Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CKD (Chronic Kidney Disease)


DI RUANG 25 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok bahasan : CKD (Chronic Kidney Disease)


Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Januari 2020
Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Ruang 25 RSUD Dr. Syaiful Anwar Malang
Sasaran : Keluarga Pasien dan Pasien di Ruang 25

I. LATAR BELAKANG

Ginjal adalah salah satu organ utama sistem kemih atau uriner (tractus
urinarius) yang berfungsi menyaring dan membuang cairan sampah
metabolisme dari dalam tubuh. Fungsi ginjal secara umum antara lain yaitu
sebagai ultrafiltrasi yaitu proses ginjal dalam menghasilkan urine,
keseimbangan elektrolit, pemeliharaan keseimbangan asam basa, eritropoiesis
yaitu fungsi ginjal dalam produksi eritrosit, regulasi kalsium dan fosfor atau
mengatur kalsium serum dan fosfor, regulasi tekanan darah, ekresi sisa
metabolik dan toksin (Baradewo,Wilfriad & Yakobus,2009).
Penyakit ginjal kronik disebabkan oleh berbagai penyakit. Penyebab
CKD antara lain penyakit infeksi, penyakit peradangan, penyakit vaskular
hipertensif, gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan hederiter,
penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati obstruktif (Price dan Wilson,
2006).

II. TUJUAN UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dan
pengunjung lain di Ruang 25 RSSA mampu mengetahui dan memahami
tentang CKD (Chronic Kidney Disease)

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien diharapkan:
a. Mengetahui pengertian CKD (Chronic Kidney Disease)
b. Mengetahui patofisiologi CKD (Chronic Kidney Disease)
c. Mengetahui penyebab CKD (Chronic Kidney Disease)
d. Mengetahui tanda dan gejala CKD (Chronic Kidney Disease)
e. Mengetahui komplikasi CKD (Chronic Kidney Disease)
f. Mengetahui pemeriksaan CKD (Chronic Kidney Disease)
g. Mengetahui penatalaksanaan CKD (Chronic Kidney Disease)
IV. MATERI PENYULUHAN
CKD (Chronic Kidney Disease)

V. MEDIA
1. Power Point
2. LCD
3. Laptop

4. Leaflet

VI. SETTING TEMPAT

Keterangan :

= Pemateri

= Moderator
= Peserta Penyuluhan
= Observer
= Fasilitator

VII. METODE PINYULUHAN


1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

VIII. URAIAN TUGAS


1. Moderator
Uraian tugas :
a) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
b) Mengatur proses dan waktu penyuluhan
c) Menutup secara penyuluhan
2. Penyaji
Uraian Tugas :
a) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyampaian materi penyuluhan
b) Menyampaikan / menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
c) Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Observer
Uraian Tugas :
a) Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta yang datang serta
menempatkan diri ke tempat yang memungkinkan dapat mengawasi
jalannya proses penyuluhan
b) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d) Menyampaikan evaluasi langsung secara tertulis pada penyuluh tentang
hal yang dirasa tidak sesuai dengn rencana penyuluhan

IX. RENCANA KEGIATAN


TAHAP KEGIATAN PENGAJAR KEGIATAN
PESERTA

Pendahuluan 1. Salam pembuka. 1. Menjawab salam.


2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
5 Menit
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan. keterangan dari
4. Menggali pengetahuan keluarga penyaji.
pasien mengenai CKD (Chronic
Kidney Disease).
Penyajian 1. Menjelaskan Materi Penyuluhan 1. Mendengarkan
a. Mengetahui pengertian CKD penjelasan penyaji.
15 Menit
(Chronic Kidney Disease)
b. Mengetahui patofisiologi CKD
(Chronic Kidney Disease)
c. Mengetahui penyebab CKD
(Chronic Kidney Disease)
d. Mengetahui tanda dan gejala 2. Bertanya
CKD (Chronic Kidney Disease)
e. Mengetahui komplikasi CKD
(Chronic Kidney Disease)
f. Mengetahui pemeriksaan CKD 3. Mendengarkan
(Chronic Kidney Disease) 4. Memberi pendapat
g. Mengetahui penatalaksanaan atas pertanyaan
CKD (Chronic Kidney Disease)
2. Memberi kesempatan pada pasien
dan keluarga pasien untuk bertanya
tentang penyakit CKD (Chronic
Kidney Disease)Menjawab
pertanyaan peserta
3. Feedback atau menanyakan kembali
kepada peserta tentag materi
penyuluhan.
Penutup 1. Menyimpulkan hasil penyuluhan. 1. Mendengarkan,
2. Menutup acara penyuluhan dengan 2. Menjawab salam.
10 Menit
mengucapkan salam

X. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan
b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan

2. Evaluasi Proses

a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan


b. Waktu sesuai dengan yang direncana
c. Selama proses berlangsung diharapkan audiens dapat mengikuti
seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audiens berperan aktif

3. Evaluasi Hasil

Audience mampu :
a. Mengerti dan memahami pengertian CKD (Chronic Kidney Disease)
b. Mengerti dan memahami patofisiologi CKD (Chronic Kidney Disease)
c. Mengerti dan memahami penyebab CKD (Chronic Kidney Disease)
d. Mengerti dan memahami tanda dan gejala CKD (Chronic Kidney
Disease)
e. Mengerti dan memahami komplikasi CKD (Chronic Kidney Disease)
f. Mengerti dan memahami pemeriksaan CKD (Chronic Kidney Disease)
g. Mengerti dan memahami penatalaksanaan CKD (Chronic Kidney
Disease)
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan
sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal
kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan
fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana
kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan
keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)

B. Klasifikasi
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju
Filtration Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m2
dengan rumus Kockroft – Gault sebagai berikut :
Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1.73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑ ≥ 90

2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau sedang 30-59

4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau berat 15-29

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis


Sumber : Sudoyo,2006 Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta : FKUI

C. Etiologi
Diabetes dan hipertensi baru-baru ini telah menjadi etiologi tersering
terhadap proporsi GGK di US yakni sebesar 34% dan 21% . Sedangkan
glomerulonefritis menjadi yang ketiga dengan 17%. Infeksi nefritis
tubulointerstitial (pielonefritis kronik atau nefropati refluks) dan penyakit ginjal
polikistik masing-masing 3,4%. Penyebab yang tidak sering terjadi yakni uropati
obstruktif , lupus eritomatosus dan lainnya sebesar 21 %. (US Renal System,
2000 dalam Price & Wilson, 2006). Penyebab gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis di Indonesia tahun 2000 menunjukkan glomerulonefritis menjadi
etiologi dengan prosentase tertinggi dengan 46,39%, disusul dengan diabetes
melitus dengan 18,65%, obstruksi dan infeksi dengan 12,85%, hipertensi dengan
8,46%, dan sebab lain dengan 13,65% (Sudoyo, 2006).

D. Patofisiologi
Terlampirkan
E. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal
kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan
sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian
dan tingkat kerusakan ginjal, usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan
gejala pasien gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi
sistem renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum),
edema periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis,
kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler

F. Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan
mengalami beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan
Bare (2001) serta Suwitra (2006) antara lain adalah :
1. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme, dan
masukan diit berlebih.
2. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan
kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
6. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
7. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
8. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
9. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan
adanya massa kista, obtruksi pada saluran perkemihan bagianatas.
2. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan
untuk diagnosis histologis.
3. Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.
4. EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan
asam basa.
b. Foto Polos Abdomen
Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.
c. Pielografi Intravena
Menilai sistem pelviokalises dan ureter, beresiko terjadi penurunan faal
ginjal pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
d. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
pelviokalises, dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi
sistem pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
e. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler,
parenkhim) serta sisa fungsi ginjal
f. Pemeriksaan Radiologi Jantung
Mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis
g. Pemeriksaan radiologi Tulang
Mencari osteodistrofi (terutama pada falangks /jari) kalsifikasi metatastik
h. Pemeriksaan radiologi Paru
Mencari uremik lung yang disebabkan karena bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograde
Dilakukan bila dicurigai adanya obstruksi yang reversible
j. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia)
k. Biopsi Ginjal
dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal kronis
atau perlu untuk mengetahui etiologinya.
l. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1) Laju endap darah
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak
ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus
/ nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna
kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat).
Osmolalitas : Kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan
tubular, amrasio urine / ureum sering 1:1.
3) Ureum dan Kreatinin
Ureum:
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10
mg/dL diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5).
4) Hiponatremia
5) Hiperkalemia
6) Hipokalsemia dan hiperfosfatemia
7) Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
8) Gula darah tinggi
9) Hipertrigliserida
10) Asidosis metabolic

H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu:
1. Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya odema
d. Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
a. Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus-kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat
akut adalah CAPD (Continues Ambulatori Periotinal Dialysis)
b. Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodialisis dilakukan melalui
daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
a) AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
b) Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke
jantung)
c. Operasi
a) Pengambilan batu
b) Transplantasu ginjal
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Dialisis Pada Diabetes Melitus.


http://internis.files.wordpress.com/2011/01/dialisis-pada-diabetes-
melitus.pdf diakses pada tanggal 23 Februari 2014
Anita dkk. Penggunaan Hemodialisis pada Bidang Kesehatan yang Memakai
Prinsip Ilmu Fisika. http://dc128.4shared.com/doc/juzmT0gk/preview.html
diakses pada tanggal 23 Februari 2014
Bakta, I Made & I Ketut Suastika,. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam.
Jakarta : EGC. 1999
Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcome Seventh Edition. China : Elsevier inc.
2005
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing
Intervention Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2008.
Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC. 2012.
Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby Elsevier.
2008.
Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide
to Understanding and Management. USA : Oxford University Press. 2010
Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2002
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC. 2001
Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2006
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

NO NAMA TTD

Anda mungkin juga menyukai