Hemodialisa”
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 3
Kelas : 3B Keperawatan
Semester VI
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Medistra Indonesia
Jl. Cut Mutia Raya No.88A Kel. Sepanjang Jaya- Rawa Lumbu Bekasi Telp.
(021) 82431375, Fax. (021) 82431374 Website : http//www.stikesmedistra-
indonesia.ac.id, e-mail : stikesmi@yahoo.com
TA. 2020/2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
1. Topik Bahasan : Hemodialisa
2. Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien
3. Kriteria :Pasien dengan diagnosis ESRD/ pasien gagal ginjal kronik ketika nilai
cleareance kreatinin (CCT) antara 20 – 25 ml /menit
- Keluarga pasien yang telah di diagnosis ESRD
- Telah mengikuti pertemuan pertama Program Edukasi Predialysis
(PEPD) tentang proses perjalanan penyakit
Materi a. Menggali pengetahuan peserta tentang Mencatat materi -- Diskusi Tanya jawab point
masa intranatal
b. Menjelaskan tentang definisi
hemodialisa
c. Menjelaskan tentang manfaat
hemodialisa
d. Menjelaskan tentang penyebab
hemodialisa
e. Menjelaskan tentang komponen hemodialisa
f. Menjelaskan tentang akses pembuluh
g. Menjelaskan tentang cara kerja
hemodialisa
h. Menjelaskan tentang proses pra. Int ra
dan post hemodialisa
i. Menjelaskan tentang komplikasi
hemodialisis
j. Menjelaskan tentang diet pada pasien
hemodialisa
Evaluasi Melakukan evaluasi terhadap pemahaman Menjawab pertanyaan dari Tanya jawab 5 menit
peserta didik atas materi yang telah pemateri
disampaikan
Kegiatan a. Menyampaikan rangkuman materi Memberi respon kepada 2 menit
Penutup b. Mengucapkan terima kasih pembicara
c. Menyampaikan salam
Jumlah 30 menit
13. Evaluasi (Formatif/Sumatif)
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Peserta yang haadir sesuai dengan kriteria
c) Menyiapkan media
2. Rencana evaluasi Proses
a) Peserta akan memperhatikan selama acara penyuluhan
b) Peserta akan memberikan respon aktif selama penyuluhan
c) Peserta akan mengajukan pertanyaan dan pemateri menjawab pertanyaan dengan
benar
d) Tidak akan ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara
berakhir
3. Evaluasi Hasil
1. Setelah penyuluhan diharapkann peserta penyuluhan mampu menjawab soal
evaluasi dengan benar secara lisan menggunakan bahasa sendiri
Soal Evaluasi :
1. Apa definisi hemodialisa?
2. Apa manfaat hemodialisa? (min 3)
3. Apa penyebab hemodialisa?
4. Apa saja komponen hemodialisa?
5. Dimana saja akses pembuluh darah pada hemodialisa?
6. Bagaimana cara kerja hemodialisa?
7. Bagaimana proses pra. Intra dan post hemodialisa
Beiber, S.D. dan Himmelfarb, J. 2013. Hemodialysis. In: Schrier’s Disease of the Kidney. 9
th edition. Coffman, T.M., Falk, R.J., Molitoris, B.A., Neilson, E.C., Schrier, R.W.
editors. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia: 2473-505.
Brunner & sunddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Burnama, Erawati F. 2007. Protap Perawatan Klien Hemodialisa. Instlasi Dialisis RSUD Dr.
Doris Sylvanus. Palangka Raya.
Daugirdas, J.T., Blake, P.G., Ing, T.S. 2007. Handbook of Dialysis. 4 th ed. Phildelphia.
Lipincott William & Wilkins.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana asuhan Keperawatan Ed. 3. Jakartaa: EGC
Nursalam, M.Nurs, DR (Hons). 2006. Asuhan Keperaawatan Pasien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Rendi, clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikah Bedah Dan Penyakit Dalam.
Jogjakarta:Noha Medika
Lampiran Materi
A. Definisi Hemodialisa
B. Manfaat Hemodialisa
C. Penyebab Hemodialisa
1. Gagal ginjal akut
3. Keracunan
D. Komponen Hemodialisa
1. Mesin hemodialisa
Mesin hemodialisa merupakan mesin yang dibuat dengan sistem komputerisasi
yang berfungsi untuk pengaturan dan monitoring yang penting untuk mencapai
kualitas hemodialisa yang baik.
2. Dialiser
Dialiser merupakan komponen penting dari mesin hemodialisa memiliki fungsi
seperti komponen penyaring pada ginjal. Berbentuk seperti tabung yang terdiri
dari dua ruang yaitu kompartemen darah dan kompartemen dialisat yang
dipisahkan oleh selaput tipis (membran semi permeabel). Di dalam dialiser cairan
dan produk limbah dalam tubuh kita dapat berpindah menuju tabung dialisat yang
kemudian dibuang. Semakin baik salaput tipis pada dialiser semakin tinggi pua
kemampuan dalam membuang kelebihan cairan dan limbah, sehingga akan
menghasilkan bersihan yang lebih optimal (Brunner & Suddarth, 2001; Black,
2005).
3. Dialisat
Diasilat merupakan cairan yang komposisinya seperti cairan tubuh normal dan
terdiri dari air dan elektrolit, yang dialirkan kedalam dialiser. Dialisat digunakan
untuk membuat perbedaan konsentrasi yang mendukung perpindahan cairan dan
limbah tubuh dalam proses hemodialisa. Kecepatan aliran dialisat menuju dan
keluar dari dialiser memerlukan kecepatan aliran dialisat yang disebut Quick Of
Dialysate (Qd). Untuk mencapai hemodialisa yang adekuat Qd disarankan adalah
400-800 mL/menit (Pernefri, 2003).
4. Akses pada pembuluh darah
Akses pembuluh darah merupakan jalan untuk memudahkan pengeluaran darah
dalam proses hemodialisa untuk kemudian dimasukkan lagi kedalam tubuh pasien.
Akses yang baik akan memudahkan dalam melakukan penusukan dan
memungkinkan aliran darah sebanyak 200-300 mL/menit. Akses pembuluh darah
dapat berupa kanula atau kateter yang dimasukkan kedalam dinding pembuluh
darah seperti pada pembuluh darah di lengan, dekat ketiak, di leher dan
selangkangan. Akses juga dapat berupa pembuluh darah buatan yang
menyambungkan pembuluk balik dengan pembuluh nadi yang disebut Arteorio
Venousus Fistula/Cimino (Pernefri, 2003).
5. Kecepatan aliran darah (Quick of blood)
Qb adalah banyaknya darah yang dapat dialirkan dalam satuan menit dan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bersihan darah dari limbah
tubuh. Qb yang disarankan untuk pasien yang menjalani hemodialisa selama 4 jam
adalah 250-400 m/Lmenit (Daugirdas, 2007; Gatot,2003).
1. Fistula arteriovena
2. Graft arteriovena
3. Katerisasi vena femoralis
Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin
dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatan) untuk dibersihkan dari cairan dan
limbah tubuh melalui proses penyaringan oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat).
Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam
darah, sehingga cairan, limbah sisa pembetukan energi dan zat-zat racun juga limbah
tubuh di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Setelah
dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh. Pengeluaran siasa pembentukan
energi dan libah tubuh berlebih akan membantu tubuh mengontrol tekanan darah dan
kandungan kimia tubuh agar menjaadi lebih seimbang.
G. Proses pra. Inta dan post Hemodialisa
1. Identitas
2. Riwayat Penyakit
3. Data Antardialisis
a) Berat badan kering atau Dry Weight, yaitu: berat badan saat merasa enak,
tidak ada bengkak di tangan dan kaki, tidak merasa melayang dan tidak
merasa sesak, nafsu makan baik, tidak pucat.
4. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital diperiksa setiap 1 jam. Bila keadaan tidak baik/ lemah lakukan
akan dilakukan lebih sering.
3. Pemberian dosis heparin lanjutan biasa diberikan tiap 1 jam sampai 1 jam
terakhir sebelum HD selesai
4. Perdarahan
2. BB (kalau memungkinkan)
H. Komplikasi
1. Hipotensi akibat penarikan cairan yang berlebihan, obat antihipertensi atau alergi
8. Demam dan menggigil akibat cairan tubuh/ darah yang dikeluarkan dari tubuh.
9. Perdarahan akibat fungsi trombosit ang berkurang dan keracunan zat urea
Anjuran diet didasarkan pada frekuensi hemodialisa, sisa fungsi ginjal, dan ukuran
tubuh. Seseorang yang sudah mengalami gagal ginjal harus menjaga pola makannya
karena banyak makanan yang justru bisa memperparah kondisi penyakitnya.
1. Tujuan diet
2. Syarat diet
d) Lemak normal, diutamakan lemak yang tidak jenuh, yaitu 15-30 % dari
kebutuhan energi total.
e) Natrium diberikan seseuai jumlah urin yang keluar /24 jam yaitu 1 g untuk
tiap 1/2 liter urin.
f) Kalium sesuai dengan urin yang keluar /24 jam yaitu 1 g untuk tiap 1 liter
urin.
g) Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu diberikan suplemen kalsium.
i) Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin /24 jam ditambah 500-750 ml.
j) Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti B12,
asam folat dan vitamin C.
Diet pada dialisis bergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal dan berat
badan pasien. Diet untuk pasien dengan dialisis biasanya harus direncanakan
perorangan. Berdasarkan berat badan dibedakan 3 jenis diet dialisis:
b) Diet dialisi II, 65 g protein, diberikan kepada pasien dengan berat badan ± 60
kg.
c) Diet dialisis III, 70 g protein, diberikan kepada pasien dengan berat badan ±
65 kg (Almatsier, 2008).
Makanan yang sebaiknya dibatasi bagi penderita gagal ginjal kronik antara lain:
a) Sumber karbohidrat seperti: nasi, jagung, kentang, makaroni, pasta,
hevermout, ubi.
b) Protein hewani, seperti: daging kambing, ayam, ikan, hati, keju, udang, telur.
c) Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium, seperti: apel, alpukat, jeruk, pisang,
pepaya dan daun pepaya, seledri, kembang kol, peterseli, buncis.