Anda di halaman 1dari 36

G1P0A0 H 38-39

minggu+JTHIU+ PresBo+ U>35


tahun + Mioma Uteri.
Oleh:
Norjainah, S.Ked
NIM 1730912320101
Pembimbing:
dr. H. Ferry Armanza, Sp.OG (K)

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT KANDUNGAN


FK UNLAM – RSUD ULIN
BANJARMASIN
MEI 2019
PENDAHULUAN
• Mioma uteri → tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus
yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan
pengikat fibroid, dan kolagen.
• Tumor pelvis terbanyak pada organ reproduksi wanita.
• Angka kejadian tersering pada perempuan usia
reproduktif; sekitar 20%-25% dengan faktor pencetus yang
tidak diketahui secara pasti.
• Tertinggi pada rentan usia 35 tahun
• 27-40% wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas

Lee HJ, Norwitz ER, Shaw J. Contemporary management of fibroids in pregnancy. Reviews in Obstetrics and Gynecology. 2010;3(1):20.
Joedosapoetro MS. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2009: 38-41
PENDAHULUAN
• Mioma uteri dalam kehamilan → dilaporkan berkisar
pada angka 0,1 sampai 10,7% dari seluruh kehamilan dan
merupakan sebuah masalah serius yang sering menjadi
perhatian
• Beberapa kasus tidak menyebabkan gangguan pada
kehamilan, tetapi kebanyakan kasus berakhir dengan
masalah seperti abortus, persalinan prematur, disfungsi
uterus, partus lama, malpresentasi, dan malposisi.

Shobhitha GL, Bindu PH, KVS S. Myoma Complicating Pregnancy A report of two cases. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences. 2015:14, Issue 4 Ver. II, p. 33-36.
Poovathi M and Ramalingam R. Maternal and Fetal Outcome in Pregnancy with Fibroids: A Prospective Study. International Journal of Scientific Study. 2016;3: 169-72.
Adaji SE, Shittu SO and Ageda BR. A huge polypoid uterine myoma causing severe primary postpartum haemorrhage. A report of one case. Nigerian Journal Of Surgical Research. 2005;7:1-2: p. 220 -
221.
LAPORAN KASUS
KELUHAN UTAMA : KENCANG-KENCANG
• Kencang-kencang sejak 5 hari SMKB,
keluar air-air (-), keluar lendir darah (-),
gerak janin (+)
• Pasien datang ke poli kandungan dengan
Nama : Ny. DD
Umur : 35 Tahun diagnosis G1P0A0 H 38-39 minggu + JTHIU
Agama: Islam + PresBo + U>35 tahun + mioma uteri.
Suku : Banjar
Alamat: Jl. Soetoyo S • Pasien pertama kali teriagnosis mioma
MRS : 6 Mei 2019
uteri saat hamil 7 bulan
• Riwayat perdarahan per vagina, nyeri
perut, gangguan berkemih, dan kelainan
saat menstruasi terdahulu disangkal
Riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-) DM (-) Asma (-) Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-) DM (-) Asma (-) Alergi (-)
Riwayat Haid
Menarche usia 12 tahun, lama 7 hari, siklus 28 hari
HPHT
9 Agustus 2018
TP
16 Mei 2019
Riwayat Menikah
Satu kali selama 7 bulan (bercerai)
Riwayat ANC
BPM 5 kali Sungsang
Sp.OG 5x Sungsang + Mioma uteri
Riwayat
Riwayat Obstetri
• Hamil ini
Riwayat Kontrasepsi
(-)
Riwayat Operasi
(+)
Riwayat Menikah
(-)
Pemeriksaan Fisik tanggal 9 Mei 2019
Pukul 13.00 WITA
KU: ringan ,CM,
TD=120/70 mmHg, N=
Kepala
82x/menit,
normochepali R=20x/menit,T=36,5°C, Leher
CA : (-), SI: (-) TB=162 BB=74 IMT=28,2 I : JVP tak meningkat
Lesi leukoplakia kg/mm2 (Overweight) P : kgb tak teraba, kaku kuduk (-)
mukosa bucal dan
lingual (-) Cor
I : IC tak tampak
Pulmo P : IC teraba di SIC V LMCS
I: simetris, KG (-), retraksi (-) P : Cardiomegali (-)
P: taktil fremitus ka=ki A : S1-2 reguler, bising (-)
P: sonor
A: Vesikuler Wh (-) Rh (-)
Extremitas
Look : simetris,
Abdomen keterbatasan gerak
I : kesan gravid, skar operasi (+) sendi (-), inflamasi (-
A: BU 11x menit ), edem (-),kuning (-
P: Pekak seluruh regio ),
P: Nyeri tekan (-) Feel : hangat, nyeri
(-), edem (-)
Move : ROM (+)
Neurologis : berjalan
(-), reflek fisiologis
(+), reflek patologis (-
),
Status Obstetri
HPHT : 9 Agustus 2018
Leopold I : TFU 34 cm
Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Presentasi bokong
Leopold IV : Bagian terendah janin
masih tinggi
TBJ : 2800 gram
His : (-)
DJJ : 144x/ menit
VT : Pembukaan (-), portio
tebal, bagian terendah janin masih
tinggi,
Pelvimetri : kesan panggul sempit
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil
Satuan
Laboratorium
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.9 g/dL
Lekosit 11.7 /mm3
Eritrosit 4.05 Juta/mm3
Hematokrit 32.9 %
Trombosit 414 ribu/mm3
RDW 14.3 %
MCV.MCH.MCHC
MCV 81.2 fl
MCH 36.9 Pg
MCHC 33.1 %
HEMOSTASIS
Hasil PT 9.81 Detik
INR 0.84 -
Control Normal PT 10.8 -
Hasil APTT 25.3 detik
Control Normal APTT 24.8 -
DIABETES
Gula Darah Sewaktu 97 Mg/dl
HATI DAN PANKREAS
SGOT 25 U/L
SGPT 11 U/L
Albumin 3.4 g/dl
GINJAL
Ureum 14 Mg/dl
Creatinin 0.87 Mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 140 Mmol/L
Kalium 4.1 Mmol/L
Chlorida 108 Mmol/L
IMUNO-SEROLOGI
Anti HIV-Rapid Non-reaktive U/mL
HEPATITIS
HbSAg Non reaktive -
USG Abdomen tanggal 6 Mei 2019 di VK Bersalin
Janin : hidup, tunggal, intrauterine,
punggung kiri, presentasi bokong
Plasenta : terletak di fundus, plasenta
grade II
Amnion : cukup, SDP 4.2 cm
Biometri sesuai UK ~37 minggu
EFW : 3425 gr
Lain-lain : mioma uteri serosa terletak di
fundus uteri (D) ukuran 3x4 cm
NST tanggal 6 Mei 2019 di VK bersalin
NST tanggal 6 Mei 2019 di VK bersalin (post
resusitasi intra uterine)

Baseline : 140 dpm


Variabilitas : 5-25 dpm
Akselerasi : (+)
Deselerasi : (-)
Gerak Janin : (+)
His : (-)
Kesimpulan : Kategori I
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 H 38-39 minggu+JTHIU+LetSu+U>35 th+Mioma Uteri
Serosa+TBJ 3400 gr
TATALAKSANA

• IVFD RD5 500 cc/24 jam


• Pro SC elektif besok -> cek DR, PT, APTT, Anti
HIV, HbSAg
• Jika inpartu -> pro SC CITO+IUD
7 Mei 2019 18.00
• S) (-)
FOLLOW UP • O) STU: CM, AICD (-)
TD: 120/80 mmHg N: 72 x/menit RR: 20 x/menit T: 36.5oC
c/p dbn
7 Mei 09.58
STO:
• Telah dilakukan SC a/i mioma+letsu Lahir bayi TFU 3 jr bpst
Lk/3520 gr/48 cm/AS 5 6 7 Kontraksi uterus baik
v/v flx (-)
Tatalaksana post SC
• A) P1A0 post SC a/i Letsu+Primigravida+U>35 th+ Mioma
• IVFD RL:D5 2:1 20 tpm Uteri Serosa di fundus H0
• P) IVFD RL+Oxytocin 2 amp/20 tpm (s/d 24 jam post SC)
• Drip oxytocin 2 amp dalam RL s/d 24 jam post
dSC Diet TKTP
Inj. Ceftriaxone 2x1 g Obs KU/Kel/Flx
Cek DR Post SC
• Inj. Ketorolac 3x30 mg
Inj. Ceftriaxone 2x1 g
• Inj. As. Tranexamat 3x500 mg Inj. Ketorolac 3x30 mg
• Inj. Furamin 3x1 amp Inj. As. Tranexamat 3x500 mg
Inj. Furamin 3x1 amp
• Mx Kel/VS/Flx
Pindah ruangan
• Cek DR 4 jam post SC D cath 1x24 jam
Rawat luka H-3
• Laporan Operasi • Durante Operasi
Hasil Laboratorium Post SC
Pemeriksaan Hasil
Satuan
Laboratorium
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.5 g/dL
Lekosit 20.3 /mm3
Eritrosit 3.97 Juta/mm3
Hematokrit 32.1 %
Trombosit 381 ribu/mm3
RDW 14.3 %
MCV.MCH.MCHC
MCV 80.9 fl
MCH 26.4 Pg
MCHC 32.7 %
8 Mei 2019 10.45 9 Mei 2019 06.00
• S) (-) • S) (-)
• O) STU: CM, AICD (-) • O) STU: CM, AICD (-)
TD: 120/80 mmHg N: 78 x/menit RR: 20 TD: 120/80 mmHg N: 72 x/menit RR: 20
x/menit T: 36.5oC x/menit T: 36.5oC
c/p dbn c/p dbn
STO: STO:
TFU sepusat TFU sepusat
Kontraksi uterus baik Kontraksi uterus baik
v/v flx (-) v/v flx (-)
• A) P1A0 post SC a/i • A) P1A0 post SC a/i
Letsu+Primigravida+U>35 th+ Mioma Letsu+Primigravida+U>35 th+ Mioma
Uteri Serosa di fundus H1 Uteri Serosa di fundus H2
• P) Venflon • P) Venflon
Inj. Ceftriaxone 2x1 g Inj. Ceftriaxone 2x1 g
P.O Asam Mefenamat 2x500 mg P.O Asam Mefenamat 2x500 mg
P.O SF 2x1 P.O SF 2x1
Rawat luka H3 (10/5/2019) Rawat luka H3 (10/5/2019)
Pro KRS bila luka baik Pro KRS bila luka baik
10 Mei 2019 06.00
• S) (-)
• O) STU: CM, AICD (-)
TD: 120/80 mmHg N: 72 x/menit RR: 20
x/menit T: 36.5oC
c/p dbn
STO:
TFU 2 jr bpst
Kontraksi uterus baik
v/v flx (-)
Luka kering, pus (-), darah (-), eritem (-)
• A) P1A0 post SC a/i
Letsu+Primigravida+U>35 th+ Mioma
Uteri Serosa di fundus H3
• P) P.O Cefadroxile 2x500 mg
P.O Asam Mefenamat 2x500 mg
P.O SF 2x1
Pro KRS
PEMBAHASAN
Mioma Uteri Kasus
• Dari hasil USG abdomen
ditemukan terdapat
• Mioma uteri → tumor jinak
mioma uteri serosa yang
yang tumbuh dalam otot
terletak di fundus uteri (D)
uterus yang terdiri dari sel-
berukuran 3x4 cm.
sel jaringan otot polos,
jaringan pengikat fibroid, • NST awal saat datang
dan kolagen. ditemukan terdapat low
variability sehingga
• Dikenal juga dengan istilah
dilakukan resusitasi
fibromioma, leiomioma,
intrauterine. Setelah
ataupun fibroid.
resusitasi intrauterine, NST
dalam batas normal.
Joedosapoetro MS. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2009: 38-41
Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapraja S. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. 2011:274-8.
Mioma Uteri Kasus
• Dapat bersifat asimptomatis dan • Dari hasil USG abdomen
ditemukan saat dilakukan
pemeriksaan pelvis atau ditemukan terdapat
radiografi. mioma uteri serosa yang
• Biasanya ditemukan pada terletak di fundus uteri (D)
pemeriksaan pelvis apabila berukuran 3x4 cm.
berukuran besar dan teraba saat
mengevaluasi ukuran uterus. • Riwayat perdarahan per
• Pada mioma yang kecil, mioma
vagina, nyeri perut,
dapat ditemukan saat melakukan gangguan berkemih, dan
pemeriskaan radiografi. kelainan saat menstruasi
• USG transvagina merupakan terdahulu disangkal
modalitas pilihan dalam
mendeteksi mioma, namun pada
uterus yang besar (>375 mL), USG
abdomen lebih disarankan.
Mioma Uteri
Pada 1/3 kasus kehamilan dengan mioma

mioma dapat mengalami perubahan ukuran pada


trimester I akibat dari meningkatnya kadar estrogen.
Akan tetapi, pada trimester II dan III ketika kadar
progesterone lebih dominan

mioma tidak akan mengalami pembesaran dan mungkin


mengalami penyusutan.
Klasifikasi
• Berdasarkan lokasi dan arah pertumbuhannya:

1. Mioma Submukosa
2. Mioma Intramural
3. Mioma Subserosa
4. Mioma Intraligamenter

Vitale SG, Tropea A, Rossetti D, Carnelli M, Cianci A. Management of uterine leiomyomas in pregnancy: review of literature. Updates in surgery.
2013 Sep 1;65(3):179-82
Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Bradshaw KD, Cunningham FG, Calver LE. Williams Gynecology. Third edition. New
York: McGraw-Hill; 2016.
Patofisiologi

Vitale SG, Tropea A, Rossetti D, Carnelli M, Cianci A. Management of uterine leiomyomas in pregnancy: review of literature. Updates in surgery. 2013 Sep 1;65(3):179-82
Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Bradshaw KD, Cunningham FG, Calver LE. Williams Gynecology. Third edition. New York: McGraw-Hill; 2016.
Faktor Risiko
Usia
Paling tinggi pada saat usia Riwayat Keluarga
Faktor Hormonal Endogen
reproduktif yaitu mendekati 2,5 kali kemungkinan untuk
Menarche <10 tahun
angka 25-35%. menderita mioma pada anita
meningkatkan risiko dan
Pada wanita menopause dengan garis keturunan tingkat
menarke > 16 tahun
mioma uteri ditemukan pertama dengan penderita
mengurangi risiko mioma uteri
sebesar 10% mioma uteri

Obesitas Kehamilan
Paritas
Konversi hormon androgen → Pada trimester pertama, akan
60% mioma uteri berkembang
estrogen oleh enzim terjadi peningkatan kadar
pada wanita yang tidak pernah
aromatase di jaringan lemak estrogen dalam kehamilan dan
hamil atau hanya hamil satu
sehingga terjadi peningkatan bertambahnya vaskularisasi
kali
jumlah estrogen tubuh pembuluh darah ke uterus

Vitale SG, Tropea A, Rossetti D, Carnelli M, Cianci A. Management of uterine leiomyomas in pregnancy: review of literature. Updates in surgery. 2013 Sep 1;65(3):179-82.
Parker WH. Uterine fibroids: clinical features. InUterine Myoma, Myomectomy and Minimally Invasive Treatments 2015 (pp. 39-52). Springer, Cham.
Djuwantono, T. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi. Mioma:Farmacia. 2004;3: p. 38-41
• Pada kasus ini, mioma ditemukan saat kehamilan saat melakukan
pemeriksaan USG abdomen di fundus uteri dengan ukuran 3x2 cm.
• Mioma asimptomatik tidak terdeteksi.
FAKTOR RISIKO PADA PASIEN
• Paritas rendah dimana kehamilan ini merupakan kehamilan pertama.
Janin mengalami malposisi saat mencapai usia kehamilan 7 bulan,
dimana sebelumnya janin merupakan janin preskep.

• mioma subserosa dapat menyebabkan malpresentasi pada janin.

Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapraja S. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. 2011:274-8.
Vitale SG, Tropea A, Rossetti D, Carnelli M, Cianci A. Management of uterine leiomyomas in pregnancy: review of literature. Updates in surgery. 2013 Sep 1;65(3):179-82.
Mioma Uteri dalam Kehamilan

Pengaruh Mioma pada Kehamilan dan Persalinan


Pengaruh Kehamilan dan Persalinan pada Mioma Uteri
1. Mengurangi kemungkinan perempuan menjadi
1. Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat
hamil, terutama pada tipe submukosum.
hipertrofi dan edema
2. Meningkat resiko terjadinya abortus
2. Turnor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat
3. Risiko terjadinya kelainan letak janin dalam rahim,
berubah bentuk, dan mudah terjadi gangguan sirkulasi
terutama pada mioma yang besar dan terletak
di dalamnya
pada subserosum
3. Tumor tampak merah (degenerasi merah) atau tampak
4. Menutupi jalan lahir
seperti daging (degenerasi karnosa)
5. Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada
4. Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat
mioma yang letaknya di serviks atau apabila
mengalami terlilitnya tangkai akibat desakan uterus
terdapat banyak mioma
yang makin lama makin membesar
6. Mempersulit lepasnya plasenta, terurama pada
mioma tipe submukosum dan intramural

Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapraja S. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. 2011:274-8.
Vitale SG, Tropea A, Rossetti D, Carnelli M, Cianci A. Management of uterine leiomyomas in pregnancy: review of literature. Updates in surgery. 2013 Sep 1;65(3):179-82.
Diagnosis

1. Perdarahan uterus
abnormal
2. Nyeri
3. Gejala akibat massa 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan
penunjang; USG
abdominal dan/
transvaginal, MRI

Parker WH. Etiology, Symptomatology, and diagnosis of uterine myomas. Fertility and Sterility Volume 87 No.4. California : Department of Obstetrics and Gynaecology. 2007: 725-733
Parker WH. Etiology, Symptomatology, and diagnosis of uterine myomas. Fertility and Sterility Volume 87 No.4. California : Department of Obstetrics and Gynaecology. 2007: 725-733
Parker WH. Uterine fibroids: clinical features. InUterine Myoma, Myomectomy and Minimally Invasive Treatments 2015 (pp. 39-52). Springer, Cham.
Penatalaksanaan
• 55% dari semua kasus mioma uteri tidak membutuhkan suatu
pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama apabila mioma itu
masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan.
• Memerlukan follow up setiap 3-6 bulan.

Observasi Terapi Hormonal Terapi Operatif

Miomektomi

Histerektomi

Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Bradshaw KD, Cunningham FG, Calver LE. Williams Gynecology. Third edition. New York: McGraw-Hill; 2016.
• Pada kasus, persalinan dilakukan secara SC atas pertimbangan
primigravida+malpresentasi+mioma uteri
• SC dilakukan dengan teknik LSCS (Low Segment Caesarean Section)
dan tidak dilakukan intervensi terhadap mioma selama operasi
Hal ini sesuai dengan teori:
• miomektomi yang dilakukan saat kehamilan akan
meningkatkan risiko perdarahan
• Pada mioma uteri asimptomatis, observasi tanpa
intervensi operatif ataupun hormonal dapat dilakukan
atas pertimbangan mioma uteri dapat hilang dengan
sendirinya setelah seorang wanita mengalami
menopause.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai