Oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
LATAR BELAKANG
5
4.1 Menjelaskan materi Mendengar dan
penyuluhan : memperhatikan.
a. Pengertian penyakit
gagal ginjal
b. Penyebab penyakit
gagal ginjal
Bertanya, mendengar dan
c. Faktor resiko penyakit
memperhatikan.
gagal ginjal
d. Gejala penyakit gagal
ginjal
e. Komplikasi penyakit
gagal ginjal
f. Pencegahan penyakit
gagal ginjal
4.2 Memberikan
kesempatan bertanya.
5 Tahap Penutup Menjawab pertanyaan. 10
menit
5.1 Penyaji mengajukan
beberapa pertanyaan
secara lisan untuk
mengevaluasi tingkat
pemahaman peserta
tentang materi yang telah
diberikan.
Mendengar dan
5.2 Penyaji memperhatikan
menyimpulkan materi
tentang pencegahan
penyakit gagal ginjal
Mendengar dan menjawab
6
5.3 Moderator menutup salam.
acara dan mengucapkan
salam.
4 Sarana penunjang
a. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a) Ceramah
b) Tanya jawab
b. Media
a) Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
b) Flipchart
c) Leaflet
5 Evaluasi
1. Struktur
a. Ruang kondusif untuk kegiatan.
b. Peralatan memadai dan berfungsi.
c. Media dan materi tersedia dan memadai.
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan.
b. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penyakit gagal ginjal
kronis
c. Interaksi selama proses penyuluhan
3. Hasil
Peserta penyuluhan dapat memahami apa yang disampaikan dan
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan penyuluh.
Jenis tes : pertanyaan secara lisan
Butir soal : 5 soal
1. Jelaskan pengertian penyakit gagal ginjal!
2. Jelaskan penularan penyakit gagal ginjal!
3. Jelaskan 3 gejala penyakit gagal ginjal!
7
4. Jelaskan komplikasi penyakit gagal ginjal!
5. Jelaskan pencegahan penyakit gagal ginjal!
8
Lampiran 1.
9
a. Prarenal
Kondisi prarenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperpusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomeruls. Gagal ginjal akut Prerenal merupakan kelainan
fungsional, tanpa adanya kelainan histologik atau morfologik pada nefron. Namun
bila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan menimbulkan terjadinya
nekrosis tubulat akut (NTA). Kondisi ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
1)Hipovolemik (perdarahan postpartum, luka bakar, kehilangan cairan dari
gastrointestinal pankreatitis, pemakaian diuretik yang berlebih).
2)Fasodilatasi (sepsis atau anafilaksis).
3)Penurunan curah jantung (disaritmia, infark miokard, gagal jantung, syok
kardioenik dn emboli paru).
4)Obstruksi pembuluh darah ginjal bilateral (emboli, trombosis).
b. Renal
Pada tipe ini Gagal Ginjal Akut timbul akibat kerusakan jaringan ginjal.
Kerusakan dapat terjadi pada glomeruli atau tubuli sehingga faal ginjal langsung
terganggu. Dapat pula terjadi karena hipoperfusi prarenal yang tak teratasi
sehingga mengakibatkan iskemia, serta nekrosis jaringan ginjal Prosesnya dapat
berlangsung cepat dan mendadak, atau dapat juga berlangsung perlahan–lahan dan
akhirnya mencapai stadium uremia. Kelainan di ginjal ini dapat merupakan
kelanjutan dari hipoperfusi prarenal dan iskemia kemudian menyebabkan nekrosis
jaringan ginjal. Beberapa penyebab kelainan ini adala :
1)Koagulasi intravaskuler, seperti pada sindrom hemolitik uremik, renjatan sepsis
dan renjatan hemoragik.
2)Glomerulopati (akut) seperti glomerulonefritis akut pasca sreptococcus, lupus
nefritis, penolakan akut atau krisis donor ginjal.
3)Penyakit neoplastik akut seperti leukemia, limfoma, dan tumor lain yang
langsung menginfiltrasi ginjal dan menimbulkan kerusakan.
4)Nekrosis ginjal akut misal nekrosis tubulus akut akibat renjatan dan iskemia
lama, nefrotoksin (kloroform, sublimat, insektisida organik), hemoglobinuria dan
mioglobinuria.
5)Pielonefritis akut (jarang menyebabkan gagal ginjal akut) tapi umumnya
pielonefritis kronik berulang baik sebagai penyakit primer maupun sebagai
komplikasi kelainan struktural menyebabkan kehilangan faal ginjal secara
progresif.
6)Glomerulonefritis kronik dengan kehilangan fungsi progresif.
c. Pascarenal / Postrenal
GGA pascarenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin cukup, namun
alirannya dalam saluran kemih terhambat. Etiologi pascarenal terutama obstruksi
aliran urine pada bagian distal ginjal, ciri unik ginjal pasca renal adalah terjadinya
10
anuria, yang tidak terjadi pada gagal renal atau pre-renal. Kondisi yang umum
adalah sebagai berikut :
1)Obstruksi muara vesika urinaria: hipertropi prostat< karsinoma
2)Obstruksi ureter bilateral oleh obstruksi batu saluran kemih, bekuan darah atau
sumbatan dari tumor (Tambayong, 2000).
Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis
dapat dibagi dalam 3 kelompok :
1. Idiopatik : tidak diketahui penyebabnya
2. Kerusakan parenkim ginjal (kerusakan jaringan ginjal yang terdiri dari
korteks dan medulla) :
a. Penyakit Ginjal Primer :
Glomerulonefritis : kerusakan yang terjadi pada glomerulus
sehingga bisa menyebabkan protein atau pun darah dalam urin
Pielonefritis : infeksi pada ginjal karena adanya bakteri atau
virus yang menginfeksi urin dan mencapai ginjal dengan
melalui ureter atau dari aliran darah. Walaupun banyak bakteri
dan virus yang menyebabkan pielonefritis, tetapi bakteri paling
umum adalah Escherichia coli.
Ginjal polikistik adalah kelainan ginjal yang ditandai dengan
pembentukan kista non kanker yang merusak fungsi ginjal dan
akhirnya menyebabkan gagal ginjal total, biasa disingkat PKD
(Polycystic Kidney Disease).
TBC ginjal adalah penyakit infeksi di mana ginjal yang
terkena tuberkulum bacillus (bakteri penyebab TBC) yang
biasanya disebabkan penyebaran hematogen baik dari
tuberkulosis paru maupun tulang.
b. Penyakit Ginjal Sekunder:
Nefritis lupus : peradangan pada ginjal karena penyakit SLE
Nefropati : kerusakan pada ginjal
Poliarteritis nodasa : merupakan suatu penyakit dimana bagian
dari arteri-arteri berukuran sedang mengalami peradangan dan
kerusakan, dan menyebabkan berkurangnya pengaliran darah
ke organ-organ yang diperdarahinya. Penyakit ini sering
berakibat fatal jika tidak diobati dengan tepat.
Sclerosis sistemik progresif : penyakit pada jaringan ikat yang
tidak diketahui penyebabnya yang ditandai oleh fibrosis kulit
dan organ visceral serta kelainan mikrovaskuler. Penyakit ini
berhubungan dengan adanya antibodi anti nuklear spesifik,
terutama anti-sentromer dan anti sklero-70 (anti-Scl-70)
11
Gout : pengaruh asam urat terhadap peningkatan stress
oksidatif dan pengaktifan sistem renin-angiotensin, dimana hal
tersebut akan memicu disfungsi endothel dan vasokontriksi
pembuluh perifer sehingga dapat terjadi hipertensi.
DM : kadar gula darah yang tidak terkontrol pada pasien
diabetes bisa memicu kerusakan glomerulus. Kondisi ini jika
dibiarkan terus bisa menyebabkan ginjal kehilangan
kemampuan menyaring darah sehingga terjadi gagal ginjal.
Hipertensi : hipertensi adalah penyebab gagal ginjal stadium
lanjut nomor dua terbanyak setelah diabetes. (peningkatan
pembuluh darah tekanan arteri ginjal meningkat
kerusakan nefron suplai darah ke ginjal turun GFR turun
aliran darah berhenti membuang limah dan cairan esktra
dari tubuh gagal ginjal.
c. Penyakit ginjal obstruktif
Pembesaran prostat : akan memberikan tekanan yang akan
melemahkan kemampuan kandung kemih sehingga kandung
kemih akan kesulitan mengosongkan air kemih lama kelamaan
aliran urin yang terhambat ini bisa menyebabkan gagal ginjal.
Batu saluran kemih : Batu ginjal juga dapat menyebabkan
sumbatan total bila batu kemudian tidak dapat melewati
saluran kemih. Sumbatan batu ginjal ini dapat meningkatkan
tekanan dalam ginjal, menyebabkan kerusakan pada ginjal
yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut, komplikasi batu
ginjal dan bila berlanjut, dapat menjadi gagal ginjal kronik.
Refluks ureter : aliran urin yang abnormal dari kandung kemih
kembali ke tabung (ureter) yang menghubungkan ginjal
dengan kandung kemih. Normalnya, urin hanya mengalir turun
dari ginjal ke kandung kemih. Refluks ureteral biasanya
didiagnosis pada bayi dan anak-anak. Gangguan tersebut
meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, jika tidak diobati
dapat menyebabkan kerusakan ginjal bahkan bisa
menyebabkan gagal ginjal.
3. FaktorResiko
Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Merokok, Minuman Suplemen Energi,
Konsumsi Kopi, Hipertensi , DiabetesMelitus, Obesitas.
Penyebab penyakit ginjal yang lain Keracunan dan trauma, misalnya terkena pukulan
berat langsung pada ginjal, dapat mengakibatkan penyakit ginjal. Beberapa obat,
termasuk obat tanpa resep, dapat meracuni ginjal bila sering dipakai selama jangka
12
waktu yang panjang. Produk yang menggabungkan aspirin, asetaminofen, dan obat lain
misalnya ibuprofen ditemukan paling berbahaya untuk ginjal. Bila kita sering memakai
obat penawar nyeri, sebaiknya kita membahas dengan dokter untuk memastikan bahwa
tidak beresiko untuk ginjal kita. Preparat lingkungan dan okupasi yang telah
menunjukkan dampak dalam gagal ginjal kronis termasuk timah, kadmium, merkuri, dan
kromium.
Faktor penyebab penyakit gagal ginjal lainnya juga adalah karena penyakit ginjal
obstruktif misalnya adalah pembesaran prostat, batu saluran kemih dan juga refluks
yang terjadi pada ureter. Tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik
Kulit berwarna pucat, mudah lecet, rapuh, kering, timbulnya bintik-bintik hitam dan
gatal akibat uremik atau pengendapan kalsium pada kulit. hal tersebut merupakan
gejala-gejala pada penyakit gagal ginjal kronik. Gejala adanya penyakit lain Ginjal kronik
merupakan tahapan kedua dari gangguan ginjal yang disebabkan oleh beberapa
serangan dari penyakit seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi atau hipertensi
batu ginjal, atau yang diakibatkan dari efek samping konsumsi obat-obatan yang
mengandung racun atau efek samping pada fungsi ginjal.
-Hematologi
Anemia merupakan gejala yang hampir selalu ada dalam gagal ginjal kronik. Apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal tanpa di sertai anemia perlu dipikirkan apakah suatu
gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronik sering disertai polistemi. Hemolisis merupakan
sering timbul anemia. Akan tetapi setelah anemia pada gagal ginjal kronik sering disertai
pendarahan akibat dari gangguan fungsi trombosit atau dapat pula disertai
trombositopeni. Fungsi leukosit maupun limposit dapat pula terganggu sehingga
pertahanan seluler terganggu, sehingga pada penderita gagal ginjal kronik mudah
terinteksi oleh karena imunitas yang menurun.
4. Gejala
Berikut adalah gejala-gejala penting yang berkaitan dengan menurunnya daya
kerja ginjal yang berpotensi menjadi penyakit gagal ginjal :
13
Penimbunan Sampah Dalam Darah Hal ini ditandai dengan kelelahan, sekujur
tubuh terasa sakit-sakitan, gatal, kram, mudah lupa, susah tidur, mual-mual,
tidak ada nafsu makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat berkurang.
Masalah Keseimbangan Cairan Penimbunan cairan dengan tanda-tanda
pergelangan kaki dan juga wajah membengkak. Sebaliknya, pengeringan cairan
bisa ditandai dengan mata yang sangat cekung, mulut kering, hampir tidak ada
lendir dalam mulut.
Gangguan Hormon Dengan berkurangnya daya kerja ginjal bisa menyebabkan
ginjal menghasilkan lebih banyak hormon atau ekstra hormon. Akibatnya, akan
menambah hormon tekanan darah. Sebaliknya, hormon-hormon yang lain
menjadi berkurang produksinya. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan darah,
lelah dan juga tulang rapuh.
perdarahan
14
kepada saraf perifer tertentu. Tanpa oksigen dan nutrisi, saraf tersebut
perlahan akan mati.
3. Komplikasi kardiopulmoner
4. Komplikasi GI
5. Disfungsi seksual
6. Defek skeletal
15
Kelainan tulang pada GGK yang terjadi akibat gangguan
metabolisme mineral disebut sebagai osteodistrofi renal. Pada keadaan ini,
ginjal gagal mempertahankan keseimbangan kadar kalsium dan fosfat
dalam darah. Jika kadar fosfat dan kalsium dalam darah sangat tinggi
(hasil kali kadar kalsium dan fosfat mencapai > 70 mg/dL) maka selain
demineralisasi tulang, pada GGK akan terjadi pengendapan garam kalsium
fosfat di berbagai jaringan lunak (kalsifikasi metastatik).
16
Peningkatan tekanan dan regangan yang kronik pada
arteriol dan glomeruli diyakini dapat menyebabkan sklerosis pada
pembuluh darah glomeruli atau yang sering disebut degan
glomerulosklerosis. Penurunan jumlah nefron akan
menyebabkan proses adaptif, yaitu meningkatnya aliran darah,
peningkatan LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) dan peningkatan
keluaran urin di dalam nefron yang masih bertahan. Proses ini
melibatkan hipertrofi dan vasodilatasi nefron serta perubahan
fungsional yang menurunkan tahanan vaskular dan reabsorbsi
tubulus di dalam nefron yang masih bertahan. Perubahan fungsi
ginjal dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan
lebih lanjut pada nefron yang ada. Lesi-lesi sklerotik yang
terbentuk semakin banyak sehingga dapat menimbulkan obliterasi
glomerulus, yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal lebih
lanjut
Pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia melalui pola
makan yang baik
Nefropati diabetik timbul akibat dari kadar glukosa yang
tinggi menyebabkan terjadinya glikosilasi protein membran
basalis, sehingga terjadi penebalan selaput membran basalis, dan
terjadi pula penumpukkan zat serupa glikoprotein membran
basalis pada mesangium sehingga lambat laun kapiler-kapiler
glomerulus terdesak, dan aliran darah terganggu yang dapat
menyebabkan glomerulosklerosis dan hipertrofi nefron. Perlu
dilakukan skrining setiap 6bulan melalui metode pemeriksaan
urin untuk melihat apakah masih terdapat mikroalbuminuria.
Tingginya ekskesi albumin atau protein dalam urin selanjutnya
akan menjadi petunjuk tingkatan kerusakan ginjal. Jika sudah
terjadi gangguan faal ginjal yang kemudian menjadi kegagalan
faal ginjal atau disebut gagal ginjal.
17
Pola makan sehat penting untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam darah dan menjaga tekanan darah tetap normal.
Kedua kondisi ini penting untuk mencegah terjadinya penyakit
ginjal kronis. Mengkonsumsi makanan berimbang meliputi
banyak sayuran dan buah segar. Selain itu, kontrol kadar
kolesterol dengan menghindari makanan kaya lemak jenuh tinggi
seperti goreng-gorengan, mentega, keju, kue, biskuit, serta
makanan-makanan yang mengandung minyak kelapa atau minyak
sawit. Sebaliknya, Selain itu, terlalu banyak garam juga akan
meningkatkan tekanan darah. Penting untuk membatasi konsumsi
garam tidak lebih dari 6 gram sehari yang setara dengan satu
sendok teh penuh.
Peningkatan aktivitas fisik
Naiknya tekanan darah dan risiko berkembangnya GGK
dapat diminimalkan dengan olahraga teratur. Penderita disarankan
untuk menjalankan aktivitas aerobik dengan intensitas menengah
seperti bersepeda atau jalan cepat selama setidaknya 150 menit tiap
minggu.
Obat penghambat sistem renin angiotensin seperti penghambat
ACE (angiotensin converting enzyme) dan penyekat reseptor
angiotensin telah terbukti dapat mencegah dan menghambat
proteinuria dan penurunan fungsi ginjal.
18
Daftar Pustaka
http://www.dipa.co.id/images/article/news/newarticle/GagalginjalKronik.pdf
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1. Jakarta: Salemba
Medika
Muttaqin, Arif, Kumala Sari. 2011. Askep Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam, Dr. Nurs M. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
19