Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Hak Asasi Manusia

1. Pengertian dan ruang lingkup HAM


HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia. Tanpa hak-
hak itu, manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut
diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam
kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001). HAM bersifat (universal), karena
diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras,
atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supra-legal, artinya tidak
tergantung pada adanya suatu negara atau undang-undang dasar,
kekuasaan pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi, karena
berasal dari sumber yang lebih tinggi (TUHAN). UU No. 39/1999 tentang
HAM mendefinisikan HAM sebegai seperangkat hak yang melekat pada
hakikat keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan YME. Adapun ruang
lingkup HAM meliputi:
a. Hak proibadi : hak-hak persamaan hidup, kebebasan, kemanan, dan
lain sebaginya;
b. Hak milik pribadi dalam kelompok suatu sosial;
c. Kebebasan sipil dan poltik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan;
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
2. Perkembangan HAM
Hak asasi manusia (HAM) baru disadari dan diperjuangkan agar
diakui dan dihormati semua orang semenjak lahirnya falsfah
individualisme. Munculnya negara nasional yang pemerintahannya
berkuasa penuh dan berhak mencampuri bidang kehidupan warganya,
ternayata menyadarkan manusia betapa perlunya ada wakil rakyat turut
serta dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan guna menjamin
kepentingan orang perseorang. Selain itu agama juga sudah
memberitahukan, bahwa semua manusia sama dan sederajat selaku ciptaan
Tuhan.

3
4

Dalam sejarah yang memperjuangkan pengakuan terhadap HAM


sebagai mana kita kenal dewasa ini, dikenal adanya beberapa dokumen
penting cetusan tuntutan HAM, yaitu sebagai berikut:
a. Magna charta
b. Petition of rights
c. Habeas corpus act
d. Bill of right
e. Declaration des droits de l’home et du citoyen
Dalam hubungan ini, perlu kita tinjau maksud dan tujuan PBB
seperi yang tertuang dalam mukadimah piagamnya, sebagai berikut:
a. Hendak menyelamtkan keturunan manusia yang ada dan yang akan
datang dari bencana perang;
b. Hendak meneguhkan sikap dan keyakinan tentang hak asasi tentang
harkat dan derajat manusia dan tentang persamaan kedudukan
anatara laki-laki dan perempuan, juga antara bangsa yang besar dan
yang kecil;
c. Hendak menimbulkan suasana keadilan dan penghargaan aas
berbaga kewajiban yang muncul dari segala perjanjian dan lain-
lain, sehingga sumber hukum internasional dapat dipelihara;
d. Hendak memajukan masyarakat dan tingkat hidup yang lebih baik
dalam suasana kebebasan yang lebih leluasa.
Secara umum, HAM dapat dibedakan menurut sifatnya, yaitu
sebagai berikut:
a. Personal rights, yaitu hak pribadi yang meliputi kemerdekaan
bersikap, bertidak/ bergerak, berpendapat, memeluk
agama/idealisme, hubungan seks, dan sebagainya;
b. Political rights, yaitu hak politik pemerintahan yang meliputi turut
memilih dan dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi,
demonstarsi, berkumpul, berpartisipasi dalam politik, dan
sebaginya;
c. Property rights, yaitu hak asasi ekonomi yang meiputi hak milik
benda, membeli dan menjual, mengadakan janji dagang dan
5

sebgaainya, tanpa campur tangan pemerintah secara berlebihan,


kecuali [eraturan bea cukai, pajak dan pengaturan perdagangan
pemerintahan;
d. Social and cultural rights, yaitu hak masyarakat dan budaya yang
meliputi hak memilih pendidikan dan pengajaran dan
mengembangkan kebudayaan yang disuaki serta mengamalkannya
dalam masyarakat;
e. Procedural rights, yaitu hak tata cara peradilan dan jaminan
perlindungan yang meliputi proses dan prosedur tata cara peradilan
menurut peraturan yang sah dan legal sebagai bukti pelaksanaan
HAM, misalnya perihal penahanan, penggeledahan, peradilan dan
vonis.
Dari 43 jenis konveksi yang berhasil dirumuskan berbagai komite
PBB yang berhubungan dengan HAM, maka konveksi dapat
dikelompokkan dalam 4 sifat konveksi yaitu sebagai beikut:
a. Konveksi yang bersifat universal, mislanya hak pribadi untuk hidup
dan berusaha;
b. Konveksi yang bersifat khusus, mislanya kejatahatn perang atau
pemusnahan kemanusian;
c. Konveksi yang bersifat perlindungan, misalnya perlindungan hak
minoritas, orang asing, ststeless, pelarian dan pencari suaka;
d. Konveksi yang bersifat diskriminasi, mslanya perbedaan kelas, ras,
kelompok dan sebagainya.
3. HAM pada tataran global
Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB, terdapat beberapa konsep
utama mengenai HAM yaitu sebagai berikut:
a. HAM menurut konsep negara-negara Barat
1) Ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak;
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, negara sebagai
koordinator dan pengawas;
3) Filosofi dasar hak asasi tertanam pada diri individu manusia;
4) Hak asasi lebih dulu ada dari pada tatanan negara.
6

b. HAM menurut konsep sosialis


1) Hak asasi hilang dari individu dan terintergrasi dalam masyarakat;
2) Hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada;
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi
menghendaki.
c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika
1) Tidka boleh bertentangan dengan jajaran agama/sesuai dengan
kodratnya;
2) Masyarakat sebagai keluarga besar dengan penghormatan utama
terhadap kepala keluarga;
3) Individu tubduk kepada kepala adat yang merupakan tugas dan
kewajiban anggota masyarakat.
d. HAM menurut konsep PBB
Konsep HAM ini dibadani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin
oleh Elenor Roosevelt (10 Desember 1948) dan secara resmi disebut
“Universal Declaration of Human Rights”. Di dalamnya menjelaskan
tentang hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan yang
dinikmati manusia di dunia yang mendorong penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia. Sejak tahu 1957, konsep HAM tersebut
dilengkapi dnegan tiga perjanjian yaitu:
1) Hak ekonomi sosial dan budaya;
2) Perjanjian internasional tentang hak sipil dan politik;
3) Protokol opsional bagi perjanjian hak sipil dan politik
internasional.
Pada siadang umum PBB tanggal 16 Desember 1996 ketiga dokumen
tersebut diterima dan diratifikasi. Universal Declaration of Human
Rights menyatakan, bahwa setiap orang mempunyai:
1) Hak untuk hidup
2) Kemerdekaan dan keamanan badan;
3) Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum;
4) Hak untuk memperoleh perlakukan yang sama dengan orang lain
menurut hukum;
7

5) Hak untuk mendapat jaminan hkum dalam perkara pidana seperti


diperiksa dimuka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti
yang sah;
6) Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara;
7) Hak untuk mendapat hak milik atas benda;
8) Hak untuk bebas memluk agama serta mempunyai dan
mengelaurkan pendapat;
9) Hak untuk berapat dan berkumpul;
10) Hak untuk mendapatkan jaminan sosial;
11) Hak untuk mendapatkan pekerjaan;
12) Hak untuk bedaganag
13) Hak untuk mendapatkan pendidikan
14) Hak untuk tuut serta dalam gerakan kebudayaan dalam
masyarakat;
15) Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan
keilmuan.

2.2 HAM di Indonesia: Permasalahn dan Penegakannya

Sejalan dengan amanat konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa


pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada pronsip bahwa hak-
hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan
satu kestuan yang tidak dapat dipisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan,
maupun dalam pelaksanaanya (Wirayuda, 2005). Sesuai dnegan pasal 1 (3),
pasal 55 dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus
dilakukan melalui suatu konsep kerjasama internasional yang berdasarkan
pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antarnegara
serta hukum internasional yang berlaku.

HAM di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI, yitu: Pembukaan


UUD 1945 (alineal I), Pancasila ke-4, Batang Tubuh UUD 1945 (Pasal 27,
29, dan 30), UU No. 39 tentang HAM dan UU No. 26 / 2000 tentang
Pengadilan HAM. Program penegakan hukum dan HAM (PP No. 7 Tahun
2005) meliputi pemberantasan korupsi, antiterorisme, dan pembasmian
8

penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh karena itu, penegakan


hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif, dan
konsisten.

2.3 Rule of Law

Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-
19. Bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir
sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran
parelmen dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap negara
absolut yang berkembang sebelumnya. Rule of Law merupakan konsep
tentang common law, dimana segenap lapisan masyarakat dan negara beserta
seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun
di atas prinsip keadilan dan egalitarian.

1. Konsepsi Rule of Law


a. Pengertian dan lingkup Rule of Law
Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan Rule of
Law menjadi dua, yaitu pengertian secara formal (in the formal sense)
dan pengertian secara hakiki/materil (ideological sense). Secara formal
Rule of Law diartikan sebagai kekuasann umum yang terorganisasi,
mislanya negara. Sedangkan secara hakiki, terkait dnegan penegakan,
karena menyakngkut ukuran hukum yang baik dan buruk.
b. Isu-isu Rule of Law
hal-hal yang sering mengemukakan dalam kaitannya dengan rule of
law antara lain:
1) Masih relevakah rule of law di indonesi?;
2) Bagaimana seharusnya rule of law itu dilaksanakan?;
3) Sejauh mana komitmen pemerintah untuk melaksanakan prinsip-
prinsip rule of law?;
4) Apa yang harus dilakukan agar rule of law dapat berjalan efektif?.
2. Prinsip-prinsip rule of law secara formal di Indonesia
Di Indonesia, prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera
dalma pembukaan UUD 1945. Prinsip-prinsip tersebut pada hakiatnya
9

merupakan jaminan seacra formal terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat dan
juga “keadialn sosial”, sehingga Pembukaan UUD 1945 bersifatt tetap dan
instruktif bagi penyelenggaraan negara. Dengan demikian inti dari rule of
law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat, terutama keadialn
sosial. Prinsip-prinsip tersebut merupakan dasar hukum pengambilan
kebijakna bagi penyelanggaraan negara/pemerintahan, baik di tingkat
pusat maupun daerah, yang berkaitan dengan jaminan atas arasa keadilan
terutama keadilan sosial.
3. Strategi pelaksanaan (pengembangan) rule of law
a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan
pada corak masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian
nasional masing-masing bangsa;
b. Rule of law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada akar
budaya yang tumbuh dan berkembang pada bnagsa;
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial,
gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat dan negara,
harus dapat ditegakkan secara adul, dan hanya memihak kepada
keadilan.

2.4 Warga Negara Indonesia


Penduduk menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945 ialah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan warga
negara menurut pasal 26 ayat (1) ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undnag sebagai warga
negara.
1. Asas kewarganegaraan
a. Asas kelahiran (ius soli)
Asas kelahiran (ius soli) adalah penentu status kewarganegaraan
berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang.
b. Asas keturunan (ius sanguinis)
Asas keturunan (ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan
berdasarkan pertalian darah atau keturunan.
10

c. Asas perkawinan
Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang
memilkinasa kesatuan hukum, yaitu paradigma suami isteri atau ikatan
keluarga merupakann inti masyarakat yang mendambakan suasana
sejahtera, sehat dan bersatu.
d. Unsur pewarganegaraan (naturalisasi)
Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktit, yaitu seseorang yang dapat
menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak
untuk menjadi warga negara dari suatu negara.
2. Problem status kewarganegaraan
Dalam problem status kewarganegaraan seseorang, apabila asas
kewarganegaraan di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah negara,
akan mengakibatkan status kewarganegaraan seseorang menjadi sebagai
berikut:
a. Apatride, yaitu seseorang tidak mendapat kewarganegaraan
disebabkan oleh orag tersebut lahir disebuah negara yang menganut
asas ius sanguinis;
b. Bipatride, yaitu seseorang akan mendapat dua kewarganegaraan,
apabila orang tersebut berasal dari orang tua yang mana negaranya
menganut sanguinis, sedangkan dia lahir di suatu negara yang
menganut asas ius soli;
c. Multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal diperbatasan
antara dua negara.
Sedangkan cara untuk mendapat kewarganegaraan di Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Karena kelahiran;
b. Karena pengangkatan;
c. Karena dikabulkan permohonan;
d. Karena pewarganegaraan;
e. Karena perkawinan;
f. Karena turut ayah dan ibu
g. Karena pernyataan.
11

3. Hak dan kewajiban warga negara


a. Hak warga negara
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;
2) Berhak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan pikiran;
3) Berhak untuk hidup dan mempertahnakan kehidupan;
4) Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan;
5) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta perlindungan kekerasan dan diskriminasi;
6) Setiap orangberhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya;
7) Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan bdaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan hidup manusia;
8) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya;
9) Setiap orang berhak atas pengakuan, jmainan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depadn
hukum;
10) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan
pelakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
b. Kewajiban warga negara
1) Wajib mengunjungi hukum dan pemerintah;
2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara;
3) Wajib ikut serta dalam pembalaan negara;
4) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain;
5) V tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undnag-
undang untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak
dan kebebasan orang lain;
6) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara;
7) Wajib mengikuti pendidikan dasar.
12

c. Tugas dan tanggung jawab negara


1) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduudk memeluk
agamanya;
2) Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan khususnya
pendiidkan dasar;
3) Pemerintah berkewajiban mengushakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional;
4) Negara memproritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
20% dari anggaran belanja negara dan belanja daerah;
5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemanjuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia;
6) Negara memajukan kebudayaan manusia ditengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dengan memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budaya;
7) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan kebudayaan nasional;
8) Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting begi negara
dan menguasai hidup orang banyak;
9) Negara mengusai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran
rakyat;
10) Negara bekewajiban memelihara fikir miskin dan anak-anak
terlantar;
11) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan;
12) Negara bertanggung jawab atas persedian fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
13

2.5 Pemberantasan Korupsi


Pada masa pemerintahan reformasi, pemerintah telah berusaha
menegakkan pemerintah yang bersih dan memberikan jaminan keadilan
dalam mayarakat.
1. Pengertian korupsi
Korupsi berkaitan dengan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum (publik) atau masyarakat luas untuk keuntungan pribadi atau
kelompok tertentu. Ciri-ciri korupsi adalah sebagai berikut :
a. Korupsi melibatkan lebih dari satu orang;
b. Kegiatanyya serba rahasia;
c. Keuntungan diperoleh secara timbal bailk;
d. Berlindung dibalik pembenaran hukum;
e. Mempengaruhi keputusan-keputusan pememrintahan;
f. Mengandung penipuan kepada publik/masyarakat;
g. Bentuk pengkhianatan kepercayaan rakyat;
h. Melanggar norma dan tatanan masyarakat.
2. Pemberantasn korupsi
Penyebab utama dari pelaku korupsi adalah nafsu hidup mewah
dalam kelompok yang memerintah. Korupsi merugikan orang banyak yang
telah bekerja keras dan berlaku jujur, tindakan kortupsi tidak menghargai
fitrah manusia yang dilihamkan kepadanya untuk cinta kepada kebaikan.
Pemberantasan korupsi snagat penting bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan beberapa pertimbangan.
Penanggulangan pemberantasan korupsi yang telah ditetapkan
dalam UU No. 7 Tahun 2006 tentang Pengessahan Anti Korupsi 2003
adalah sebagai berikut:
a. Membedayakan komisi pencegahan pemeriksaan kekayaan pejabat
dan latar belakang kehidupannya;
b. Membangun sistem pencegahan dini korupsi, undang-undnag anti
korupsi yang konsisen;
c. Memberi jaminan hidup layak bagi pegawai;
14

d. Menggunakan sistem embuktian terbaik artinya membuktika asal-usul


kekayaan pejabat negara;
e. Mengumumkan audit kekayaan pejabat sebelum dan sesudah bertugas.
3. Partisipasi dalam pemberantasan korupsi
Dukungan masyarakat terhadap pemberantasan korupsi dapat
dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Mengasingkan dan menolak keberadaan koruptor serta tidak memilih
pejabat yang terlibat korupsi;
b. Melakukan pengawasan dan mendukung terciptanya yang anti
korupsi;
c. Melaporkan bila ada penyelewengan dan berani memberikan
kesaksian dalam pemeriksaan perkara korupsi.
4. Apakah instrumen kelembagaan anti korupsi di Indonesia?
a. Mahkama Agung (MA)
b. Komisi Yudisial (KY)
c. Kejaksaan Agung
d. Kepolisian
e. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
f. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
g. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Anda mungkin juga menyukai