Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT CKD

( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penyuluhan Program Profesi Ners Stase Keperawatan
Medikal Bedah

Oleh :

Aris Nugraheni
(15631525)

KELOMPOK 10 :
Aris Nugraheni
Huda Riyambodo
Khoirul Nur Ihsan
Nurdian Indah Pertiwi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

NOVEMBER 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT CKD
( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

I. Identifikasi masalah

Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global


dengan prevalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis yang buruk
dan biaya yang tinggi. Prevalensi PGK meningkat seiring meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes melitus serta hipertensi. Sekitar 1
dari 10 populasi global mengalami PGK pada stadium tertentu. Hasil systematic
review dan metaanalysis yang dilakukan oleh Hill et al, 2016, mendapatkan prevalensi
global PGK sebesar 13,4%. Menurut hasil Global Burden of Disease tahun 2010,
PGK merupakan penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan
meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Sedangkan di Indonesia, perawatan
penyakit ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan
setelah penyakit jantung.
Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ginjal untuk kesehatan secara
menyeluruh dan menurunkan frekuensi dan dampak penyakit ginjal dan problem
kesehatan terkait, diperingati World Kidney Day (WKD) atau Hari Ginjal Sedunia
setiap hari Kamis pada minggu kedua di bulan Maret.

II. Pengantar

Bidang studi : Program Studi Profesi Ners


Topik : Penyakit Ginjal Kronik
Sub topik : Upaya Pencegahan dan Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik
Sasaran : Pengunjung Rumah Sakit (Keluarga Pasien)
Hari /tanggal : Jumat, 8 November 2019
Jam : 09.00 - selesai
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Tunggu Wijaya Kusuma C, RSUD dr. Soedono Madiun
III. Tujuan Intuksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu upaya


pencegahan dan penatalaksanaan penyakit ginjal kronik.

IV. Tujuan Intruksional Kusus (TIK)

Setelah mengukuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat


memahami tentang :

1. Pengertian Penyakit Ginjal Kronik


2. Penyebab Penyakit Ginjal Kronik
3. Tanda dan Gejala Penyakit Ginjal Kronik
4. Pencegahan dan Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik

V. Materi
1. Pengertian Penyakit Ginjal Kronik
2. Penyebab Penyakit Ginjal Kronik
3. Tanda dan Gejala Penyakit Ginjal Kronik
4. Pencegahan dan Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik

VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII. Seting tempat

Ruang Tunggu WK C

Keterangan :

: Pemateri : Observer : Moderator

: Audien : Fasilitator
VIII. Media
1. Flip Chart
2. Leaflet

IX. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Respon
1 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberikan salam 2. Mendengarkan dan
2. Perkenalan memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi
atau pokok bahasan
yang di sampaikan
2 15 Menit Pelaksanaan: Menyimak dan
Memperhatikan
Menjelaskan materi
penyuluhan
1. Pengertian PGK
2. Penyebab PGK
3. Tanda dan gejala PGK
4. Pencegahan dan
Penatalaksanaan PGK
3 5 Menit Evaluasi : Merespon,
Bertanya dan Menjawab
Meminta peserta untuk
Pertanyaan
menyebutkan kembali:
1. Pengertian PGK
2. Penyebab PGK
3. Tanda dan gejala PGK
4. Pencegahan dan
Penatalaksanaan PGK
4 5 Menit Penutup Menjawab salam

1. Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
2. Menyampaikan terima
kasih atas waktu yang
telah diberikan oleh
peserta
3. Mengucapkan salam

X. Evaluasi

Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab


Jenis pertanyaan : Lisan
XI. Lampiran materi

1. Pengertian Penyakit Ginjal Kronik


Penyakit ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun secara
cepat dan fungsi tersebut tidak dapat kembali seperti semula, yaitu dimana ginjal
mengalami kegagalan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
(Rendi, Clevo M., 2012).

2. Penyebab
a. Diabetes Mellitus, kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi dapat merusak
penyaring dalam ginjal.
b. Hipertensi atau tekanan darah tinggi, kondisi ini seiring waktu menambah
tekanan pada pembuluh darah kecil di ginjal, yang kemudian menghambat
fungsi ginjal untuk bekerja secara normal
c. Peradangan pada glomerulus ginjal, glomerulus merupakan bagian ginjal
yang berfungsi sebagai penyaring dan membuang cairan serta elektrolit
berlebih, juga zat sisa dari aliran darah.
d. Infeksi ginjal yang berulang
e. Gangguan saluran kencing yang berkepanjangan, contohnya karena batu
ginjal, pembesaran prostate, tumor, kelainan ginjal atau kandung kemih
bawaan.
f. Cedera pada ginjal yang tidak kunjung sembuh
g. Penyakit pembuluh darah ginjal, seperti penyempitan pembuluh arteri ginjal (
stenosis arteri ginjal ) atau gumpalan darah di pembuluh vena ginjal (
trombosis vena ginjal ) (Rendi, Clevo M., 2012).

3. Tanda dan Gejala


a. Sakit kepala
b. Sesak nafas, oedema paru, hipertensi, oliguria, anuria, oedema ekstremitas
c. Mual, muntah, pucat, kulit kering, anemia
d. Gejala dini seperti lemah, sakit kepala, berat badan menurun, lelah, dan nyeri
pinggang
e. Gejala lanjut seperti nafsu makan menurun, mual disertai muntah, sesak nafas
baik di waktu ada kegiatan atau tidak, bengkak yang disertai lekukan, gatal-
gatal pada kulit, dan kesadaran menurun (Rendi, Clevo M., 2012).

4. Pencegahan dan Penatalaksanaan


Pencegahan :
a. Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air. Secara umum kebutuhan
air adalah 2 liter. Apabila diasumsikan buah, sayur, sup, dan lain-lain,
menyumbangkan 500 ml air, maka kebutuhan minum air adalah sekitar 1,5
liter. Tentu, kebutuhan ini bersifat relatif tergantung aktivitas seseorang. Bila
banyak berkeringat tentu kebutuhan air meningkat.
b. Makan makanan yang sehat, misal dengan memperbanyak buah dan sayur,
akan memelihara kesehatan ginjal. Hindari makan terlalu banyak lemak dan
makanan yang mengandung purin (jerohan). Lemak tidak jenuh akan
menimbulkan penebalan pembuluh darah, yang ujungnya menyebabkan
hipertensi. Makanan banyak mengandung purin akan meningkatkan asam urat,
yang bisa mengganggu fungsi ginjal.
c. Olah raga teratur. Olah raga teratur akan mempertahankan berat badan ideal
dan menurunkan tekanan darah. Dengan berat badan ideal dan tensi yang
normal akan menyehatkan ginjal.Keempat, hati-hati dengan suplemen dan
jamu yang mengandung bahan kimia obat. Beberapa suplemen mengandung
asam amino yang tinggi. Asam amino yang tinggi tentu akan membebani
ginjal. Konsumsilah suplemen sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada
kemasan. Jamu yang dicampuri dengan bahan kimia obat juga berbahaya
untuk kesehatan ginjal. Bahan kimia obat yang dicampurkan sering tidak jelas
dosisnya. Dan, tindakan semacam ini melanggar aturan Badan POM.
d. Kelima, berhentilah merokok. Zat-zat racun dalam rokok dapat merusak
pembuluh darah, yang ujungnya dapat menyebabkan hipertensi. Naiknya
tekanan darah dapat menyebabkan terganggunya fungsi ginjal. Itulah
sebabnya, hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya PGK.
e. Keenam, jangan terlalu berlebihan konsumsi obat penghilang rasa nyeri.
Konsumsi obat penghilang rasa nyeri yang terus menerus dalam jangka lama
bisa merusak ginjal (nephrotoksik). Sebaiknya penggunaan yang lama harus
berkonsultasi dengan dokter.
f. Ketujuh, jika menderita hipertensi atau kencing manis, maka harus dipantau
fungsi ginjalnya secara berkala. Biasanya dokter yang merawat akan
memantau fungsi ginjal (Renal Function Test) secara berkala. Perlu diketahui
bahwa salah satu komplikasi kencing manis adalah diabetic nephropathy
(kerusakan ginjal akibat diabetes).

Penatalaksanaan Pasien Penyakit Ginjal Kronik :


a. Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan yang keluar (input -
output)
b. Batasi cairan yang masuk
c. Cuci darah (hemodialisis)
d. Operasi
e. Pengambilan batu
f. Transplantasi ginjal (cangkok ginjal)
g. Nutrisi
h. Obat-obatan

Perawatan di Rumah Pasien Penyakit Ginjal Kronik :


Pengaturan diet tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium, rendah
kalium. Gambar diet rendah protein; PGK; Penyakit Ginjal Kronik; CKD;
Chronic Kidney Disease
1. Jenis makanan yang diperbolehkan :
a. Bahan makanan sumber karbohidrat : Nasi, bihun, jagung, madu, permen
b. Bahan makanan sumber protein : Telur, daging, ikan, ayam, susu rendah
protein
c. Bahan makanan sumber lemak : Minyak jagung, minyak kacang tanah
d. Bahan makanan sumber vitamin, adalah semua sayuran dan buah-buahan
dengan pengolahan khusus, yaitu : Kupas buah atau sayur, potong-
potong lalu cuci dengan air mengalir. Letakkan dalam mangkok,
tambahkan air hangat sampai sayur dan buah terendam, rendam selama
kurang lebih 2 jam (banyaknya air kurang lebih 10 kali bahan makanan)
Buang air rendaman Bilas dengan air mengalir Masak sayur dan buah.
Buah dapat dimasak sebagai setup/cocktail (buang air rebusan buah).
2. Jenis makanan yang tidak diperbolehkan :
a. Bahan makanan sumber karbohidrat : Umbi-umbian (kentang, singkong,
ubi, talas, dll).
b. Bahan makanan sumber protein : Kacang-kacangan dan hasil olahannya
(tempe, tahu, dll).
c. Bahan makanan sumber lemak : Minyak kelapa, santan, lemak hewan.
d. Bahan makanan sumber vitamin dan mineral .
e. Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium pada pasien yang memiliki kadar
kalium tinggi dalam darah (Almatsier, 2016).

Anda mungkin juga menyukai