasional
- meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berlatih dan terdidik
secara profesional
SATUAN ACARA PENYULUHAN HEMODIALISA

Disusun Oleh :
Agung Dwi Raharjo (1901060249)
Agustina Koni Londa (1901060250)
Ayu Apry Muliyanty (1901060251)
Bernardus Dama Nini (1901060253)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HEMODIALISA

Topik : Pendidikan Kesehatan Tentang Hemodialisa

Sub Topik : Mengenal Tentang Hemodialisa

Waktu / Jam : 1 x 30 Menit

Hari/Tanggal :

Tempat: Ruang 25

Peserta : Pasien dan keluarga

Penyuluh : Mahasiswa

1. Latar Belakang
Penyakit gagal ginjal kronik tidak hanya diderita oleh pasien-pasien yang
telah mengalami usia lanjut saja, namun diderita juga oleh orang-orang dalam usia
yang produktif bahkan anak-anak kecil. Pasien-pasien yang menjalani
hemodialisa, tidak cukup dilakukan sekali saja, ada yang menjalani hemodialisa
secara regular atau rutin setiap minggu. Bahkan, ada pula yang menjalani
hemodialisa sampai dua kali dalam tiap minggunya. Hal ini tentu saja akan
menimbulkan berbagai dampak dan komplikasi yang dialami oleh pasien.
Pasien yang menjalani hemodialisa tentu saja memiliki rasa cemas dan
khawatir mengenai tindakan tersebut. Oleh karena itu, sebelum menjalani proses
hemodialisa ada hal-hal yang perlu diketahui oleh setiap pasien agar kecemasan
yang dialami pasien-pasien tersebut minimal dapat berkurang.
Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan hemodialisis diperlukan
penatalaksanaan lain seperti management diet. Anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi pendorong utama. Selain itu, lingkungan keluarga cepat menjadi
faktor yang kritis pada pengarahan individu terhadap sebuah krisis. Oleh karena itu
dibutuhkan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien yang menunggu pasien
selama menjalani terapi hemodialisis mengenai diit pada pasien dengan
hemodialisis.

2. Tujuan Intruksional
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Peserta penyuluhan dapat
memahami tentang hemodialisa.
b. Tujuan Khusus
Diharapkan masyarakat dapat:
a) Menjelaskan pengertian hemodialisa.
b) Menjelaskan manfaat hemodialisa.
c) Menjelaskan tentang penyebab hemodialisa.
d) Menjelaskan tentang komponen hemodialisa.
e) Menjelaskan tentang cara kerja hemodialisa
f) Menjelaskan tentang komplikasi hemodialisa
g) Menjelaskan diet pada pasien hemodialisa

3. Materi penyuluhan (terlampir)


a. Pengertian hemodialisa.
b. Manfaat hemodialisa.
c. Penyebab hemodialisa.
d. Komponen hemodialisa
e. Cara kerja hemodialisa
f. Komplikasi hemodialisa
g. Diet pada pasien hemodialisa
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
5. Media
a. Laptop
b. Lefleat
c. PPT

6. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator : Fasilitator : Peserta

: Penyuluh : Observer
7. Pengorganisasian
1. Moderator:
Tugas:
a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
a) Memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
c) Menyebutkan materi yang akan diberikan
d) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
e) Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
f) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
g) Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2. Penyuluh :
Tugas :
a) Menjelaskan materi tentang polip hidung.
b) Menjawab pertanyaan peserta
3. Fasilitator :
Tugas :
a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c) Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d) Memotivasi masyarakat untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
e) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

4. Observasi :
Tugas :
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung.
8. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan kegiatan Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
dan waktu
1 Pembukaan (5 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan tentang memperhatikan
tujuan pokok materi 3. Menyetujui
4. Menyampaikan pokok
pembahasan
5. Kontrak waktu
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan dan
(20 menit) hemodialisa. memperhatikan
2. Menjelaskan manfaat 2. Bertanya mengenai hal-
hemodialisa. hal yang belum
dimengerti
3. Menjelaskan tentang
penyebab hemodialisa.
4. Menjelaskan tentang
komponen hemodialisa.
5. Menjelaskan tentang
cara kerja hemodialisa
6. Menjelaskan tentang
komplikasi hemodialisa
7. Menjelaskan diet pada
pasien hemodialisa
8. Tanya jawab
3 Penutup 1. Melakukan evaluasi 1. Peserta menjawab
( 5 menit ) mengenai materi yang 2. Mendengarkan dan
telah disampaikan memperhatikan
2. Menyampaikan 3. Mendengarkan dan
kesimpulan materi menjawab salam
3. Mengakhiri pertemuan
dan memberi salam

9. Evaluasi :
a. Struktural
a) SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan penyuluhan
b) Peserta hadir di tempat penyuluhan
c) Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di Ruang 25
d) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari sebelumnya
(Satuan Acara Penyuluhan)
e) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
b. Proses
a) Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas.
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat aktif
dalam penyuluhan 50% dari yang hadir.
c. Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh
yaitu sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat menyebutkan:
a) Menjelaskan pengertian hemodialisa.
b) Menjelaskan manfaat hemodialisa.
c) Menjelaskan tentang penyebab hemodialisa.
d) Menjelaskan tentang komponen hemodialisa.
e) Menjelaskan tentang cara kerja hemodialisa
f) Menjelaskan tentang komplikasi hemodialisa
g) Menjelaskan diet pada pasien hemodialisa

Nilai :

80-100 : Peserta dapat menjawab dengan lengkap dan benar


50-70 : Peserta dapat menyebutkan tetapi tidak lengkap
20-40 : Peserta kurang memahami pertanyaan.
0-10 : Peserta tidak dapat menyebutkan semua pertanyaan.
MATERI PENYULUHAN

1.1 Pengertian
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan
cairan dan produk limbah dalam tubuh kita, ketika ginjal tidak mampu
melaksanakan proses tersebut (Brunner& Sunddarth, 2013). Hemodialisa
merupakan salah satu terapi yang diberikan pada pasien dengan gagal ginjal
kronis. Hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis ” artinya
pemisahan zat-zat terlarut atau penyaringan. Hemodialisis berarti proses
pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh.
Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis
dikenal secara awam dengan istilah “cuci darah”.

1.2 Manfaat Hemodialisa


1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi pembuangan, yaitu membuang
sisa-sisa pembentukan energi dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan
sisa pembentukan energi yang lain.

2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang


seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.

3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi


ginjal.

4. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang


lain.
1.3 Penyebab Hemodialisa
1. Gagal ginjal akut
2. Gagal ginjal kronis
3. Keracunan

1.4 komponen Hemodialisa


1. Mesin hemodialisa
Mesin hemodialisa merupakan mesin yang dibuat dengan sistem
komputerisasi yang berfungsi untuk pengaturan dan monitoring yang
penting untuk mencapai kualitas hemodialisa yang baik.
2. Dialiser
Dialiser merupakan komponen penting dari mesin hemodialisa memiliki
fungsi seperti komponen penyaring pada ginjal. Berbentuk seperti tabung
yang terdiri dari dua ruang yaitu kompartemen darah dan kompartemen
dialisat yang dipisahkan oleh selaput tipis (membran semi permeabel). Di
dalam dialiser cairan dan produk limbah dalam tubuh kita dapat
berpindah menuju tabung dialisat yang kemudian dibuang. Semakin baik
salaput tipis pada dialiser semakin tinggi pua kemampuan dalam
membuang kelebihan cairan dan limbah, sehingga akan menghasilkan
bersihan yang lebih optimal (Brunner & Suddarth, 2001; Black, 2005).
3. Dialisat
Diasilat merupakan cairan yang komposisinya seperti cairan tubuh normal
dan terdiri dari air dan elektrolit, yang dialirkan kedalam dialiser. Dialisat
digunakan untuk membuat perbedaan konsentrasi yang mendukung
perpindahan cairan dan limbah tubuh dalam proses hemodialisa.
Kecepatan aliran dialisat menuju dan keluar dari dialiser memerlukan
kecepatan aliran dialisat yang disebut Quick Of Dialysate (Qd). Untuk
mencapai hemodialisa yang adekuat Qd disarankan adalah 400-800
mL/menit (Pernefri, 2003).
4. Akses pada pembuluh darah
Akses pembuluh darah merupakan jalan untuk memudahkan pengeluaran
darah dalam proses hemodialisa untuk kemudian dimasukkan lagi
kedalam tubuh pasien. Akses yang baik akan memudahkan dalam
melakukan penusukan dan memungkinkan aliran darah sebanyak 200-300
mL/menit. Akses pembuluh darah dapat berupa kanula atau kateter yang
dimasukkan kedalam dinding pembuluh darah seperti pada pembuluh
darah di lengan, dekat ketiak, di leher dan selangkangan. Akses juga dapat
berupa pembuluh darah buatan yang menyambungkan pembuluk balik
dengan pembuluh nadi yang disebut Arteorio Venousus Fistula/Cimino
(Pernefri, 2003).
5. Kecepatan aliran darah (Quick of blood)
Qb adalah banyaknya darah yang dapat dialirkan dalam satuan menit dan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bersihan darah dari
limbah tubuh. Qb yang disarankan untuk pasien yang menjalani
hemodialisa selama 4 jam adalah 250-400 m/Lmenit (Daugirdas, 2007;
Gatot,2003).

1.5 Cara Kerja Hemodialisa


Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam
mesin dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatan) untuk dibersihkan dari cairan
dan limbah tubuh melalui proses penyaringan oleh cairan khusus untuk dialisis
(dialisat). Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan
tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah sisa pembetukan energi dan zat-
zat racun juga limbah tubuh di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke
dalam dialisat. Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Pengeluaran siasa pembentukan energi dan libah tubuh berlebih akan membantu
tubuh mengontrol tekanan darah dan kandungan kimia tubuh agar menjaadi lebih
seimbang.

1.6 Komplikasi
1. Hipotensi akibat penarikan cairan yang berlebihan, obat antihipertensi
atau alergi.
2. Hipertensi akibat kelebihan cairan, penyaringan yang kurang
3. Kram otot akibat penarikan cairan yang terlalu cepat
4. Mual atau muntah akibat gangguan cairan tubuh
5. Sakit kepala akibat gangguan
cairan tubuh
6. Sakit dada akibat gangguan cairan tubuh (elektrolit)
7. Gatal- gatal akibat alergi
8. Demam dan menggigil akibat cairan tubuh/ darah yang dikeluarkan dari
tubuh.
9. Perdarahan akibat fungsi trombosit ang berkurang dan keracunan zat urea
Infeksi melalui akses pembuluh.

1.7 Diet Pada pasien Hemodialisa


Anjuran diet didasarkan pada frekuensi hemodialisa, sisa fungsi ginjal, dan
ukuran tubuh. Seseorang yang sudah mengalami gagal ginjal harus menjaga pola
makannya karena banyak makanan yang justru bisa memperparah kondisi
penyakitnya.
1. Tujuan diet
Tujuan diet gagal ginjal dengan dialisis adalah:
a. Mencegah kekurangan gizi serta mempertahankan dan memperbaiki
status gizi, agar pesien dapat melakukan aktifitas normal.
b. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Menjaga agar jumlah produk sisa pembentukan tidak berlebihan.
2. Syarat diet
Syarat-syarat diet dengan dialisis adalah:
a. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal.
b. Protein tinggi, diutamakan protein dari hewani, untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino
yang hilang selama dialisis, yaitu 1-1,2 g/kg BB ideal/hari.
c. Karbohidrat cukup, yaitu 55-75 % dari kebutuhan energi total.
d. Lemak normal, diutamakan lemak yang tidak jenuh, yaitu 15-30 %
dari kebutuhan energi total.
e. Natrium diberikan seseuai jumlah urin yang keluar /24 jam yaitu 1 g
untuk tiap 1/2 liter urin.
f. Kalium sesuai dengan urin yang keluar /24 jam yaitu 1 g untuk tiap 1
liter urin.
g. Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu diberikan suplemen
kalsium.
h. Fosfor dibatasi, yaitu < 17 mg/kg BB ideal/hari.
i. Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin /24 jam ditambah 500-750 ml.
j. Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti
B12, asam folat dan vitamin C.
k. Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen enteral yang mengandung
energi dan protein tinggi (Almatsier, 2008).
3. Jenis diet dan indikasi pemberian
Diet pada dialisis bergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal
dan berat badan pasien. Diet untuk pasien dengan dialisis biasanya harus
direncanakan perorangan. Berdasarkan berat badan dibedakan 3 jenis diet
dialisis:
a. Diet dialisis I, 60 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 50 kg.
b. Diet dialisi II, 65 g protein, diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 60 kg.
c. Diet dialisis III, 70 g protein, diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 65 kg (Almatsier, 2008).

4. Makanan Yang Dibatasi Dan Dihindari


Makanan yang sebaiknya dibatasi bagi penderita gagal ginjal kronik
antara lain:

a. Sumber karbohidrat seperti: nasi, jagung, kentang, makaroni, pasta,


hevermout, ubi.
b. Protein hewani, seperti: daging kambing, ayam, ikan, hati, keju, udang,
telur.
c. Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium, seperti: apel, alpukat, jeruk,
pisang, pepaya dan daun pepaya, seledri, kembang kol, peterseli,
buncis.
Daftar Pustaka

Almatsier, S. 2008. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama
Daugirdas, J, T.,Blake, P, G.,& Ing, T, S. (2007) Handbook Of
Dialysis 4th Edition. Philadelphia. Lippincott Williams &
Wilkins.
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 volume 2. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai