Anda di halaman 1dari 12

PRE PLANING

PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI MITIGASI BANJIR, PENCEGAHAN


TENGGELAM BAGI IBU DAN JANIN SAAT TERJADI BANJIR DAN
KESINAMBUNGAN PENYAKIT MALARIA AKIBAT AIR KOTOR PASCA
TERJADINYA BANJIR

Disusun Oleh :

RARISA ELVEN OCTAVIANT

201811050

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES ST.ELISABETH SEMARANG

2021/2022
PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI MITIGASI BANJIR, PENCEGAHAN
TENGGELAM BAGI IBU DAN JANIN SAAT TERJADI BANJIR DAN
KESINAMBUNGAN PENYAKIT MALARIA AKIBAT AIR KOTOR PASCA
TERJADINYA BANJIR

A. LATAR BELAKANG
Bencana banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan sering
mengakibatkan hilangnya nyawa serta harta benda. Kerugian akibat banjir dapat berupa
kerusakan pada bangunan, kehilangan barangbarang berharga, hingga kerugian yang
mengakibatkan tidak dapat pergi bekerja dan sekolah. Banjir tidak dapat dicegah, tetapi
bisa dikontrol dan dikurangi dampak kerugian yang ditimbulkannya. Banjir adalah tanah
tergenang akibat luapan sungai, yang disebabkan oleh hujan deras atau banjir akibat
kiriman dari daerah lain yang berada di tempat yang lebih tinggi. Indonesia memiliki
curah hujan yang tinggi, yang berkisar antara 2000-3000 mm / tahun, sehingga banjir
mudah terjadi selama musim hujan, yang antara bulan Oktober sampai Januari. Ada 600
sungai besar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang kondisinya kurang baik dan
tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan banjir (Bakornas:2007). Di sisi lain,
banjir pesisir adalah banjir yang disebabkan oleh air laut pasang yang membanjiri
daratan, adalah masalah yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
Dalam kasus banjir rob di Semarang, hal ini telah terjadi cukup lama dan semakin parah
karena penurunan muka tanah yang naiknya permukaan laut akibat pemanasan global.
Banjir pesisir (rob) merupakan masalah utama di kota-kota seperti Semarang, Jakarta dan
kota-kota yang berada di pantai utara Jawa, dan akan menjadi masalah besar di masa
depan seiring dengan pemanasan global dan ekstraksi air tanah yang tidak terkendali
yang mengakibatkan muka tanah mengalami penurunan (land subsidence).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana Pasal 26 Ayat 1a menyatakan bahwa, “Setiap orang berhak
mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat
rentan bencana.” Kelompok masyarakat rentan bencana adalah anggota masyarakat yang
membutuhkan bantuan karena keadaan yang di sandangnya di antaranya masyarakat
lanjut usia, penyandang cacat, anak-anak, serta ibu hamil dan menyusui. Pada wanita
hamil kebanyakan membutuhkan pertolongan untuk menyelamatkan diri. Pertolongan
yang diberikan pun berbeda dari korban lainnya karena pada ibu hamil perlu
memperhatikan keselamatan 2 jiwa. Oleh karena itu, perlu diperhatikan halhal dalam
penyelamatan ibu hamil, mulai dari proses evakuasi, pemberian pertolongan pertama jika
diperlukan, pemantauan gizi pasca bencana, hingga dukungan sosial serta psikologis. Hal
ini perlu diketahui oleh semua orang yang menjadi penolong, baik tenaga medis atau
tenaga relawan.
Masalah kesehatan merupakan dampak utama yang muncul pada kondisi pasca
bencana. Timbulnya masalah kesehatan antara lain berawal dari minimnya air bersih dan
buruknya sanitasi lingkungan, yang merupakan pintu awal penyebab terjadinya berbagai
jenis penyakit menular Penyakit menular yang sering muncul pasca terjadinya bencana
adalah diare, campak, pneumonia, malaria dan penyakit menular lain spesifik lokal
(Khambali, 2017: 102). Pada umumnya, penyakit menular yang muncul pasca bencana
merupakan penyakit endemis di wilayah itu.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ±30 menit diharapkan klien dapat
memahami mengenai mitigasi banjir, pencegahan diri bagi ibu hamil agar tidak
tenggelam saat terjadi bencana banjir, dan memahami cara mencegah adanya
penyakit malaria yang dapat disebabkan oleh air kotor akibat banjir.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pendidikan kesehatan, klien dan keluarga diharapkan
mampu:
-Memahami pengertian mitigasi banjir
-Memahami tujuan dari mitigasi banjir
-Memahami beberapa contoh upaya mitigasi banjir
-Dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan tenggelam saat banjir
-Mengerti akibat jika tenggelam bagi janin
-Memahami pengertian penyakit malaria
-Memahami penyebab penyakit malaria
-Memahami dampak penyakit malaria bagi ibu dan janin
-Dapat menerapkan cara mencegah terjadinya penyakit malaria akibat air kotor saat
terjadi banjir

C. METODE PELAKSANAAN
Ceramah, demonstrasi, dan diskusi/ tanya jawab

D. SASARAN DAN TARGET


Sasaran : Ibu hamil dan menyusui yang ada diwilayah rawan banjir
Target : Ibu Hamil (Ny.A)

E. MEDIA DAN ALAT


Media : Flipchart dan Leaflet

F. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Pasien
: Keluarga Pasien

: Perawat
: Media Pendkes

G. WAKTU DAN TEMPAT


Tempat : Balai desa rakyat makmur
Waktu : Selasa, 26 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB

H. TAHAPAN PELAKSANAAN
Tahap/Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audience
Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
5 menit 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri 3. Memperhatikan saat diberi
3. Menjelaskan maksud penjelasan
dan tujuan 4. Menyampaikan persepsi
pendidikan tentang mual
kesehatan
4. Apersepsi
pengetahuan klien
Inti 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan,
15 meni pengertian mitigasi Mendengarkan penjelasan
t banjir 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
mitigasi banjir 3. Mendengarkan dan
3. Memberikan contoh memperhatikan
upaya mitigasi banjir 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan memperhatikan
Langkah-langkah 5. Mendengarkan dan
pencegahan memperhatikan
tenggelam saat banjir 6. sambil mengikuti
5. Menjelaskan apa 7. Bertanya bila belum paham
akibat bagi janin
6. Menjelaskan
pengertian penyakit
malaria
7. Menjelaskan
penyebab penyakit
malaria
8. Menjelaskan dampak
penyakit malaria
bagi ibu dan janin
9. Menjelaskan cara
mencegah terjadinya
penyakit malaria
akibat air kotor saat
terjadi banjir
Penutup 1. Evaluasi dengan 1. Menjawab pertanyaan
10 menit memberikan 2. Memperhatikan
pertanyaan secara 3. Menjawab salam
lisan
2. Menyimpulkan
materi
3. Mengucapkan terima
kasih dan salam
penutup

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Kontrak waktu dengan klien satu hari sebelumnya
 Media pendidikan kesehatan lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan
 Lingkungan diharapkan mendukung saat akan dilakukan pendidikan
kesehatan

2. Evaluasi Proses
 Pendidikan kesehatan berjalan diharapkan berjalan dengan lancar
 Klien diharapkan dapat memperhatikan dan tidak meninggalkan proses
pendidikan kesehatan
 Lingkungan diharapkan agar mendukung saat akan dilakukan pendidikan
kesehatan.

3. Evaluasi Hasil
a) Klien dapat menjelaskan pengertian Mitigasi Banjir
b) Klien dapat menjelaskan tujuan diadakan mitigasi banjir
c) Klien dapat menjelaskan contoh upaya mitigasi banjir
d) Klien dapat menjelaskan langkah-langkah pencegahan terjadinya tenggelam
e) Klien dapat menjelaskan apa saja dampak bagi janin apabila tenggelam
f) Klien dapat menjelaskan pengertian malaria
g) Klien dapat menjelaskan penyebab malaria
h) Klien dapat menjelaskan dampak penyakit malaria bagi ibu dan janin
i) Klien dapat menjelaskan cara mencegah timbulnya penyakit malaria

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Mitigasi
Dalam Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pmerintah Nomor 21 tahun 2008 Tentang
Penyelanggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi diartikan sebagai serangkaian
upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana. Resiko bencana yang dimaksud ini meliputi : Timbulnya korban jiwa,
Kerusakan Lingkungan, Hilangnya dan Kerugian harta benda (Rumah,perabotan dll),
serta timbulnnya dampak psikologis.

B. Tujuan diadakannya Mitigasi


Tindakan Mitigasi dilakukan sebelum bencana yang diprediksi akan terjadi.
Untuk tindakan mitigasi dan prosedurnya disesuaikan dengan kebijakan Pemerintah
disetiap Negara.

C. Contoh/Upaya Mitigasi Banjir


-Mencegah Banjir dengan Membersihkan Selokan.
-Membersihkan Halaman Rumah dan Sekitarnya.
-Membuang Sampah pada Tempatnya.
-Mencegah banjir dengan menanam tumbuhan dipekarangan rumah.
-Mencegah banjir dengan membuat Roof Garden
-Menggunakan Paving Block.

D. Langkah-langkah pencegahan tenggelam saat banjir


1. Siapkan peralatan yang dapat menyelamatkan diri saat banjir datang. Contohnya
seperti pelampung.
2. Saat Banjir mulai datang usahakan jangan panik dan tetap rileks.
3. Menerapkan teknik Relaksasi Nafas dalam guna mengurangi kecemasan
kandungan.
4. Saat banjir mulai datang, hindari dalam keadaan sendirian atau harus selalu
bersama seseorang, seperti suami, anak, keluarga atau tetangga.
5. Pada saat banjir datang, usahakan selalu berada pada daerah yang kering atau
daerah yang tidak terlalu deras arus airnya.
6. Pada ibu hamil, usahakan menggunakan korset kehamilan (Penyangga
Kandungan) guna menghindari guncangan saat beraktivitas.

E. Dampak Banjir bagi janin didalam kandungan


 Terendam atau terkena air banjir sangat beresiko bagi ibu hamil. Air banjir yang tercemar
bakteri leptospirosis apabila tidak sengaja tertelan oleh ibu hamil, ia beresiko lebih tinggi
mengalami infeksi. Resiko yang mengintai ibu hamil jika terkena infeksi bakteri
leptospirosis adalah :
-Keguguran
-Persalinan Prematur
-Bayi mengalami cacat lahir
 Jamur yang tumbuh saat banjir bisa menimbulkan reaksi alergi seperti susah bernafas.
Bahkan apabila ibu hamil tidak sengaja mengonsumsi makanan yang telah dihinggapi
jamur, hal ini beresiko menyebabkan bayi cacat lahir, karena itulah lingkungan tempat
tinggal, dan juga asupan makanan dan minuman untuk ibu hamil harus benar-benar
diperhatikan.

F. Pengertian Penyakit Malaria


Malaria adalah Penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium, ditularkan
melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Tingkat keparahan malaria bervariasi
berdasarkan spesies plasmodium. Gejala berupa menggigil, demam, dan berkeringat,
biasanya terjadi beberapa minggu setelah digigit. Malaria merupakan penyakit infeksi
yang masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Malaria menyerang individu
tampa membedakan umur dan jenis kelamin tidak terkecuali ibu hamil. Ibu hamil
memiliki resiko terserang malaria oleh parasit Plasmodium lebih berat di bandingkan
dengan wanita tidak hamil. Ketika seorang hamil akan terjadi supresi imun baik
humoral maupun seluler Tujuan makalah ini untuk membahas mekanisme terjadinya
malaria pada kehamilan dan konsekuensinya pada ibu dan janin. Penyakit Malaria
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang merupakan golongan
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Di Indonesia ada 46 Spesies
nyamuk Anopeles sp dan sekitar 20 spesies yang dapat berperan sebagai vektor
penyakit malaria (Gunawan, 2000).

G. Penyebab penyakit Malaria


Banjir membawa kotoran seperti sampah, air got, atau septik tank. Kondisi ini
menyebabkan nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. Tidak
jarang banjir juga menimbulkan Keadaan Luar Biasa (KLB). Kondisi basah juga tidak
nyaman bagi tubuh sehingga dapat menurunkan kondisi tubuh dan daya tahan
terhadap stres karena terbatasnya akses terhadap sandang, pangan, dan papan. Saat
musim hujan, terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti, karena
banyak sampah seperti kaleng bekas, ban bekas, dan tempat-tempat tertentu terisi air
sehingga menimbulkan genangan, tempat berkembang biak nyamuk tersebut.

H. Dampak Malaria bagi ibu dan Janin


Malaria juga menimbulkan dampak yang berat pada kelompok rentan seperti ibu
hamil dan anakanak. Ibu hamil yang terinfeksi malaria akan mengalami anemia berat
dan memiliki risiko lebih tinggi terhadap kematian janin. Termasuk juga berpotensi
mengalami gangguan perkembangan bayi ketika lahir, seperti melahirkan bayi
prematur dan berat badan lahir rendah.

I. Cara Mencegah terjadinya penyakit Malaria


Dalam kondisi darurat bencana kebijakan sanitasi ditujukan untuk mengurangi
risiko terjadinya penularan penyakit melalui media lingkungan. Penanganan
pascabanjir untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan dapat dilakukan oleh
masyarakat sendiri, namun lebih diutamakan lagi adanya program dan kebijakan yang
terintegrasi dari Pemerintah. Langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan
masyarakat dalam upaya menghindari timbulnya penyakit pascabanjir:
1. Membersihkan lingkungan tempat tinggal, dimulai dengan mengumpulkan dan
membuang sampah yang terbawa arus air ke tempat sampah. Membersihkan lantai
dan dinding rumah dengan cairan desifektan dan mengubur lubang-lubang bekas air.
2. Berhati-hati menggunakan sumber air. Air sumur atau air keran yang
berpotensi terkontaminasi sebaiknya tidak digunakan dulu, meskipun dimasak/direbus
dulu sebelum digunakan.
3. Memakai alat pelindung yang beralas keras (sandal/sepatu) apabila berjalan
dalam genangan air dan menghindari tempat persembunyian tikus, dengan menutup
lubang tikus yang ada.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi suplemen vitamin,
makanan yang bergizi dan teratur, beristirahat yang cukup, mencuci tangan dengan
sabun sebelum atau sesudah makan, serta membuang makanan yang telah
terkontaminasi.
5. Mencuci sayuran terlebih dahulu sebelum dimasak, menghindari
mengkonsumsi sayuran yang telah terkontaminasi, dan menutup makanan yang akan
disajikan.
6. Mendapatkan perawatan medis secepatnya untuk mencegah penurunan kondisi
tubuh dan mengobati luka yang terbuka dengan plester tahan air.
DAFTAR PUSTAKA

1. Findayani, A. . Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Penanggulangan Banjir di Kota


Semarang. Jurnal Geografi. 2015; Vol.12(1)
2. Awaliyah,Sarjanti dkk. Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Banjir
di Desa Penolih Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Jurnal
Geografi. 2014; Vol.III(2)
3. Safira, M. Potensi dan Upaya Penanggulangan Bencana Banjir Sungai Wolwona,
Nanggaba dan Kaliputih di Kabupaten Ende. Tesis. 2008
4. Iswarani, I.N.S., et al.. Manajemen Penyelamatan Ibu Hamil Pasca Bencana. Al-
Iqra Medical Journal: Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran. 2019; Vol.2 (2)
5. Hudawan, D. Penanggulangan Bencana Banjir Berdasarkan Tingkat Kerentanan
dengan Metode Ecodrainage Pada Ekosistem Karst di Dukuh Tungu, Desa
Girimulyo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Jurnal Geografi.
16(1).2019
6. Sukresno, P. TEKNIK MITIGASI Banjir dan Tanah Longsor. E-book Tropenbos
International Indonesia Programme (2009).
7. Ir. HR Mulyanto. PETUNJUK TINDAKAN DAN SISTEM MITIGASI BANJIR
BANDANG. E-book. 2012
8. Rahmah, Z. Malaria Pada Kehamilan Dan Konsekuensinya Pada Ibu dan Janin.
Journal of Islamic Medicine Volume 1(1) (2017)
9. Sholikah, N. PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA PASCA BENCANA DI
LOMBOK DAN UPAYA PENANGGULANGAN. Vol. X, No.
18/II/Puslit/September/2018.
10. Sri, A. MEWASPADAI POTENSI PENYAKIT PASCABANJIR. Info Singkat,
Vol. V, No. 03/I/P3DI/Februari/2013.

Anda mungkin juga menyukai