III. MATERI
1. Pengertian Hemodialisa
2. Tujuan Hemodialisa
3. Komplikasi Hemodialisa
4. Pengertian Hipoglikemia
5. Gejala Hipoglikemia
6. Keterkaitan hipoglikemia dengan gagal ginjal
7. Cara Mencegah Hipoglikemia
IV.MEDIA
1. Audio
2. Leaflet
3. Poster
V.METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN
VII.KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a.) Persiapan media yang akan digunakan ( Poster, leaflet)
b.) Persiapan tempat yang akan digunakan
c.) Kontrak waktu
d.) Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a.) Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan
b.) Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang disampaikan
c.) Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a.) Mengetahui pengertian hemodialisa
b.) Mengetahui tujuan hemodialisa
c.) Mengetahui komplikasi hemodialisa
d.) Mengetahui pengertian hipoglikemia
e.) Mengetahui gejala hipoglikemia
f.) Mengetahui keterkaitan hipoglikemia dengan gagal ginjal
g.) Mengetahui pencegahan hipoglikemia
1. Latar Belakang
Penyakit gagal ginjal utamanya diderita oleh pasien yang telah mengalami usia
lanjut. Pasien yang menjalani proses hemodialisa tidak cukup dilakukan hanya sekali,
ada yang menjalani hemodialisa secara regular/rutin tiap minggu. Bahkan ada yang
dua kali tiap minggunya. Hal ini tentu saja akan menyebabkan komplikasi pada
pasien.
2. Penngertian Hemodialisa
Cuci darah (Hemodialisa, sering disingkat HD) adalah salah satu terapi pada
pasien dengan gagal ginjal yang dimana dalam hal ini fungsi pencucian darah yang
seharusnya dilakukan oleh ginjal diganti dengan mesin. Dengan mesin ini pasien tidak
perlu lagi melakukan cangkok ginjal, pasien hanya perlu melakukan cuci darah secara
periodik dengan jarak waktu tergantung dari keparahan dari kegagalan fungsi ginjal.
Fungsi ginjal untuk pencucian darah adalah dengan mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium,
kalium, hidrogen, ureum, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain.
Cuci darah dilakukan jika ginjal kita tidak dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik atau biasa disebut dengan gagal ginjal. Kegagalan ginjal ini dapat terjadi
secara mendadak (gagal ginjal akut) maupun yang terjadi secara perlahan (gagal
ginjal kronik) dan sudah menyebabkan gangguan pada organ tubuh atau sistem dalam
tubuh lain. Hal ini terjadi karena racun racun yang seharusnya dikeluarkan oleh
ginjal tidak dapat dikeluarkan karena rusaknya ginjal. Kelainan yang dapat terjadi
yaitu meningkatnya kadar keasaman darah yang tidak bisa lagi diobati dengan obat
obatan, terjadinya ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, kegagalan jantung
memompa darah akibat terlalu banyaknya cairan yang beredar di dalam darah,
terjadinya peningkatan dari kadar ureum dalam tubuh yang dapat mengakibatkan
kelainan fungsi otak, radang selaput jantung, dan perdarahan.
Cuci darah dapat dilakukan dalam sementara waktu apabila kerusakan fungsi
ginjal bersifat sementara, biasanya sering terjadi pada kasus gagal ginjal akut. Tetapi,
pada kasus gagal ginjal kronik dimana kerusakan fungsi ginjal bersifat permanen,
maka cuci darah dilakukan seumur hidup pasiennya.
Rata-rata setiap orang memerlukan waktu 9-12 jam dalam sepekan untuk
mencuci seluruh darah yang ada, tetapi karena dianggap terlalu lama, maka dibuat
waktu cuci darahnya menjadi 3 kali pertemuan dalam sepekan dan disetiap
pertemuannya dilakukan selama 3-4 jam. Tentu saja akan berbeda pada setiap orang
yang memerlukan cuci darah, hal itu sangat tergantung dari derajat kerusakan
ginjalnya, diet sehari-hari, penyakit lain yang menyertainya dan lain-lain. Sehingga
dokterlah yang akan menentukannya untuk setiap pasien dengan tepat.
3. Tujuan Hemodialisa
- Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
- Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
- Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
- Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
4. Komplikasi Hemodialisa
1) Keram
Keram otot terjadi sekitar 20% dalam terapi dialisis. Keram otot ini berhubungan
dengan kecepatan ultrafiltrasi yang tinggi dan rendahnya konsentrasi sodium diasilat
yang dapat mengindikasi terkadinya keram yang menjadikan penyebab terjadinya
kontraksi akut volume ekstraseluler (Clarkson et al., 2010). Selain itu kram
mungkin adalah reflek dari perubahan elektrolit yang berpindah ke otot membran
(OCallaghan, 2006).
2) Dialysis Disequilibrium Syndrome
Terjadi pada saat hemodialisis pertama kali atau pada awal dimulainya terapi
hemodialisis. Sindrom ini merupakan akibat dari perubahan osmotik pada otak,
khususnya pada dinding urea plasma. (OCallaghan, 2006). Sindrom ini
berhubungan dengan sekumpulan gejala yang mencakup mual dan muntah,
kegelisahan, sakit kepala, dan kelelahan selama dilakukannya hemodialisa atau
setelah dilakukannya hemodialisa. Dialysis Disequilibrium biasanya dilihat pada
situasi dimana pada awal konsentrasi larutan sangat tinggi dan alirannya menalami
kemunduran kecepatan (Clarkson et al., 2010).
3) Hipoglikemia
Disebabkan oleh pengurangan level potassium yang terlalu sering.
4) Perdarahan
Terjadi karena kerusakan fungsi platelet di daerah uremik dan adanya perubahan
permeabilitas kapiler serta anemia. Dari beberapa hal tersebut dapat meningkatkan
hilangnya di saluran pencernaan karena gastritis atau angiodysplasia, lesi yang
berhubungan dengan gagal ginjal. Pada awal dilakukannya hemodialis, dilaporkan
bahwa adanya sebagian kerusakan yang disebabkan disfungsi platelet dan
permeabilitas kapiler. Pasien yang menjalani hemodialisis mempunyai resiko tinggi
untuk terkena perdarahan karena terpapar heparin secara berulang ulang
(Clarkson et al., 2010).
5) Pengertian Hipoglikemia
6) Gejala Hipoglikemia
- Gelisah
- Keluar keringat
- Terjadi masalah pendengaran serta pendengaran
- Tak dapat berkonsentrasi
- Sakit kepala
- Kebingungan
- Kejang