TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembahkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan
darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan
pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan
jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengabitkan kehilangan ekstremitas.
(Brunner, Suddarth, 2001).
Beberapa ahli memberikan defisiensi terhadap osteomielitis sebagai
berikut:
1. Osteomielitis adalah infeksi Bone Marrow pada tulang-tulang panjang
yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan kadang-kadang
Haemophlus influensae (Depkes RI, 1995).
2. Osteomielitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
3. Osteomielitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang
disebabkan oleh Staphylococcus (Henderson, 1997).
3
4
2.4. Etiologi
Adapun penyebab-penyebab osteomielitis ini adalah:
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain
Osteomielitis juga bisa terjadi 3 cara:
1. Aliran darah
Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah)
dari fokus di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi
terinfeksi). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh
yang lain ke tulang.
Pada anak-anak, infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan
lengan. Sedangkan pada orang dewasa biasnya terjadi pada tulang
7
2.5. Patofisiologi
Menurut Smeltzer, Suzanne (2001), Staphylococcus aureus merupakan
penyebab terbesar infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering
dijumpai pada osteomielitis meliputi Haemophylus influensi, Bakteri colli,
Salmonella thyposa, Proteus, Pseudomonas. Terdapat peningkatan insiden
infeksi resiten penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobic. Awitan
osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan
pertama (akut fulminan stadium 1) dan sering berhubungan dengan
penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat
(stadium 2) terjadi antara 4-24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis
awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penebaran hematogen dan terjadi 2
tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial tahap infeksi adalah
salah satu dari inflamasi, peningkatan faskularisasi dan edema, setelah 2 atau
3 hari, thrombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut,
mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan dengan
peningkatan tkanan jaringan dan medulla. Infeksi kemudian berkembangan ke
kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan
lunak atau sendi disekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal
kemudian akan terbentuk abses tulang. Pada perjalanan almiahnya, abses
dapat keluar spontan, namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan
drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk
daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses pada
umumnya,jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan
mengalir ke luar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti
yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan luka baru
(involuktrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi
proses penyembuhan namun sequestrum infeksius kronis yang tetap rentan
mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup pasien dinamakan
osteoemielitis tipe kronik.
9
7. Pemeriksaan tambahan
a. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama.
b. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang
pada T2, maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.
2.9. Komplikasi
1. Dini
a. Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
b. Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang
mendasarinya sembuh.
c. Atritis septik
2. Lanjut
a. Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan
penurunan fungsi tubuh yang terkena
b. Fraktur patologis
c. Kontraktur sendi
d. Gangguan pertumbuhan