Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMBERIAN DIET PADA PASIEN DENGAN CKD

Pokok Bahasan : Nutrisi Penyakit Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa


Sasaran : Pasien dan Keluarga
Hari / Tanggal : Sabtu, 18 Juni 2022
Tempat : Ruang Hemodialisa
Waktu : 60 menit

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Diet Pada Penderita Gagal

Ginjal Kronik dengan Hemodialisa diharapkan pasien mampu memahami

tentang nutrisi pada penderita Gagal Ginjal Kronik/CKD yang menjalani

hemodialisa.

II. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit para penderita Gagal Ginjal

Kronik /CKD diharapkan dapat menjelaskan kembali tentang :

1. Pengertian gagal ginjal kronik dengan Hemodialisa

2. Pengertian diit nutrisi pada penderita CKD dengan Hemodialisa

3. Tujuan diberikan diet pada penderita CKD dengan Hemodialisa

4. Macam-Macam Diet Penderita CKD dengan Hemodialisa

5. Bahan-Bahan yang Dianjurkan Untuk Ditingkatkan Konsumsinya

6. Bahan makanan yang tidak dianjurkan

7. Cara mengatur diet


III. Materi Peyuluhan

1. Pengertian gagal ginjal kronik dengan Hemodialisa

2. Pengertian diit nutrisi pada penderita CKD dengan Hemodialisa

3. Tujuan diberikan diet pada penderita CKD dengan Hemodialisa

4. Macam-Macam Diet Penderita CKD dengan Hemodialisa

5. Bahan-Bahan yang Dianjurkan Untuk Ditingkatkan Konsumsinya

6. Bahan makanan yang tidak dianjurkan

7. Cara mengatur diet

IV. Metode

Ceramah, Demonstrasi dan Tanya jawab

V. Alat Bantu

1. LCD

2. Leaflet

VI. Kegiatan PKRS

No Tahap
Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Audiens
. Kegiatan
1 Pembukaa 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
n 2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
anggota tim
3. Menjelaskan tujuan
PENKES
4. Menjelaskan materi
2 Penyajian 25 m Pembukaan 1. Memperhatik
enit 1. Mengucapkan salam an penjelasan
2. Memperkenalkan
materi
diri
3. Menentukan kontrak 2. Mengajukan
waktu pertanyaan

Kegiatan Inti
Petugas menjelaskan materi
1. Pengertian gagal ginjal
kronik dengan
Hemodialisa
2. Pengertian diit nutrisi
bagi penderita CKD
3. Tujuan diberikan diet
pada penderita CKD
dengan Hemodialisa
4. Macam-Macam Diet
Penderita CKD dengan
Hemodialisa
5. Bahan-Bahan yang
Dianjurkan Untuk
Ditingkatkan
Konsumsinya
6. Bahan makanan yang
tidak dianjurkan
7. Cara mengatur diet

3 Penutup 15 m a. Petugas memberikan 1. Menjawab


enit kesempatan untuk pertanyaan
mengajukan pertanyaan 2. Memperhatikan
b. Petugas memberikan 3. Menjawab salam
kesempatan kepada para
audiens untuk
menjawab pertanyan.
c. Petugas menyimpulkan
kembali penjelasan yang
telah diberikan/evaluasi

VII. Setting tempat


Ruang Hemodialisa RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara

Keterangan :
: Pemateri : Pembimbing

: Moderator : Obsever

: Fasilitator : Peserta

VIII. Pengorganisasian
1. Job Description

1. Moderator : Dini Melinda

2. Pamateri : Nada salim

3. Fasilitator : 1. Topik

2. Taufik

4. Observer : 1. Julianus

2. Retno Monicha

3. Dea Mitha

4. Rizqiana Dwi A

5.Vadilla

6. Yanuar Prastu

2. Rincian Tugas

1) Moderator : orang yang memimpin jalannya penyuluhan

2) Pemateri : orang yang menyampaikan materi penyuluhan

3) Fasilitator : orang yang mengondisikan peserta

4) Observer : orang yang menilai jalannya acara

IX. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Stuktur

a. Kesiapan materi.

b. Kesiapan SAP.

c. Kesiapan media: LCD dan Leaflet


d. Penyelenggaraan dilaksanakan di ruang hemodialisa RSUD HJ. ANNA

LASMANAH Banjarnegara.

e. Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi Proses

a. Fase dimulai dengan waktu yang telah direncanakan.

b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

Suasana tertib dan nyaman.

3. Evaluasi Hasil :

Peserta mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang Diet

Gagal Ginjal Kronik pada pasien Hemodialisa


MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian CKD ( Chronic Kidney Desease )

Definisi CKD adalah gangguan struktur atau fungsi ginjal lebih dari 3 bulan.

Gangguan tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya satu atau lebih penanda

kerusakan ginjal atau terdapat penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang

dari 60 mL/menit/1,73 m2. Penanda kerusakan ginjal tersebut antara lain

albuminuria, hasil sedimen urin abnormal, gangguan elektrolit atau gangguan

terkait kerusakan tubulus lainnya, gangguan histologi, gangguan struktur ginjal

yang diketahui melalui pemeriksaan penunjang, dan adanya riwayat transplantasi

ginjal (KDIGO, 2012).

2. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik

Rekomendasi Kidney disease improving global outcomes (KDIGO) dalam

mengklasifikasikan PGK adalah berdasarkan penyebab, nilai LFG, dan nilai

albuminuria. Penilaian penyebab PGK dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya

penyakit sistemik, gejala-gejala yang menunjukkan gangguan pada bagian-bagian

ginjal, serta hasil patologi anatomi (KDIGO, 2012).

Kategori LFG
Derajat PGK GFR (mL/menit/1,73 m2) Kategori

1 >90 normal
2 60-89 Penurunan sedang
Penurunan ringan
3a 45-59
sedang
3b 30-44 Penurunan sedang berat
4 15-29 Penurunan berat
5 <15 End stage renal disease
Kategori albuminuria
Albuminuria (mg/
Derajat (mg/g) Kategori
(mg/24 jam) mmol)

Normal atau
A1 <30 <3 <30
peningkatan sedikit

A2 30-300 3-30 30-300 Peningkatan sedang

A3 >300 >30 >300 Peningkatan berar

3. Etiologi dan Manifetasi Klinis

Penyebab Tanda Gejala


Nefropati DM Proteinuria, retinopati, riwayat diabetes
Hipertensi Peningkatan tekanan darah, urinalisis
normal, terdapat riwayat keluarga
Penyakit glomerulus bukan Gambaran nefritik atau nefrotik
diabetes
Penyakit ginjal kistik Gejala saluran kemih, sedimen urin
abnormal, Gambaran radiologi abnormal
Penyakit tubulointerstisial Riwayat infeksi dan refluks saluran kemih,
paparan obat dan terapi kronik, Gambaran
radiologi saluran kemih abnormal, sindrom
tubulus meliputi gangguan konsentrasi
urin, hasil urinalisis abnormal
Sumber: Kidney disease improving global outcomes (KDIGO, 2012)

4. Pengertian Diet Nutrisi pada Penderita CKD

Diet nutrisi kondisi gagal ginjal kronik adalah sebuah metode yang mengatur

asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh, guna mencapai

tujuan berupa penghambatan prognosis buruk kondisi gagal ginjal kronis

(Rasyid, 2014).

5. Tujuan Diberikan Diet pada Penderita CKD


Menurut Rasyid (2014), tujuan diberikan diet pada penderita CKD adalah

a. Untuk mencukupi zat gizi sesuai kebutuhan pasien agar status gizi

normal/optimal.

b. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit (zat yang larut dalam tubuh).

c. Menghindari terjadinya penumpukan cairan didalam tubuh.

d. Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari.

e. Pasien terhindar dari penyakit komplikasi dari GGK

6. Macam-Macam Diet Penderita CKD dengan Hemodialisa

Menurut Rasyid (2014), macam-macam diet pada pasien gagal ginjal

kronik antara lain sebagai berikut:

a. Diet Rendah Kalium (Potassium) Dan Natrium (Sodium)

Natrium banyak terkandung dalam garam dapur (natrium klorida),

sedangkan kalium banyak pada buah dan sayur. Bagi penderita gagal ginjal,

hindari makanan yang mengandung natrium tinggi. Nilai normal natrium adalah

135-145 mmol/L dan kalium 3.5-5.5 mmol/L. Kalium adalah mineral yang ada

dalam makanan. Kalium memiliki peran penting dalam aktivitas otot polos

(terutama otot jantung) dan sel saraf. Ginjal normal akan membuang kelebihan

kalium, namun pada pasien, kemampuan tersebut menurun, sehingga dapat

terjadi akumulasi/penimbunan kalium dalam darah. Biasanya konsentrasi

kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi kalium yang

rendah. Konsentrasi kalium darah yang lebih dari 5.5 mEq/L akan

mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung. Kadar kalium yang sangat


tinggi akan membuat otot melemah, mengganggu irama jantung dan dapat

menyebabkan kematian. Pilih buah/sayur yang rendah kalium.

Makanan yang tinggi kalium antara lain :

1) Buah: pisang, alpukat, kurma, duku, pepaya, apricot, kismis, prune.

2) Sayuran: petersell, daun papaya muda, bayam, bawang putih, kapri, seledri

batang, kembang kol, bit, daun prei.

Kandungan kalium dalam buah dan sayur ternyata dapat dikurangi.

Berikut ini caranya:

1) Kupas sayur atau buah, potong tipis, cuci dengan air mengalir.

2) Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai sayur atau buah

terendam. Rendam minimum 2 jam sebelum dimasak

3) Buah dan sayuran dapat dilakukan dua kali perebusan, lalu air rebusan

dibuang dan tiriskan. Biasakan rebus dalam air banyak, sehingga kalium

terbuang.

b. Diet Rendah Fosfor dan Kalsium

Tubuh memerlukan keseimbangan fosfor dan kalsium, terutama untuk

membangun massa tulang. Jika ginjal sudah tidak berfungsi dengan baik maka

kadar fosfor naik sehingga kalsium menjadi turun. Agar aliran darah tetap

stabil, pasokan kalsium diambil dari tulang sehingga massa kalsium dalam

tulang menjadi berkurang. Hal ini yang menyebabkan tulang mudah retak atau

patah. Jumlah fosfor yang dibutuhkan sehari 800-1.200 mg, sedangkan kalsium

1.000mg. Agar dapat menyeimbangkan jumlah keduanya, sebaiknya perhatikan

kandungannya dalam bahan makanan. Dalam darah, nilai normal phosphor: 2,5-
4,5 mg/dl, sedangkan kalsium 8,4-10,2 mg/dl. Phosphor adalah mineral yang

dibutuhkan tubuh untuk tulang. Jika ginjal tidak berfungsi baik, kelebihan

phosphor tidak bisa dibuang. Kadar phosphor yang tinggi dapat menurunkan

kadar kalsium di tulang, melepaskannya ke darah, sehingga kadar kalsium

dalam darah meningkat. Ini akan menyebabkan tulang rapuh, gatal2, tulang

nyeri dan mata merah.

Tips Untuk Diet Phosphor:

1) Batasi makanan yang banyak mengandung phospor

2) Mengkonsumsi obat pengikat phosphor/phosphate binder, seperti

kalsiumkarbonat (CaCO3) dan Aluminium hidroksida.

3) Obat ini dikonsumsi di pertengahan makan agar efektif.

Makanan Tinggi Phosphor Makanan yang mengandung Phosphor tinggi

antara lain :

1) Produk susu : Susu, Keju, Yoghurt, Es krim.

2) Produk sereal : Oatmeal, Coklat, Waffle, Roti gandum.

3) Sayuran: Kacang-kacangan, Biji bunga matahari, Kedelai

4) Daging, Ikan dan telur: Hati, Seafood (udang, kepiting), Kuning Telur,

Sarden, Ikan Bilis.

c. Diet Rendah Cairan

Pada pasien hemodialisis mudah terjadi penumpukan cairan yang berlebih

karena fungsi ekskresi ginjal yang terganggu. Asupan cairan dalam 24 jam

setara dengan urin yang dikeluarkan 24 jam ditambah 500cc (berasal dari

pengeluaran cairan dari keringat dan BAB). Ingat juga bahwa makanan berkuah
tetap dihitung sebagai cairan. Tips untuk hemat air: sebaiknya mengkonsumsi

obat dengan makanan.

Tips mengurangi rasa haus:

1) Kurangi konsumsi garam

2) Mengisap/mengkulum es batu.

3) Mengunyah permen karet.

7. Bahan-Bahan yang Dianjurkan Untuk Ditingkatkan Konsumsinya

Menurut PERNEFRI (2011), bahan-bahan yang dianjurkan untuk

dikonsumsi antara lain yaitu:

a. Protein

Protein dibutuhkan untuk membangun jaringan tubuh, seperti tulang, otot,

kulit, dan rambut. Protein juga membantu tubuh melawan infeksi, menjaga

kadar albumin darah tetap stabil, mempertahankan keseimbangan nitrogen,

dan mengganti asam amino yang hilang saat dialisis. Kebutuhan protein bisa

diperoleh dari hewani, seperti daging, ikan, ayam, telur ,keju, dan susu. Selain

itu, dari protein nabati, seperti tahu dan tempe. Untuk hasil yang optimal,

kedua jenis protein tersebut harus dikonsumsi secara berimbang tiap hari.

Asupan protein per hari yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kg berat badan (BB)

ideal.

b. Lemak
Kebutuhan lemak per hari adalah 10-25% dari total kebutuhan energi. Lemak

yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah lemak tak jenuh, seperti minyak

nabati, minyak jagung, dan minyak zaitun.

c. Karbohidrat

Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-75% dari total kebutuhan

energi. Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat: nasi, lontong,

bihun, rnie, spageti, makaroni, jagung, makanan yang dibuat dari tepung-

tepungan, roti, minyak jagung, minyak kelapa sawit, rninyak kacang, rninyak

kacang kedele, sele/jam, madu, sirop, margarine dan mentega rendah garam,

perrnen dan lain-lain

8. Bahan makanan yang tidak dianjurkan

Menurut PERNEFRI (2011), bahan-bahan yang tidak dianjurkan untuk

dikonsumsi antara lain yaitu:

a. Sumber protein: Kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti tahu, tempe,

kacang kedelai, kacang hijau, kacang tolo. Sumber protein nabati selain

mempunyai rnutu yang kurang, juga mengandung fosfor yang cukup

tinggi.

b. Sumber vitamin dan mineral: Sayur dan buah yang tinggi kaliurn jika

penderita hiperkalemi.

c. Bahan makanan yang diawetkan: kornet, sarden dll. Karena dalam

makanan ini banyak mengandung bahan pengawet natrium.


9. Cara mengatur diet menurut (PERNEFRI 2011)

a. Makanlah secara teratur, porsi kecil tapi sering 5-6 x/ sehari

b. Hidangkan makanan yang sebaik-bainya dan menarik sehingga

menimbulkan selera makan

c. Pilihlah makanan sumber protein hewani sesuai jumlah yang telah

ditentukan, seperti : telur, susu, daging, dsb

d. Makanan sumber proetin nabati mempunyai mutu protein yang lebih

rendah dibanding protein hewani karena itu dibatasi pemakaiannya.

e. Makanan tinggi energi seperti: madu, permen, syrup dianjurkan sebagai

penambah energi, tetapi tidak diberikan dekat pada waktu makan karena

mengurangi nafsu makan

f. Makanan sumber kalium dibatasi, yaitu sayuran, buah-buahan, umbi-

umbian, kacangkacangan, coklat sesuai dengan jumlah yang telah

ditentukan kacang-kacangan, coklat sesuai dengan jumlah yang telah

ditentukan

g. Menghindari makanan berjadar kalium tinggi yaitu: kacang-kacangan,

bayam, pisang, air kelapa/degan, alpukat, durian, nagka, dan kembang kol

h. Bila ada oedem atau hipertensi, perlu mengurangi garam dan makanan

yang diawetkan dengan garam misalnya: telur asin, ikan asin, cornet, dsb.

i. Bila jumlah air kencing sehari kurang dari normal, maka perlu membatasi

cairan yang berasal dari makan an dan minuman


Daftar Pustaka

Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) CKD WorkGroup. KDIGO


2012 Clinical Practice Guideline for The Evaluation andManagement of
Chronic Kidney Disease. Kidney Int. Suppl 2013; 3: 1–150.
National Kidney Foundation. NKDOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic
Kidney Disease: Evaluation, Classification and Stratification. AmJ Kidney Dis
2012; 39: S1-266.
PERNEFRI 2011. Konsensus Nutrisi Pada Penyakit Ginjal Kronik. Perhimpunan
Nefrologi Indonesia. Jakarta
Rasyid H, 2014. Manfaat Diet pada Penyakit Ginjal Kronik. In: Siregar P,
Dharmeizar, Nainggolan G, Lydia A, Marbun MB, Hustrini M, Umami V,
editors. Naskah Lengkap The 14th Jakarta Nephrology and Hypertension
Course and Symposium on Hypertension. PERNEFRI; Jakarta: 35-40.

Anda mungkin juga menyukai