Disusun oleh:
1. ALPIAN UMBU DEWA 131723143041
2. SINDHU AGUNG LAKSONO 131723143047
3. INTAN CAHYANTI SUGIANTO 131723143062
4. CLARA AGUSTINA 131723143077
5. SYNTHIA PAULA SORITON 131723143080
6. OKTAPIANTI 131723143024
LATAR BELAKANG
Chronic kidney disease atau gagal ginjal kronik merupakan masalah medik,
sosial dan ekonomi yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di
negara-negarayang sedang berkembangyang memiliki sumber-sumber terbatas untuk
membiayai pasien dengan gagal ginjal kronik (Vijay, 2002). Penyakit gagal ginjal
kronik akan mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan berakhir
dengan gagal ginjal terminal. Banyak pasien dengan gagal ginjal terminal berlanjut
dengan kematian karena mahalnya biaya pengobatan untuk hemodialisa. Keadaan
ketergantungan pada mesin dialisa seumur hidupnya serta penyesuaian diri terhadap
kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan sosial dan menurunkan kualitas
hidup pasien akibat penyakit gagal ginjal kronik.
Jumlah penderita CKD di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya, diperkirakan
pertubuhannya sekitar 10% setiap tahun (Rahardjo, 2006). Jumlah pasien dengan
ESRD (End Stage Renal Disease) diprediksi terus meningkat dari 340.000 pada tahun
1999 dan mencapai 651.000 pada tahun 2010. RS Dr. Soetomo mengungkapkan bahwa
karakteristik pasien CKD berumur antara 32-75 tahun dengan rata0-rata berumur 52
tahun. Usia merupakan faktor resiko terjadi CKD. Proses menua tersebut dapat
berpengaruh pada perubahan fungsi ginjal. Pada usia 70 tahun atau lebih ditemukan
penurunan fungsi ginjal sebanyak 30-50% (Pradeep A, 2010).
Umumnya CKD disebabkan oleh penyakit ginjal instrinsik difus dan menahun.
Gluronefritis, hipertensi esensial dan pielonefritis merupakan penyebab paling sering
dari gagal ginjal kronik, kira-kira 60% (Sukandar, 2006). Menurut Steven dan Levey
(2005), 47% penderita gagal ginjal kronis yang berusia lebih dari 60 tahun lebih
banyak disebabkan karena gangguan metabolik seperti diabetes melitus. Berdasarkan
data USRDS tahun 2000, hipertensi merupakan penyebab ESRD yang paling besar,
yaitu sebanyak 21% dari total kasus.
CKD dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang manifestasinya sesuai
dengan derajat penurunan fungsi ginjal yang terjadi. Saat terjadi penurunan LFG (Laju
Filtrasi Glomerulus) sedang, akan terjadi komplikasi hiperkalemia (Sudoyo, 2009).
Peningkatan kejadian gagal ginjal kronik akan mendorong peningkatan terjadinya
komplikasi penyakit ginjal kronik, misalnya gangguan elektrolit yang salah satunya
ditandai dengan meningkatnya kadar kalium darah (hiperkalemia). Salah satu
manifestasi klinis akibat hiperkalemia adalah timbulnya aritmia.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
A. Tujuan Intruksional
1. Umum
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai hiperkalemia pada pasien dengan CKD
selama 30 menit, pasien dan keluarga ruang HD mengerti dan memahami tentang
hiperkalemia pada pasien dengan CKD.
2. khusus
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai hiperkalemia pada pasien dengan CKD
diharapkan pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian CKD (Chronic Kidney Disease).
b. Menjelaskan tentang pengertian hiperkalemia.
c. Menjelaskan penyebab hiperkalemia.
d. Menjelaskan patofisiologi hiperkalemia.
e. Menjelaskan tanda dan gejala hiperkalemia.
f. Menjelaskan penatalaksanaan hiperkalemia.
C. Media
- Leaflet
- Flipchart/ Lembar balik
D. Metode
- Ceramah dan tanya jawab
E. Kegiatan Penyuluhan
Metode /
Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta Waktu
media
Pembukaan 1. Salam pembuka Mendengarkan Ceramah 5 Menit
2. Perkenalan
3. Menyampaikan maksud dan
tujuan
4. Kontrak waktu
5. Menjelaskan materi yang
akan diberikan
Pelaksanaan 1. Menjelaskan konsep tentang Menyimak dan Ceramah/ 15
CKD (Chronic Kidney mendengarkan Power point Menit
Disease). Leaflet
2. Menjelaskan konsep tentang LCD dan
hiperkalemia (pengertian, proyektor
penyebab, patofisiologi,
tanda gejala,
penatalaksanaan).
3. Membuka Tanya jawab
Penutup 1. Memberikan leaflet Bertanya dan menjawab Ceramah dan 10
2. Menyimpulkan materi pertanyaan Tanya jawab Menit
3. Salam penutup
F. Evaluasi
1. Struktur
a. Materi dan media yang akan dibawakan pada saat penyuluhan telah
dikonsultasikan terlebih dahulu oleh pembimbing klinik dan telah mendapat
persetujuan.
b. Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah tersedia sebelum hari-H.
c. Penyuluh telah membuat janji dan menginformasikan waktu pelaksanaan
penyuluhan kepada setiap pihak yang terlibat.
d. Pasien dan keluarga pasien di ruang HD DR. SOETOMO mengikuti kegiatan
penyuluhan.
2. Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan
berakhir.
c. Sasaran aktif bertanya dan menjawab selama penyuluhan berlangsung.
d. Sasaran dapat tenang dan berkonsentrasi terhadap materi yang dipaparkan.
3. Hasil
a. Pengetahuan sasaran tentang pokok bahasan meningkat dibuktikan dengan
kemampuan sasaran dalam menjawab pertanyaan sebesar 80%.
b. Tingkat partisipasi dan keaktifan sasaran dalam kegiatan tinggi mencapai 80%.
G. Materi (Terlampir)
H. Daftar Pustaka
a. Bruner & suddarth. 2002. Buku Ajaran Keperawatan Medik-Bedah Edisi 8 Vol 1.
EGC Buku Kedokteran : Jakarta
b. Doegoes, Marilyanr E, et al. 2002. Rencana Asuhan Keperwatan 3. EGC Buku
Kedokteran : Jakarta
c. Price, Syvia A. dan Lorraen M.Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Buku 2 ,Edisi 4 . EGC. Buku Kedokteran : Jakarta
d. Syilvi Anderson Prici & Lorraine Mc Carty Wilson. 2004. Patofisiologi Konsep
Klinik Proses Penyakit Edisi 2 Bagian 1. EGC Buku Kedokteran : Jakarta
MATERI
B. Pengertian Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih atau sama dengan
5,5 mEq/L terjadi karena peningkatan masukan kalium, penurunan ekskresi urine
terhadap kalium, atau gerakan kalium keluar dari sel-sel. Hiperkalemia akut adalah
keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali dan ditangani untuk menghindari
disritmia dan henti jantung yang fatal.
Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada
konsentrasi kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang lebih dari 5.5 mEq/L
akan mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung. Bila konsentrasi yang tinggi ini
terus berlanjut, irama jantung menjadi tidak normal dan jantung akan berhenti
berdenyut.
C. Penyebab Hiperkalemia
Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan baik.
Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang
menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan
ACE inhibitor. Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana
kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan
kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup. Penyakit Addison dan penderita AIDS yang
mengalami kelainan kelenjar adrenal semakin sering menyebabkan hiperkalemia.
Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat.
Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari
makanan yang kaya akan kalium. Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat
sejumlah besar kalium secara tiba-tiba dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel. Hal
ini bisa terjadi bila :
1. Sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas).
2. Terjadi luka bakar hebat.
3. Overdosis kokain.
Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan
ginjal untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat
fatal.
D. Patofisiologi Hiperkalemia
Sejauh ini efek hiperkalemia yang paling penting secara klinis adalah efeknya pada
miokardium. Efek pada jantung akibat peningkatan kadar kalium serum biasanya tidak
bermakna dibawah konsentrasi 7 mEq/L (SI: 7 mmol/L), tetapi efek ini selalu timbul
jika kadarnya adalah 8 mEq/L (SI: 8 mmol/L) atau lebih tinggi. Jika konsentrasi
kalium plasma meningkat, timbul gangguan pada konduksi jantung. Perubahan paling
dini, sering terjadi pada kadar kalium serum lebih tinggin dari 6 mEq/L (SI: 6
mmol/L), adalah gelombang T yang tinggi, sempit, depresi ST, dan pemendekan
interval QT besar. Jika kadar kalium serum terus meningkat, interval PR menjadi
memanjang dan diikuti dengan menghilangnya gelombang P. Akhirnya terdapat
dekomposisi dan pemanjangan kompleks QRS. Disritmia ventrikuler dan henti jantung
mungkin terjadi kapan saja dalam keadaan ini.
Hiperkalemia berat menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis,
yang berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. Sama halnya, konduksi
ventrikuler melambat. Meskipun hiperkalemia memiliki efek yang nyata pada sistem
neuromuskuler perifer, hiperkalemia mempunyai efek kecil pada sistem saraf pusat.
Kelemahan yang cepat pada muskular asenden mengakibatkan flasid kuadriplegia
telah dilaporkan terjadi pada pasien-pasien dengan kadar kalium serum yang sangat
tinggi. Paralisis otot pernapasan dan otot yang dibutuhkan untuk berbicara juga dapat
terjadi. Manifestasi gastrointestinal, seperti mual, kolik intestinal intermiten dan diare,
mungkin terjadi pada pasien yang mengalami hiperkalemia.
3. Ginjal
Oliguria yang berlanjut menjadi anuria.
4. Kardiovaskular
Disritmia jantung, bradikardia, blok jantung komplit, fibrilasi ventrikel
atau henti jantung.
Perubahan EKG (selalu terjadi jika K+ serum= 7-8 mEq/L).
F. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan
kadar kalium serum ke normal. Penatalaksanaan ini berbeda-beda tergantung dari
beratnya ketidakseimbangan.
Kation yang mengubah resin (misal kayexalate) : diberikan baik secara
oral, nasogastrik, atau melalui retensi enema untuk menukar natrium
dengan kalium diusus. Larutan biasanya dikombinasi dengan sorbitol
untuk mencegah konstipasi dari kayexalate dan karena diare, sehingga
meningkatkan kehilangan kalium diusus.
Penurunan masukan kalium : diet menghindari makanan yang
mengandung kalium tinggi seperti kacang kedelai, kacang kapri,
alpukat, kurma,saus tomat, pisang, kentang, melon, pepaya.
IV kalsium glukonat : untuk meniadakan efek neuromuskular dan
jantung terhadap hiperkalemia. Kadar kalsium serum akan tetap
tinggi. Kalsium klorida juga dapat digunakan.
IV glukosa dan insulin : untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel.
Penurunan kalium serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya
glukosa hipertonik (ampul D50W atau 250-500ml D10W) diberikan
dengan insulin reguler.
Bikarbonat natrium : untuk memindahkan kalium kedalam sel-sel.
Penurunan kalium serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam).
Dialisis : Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif
untuk membuang kelebihan kalium.
Catatan Evaluasi :
Observer
(..................................................)
LEMBAR NOTULEN
1. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
4. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Surabaya,
Notulen
(..................................................)