Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dengan ini penulis bermaksud memperluas pengetahuan tentang Model Dokumentasi
Keperawatan SOR (source oriented record). Selesainya makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu
Ns. Nunung Nurhayati, S.kep.,M.kep selaku dosen Dokumentasi Keperawatan dan semua
pihak yang telah membantu.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Daftar isiBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam
melakukan asuhan keperawatan individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus
pada identifikasi dan pemecahan masalah dan respon pasien terhadap penyakitnya.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik
keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan.
Untuk menghindari kesalahan terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada
pasien maka dibutuhkan pendokumentasian terhadap proses keperawatan tersebut
yang juga berfungsi sebagai mekanisme pertanggung gugatan bagi perawat terhadap
semua tindakan yang telah dilakukan .
Dokumentasi keperawatan itu sendiri merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk
kepentingan klien, Perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan . Model Pendokumentasian adalah merupakan cara menggunakan
dokumentasi
dalam
penerapan
proses
asuhan.
Ada
beberapa
model
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dokumentasi sor (Source Oriented Record)
1. Pengertian
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada sumber informasi. Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau
sumber yang mengelola pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim
kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian, semua hasil
dokumentasi dikumpulkan jadi satu. Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan
melaksanakan kegiatan sendiri tanpa tergantung anggota tim kesehatan yang lain.
Misalnya, kumpulan dokumentasi yang bersumber dari perawat, dokter, bidan
fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain. Dokter menggunakan lembar untuk mencatat
instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit. Bidan menggunakan
catatan kebidanan, sedangkan perawat mengguanakan catatan keperawatan, begitu pula
disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.
2. Model dokumentasi keperawatan SOR.
Catatan berorientasi pada sumber (SOR) terdiri dari lima komponen, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
Sumber
Dokter
Catatan Perkembangan
a. Perawatan
Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah
Sakit untuk mendapatkan perawatan,
observasi dan
diberikan
pengobatan
yakni :
Isolasi pasien.
Desinfeksi pakaian.
Perawatan
menghindari
yang
baik
komplikasi,
untuk
mengingat
selama
demam
sampai
harus
mengandung
cukup
tidak
boleh
mengandung
Obat :
Obat anti mikroba yang sering digunakan
:
Cloramphenicol
Cloramphenicol masih merupakan obat
utama untuk pengobatan thypoid.
Dosis untuk anak : 50 100 mg/kg
BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari
bebas panas/minimal 14 hari.
Kotrimaksasol
Dosis untuk anak : 8 20 mg/kg BB/hari
dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas
panas/minimal 10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali.
Selain Cloramphenicol juga diterapi
dengan ampicillin 100 mg/kg BB/hari
selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.
widal
merupakan
Perawat
o Pengkajian
o Pengumpulan data
o Identitas klien
Meliputi
nama,,
kelamin,
umur,
alamat,
suku/bangsa,
jenis
pekerjaan,
agama,
status
anoreksia,
diare
serta
penurunan kesadaran.
3) Riwayat penyakit sekarang :
Peningkatan
suhu
tubuh
karena
sebelumnya
pernah
sakit
demam tifoid.
5) Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita
hipertensi, diabetes.
B.
Diagnosa Keperawatan
o Pola
napas
tidak
berhubungan
efektif
dengan
ketidakseimbangan
oksigen
suplai
dengan
dispnea.
o Peningkatan
berhubungan
inflamasi
kebutuhan,
suhu
tubuh
dengan
proses
kuman
salmonella
thypii.
o Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan
dengan
peradangan.
o Gangguan
berhubungan
demam
o Resiko
pola
dengan
nutrisi
kurang
proses
tidur
nyeri,
dari
tidak
dengan
intake
adekuat
dan
berhubungan
baring
Gangguan personal hygiene
berhubungan
dengan
kelemahan.
C.
Intervensi Keperawatan
o Pola napas tidak efektif
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan suplai
oksigen
dengan
kebutuhan, dispnea.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3X24 jam pola
napas efektif
Kriteria hasil :
cuping hidung
Tidak ada keluhan sesak
Frekuensi pernapasan dalam
batas normal 24-32 x/menit
Intervensi Keperawatan
1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan upaya
pernapasan
R/: Pernapasan dangkal, cepat/ dispnea
sehubungan
dengan
peningkatan
kebutuhan oksigen
2. Selidiki perubahan kesadaran.
R/:
Perubahan
mental
dapat
Membantu
memaksimalkan
ekspansi paru
5. Kolaborasi
Berikan
tambahan
okseigen
sesuai
indikasi
R/:
Perlu
untuk
mengatasi/mencegah
: 36,5-370 C
: 24-32x/i
Intervensi Keperawatan
1. Observasi tanda-tanda vital
R/: Tanda-tanda vital berubah sesuai tingkat
perkembangan penyakit dan menjadi
indikator untuk melakukan intervensi
selanjutnya
Kolaborasi
pemberian
antiviretik,
antibiotik
R/: Mempercepat proses penyembuhan,
menurunkan
demam.
Pemberian
24
jam
nyeri
hilang/berkurang
Kriteria hasil
nyeri
-
: 80-100x/i
: 36,5-370C
: 24-32x/i
Intervensi keperawatan
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, sifat dan
lamanya nyeri :
R/ Sebagai indikator dalam melakukan
intervensi
selanjutnya
mengetahui
sejauh
dan
untuk
mana
nyeri
dipersepsikan.
2. Berikan posisi yang nyaman sesuai
keinginan klien.
R/Posisi yang nyaman akan membuat klien
lebih rileks sehingga merelaksasikan
otot-otot.
3. Ajarkan tehnik nafas dalam :
R Tehnik nafas dalam dapat merelaksasi
otot-otot sehingga mengurangi nyeri
4.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Model dokumentasi keperawatan merupakan model dokumentasi di mana
data-data klien dimasukan ke dalam suatu format, catatan dan prosedur
dengan tepat yang dapat memberikan gambaran perawatan secara lengkap dan
akurat. Dokmentasi keperawatan sangat penting dan juga sebagai bukti proses
hukum tanggung-gugat.
B. Saran.
Mahasiswa keperawatan harus tahu bagaimana model dokumentasi
keperawatan bukan hanya model SOR saja tetapi model keperawatan lainnya
seperti POR (problem oriented record), CBE (charting by exeption) dan
mengaplikasikannya dalam pendokumentasian keperawatan.