Disusun Oleh :
RARISA ELVEN OCTAVIANT 201811050
Relaksasi nafas dalam akan memunculkan kondisi rileks. saat kondisi rileks ini terjadi
perubahan implus syaraf pada jalur aferen ke otak dimana aktifitas menjadi inhibisi.
perubahan implus syaraf ini menyebabkan perasaan tenang secara fisisk maupun mental
seperti berkurangnya denyut jantung, menurun kecepatan metabolisme tubuh dalam hal ini
mencegah peningkatan kadar gula darah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang Diabetes Mellitus dan Teknik Relaksasi Nafas Dala,
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
Agar klien dengan Diabetus Militus dapat mengerti mengenai definisi dan mengerti
Teknik dari dilakukannya Relaksasi Nafas Dalam agar klien dapat melakukan dengan
mandiri saat membutuhkan terapi tersebut.
D. Metode Pelaksanaan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Simulasi
1. Flipchart
2. Leaflet
G. Pengorganisasian
Pelaksana : Rarisa Elven Octaviant, Mahasiswa Stikes St.Elisabeth Semarang
H. Setting Tempat
Keterangan :
: Pasien
: Keluarga Pasien
: Perawat
: Media Pendkes
J. Strategi Pelaksanaan
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kontrak waktu dengan keluarga 1 hari sebelumnya
b. Media pendkes tersedia dengan jelas
c. Lingkungan mendukung saat akan diadakannya pendkes
2. Evaluasi proses
a. Target sasaran hadir pada saat pendidikan kesehatan
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Keluarga berpartisipasi aktif dalam diskusi
3. Evaluasi hasil
a. Klien mampu menyebutkan 70% definisi DM
b. Klien mampu menjelaskan 75% pengertian Relaksasi Nafas Dalam
c. Klien mampu menjelaskan 70% manfaat Relaksaso Nafas Dalam
d. Klien mampu menjelaskan 80% prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam
L. Lampiran Materi
1. Definisi DM
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan
kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah sewaktu
sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan
126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). DM dikenal sebagai silent killer karena sering tidak
disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi (Kemenkes
RI, 2014). DM dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari
kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi.