Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS JEMBER

LAPORAN PENDIDIKAN KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN


TENTANG MODERATTE CHOLANGITIS. DI RUANG 18
IRNA II RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
Kelompok 4
Nilam Ganung Permata M., S.Kep NIM 182311101025
Eka Marta Trisnawati, S.Kep NIM 182311101053
Lisca Nurmalika Fitri, S.Kep NIM 182311101073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
MALANG, 2018
SAP MODERATE CHOLANGITIS

Topik : Moderate Cholangitis


Subtopik : Pengetahuan tentang Moderate Cholangitis dan penanganannya
Sasaran : Keluarga dari pasien di Ruang 18 IRNA II
Tempat : Ruang 18 IRNA II, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Hari/tanggal : Sabtu, 03 November 2018
Alokasi waktu : 30 menit/ 10.00-10.30 WIB
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Keperawatan Universitas Jember

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga pasien mendapatkan
tambahan pengetahuan mengenai materi yang telah disampaikan, sehingga
mampu mengerti dan memahami tentang moderate cholangitis.

B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga pasien di Ruang 18
mengetahui, mengerti, dan memahami:
1. Pengertian moderate cholangitis
2. Penyebab munculnya moderate cholangitis
3. Tanda dan gejala dari moderate cholangitis
4. Penanganan atau perawatan untuk moderate cholangitis

C. Model pembelajaran
1. Jenis model pembelajaran : ceramah, tanya jawab
2. Landasan teori : konstruktivisme
3. Langkah pokok :
a. Menciptakan suasana orientasi yang baik
b. Mengajukan pertanyaan
c. Memberi kesimpulan akhir
D. Bahan/Alat yang dibutuhkan:
Powerpoint dan leaflet
E. Setting Tempat

Keterangan:
= Pemateri = Peserta penyuluhan

F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Melakukan kontrak waktu c. Memperhatikan dan
30 menit menyetujui
d. Menjelaskan tujuan d. Mendengarkan dan
pembelajaran memperhatikan
Penjelasan 15 a. Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
menit moderate cholangitis memperhatikan
b. Menjelaskan penyebab
dari moderate
cholangitis
c. Menjelaskan tanda dan
gejala dari moderate
cholangitis
d. Menjelaskan cara
penanganan atau
perawatan untuk
moderate cholangitis
Tanya Jawab 5 menit a. Membuka sesi diskusi Mengajukan pertanyaan
b. Memberikan kesempatan dan mendengarkan
kepada peserta penyuluhan jawaban dari penyuluh
untuk bertanya
Penutup 5 menit a. Menutup pertemuan Memperhatikan
dengan memberi
kesimpulan dari materi
yang disampaikan
b. Mereview materi dan isi Mendengarkan dan
diskusi menjawab pertanyaan
bersama
c. Menutup pertemuan dan Memperhatikan dan
memberi salam membalas salam

6. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur:
1) Persiapan untuk penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
dan pasien yang terdiri dari SAP, leaflet, ppt, lembar daftar hadir, berita
acara, dan media penyuluhan (ppt, leaflet, dan LCD).
2) Pemateri melakukan bimbingan dan meminta persetujuan dari
pembimbing klinik sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di Ruang 18
IRNA II RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
3) Pembimbing klinik sekaligus penanggungjawab terkait adanya kegiatan
pendidikan kesehatan di Ruang 18 IRNA II RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang mengijinkan diadakannya pendidikan kesehatan Moderate
Cholangitis dan menyetujui materi penyuluhan yang akan diberikan.
4) Kegiatan pendidikan kesehatan mengenai Moderate Cholangitis
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 03 November 2018 pukul 10.00 –
10.35 WIB di Ruang 18 IRNA II RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan mengenai Moderate
Cholangitis sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam SAP yaitu
pada hari Sabtu, tanggal 03 November 2018 pukul 10.00 – 10.35 WIB di
Ruang 18 IRNA II RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
2) Selama proses kegiatan berjalan lancar dengan perencanaan waktu 15
menit lebih lama dari yang direncanakan pada awalnya estimasi waktu
yang dibutuhkan adalah 35 menit namun, dalam pelaksanaannya 50
menit. Hal ini dikarenakan banyaknya pemateri yang memberikan materi
penyuluhan. Pendidikan kesehatan ini gabungan dari 3 materi yang
disampaikan oleh beberapa instansi pendidikan keperawatan lainnya yaitu
Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Kadiri, STIKES
Kendedes, STIKES Maharani.
3) Proses pendidikan kesehatan Moderatte Cholangitis pada sasaran
(keluarga pasien dan pengunjung pasien) berjalan degan lancar mulai dari
awal hingga akhir sesuai dengan yang diharapkan
4) Audiens sangat kooperatif dan antusias selama dilakukan pendidikan
kesehatan Moderatte Cholangitis.
5) Tujuan umum dan tujuan khusus tercapai setelah dilakukan latihan
Moderatte Cholangitis.
c. Evaluasi Hasil
1) Kegiatan pendidikan kesehatan Moderatte Cholangitis dihadiri oleh 25
orang yang terdiri dari 13 mahasiswa keperawatan dari beberapa instansi
sebagai pemateri (FKEP Universitas Jember, Poltekkes Malang,
Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Kadiri, STIKES
Kendedes, STIKES Maharani) dan 13 audiens yang merupakan keluarga
pasien.
2) Audiens atau sasaran memberikan tanggapan berupa pertanyaan dan
mampu menjelaskan mengenai pengertian, tujuan, dan langkah-langkah
latihan Moderatte Cholangitis.
3) Audiens tampak antusias mengikuti pendidikan kesehatan mengenai
Moderatte Cholangitis. Hal ini ditunjukkan dengan adanya banyak
pertanyaan yang diajukan oleh audiens.
4) Audiens mengikuti semua rangkaian proses kegiatan pendidikan
kesehatan Moderatte Cholangitis.mulai dari awal hingga akhir

d. Faktor Pendorong
1) Dukungan pihak rumah sakit terutama pembimbing klinik dan KARU
Ruang 17 IRNA II RSUD Dr. Saiful Anwar yang memberikan ijin dan
bimbingan terkait pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan Range of
Motion (ROM).
2) Kerjasama dengan beberapa mahasiswa keperawatan dari instansi lainnya
yaitu Poltekkes Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, STIKES
Dian Husada, Universitas Kadiri, STIKES Kendedes, STIKES Maharani
yang telah membagi tugas agar pendidikan kesehatan ini terlaksana
dengan baik.
3) Para audiens atau sasaran sangat kooperatif dan antusias selama proses
kegiatan.
e. Faktor Penghambat
Selama persiapan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan Moderatte
Cholangitis.tidak ada hambatan berarti yang terjadi.

G. Referensi
Brunicardi F, Andersen D, Billiar T, dkk. Cholangitis in Schwartz Principles
of Surgery, Eight edition, New York ; McGraw-Hill, 2000, p : 1203-
1213
Cahyono, J.B.S.B. 2009. Batu Empedu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Erina, O.S.N.U, & Kiki, L. 2011. Pola Kuman di Duktus Biliaris dan Test
Resistensi/Sensitifitas terhadap Antimikroba pada Pasien Ikterus
Obstruktif di Duvisi Bedah Digestif , Departemen Ilmu Bedah RSHS.
Bandung: Universitas Padjajaran
Nurman, A. 1999. Kolangitis Akut Dipandang dari Sudut Penyakit Dalam. J.
Kedokteran Trisakti 18 (3): 1-7

H. Lampiran
1. Materi
2. Media (PPT)
Penyuluh,

Kelompok 9 PSP2N UNEJ


MATERI PENYULUHAN
MODERATE CHOLANGITIS

A. Pengertian
Cholangitis adalah infeksi yang terjadi pada saluran empedu (saluran yang
dilewati oleh cairan empedu dari hati menuju kandung empedu dan usus).
Umumnya, cairan empedu bersifat steril, tetapi karena adanya sumbatan pada
saluran empedu, akan menyebabkan penumpukan cairan empedu dan berisiko
menimbulkan infeksi. Moderate Cholangitis merupakan infeksi saluran empedu
dengan tingkat keparahan sedang, yang memiliki ciri-ciri tidak dapat berespon
dengan obat-obatan, namun tidak menimbulkan kematian atau disfungsi organ.

B. Penyebab
Infeksi saluran empedu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Batu di saluran empedu
2. Bakteri seperti E. coli, klebsiella, clostridium, bacteroides, enterobacter,
streptococcus grup D yang dapat masuk ke spingter oddi
3. Striktur sistem bilier
4. Tumor pankreas
5. Parasit (cacing ascaris)
6. Pankreatitis kronis
7. HIV/AIDS

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala dari infeksi saluran empedu umum dikenal dengan
sebutan “Trias Charcot” yaitu, demam, ikterus, dan nyeri perut di bagian kanan
atas (Nurman, 1999). Tanda dan gejala lain yang menyertai antara lain:
1. Penyakit ini akan berlangsung secara bertahap, dimulai dari merasa sangat
kelelahan, gatal dan jaudince
2. Sering terasa nyeri di bagian epigastrium (perut bagian kanan atas) dikarenakan
adanya sumbatan berupa batu saluran empedu (batu koledokus). Nyeri yang
muncul bersifat kolik, menjalar ke belakang atau skapula kanan, dan sering
bersifat konstan
3. Terdapat pembesaran hati dan limpa, atau muncul gejala seperti kerusakan hati
(sirosis)
4. Berisiko terjadinya hipertensi portal, dan pembengkakan perut (asites) karena
penumpukan cairan, serta kegagalan hati yang daoat berakibat fatal
5. Peningkatan bilirubin dan mengakibatkan ikterus (kekuningan pada mata dan
kuit)
6. Terjadi peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih)
7. Fungsi hati menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi, ditandai dengan
peningkatan SGOT/SGPT.

D. Penanganan dan Perawatan


Penatalaksanaan berdasarkan derajat kolangitis (Erina et al, 2011):
1. Kolangitis grade I
Pengobatan direspon dengan baik oleh pasien dengan grade ini. Setelah itu,
dapat dipertimbangkan untuk melakukan drainase bilier dengan menggunakan
endoskopi, perkuatneus, ataupun drainase terbuka.
2. Kolangitis grade II
Pada pasien ini kurang memiliki respon baik dengan pengobatan. Selain itu,
muncul tanda-tanda gagal organ. Pada pasien ini, dilakukan drainase bilier
awal dengan menggunakan endoskopi atau perkutaneus drainase. Terapi
definitif dengan menghilangkan sumber sumbatan dilakukan setelah kondisi
klien stabil.
3. Kolangitis grade III
Pada pasien ini memerlukan terapi suportif seperti ventilator, obat-obatan
inotropik,, terapi medikamentosa. Drainase bilier dilakukan secepatnya segera
setelah kondisi pasien stabil.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada kolangitis (Erina et al, 2011):
1. Konservatif
Jika diagnosis klinis kolangitis telah dibuat, penatalaksanaan awal adalah
konservatif. Keseimbangan cairan dan elektrolit harus dikoreksi dan perlindungan
antiobiok dimulai. Pasien yang sakit ringan dapat diterapi sebagai pasien rawat
dengan antibiotik oral. Dengan kolangitis supuratif dan syok septik mungkin
memerlukan terapi di unit perawatan insentif dengan monitoring invasif dan
dukungan vasopresor.
Pemilihan awal perlindungan antibiotika empiris harus mencerminkan
bakteriologi yang diduga. Secara historis, kombinasi aminoglikosida dan
penicillin telah dianjurkan. Kombinasi ini adalah pilihan yang sangat baik untuk
melawan basil gram negatif yang sering ditemukan dan memberikan antivitas
sinergistik melawan enterokokus. Penambahan metronidazole atau clindamycin
memberikan perlindungan antibakterial terhadap anaerob bakteroides fragilis,
jadi melengkapi perlindungan antibiotik. Perlindungan antibiotik jelas diubah
jika hasil biakan spesifik dan kepekaan telah tersedia.

2. Dekompresi Biliaris
Sebagian besar pasien (sekitar 70 persen) dengan kolangitis akan berespon
terhadap terapi antibiotik saja. Pada kasus tersebut demam menghilang dan tes
fungsi hati kembali ke normal seringkali dalam 24 sampai 48 jam. Jika pasien
tidak menunjukkan perbaikan atau malahan memburuk dalam 12 sampai 24 jam
pertama, dekompresi biliaris darurat harus dipertimbangkan. Pada sebagian besar
kasus, dekompresi biliaris segera paling baik dilakukan secara non operatif baik
dengan jalur endoskopik maupun perkutan yaitu:
a. Penanggulangan sfingterotomi endoskopik
Apabila setelah tindakan di atas keadaan umum tidak membaik atau malah
semakin buruk, dapat dilakukan sfingterotomi endoskopik, untuk pengaliran
empedu dan nanah serta membersihkan duktus koledokus dari batu. Kadang
dipasang pipa nasobilier. Apabila batu duktus koledokus besar, yaitu
berdiameter lebih dari 2 cm, sfingterotomi endoskopik mungkin tidak dapat
mengeluarkan batu ini. Pada penderita ini mungkin dianjurkan litotripsi
terlebih dahulu.
b. Lisis batu
Disolusi batu dengan sediaan garam empedu kolelitolitik mungkin berhasil
pada batu kolesterol. Terapi berhasil pada separuh penderita dengan
pengobatan selama satu sampai dua tahun. Lisis kontak melalui kateter
perkutan kedalam kandung empedu dengan metil eter berhasil setelah
beberapa jam. Terapi ini merupakan terapi invasif walaupun kerap disertai
dengan penyulit.
Lampiran 2. Foto Kegiatan
Tradition of Excellence

MODERATE CHOLANGITIS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Tradition of Excellence
Umumnya, cairan empedu bersifat steril, tetapi karena adanya
sumbatan pada saluran empedu, akan menyebabkan penumpukan Tradition of Excellence
cairan empedu dan berisiko menimbulkan infeksi.

CHOLANGITIS
infeksi/peradangan yang terjadi pada
saluran empedu (saluran yang dilewati
oleh cairan empedu dari hati menuju
kandung empedu dan usus).

Moderate Cholangitis
infeksi saluran empedu dengan tingkat keparahan
sedang, yang memiliki ciri-ciri tidak dapat
berespon dengan obat-obatan, namun tidak
menimbulkan kematian
PENYEBAB Tradition of Excellence

Tumor pankreas

Striktur/penyempitan
sistem bilier

Batu di saluran empedu


Tradition of Excellence
PENYEBAB
• Bakteri seperti E. coli, klebsiella,
clostridium, bacteroides,
enterobacter, streptococcus grup D
yang dapat masuk ke spingter
oddi/saluran
• Parasit (cacing ascaris)
• Pankreatitis/peradangan pada
pankreas kronis/lama
• HIV/AIDS
TANDA DAN GEJALA KOLANGITIS Tradition of Excellence

“trias charcot”

demam Ikterus (kulit menguning) Nyeri perut di bagian kanan atas


Tradition of Excellence

PENANGANAN DAN PERAWATAN

KONSERVATIF DEKOMPRESI BILIARIS


Tradition of Excellence

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai