Anda di halaman 1dari 10

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian

1. Assesment
a. Riwayat kesehatan. Anamnesis memegang peranan penting pada evaluasi klien
osteoporosis. Kadang keluhan utama (missal fraktur kolum femoris pada
osteoporosis). Factor lain yang perlu diperhatikan adalah usia, jenis kelamin, ras,
status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan
pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, kurang asupan kalasium, fosfat
dan vitamin D. obat-obatan yang diminum dalam jangka panjang, alkohol dan
merokok merupakan factor risiko osteoporosis. Penyakit lain yang juga harus
ditanyakan adalah ppenyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin dan insufisiensi
pancreas. Riwayat haid, usia menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi,
serta riwayat keluarga yang menderita osteoporosis juga perlu dipertanyakan.
b. Pengkajian psikososial. Perlu mengkaji konsep diri pasien terutama citra diri
khususnya pada klien dengan kifosis berat. Klien mungkin membatasi interaksi
social karena perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, misalnya tidak mampu
duduk dikursi dan lain-lain. Perubahan seksual dapat terjai karena harga diri rendah
atau tidak nyaman selama posisi interkoitus, osteoporosis menyebabkan fraktur
berulang sehingga perawat perlu mengkaji perasaan cemas dan takut pada pasien.
c. Pola aktivitas sehari-hari. Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan
olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian, mandi, makan, dan toilet.
Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerak dan
persendian adalah agility, stamina menurun, koordinasi menurun, dan dexterity
(kemampuan memanipulasi keterampilan motorik halus) menurun.
d. Adapun data subyektif dan obyektif yang bisa di dapatkan dari klien dengan
osteoporosis adalah
1) Data subyektif :
Klien mengeluh nyeri tulang belakang
Klien mengatakan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun
Klien mengatakan membatasi pergaulannya karena perubahan yang tampak
dan keterbatasan gerak
Klien mengatakan stamina badannya terasa menurun

16
17

Klien mengeluh bengkak pada pergelangan tangannya setelah jatuh


Klien mengatakan kurang mengerti tentang proses penyakitnya
Klien mengatakan buang air besar susah dank eras
2) Data obyektif
Tulang belakang bungkuk
Terdapat penurunan tinggi badan
Klien tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal brace)
Terdapat fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular
Klien tampak gelisah
Klien tampak meringis
2. Pemeriksaan fisik
a. System pernafasan
Terjadi perubahan pernapasan pada kasus kiposis berat karena penekanan pada
fungsional paru.
b. System kardiovaskuler
c. System persyarafan
Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan
halus merupakan indikasi adanya fraktur satu atau lebih fraktur kompresi
vertebral.
d. System perkemihan
e. System pencernaan
Pembatasan pergerakan dan deformitas spinal mungkin menyebabkan
konstipasi abdomianal distance.
f. System musklooskletal
Inspeksi dan palpasi pada daerah columna vertebralis penderita dengan
osteoporosis seiring menunjukkan kiposis atau gibus (dowagers hump) dan
penurunan tinggi badan dan berat badan. Adanya perubahan gaya berjalan,
deformitas tulang, leg-lenght inequality, nyeri spinal. Lokasi fraktur yang
sering terjadi adalah anatara vertebrae thorakalis 8 dan lumbalis 3.
3. Pemeriksaan diagnostik
a. Radiologi
b. CT-Scan
c. Pemeriksaan laboratorium
18

3.2 Diagnosa yang mungkin muncul pada osteoporosis

1. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebrae


2. Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder terhadap perubahan
skeletal (kiposis), nyeri sekunder atau fraktur baru
3. Resiko injury (cedera) berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skletal dan
ketidakseimbangan tubuh
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan atau gangguan gerak ditandai
dengan klien mengeluh nyeri pada tulang belakang, kemampuan gerak cepat menurun,
klien mengatakan badan terasa lemas dan stamina menurun serta dapat fraktur
traumatic pada vertebrae dan menyebabkan kifosis angular.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta
psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi ditandai dengan klien mengatakan
membatasi pergaulan dan tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal
brace)
6. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi berhubungan
dengan kurang informasi, salah persepsi, ditandai dengan klien mengatakan kurang
mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah
7. Gangguan eleminasi alvi yang berhubungan dengan kompresi saraf pencernaan ileus
paralitik ditandai dengan klien mengatakan buang air besar susah dan keras

3.3 Intervensi

1) Nyeri sehubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebrae


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang
Kriteria :
a. Klien akan mengekspresikan perasaan nyerinya
b. Klien dapat tenang dan istirahat yang cukup
c. Klien dapat mandiri dalam perawatan dan penanganannya secara sederhana

INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tingkat nyeri 1. Tulang dalam peningkatan
pada punggung, jumlah trabekuler, pembatasan
terlokalisisr atau nyeri gerak spinal.
menyebar pada abdomen
19

atau pinggang 2. Laternatif lain untuk


2. Ajarkan pada klien mengatasi nyeri pengaturan
tentang alternatif lain posisi, kompres hangat dan
untuk mengatasi dan sebagainya.
mengurangi rasa 3. Keyakinan klien tidak dapat
nyerinya. mentolelir akanb obat yang
3. Kaji obat-obatan untuk adequaty atau tidak adequat
mengatasi nyeri untuk mengatasi nyerinya.
4. Rencanakan pada klien 4. Kelelahan dan keletihan dapat
tentang periode istirahat menurunkan minat untuk
adequat dengan aktivitas sehari-hari.
berbaring dengan posisi
terlentang selam kurang
lebih 15 menit

2) Perubahah mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder terhadap perubahan


skletal (kiposis), nyeri sekunder atau frkatur baru.
Tujuan : Setelah diberi tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan
mobilitas fisik.
Kriteria :
a. Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik
b. Klien mampu melakukan ADL secara independent
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat kemampuan klien 1. Dasar untuk memberikan
yang masih ada alternatif dan latihan
gerak yang sesuai dengan
kemampuannya.
2. Rencanakan tentang pemberian 2. Latihan akan
program latihan : meningkatkan pergrakan
bantu klien jika diperlukan otot dan stimulasi
latihan sirkulasi darah.
ajarkan klien tentang ADL
yang bisa dikerjakan,
20

ajarkan pentingnya latihan


3. Bantu kebutuhan untuk 3. ADL secara independent
beradaptasi dan melakukan ADL,
rencana okupasi
4. Peningkatan latihan fisik secara 4. Dengan latihan fisik :
adequat : Massa otot lebih
Dorong latihan dan hindari besar sehingga
tekanan pada tulang seperti memberikan
berjalan perlindungan pada
Instruksikan klien latihan osteoporosis
selama kurang lebi 30 menit Program latihan
dan selingi dengan isitirahat merangsang
dengan berbaring selam 15 pembentukan tulang
menit Gerakan menibulkan
Hindari latihan fleksi, kompresi vertikal dan
membungkuk dengan tiba- risiko fraktur
tiba danmengangkat beban vertebrae
berat

3) Risiko injury (cedera) berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skletal dan
ketidakseimbangan tubuh
Tujuan : Injury (cedera) tidak terjadI
Kriteria :
a. Klien tidak jatuh dan fraktur tidak terjadI
b. Klien dapat menghindari aktivitas yang mengakibatkan fraktur

INTERVENSI RASIONAL
1. Ciptakan lingkungan yang 1. Menciptkan lingkungan
bebas dari bahaya : yang aman
Tempatkan klien pada danmengurangi resiko
tetmpat tidur rendah terjadinya kecelakaan.
Amati lantai yang
21

membahayakan klien
Berikanpenerangan yang
cukup
Tempatkan klien pada
ruangan yang tertutup dan
mudah untuk diobservasi
Ajarkan klien tentang
pentingnya menggunakan
alat pengaman di ruangan
2. Berikan support ambulasi sesuai 2. Ambulasi yang dilakukan
dengan kebutuhan : tergesa-gesa dapat

Kaji kebutuhan untuk menyebabkan mudah

berjalan jatuh.

Konsultasi dengan ahli


terapis
Ajarkan klien untuk meminta
bantuan bila diperlukan
Ajarkan klien waktu berjalan
dan keluarg ruangan
3. Penarikan yang terlaluk
3. Bantu klien untuk melakukan
keras akanmenyebakan
ADL secara hati-hati
terjadinya fraktur.

4. Ajarkan pad untuk 4. Pergerakan yang cepat


aklien
akan lebih mudah
berhenti secara pelan-pelan,
terjadinya fraktur
tidak naik tangga dan
kompresi vertebrae pada
mengangkat beban berat
klien dengan osteoporosis.
5. Diit calsium dibutuhkan
5. Ajarkan pentingnya diit untuk
untuk mempertahnkan
mencegah osteoporosis :
kalsium dalm serum,
Rujuk klien pada ahli gizi
mencegah bertambahnya
Ajarkan diit yang
akehilangan tulang.
mengandung banyak kalsium
Kelebihan kafein akan
Ajarkan klien untuk
22

mengurangi atau berhenti meningkatkan kehilangan


menggunakan rokok atau kalsium dalam urine.
kopi Alkohorl akan
meningkatkan asioddosis
yang meningkatkan
resorpsi tulang.

6. Ajarkan efek dari rokok terhadap 6. Rokok dapat


pemulihan tulang meningkatkan terjadinya
Observasi efek samping dari asidosis
obat-obtan yang digunakan
Obat-obatan seperti
deuritik, phenotiazin
dapat menyebabkan
dizzines, drowsiness
dan weaknes yang
merupakan
predisposisi klien
untuk jatuh.

4) Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan atau gangguan gerak
ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada tulang belakang, kemampuan gerak cepat
menurun, klien mengatakan badan terasa lemas dan stamina menurun serta terdapat
fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan perawatan diri klien
terpenuhi
Kriteria hasil :
a. klien mampu mengungkapkan perasaan nyaman dan puas tentang kebersihan diri,
mampu mendemonstrasikan kebersihan optimal dalam perawatan yang diberikan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kemampuan untuk 1. untuk mengetahui sampai sejauh
berpartisipasi dalam setiap mana klien mampu melakukan
23

aktifitas perawatan perawatan diri secara mandiri


2. Beri perlengkapan adaptif jika 2. peralatan adaptif ini berfungsi
dibutuhkan misalnya kursi untuk membantu klien sehingga
dibawah pancuran, tempat dapat melakukan perawatan diri
pegangan pada dinding kamar secara mandiri dan optimal
mandi, alas kaki atau keset yang sesuai kemampuannya.
tidak licin, alat pencukur,
semprotan pancuran dengan
tangkai pemegang
3. Rencanakan individu untuk 3. bagi klien lansia, satu bagian
belajar dan mendemonstrasikan aktivitas bisa sangat melelahkan
satu bagian aktivitas sebelum sehingga perlu waktu yang
beralih ke tingkatan lebih lanjut cukup untuk mendemonstrasikan
satu bagian dari perawatan diri

5) Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik
serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi ditandai dengan klien
mengatakan membatasi pergaulan dan tampak menggunakan penyangga tulang
belakang (spinal brace)
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat
menunjukkan adaptasi dan menyatakan penerimaan pada situasi diri
Kriteria hasil :
a. klien mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep diri yang akurat
tanpa harga diri negative, mengungkapkan dan mendemonstrasikan peningkatan
perasaan positif

INTERVENSI RASIONAL
1. Dorong klien mengekspresikan 1. ekspresi emosi membantu klien
perasaannya khususnya mengenai mulai meneerima kenyataan.
bagaimana klien merasakan, 2. kritik negative akan membuat
memikirkan dan memandang klien merasa semakin rendah
dirinya. diri.
2. Hindari kritik negative 3. Dukungan yang cukup dari
24

3. Kaji derajat dukungan yang ada orang terdekat dan teman dapat
untuk klien. membantu proses adaptasi

6) Gangguan eleminasi alvi yang berhubungan dengan kompresi saraf pencernaan ileus
paralitik ditandai dengan klien mengatakan buang air besar susah dan keras
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan eleminasi klien tidak
terganggu
Kriteria hasil :
a. klien mampu menyebutkan teknik eleminasi feses, klien dapat mengeluarkan feses
lunak dan berbentuk setiap hari atau 3 hari.

INTERVENSI RASIONAL
1. Auskultasi bising usus. 1. Hilangnya bising usus
menandakan adanya paralitik
ileus.
2. Observasi adanya distensi 2. Hilangnya peristaltic(karena
abdomen jika bising usus tidak gangguan saraf) melumpuhkan
ada atau berkurang. usus, membuat distensi ileus
dan usus.
3. Catat frekuensi, karakteristik dan 3. Mengidentifikasi derajat
jumlah feses. gangguan/disfungsi dan
kemungkinan bantuan yang
diperlukan.
4. Program ini diperlukan untuk
4. Lakukan latihan defekasi secara
mengeluarkan feses secara
teratur.
rutin.
5. Meningkatkan konsistensi feses
5. Anjurrkan klien untuk
untuk dapat melewati usus
mengkonsumsi makanan berserat
dengan mudah
dan pemasukan cairan yang lebih
banyak termasuk jus/sari buah
25

7) Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi yang


berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien
mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah
Tujuan : setelsh diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien memahami tentang
penyakit osteoporosis dan program terapi
kriteria hasil :
a. klien mampu menjelaskan tentang penyakitnya, mampu menyebutkan program
terapi yang diberikan, klien tampak tenang

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji ulang proses penyakit dan memberikan dasar pengetahuan
harapan yang akan dating. dimana klien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi
Ajarkan pada klien tentang faktor- Informasi yang diberikan akan
faktor yang mempengaruhi membuat klien lebih memahami
terjadinya osteoporosis tentang penyakitnya
Berikan pendidikan kepada klien suplemen kalsium ssering
mengenai efek samping penggunaan mengakibatkan nyeri lambung dan
obat distensi abdomen maka klien
sebaiknya mengkonsumsi kalsium
bersama makanan untuk mengurangi
terjadinya efek samping tersebut dan
memperhatikan asupan cairan yang
memadai untuk menurunkan resiko
pembentukan batu ginjal.

Anda mungkin juga menyukai