Anda di halaman 1dari 6

Nutrisi pada pasien post operasi

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk
perkembangan, dan pemeliharaan secara optimal. Diet pacsa operasi adalah makanan
yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan
sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta
(Dictara dkk, 2018).

B. Tujuan Pemenuhan Nutrisi


Tujuan utama pemberian makan pasca operasi adalah untuk meningkatkan fungsi
imun dan mempercepat penyembuhan luka yang meminimalisir ketidakseimbangan
metabolic (Dictara dkk, 2018). Selain itu, untuk mengupayakan agar status gizi pasien
segera kembali normal dan mempercepat proses penyembuhan serta meningkatkan daya
tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energy, protein)
2. Mengganti Kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan peradarahan

C. Diet yang disarankan


Diet yang disarankan pasca operasi yaitu (Dictara dkk, 2018):
1. Makanan yang mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi,
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita,
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam),
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin, namun dapat disajikan dengan suhu hangat
agar meningkatkan nafsu makan
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan
makan penderita
D. Jenis makanan yang baik untuk penyembuhan luka post operasi
Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah
protein dan vitamin C.
Alasannya: protein dan vitamin C sangat penting peranannya dalam
proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan penting untuk mencegah
terjadinya infeksi dan peradarahan luka.
Morison (2004) menyebutkan kebutuhan protein dan kalori hampir pasti lebih
tinggi dari pada orang normal ketika terdapat luka. Berdasarkan hasil penilitian Feriyanto
(2014) bahwa pemberian ekstrak ikan gabus pada kelompk intervensi ditujukan untuk
mempercepat penyembuhan luka post operasi secsio sesarea. Sebab ikan gabus
merupakan jenis ikan yang mengandung protein dan albumin yang tinggi. Sejalan dengan
hasil penelitian Sediaoetama (2000) bahwa ikan gabus diketahui mengandung senyawa-
senyawa penting yang berguna bagi tubuh, antara lain protein yang cukup tinggi, lemak
dan beberapa mineral.
Protein dalam ikan gabus berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan
berbagai mikroba dan zat toksik. Hal ini sejalan dengan penelitian Sediaoetama (2000)
salah satu fungsi protein adalah meningkatan albumin plasma berpengaruh dalam
peningkatan anti body sehingga bakteri sulit tumbuh dan bertahan hidup. Albumin
merupakan protein terbanyak dalam plasma yang berperan dalam proses penyembuhan
penyakit dan pemulihan setelah tindakan pembedahan operasi.
Kandungan asam amino esensial dan non esensial pada albumin ikan gabus
memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari pada albumin telur putih (Suprayitno, 2008).
Lisin merupakan asam amino yang terkandung dalam albumin ikan gabus yang berfungsi
memperkuat system sirkulasi dan mempertahankan pertumbuhan sel-sel baru.
Asupan nutrisi yang baik dan cukup yang diberikan pada post operasi, yaitu
dengan pamberian makanan tinggi kalori dan protein ditambah dengan vitamin C dapat
mempercepat penyembuhan luka post operasi pada pasien. Pemberian makanan tinggi
kalori dan protein dapat membantu untuk mempercepat pertumbuhan jaringan, dan juga
vitamin C yang salah satu fungsinya sebagai anti oksidan dan sangat berperan serta dalam
proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh (Nugroho, 2012).
Makanan tinggi kalori banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti nasi,
singkong, kentang, susu dan lainnya, sedangkan untuk makanan tinggi protein bisa
didapatkan dari lauk pauk yang diberikan sehari-hari seperti ikan , ayam, daging, telur
yang merupakan protein hewani dan juga bisa berupa protein nabati yang berasal dari
tumbuhan seperti kacang hijau, kedelai dan lainnya. Nutrisi yang juga dibutuhkan dalam
penyembuhan luka yaitu vitamin C, vitamin C ini dapat diperoleh dengan mangkonsumsi
buah-buahan setiap hari, seperti jambu biji, jeruk, pepaya, mangga dan lainnya (Nugroho,
2012).
Menurut Achmad Djaeni (2004) kebutuhan nutrisi orang yang mengalami
perlukaan atau trauma memerlukan kebutuhan protein sekitar 1,2-2 g/kg/hari untuk
membantu proses penyembuhan luka. Diet tinggi kalori dan protein harus tetap
dipertahankan selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal
bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain yang juga sangat
diperlukan dalam proses penyembuhan luka adalah vitamin C. Vitamin C bersifat alamia
yaitu sebagai anti oksidan, dan sangat berperan serta dalam proses metabolisme yang
berlangsung di dalam tubuh. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen dan
biasanya kebutuhan vitamin C bagi penyembuhan luka yang optimal berkisar antara 500-
1000 mg/hari. Oleh karena itu semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka
kecepatan penyembuhan luka semakin cepat dan optimal(Nugroho, 2012).

E. Tata cara pelaksanaan untuk pemenuhan nutrisi


1. Tingkatan konsumsi makanan yang mengandung protein, kalori dan vitamin C.
2. Bila mual:
a. Makanlah dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan ketika masih hangat
c. Sebelum makan, minum air hangat
d. Hindari makanan dengan berbumbu tajam
F. Tips perawatan post operasi
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi
pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
 Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
 Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam,ikan, telur, dan
sejenisnya.
 Minum sedikitnya 8-10 gelas perhari.
 Usahakan cukup istirahat.
 Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makan cepat makin bagus.
 Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
 Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
 Minum obat sesuai anjuran dokter.

G. Contoh Diet
1. Diet untung kantung empedu
Bedah pada kantung empedu, latihan makan lewat mulut biasanya diberikan di
awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang sederhana:
Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infuse yang
cukup.
Hari kedua: ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu atau jus
buah.

2. Diet pacsa-operasi anus/dubur


Pemberian makan biasanya dilakukan dalam waktu 24 jam atau sesegera
mungkin. Pengaturan pascaoperasi beragam. Beberapa pembedahan lebih suka memberi
diet rendah serat, untuk mengurangi pergerakan isi perut. Hal ini memperbolehkan diet
normal dan menambah defekasi yang dibantu dengan minyak mineral. Penggunaan
jangka panjang minyak mineral dapat mengganggu penyerapan beberapa mineral dan
vitamin.
3. Diet pasca-operasi umum
Diet telah ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah tulang atau
gigi, atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat diberi lebih dulu program diet
yang lebih cepat dibandingkan dengan program diet pasca-operasi gastrointestinal.
Secara bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari kedua
setelah operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan biasa pada hari
keempat. Kondisi pasien menentukan diet yang akan di konsumsi. Yang perlu
diperhatikan adalah diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein.
Vitamin secara bertahap diberikan sebagai suplemen.

H. Jenis dan indikasi pemberian diet (Molnar dkk, 2014)


1. Diet pasca-bedah I (DPB I) selama enam jam sesudah operasi, makanan yang
diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair
jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam
semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan. Diet ini
diberikan kepada semua pasien pasca bedah pasca operasi kecil mqupun besar yaitu
setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja.
2. Makanan yang diberikan diet pasca-bedah II (DPB II) adalah makanan bentuk cair
kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata delapan
sampai 10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan
tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral
bila diperlukan. Diet pasca-bedah II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena
zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada DPB II adalah air jeruk
dan minuman yang mengandung karbondioksida. Diet pasca-bedah II diberikan
kepada pasien pasca bedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari DPB I.
3. Makanan yang diberikan diet pasca-bedah III (DPB III) berupa makanan saring
ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain
itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak
dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida. Diet pasca-bedah III diberikan kepada pasien pasca bedah besar
saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.
4. Makanan yang diberikan pada diet pasca-bedah IV (DPB IV) berupa makanan lunak
yang dibagi dalam tiga kali makanan lengkap dan satu kali makanan selingan. Diet
Pasca-Bedah IV diberikan kepada pasien pasca operasi kecil, setelah diet Pasca-
Bedah I dan pasien pasca operasi besar, setelah DPB III.

Sumber:

Feriyanto, Ficus Riza. (2014). Pengaruh Diet Tinggi Protein Terhadap Penyembuhan
Luka Pada Pasien Post Operasi Section Sesarea Di Ruang Nifas RSD Balung Jember.

Nugroho, Sri H. P. (2012). Hubungan Asupan Nutrisi Dengan Lama Penyembuhan Luka
Post Operasi Hernia Inguinalis Di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Surya.
Vol. 03, No. XIII.

Molnar JA, Underdown MJ & Clark WA. (2014). Nutrition And Chronic Wounds. Adv
Wound Care (New Rochelle). Vol 1, No.3.

Dictara, Ahmad Alvin., Dian Isti Angraini., Sofyan Musyabiq. (2018). Efektivitas
Pemberian Nutrisi Adekuat dalam Penyembuhan Luka Pasca Laparatomi. Majority, Vol.
7, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai