Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN
DIIT PENYAKIT CKD DAN DM

DISUSUN OLEH
Dismas Sitompul 201821009

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES St. ELISABETH SEMARANG
2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang
ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar
gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah
puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). DM dikenal
sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat
diketahui sudah terjadi komplikasi (Kemenkes RI, 2014). DM dapat
menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit sampai
jantung yang menimbulkan komplikasi. Prinsip pengaturan makan pada
penderita DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum
yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Penderita diabetes melitus perlu ditekankan
pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah
makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa
darah atau insulin. Kendala utama pada penanganan diet DM adalah
kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk
mencapai keberhasilan. Meskipun diperlukan pola makan atau diet yang
sesuai dengan perintah dokter, namun kenyataannya tingkat kepatuhan
penderita dalam menjalankan program manajemen penyakit tidak cukup baik.
Permasalahan seperti ini menjadi tantangan dalam penanggulangan penyakit
diabetes melitus. Pengendalian tingkat gula darah normal memerlukan
penatalaksanaan diet DM yang baik dan benar. Motivasi dan dukungan dari
konselor gizi juga diperlukan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara edukasi
gizi melalui perencanaan pola makan yang baik. Dalam hal ini diwujudkan
Puskesmas Tembok Dukuh dengan mengadakan kegiatan penyuluhan secara
berkala dengan harapan penderita diabetes mellitus termotivasi tentang
pengontrolan diet 3J (Jumlah, Jadwal dan Jenis) yang dianjurkan sehingga
kadar gula darah dapat terkontrol.
Ginjal merupakan salah satu organ penting di dalam tubuh kita, yang
berfungsi untuk menyaring (filtrasi) dan mengeluarkan zat-zat sisa
metabolisme (racun) dari darah menjadi urin. Pada keadaan gagal ginjal
kronis (Chronic Renal Failure) terjadi penurunan fungsi ginjal secara progresif
dan tidak dapat pulih kembali. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan
mempertahankanfungsi ginjal yaitu dengan terapi hemodialisis atau lebih
dikenal dengan istilah cuci darah, yang dapat mencegah kematian tetapi tidak
dapat menyembuhkan atau memulihkan fungsi ginjal secara keseluruhan.
Selain itu pengobatan yang diperlukan oleh pasien gagal ginjal selain
hemodialisis adalah transplantasi ginjal dan dialisis peritoneal.
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Afshar, dkk menyatakan
bahwa status gizi kurang dapat menyebabkan pasien mengalami gejala seperti
lelah dan malaise, sakit kepala, kehilangan berat badan, kelemahan otot,
infeksi berulang, penyembuhan luka yang lambat, serta gangguan tulang, hal
ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup pada pasien
hemodialisis. Oleh karena itu diperlukan pengaturan diet untuk mencapai
status gizi yang baik.Upaya dalam melaksanakan terapi diet secara benar dan
kontinyu, dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman materi edukasi
tentang penyakit ginjal dan terapi diet ginjal.

B. TUJUAN
 Tujuan Umum
Sesudah diberikan pendidikan kesehatan selama kurang lebih
30 menit kepada pasien di ruang Fransiskus. Pasien diharapkan dapat
memahami tentang diit penyakit CKD atau gagal ginjal dan pasien
Diabetus Militus.

 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai diit
penyakit CKD dan DM diharapkan mampu:
1. Pengertian CKD dan DM
2. Menjelaskan diet rendah protein untuk pasien CKD
3. Menjelaskan tujuan diet pada pasien CKD
4. Menjelaskan syarat diet pada pasien CKD
5. Klien mampu menjelaskan pola makan untuk diet DM
6. Klien mampu menjelaskan tujuan diet DM

C. METODE PELAKSANAAN
 Ceramah
 Tanya jawab
 Simulasi

D. SASARAN DAN TARGET


 Sasaran : Pasien dan keluarga yang belum mendapatkan
pendkes diit penyakit CKD dan DM
 Target : Tn.S

E. MEDIA DAN ALAT


 Flipchat
 Leaflet

F. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Penyaji
: Pembimbing
: Keluarga pasien
: Pasien

G. WAKTU DAN TEMPAT


 Hari/ tanggal : Sabtu, 22 Januari 2022
 Waktu : 08.00 WIB
 Tempat : Ruang Fransiskus RS.Elisabeth

H. TAHAPAN PELAKSANAAN

NO Tahap/ waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan audience

1. Pembukaan a. Salam pembuka a. Menjawab salam


5 menit b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan maksud dan penyaji
tujuan pendkes. c. Memperhatikan
d. Apersepsi penjelasan
d. Menyampaikan
persepsi materi
pendidikan kesehatan
2. Inti 20 menit a. Menjelaskan diet rendah a. Memperhatikan
protein untuk pasien CKD penjelasan
dan DM b. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan diet pada penjelasan
pasien CKD dan DM c. Memperhatikan
c. Menjelaskan syarat diet penjelasan
padapasien CKD dan DM d. Memperhatikan
penjelasan
e. Memperhatikan
penjelasan
3. Penutup a. Memberikan kesempatan a. Bertanya
5 menit bertanya
b. Evaluasi dengan memberi b. Menjawab pertanyaan
pertanyaan secara lisan
c. Menyimpulkan materi c. Memperhatikan

d. Mengucapkan salam
d. Menjawab salam

I. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi struktur
 Kontrak waktu dengan Klien 1 hari sebelumnya
 Mempersiapkan SAP, leaflet, dan flipchart sesuai dengan rencana
tindakan kegiatan pendidikan kesehatan tentang relaksasi nafas dalam
 Lingkungan mendukung saat akan diadakannya penkes
Evaluasi proses
 Target sasaran hadir pada saat pendidikan kesehatan
 Media dapat digunakan dengan baik
 Klien berpartisipasi aktif dalam diskusi
Evaluasi hasil
 Klien dapat menjelaskan kembali pengertian diet rendah protein,
natrium, potassium dan tinggi kalori dengan bahasa sendiri
 Klien dapat menyebutkan 3 dari 4 tujuan diet
 Klien dapat menjelaskan 7 dari 9 syarat diet
 Klien dapat menjelaskan 10 dari 14 hal-hal yang perlu di perhatikan
dalam diet
MATERI

 Pengertian CKD dan DM

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai


dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula
darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa
di atas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). DM dikenal
sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan
saat diketahui sudah terjadi komplikasi (Kemenkes RI, 2014).

CKD sama artinya dengan Gagal Ginjal Kronik. Ginjal merupakan salah
satu organ penting di dalam tubuh kita, yang berfungsi untuk menyaring
(filtrasi) dan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme (racun) dari darah
menjadi urin. Pada keadaan gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure)
terjadi penurunan fungsi ginjal secara progresif dan tidak dapat pulih
kembali.

 Diet rendah protein, natrium, potassium dan tinggi kalori


Pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisis dalam jangka waktu
yang lama akan mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah serta
kehilangan protein dan vitamin, sehingga dapat menyebabkan gangguan status
gizi. Oleh karena itu diperlukan pengaturan diet untuk mencapai status gizi
yang baik. Dengan mengonsumsi makanan diet rendah protein, natrium,
potassium dan tinggi kalori. Ginjal tidak harus bekerja keras, karena protein
yang masuk ke tubuh juga sedikit dan tubuh mendapatkan gizi yang tercukupi.
 Tujuan Diet rendah protein, natrium, potassium dan tinggi kalori
Tujuan diet bagi pasien yang menjalani hemodialisa adalah untuk:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak
memberatkan kerja ginjal.
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang
tinggi (uremia).
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal,
dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus

 Syarat Diet rendah protein, natrium, potassium dan tinggi kalori


1. Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien.
2. Energi 35 kkal/kg BB Ideal (BBI).
3. Protein 1,3-1,5 g/kg BBI, 60-75% protein hewani dan sisanya protein
nabati.
4. Lemak 25-30 % dari energi total, diutamakan lemak tidak jenuh.
5. Karbohidrat 60-65 % dari energi total.
6. Kalsium 1000mg/hari atau 1g atau 0,1 sdm
7. Kebutuhan cairan sesuai dengan jumlah urine 24 jam + 500 ml (cairan
yang keluar melalui keringat dan pernapasan).
8. Kalium dibatasi jika terjadi Hiperkalemia.
9. Garam dapur/Natrium <2300mg / 1 sendok teh garam dibatasi apabila
pasien mengalami edema/bengkak karena penumpukan cairan serta
hipertensi.

 Pola Makan pada DM


a. Makanlah aneka ragam makanan  Sumber zat tenaga ( Karbohidrat,
lemak )  Sumber zat pembangun ( Protein )  Sumber zat pengatur
( vitamin, air dan mineral )

b. Makanlah makanan unutk memenhi kecukupan energy

c. Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat

d. Batasi konsumsi lemak

e. Gunakan garam beryodium 1 sendok teh perhari

f. Makanlah sumber zat besi

g. Biasakan makan pagi

h. Minum air bersih dan cukup (krg lebih 8 gelas perhari)

i. Olahraga teratur

j. Makanlah makanan yang aman kesehatan

k. Hindari minuman alkohol dan merokok

l. Bacalah label pada kemasan

Contoh Pengaturan Pola Makan

a. Pagi : Roti 2 iris, Margarin ½ sdm, Telur 1 butir

b. Pukul 10.00 WIB :Pisang 1 buah

c. Siang : Nasi 9 sdm, Udang 5 ekor, Tahu 1 potong, Minyak + kelapa


parut 1 potong, Sayuran 1 mangkuk, Buah apel 1 buah d. Malam : Nasi 6
sdm, Kacang merah 1 potong, Apel malang, Ayam 1 potong
 Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik
yang baik, dengan cara :
a. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin
(endogenous dan exogenous), dengan obat penurun glukosa oral dan
aktivitas.
b. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
c. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat
badan normal.
d. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek,
dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan latihan
jasmani.
e. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 2 .EGC: Jakarta.
2. Askandar Tjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus,
FakultasKedokteran UNAIR RSUD Dr Sotomo, Surabaya Irawan Susilo
Imim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes Mellitus, Cahaya Remadja Bandung.
3. Johnson. M, 2000, Diabetes Terapi dan Pencegahanya,IKAPI, Bandung
4. Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Balai
Penerbit , FKUI, Jakarta
5.
6. Black, J. M. & Hawks, J. H. Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis
untuk hasil yang diharapkan. (2014).
7. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Alfabeta, 2011).
8. Nurcahyati, S. Analisis factor -faktor yang berhubungan dengan kualitas
hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah
Sakit Islam Fatimah Cilacap dan Rumah Sakit Umum Banyumas. (Universitas
Indonesia, 2014).
9. Kurniawati, A., & Asikin, A. (2018). Gambaran tingkat pengetahuan penyakit
ginjal dan terapi diet ginjal dan kualitas hidup pasien hemodialisis di Rumkital
Dr. Ramelan Surabaya. Amerta Nutrition, 2(2), 125-135.
10. Brooker, Crish. 202014. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.
11. Departemen Kesehatan RI. 2013. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
(HCTPS) yang Pertama 15 Oktober 2008: Panduan Perencanaan Pelaksanaan
bagi Pemangku Kepentingan Cuci Tangan Pakai Sabun. Jakarta: Depkes RI
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
melalui Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (KPS-
CTPS).
12. Departemen Kesehatan RI. 2013. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
13. Departemen Kesehatan RI. 2014. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
(HCTPS) Kedua. Jakarta: Depkes RI.
14. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Promosi Kesehatan di
Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan: Panduan bagi Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI.
15. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011.Panduan Diit. Jakarta:
Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai