Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK

Disusun Oleh :

Puji Nurani (J210160066)

Riza Berlianasari (J210160074)

Nida Roihatul jannah (J210160083)

Eucha Mollichta Oryzanti (J210160098)

Sandy Taufiqqur’rohman (J210160109)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : GGK (Gangguan Ginjal Kronik)

Sub Topik : Perawatan pasien GGK (Gangguan Ginjal Kronik)

Sasaran : Keluarga pasien penderita GGK

Hari, Tanggal : Jum’at, 7 Desember 2018

Tempat : Mini Hospital Ruang Bedah

Pelaksana : Mahasiswa S1 keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Waktu : Pukul 10.00 - 11.00 WIB

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan para peserta penyuluhan mengerti


dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perawatan pasien GGK (Gangguan
Ginjal Kronis) / CKD (Chronic Kidney Disease).

2. Tujuan Khusus

 Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 60 menit, diharapkan peserta


penyuluhan kesehatan mampu

 Mengetahui pengertian GGK

 Mengetahui klasifikasi GGK

 Mengetahui penyebab GGK

 Mengetahui pencegahan GGK

 Mengetahui penatalaksanaan GGK

 Mengetahui perawatan GGK


B. Pokok Bahasan

1. Menjelaskan pengertian GGK

2. Menjelaskan klasifikasi GGK

3. Menjelaskan penyebab GGK

4. Menjelaskan pencegahan GGK

5. Menjelaskan penatalaksanaan GGK

6. Menjelaskan perawatan GGK

C. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

D. Media

1. Leaflet

2. Power point

E. Plan of Action (POA)

No. Tahap Waktu Kegiatan Media

1. Pembukaan 10 menit  Memberi salam Lisan


 Menjelaskan TIK
 Menjelaskan proses
belajar mengajar
2. Pelaksanaan 40 menit  Menanyakan kepada Leaflet dan
keluarga pasien apa yang power point
diketahui tentang GGK.
 Menjelaskan fungsi ginjal.
 Menjelaskan gangguan
fungsi ginjal.
 Menjelaskan gejala GGK.
 Menjelaskan penyebab
GGK.
 Menjelaskan
penatalaksanaan GGK.

3. Penutup 10 menit  Evaluasi Lisan


 Menyimpulkan materi
 Memberi kesempatan pada
orang tua untuk bertanya
 Memberi salam penutup

F. Pengorganisasian

1. Penyaji

2. Moderator

3. Observer dan Notulen

4. Fasilitator

G. Job Description

1. Penyaji
 Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang perawatan pasien GGK
(gagal ginjal kronik)
 Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal-hal
tentang isi, makna, dan maksud dari penyuluhan

2. Moderator

 Bertanggung jawab atas kelancaran acara


 Membuka dan menutup acara
 Mengatur waktu penyajian sesuai dengan rencana kegiatan

3. Fasilitator

 Membantu kelancaran acara penyuluhan


 Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
 Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan

4. Observer dan Notulen

 Mengamati jalannya acara penyuluhan


 Mencatat pertanyaan peserta
 Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir

H. Setting Tempat

Media
Keterangan :

: Presenter

: Fasilitator

: Observer

: Moderator
I. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur

 Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara dilaksanakan

 Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan

 Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan

 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja sama


dengan Tim PKRS RSUD Dr. Soetomo Surabaya

 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat


penyuluhan dilaksanakan

2. Kriteria Proses

 Acara dimulai tepat waktu

 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

 Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan

 Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan

 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan of Action)

 Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description

3. Kriteria Hasil

 Peserta yang datang sejumlah 7 orang atau lebih

 Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh pemateri (penyaji)

 Peserta mampu menjawab dengan benar sebanyak 75% dari pertanyaan


penyaji
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian GGK

Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun secara cepat dan fungsi
tersebut tidak dapat kemali seperti semula, yaitu dimana ginjal mengalami kegagalan dalam
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

B. Klasifikasi GGK

Salah satu fungsi ginjal adalah memfiltrasi protein, sehingga normalnya tidak ditemukan
protein dalam urin. Pemeriksaan urin rutin merupakan suatu pemeriksaan yang amat
sederhana untuk mengetahui apakah terdapat gangguan fungsi ginjal. Berdasarkan
kemampuan filtrasinya, gagal ginjal dibagi menjadi:

1. Stadium 1 (GFR > 90)

Pada gagl ginjal stadium 1, fungsi ginjal dalam batas normal, namun terdapat
kelainan pada pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan struktur ginjal, atau terdapat
faktor genetik. Tidak ada pengobatan khusus pada stadium ini, target tekanan darah
harus dicapai sesegera mungkin.

2. Stadium 2 (GFR 60 - 89)


Pada gagal ginjal stadium 2, terdapat penurunan minimal fungsi ginjal selain
ditemukannya kelainan pada pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan struktur ginjal,
atau adanya faktor genetik. Sama seperti pada stadium 1, tidak ada pengobatan
khusus, faktor risiko terjadinya progresifitas penyakit ginjal perlu ditelaah dan
diintervensi segera.

3. Stadium 3 (GFR 30 - 59)

Pada gagal ginjal stadium 3, terdapat penurunan fungsi ginjal yang bermakna.
Penyakit gagal ginjal merupakan penyakit yang perjalanannya progresif, dalam
artian terus berlangsung sehingga perlu dilakukan tindakan yang dapat
menghambat lajunya kerusakan ginjal. Faktr risiko harus dapat ditekan dan
penyebab terjadinya gagal ginjal perlu dievaluasi dengan seksama.

4. Stadium 4 (GFR 15 - 29)

Pada gagal ginjal stadium 4, penurunan fungsi ginjal sudah berat dan perlu
dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan hemodialisis atau tindakan cuci darah.
Hemodialisis rutin perlu ditelaah lebih baik dari segi medis maupun dari segi
ekonomi.

5. Stadium 5 (GFR < 15 atau menjalani tindakan hemodialisis rutin)

Pada gagal ginjal stadium ini, dapat dikatakan ginjal tidak berfungsi lagi, sehingga
tindakan hemodialisis dianjurkan sesegera mungkin sebelum muncul gangguan
yang mengancam jiwa.

Sesuai definisinya, gangguan ginjal dikatakan kronis bila terjadi gangguan fungsi
maupun struktur ginjal lebih dari 3 bulan. Artinya, meskipun pada pemeriksaan
menunjukkan bahwa fungsi ginjal dalam batas normal, namun terdapat gangguan
struktur ginjal lebih dari 3 bulan, sudah dapat dikatakan menderita penyakit ginjal
kronis. Pada keadaan ini penderita digolongkan ke dalam gagal ginjal stadium 1.

Pada hemodialisis, darah dari penderita akan masuk ke dalam suatu alat ginjal
buatan dimana pada alat tersebut akan terjadi proses penyaringan zat-zat beracun
maupun elektrolit yang berbahaya bagi tubuh. Setelah proses tersebut selesai, darah
yang "bersih" akan dimasukkan lagi ke dalam tubuh penderita.

C. Penyebab GGK
1. Kurang minum

2. Minuman beralkohol

3. Minuman bersoda

4. Tekanan darah tinggi

5. Infeksi penyakit

6. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat

7. Penyakit bawaan

8. Batu saluran kencing

D. Tanda dan Gejala GGK

1. Sakit kepala

2. Sesak nafas, oedema paru, hipertensi, oliguria, anuria, oedema ekstremitas

3. Mual, muntah, pucat, kulit kering, anemia

4. Gejala dini seperti lemah, sakit kepala, berat badan menurun, lelah, dan nyeri pinggang

5. Gejala lanjut seperti nafsu makan menurun, mual disertai muntah, sesak nafas baik di
waktu ada kegiatan atau tidak, bengkak yang disertai lekukan, gatal-gatal pada kulit,
dan kesadaran menurun

E. Penatalaksanaan GGK

1. Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan yang keluar (input - output)

2. Batasi cairan yang masuk

3. Cuci darah (hemodialisis)

4. Operasi

5. Pengambilan batu

6. Transplantasi ginjal (cangkok ginjal)

7. Nutrisi

8. Obat-obatan
F. Perawatan GGK di Rumah

Pengaturan diet tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium, rendah kalium.

1. Jenis makanan yang diperbolehkan

a. Bahan makanan sumber karbohidrat


 Nasi, bihun, jagung, madu, permen
b. Bahan makanan sumber protein
 Telur, daging, ikan, ayam, susu rendah protein
c. Bahan makanan sumber lemak
 Minyak jagung, minyak kacang tanah
d. Bahan makanan sumber vitamin, adalah semua sayuran dan buah-buahan
dengan pengolahan khusus, yaitu:
 Kupas buah atau sayur, potong-potong lalu cuci dengan air mengalir.
Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai sayur dan
buah terendam, rendam selama kurang lebih 2 jam (banyaknya air
kurang lebih 10 kali bahan makanan)
 Buang air rendaman
 Bilas dengan air mengalir
 Masak sayur dan buah. Buah dapat dimasak sebagai setup/cocktail
(buang air rebusan buah)

2. Jenis makanan yang Tidak diperbolehkan


a. Bahan makanan sumber karbohidrat
 Umbi-umbian (kentang, singkong, ubi, talas, dll)
b. Bahan makanan sumber protein
 Kacang-kacangan dan hasil olahannya (tempe, tahu, dll)

c. Bahan makanan sumber lemak

 Minyak kelapa, santan, lemak hewan

d. Bahan makanan sumber vitamin dan mineral


 Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium pada pasien yang memiliki
kadar kalium tinggi dalam darah
3. Tujuan Diet pada pasien dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah:
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal
b. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia)
c. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
d. Mencegah dan mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan
memperlambat turunnya laju filtrasi gloerulus
4. Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan gangguan lain
yang menyebabkan asupan gizi tidak adekuat / tidak mencukupi. Syarat pemberian
Diet pada Gagal Ginjal Kronik adalah:
a. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB

b. Protein rendah, yaitu 0,6 - 0,75 gr/kg BB

c. Lemak cukup, yaitu 20 - 30 % dari kebutuhan total energi, diutamakan


lemak tidak jenuh ganda

d. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi yang berasal


dari protein dan lemak

e. Natrium dibatasi, apabila ada hipertensi, oedema, asites, oliguria, atau


anuria. Banyak natrium yang diberikan antara 1 - 3 gr

f. Kalium dibatasi (60 - 70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah >
5,5 mEq), oliguria, atau anuria

g. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan


pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (± 500 ml)

h. Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen pridoksin, asam folat, vitamin
C, dan vitamin D

i. Ada tiga jenis Diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:

 Diet Rendah Protein I


30 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg
 Diet Rendah Protein II
35 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg
 Diet Rendah Protein III
40 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg

Karena kebutuhan gizi pasien penyakit gagal ginjal kronik sangat bergantung
pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan
dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Untuk protein dapat
ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Edisi Ke-6. Jakarta: Gramedia.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Rendi, Clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedal dan Penyakit Dalam. Yogyakarta:
Noha Medika.

Anda mungkin juga menyukai