Anda di halaman 1dari 19

ASKEP PADA PDA, ASD, DAN VSD

• Disusun oleh klp 3


1. Ani Supartiah ( 2021020147 )
2. Kinwati ( 2021020178)
3. Minarti (2021020 184 )
4. Muthadi ( 2021020187 )
5. Nuning Asriatun ( 2021020189 )
6. Ratri Pujirahayu ( 2021020192)
7. Sudibyo ( 2021020196 )
8. Wahyu Indarti (2021020205)
ASKEP PADA PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
Definisi
Gambar PDA

Merupakan kegagalan dari ductus


arteriosus janin (arteri penghubung antara
aorta dan arteri pulmonalis) untuk menutup
dalam minggu pertama bayi dilahirkan
(Hockenberry, M.J, & Rodgers., 2017).
Menurut PERKI (2015), PDA adalah
penyakit jantung bawaan dimana ductus
arteriosus tidak menutup sehingga
terdapat hubungan antara aorta dan
arteri pulmonalis
Klasifikasi Patent Ductus Arteriosus (PDA)

1. berdasarkan hasil angiografi yaitu type A (conical), type B (window), type


C (tubular), type D (complex), and type E (elongated) PDA
2. Berdasarkan ukuran dari duktusnya, PDA terbagi menjadi PDA kecil
dengan ukuran <l,5mm, moderate berukuran 1,5•3mm, dan PDA besar
berukuran >3mm
3. Berdasarkan ukurannya dikaitkan dengan perubahan hemodinamik; Silent
PDA, PDA yang sangat kecil, tidak mempengaruhi status hemodinamik,
tidak menyebabkan murmur. PDA tidak ada hubungannya dengan
hemodinamik. PDA jenis ini menyebabkan murmur yang kontinyu, tetapi
tidak menyebabkan overload volume cairan pada ventrikel kiri ataupun
sirkulasi pulmonal. PDA berhubungan dengan hemodinamik. terdapat tanda
dan gejala overload pada ventrikel kiri dan sirkulasi pulmonal
Manifestasi Klinis Patent Ductus Arteriosus (PDA)

1. Distress pernapasan dengan tanda gagal jantung


2. Murmur yang terdengar secara kontinyu sepanjang sistol dan diastole
3. Thrill-terpalpasi pada batas sternal kiri
4. Bounding (loncatan) nadi perifer; tekanan nadi yang melebar
5. Perkembangan motoric yang lambat;
6. Kelelahan dan DOE (dyspnea on exertion)yang mungkin terjadi pada usia
dewasa dengan PDA yang tidak terdeteksi.

Penegakan Diagnosis Patent Ductus Arteriosus (PDA)


Echokardiografi, rontgen thorax, EKG , Dopler arteri perifer ( pada bayi
premature ), Pemeriksaan kateterisasi dan angiografi jantung .
Komplikasi Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Hipertensi pulmonal, gagal jantung, pneumonia berulang

Penatalaksanaan Patent Ductus Arteriosus (PDA)


1. Neonatus/bayi dengan gagal j antung kongestif (GJK)
Pada neonatus, terutama prematur dengan PDA besar akan terjadi GJK. Penatalaksanaan untuk kasus
ini adalah perbaiki keadaan umum (1); atasi hipoglikemi serta hipokalsemi (2); obat anti gagal
jantung seperti digitalis, diuretika dan vasodilator (3). Pada bayi prematur, bila tidak
perlu sebaiknya pemberian diuretika dan vasodilator dihindari karena akan menghambat penutupan
PDA secara spontan
2. Bayi prematur dengan GJK dan usia <10 hari
Berikan obat anti gagal jantung: Berikan Indometasin intravena atau peroral dengan dosis 0,2
mg/kgBB sebanyak 3x interval 12 jam untuk menutup PDA
3. Bayi cukup bulan dengan GJK
obat-obat anti gagal jantung. Bila berhasil, maka operasi ligasi PDA dapat ditunda sampai usia 12-16
minggu, karena ada kemungkinan PDA menutup spontan.
. Bayi tanpa GJK
4

Tindakan penutupan PDA secara bedah (ligasi PDA) atau pun non bedah
dengan pemasangan device dilakukan elektif pada usia di atas 12-16
minggu,
5. Anak dan orang dewasa tanpa PH maka intervensi non bedah atau
bedah
6. Anak atau orang dewasa dengan PH , dilakukan Tindakan penutupan
PDA secara bedah
Konsep Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arteriosus (PDA)
1. Pengkajian; Identitas pasien, Riwayat penyakit, Pemeriksaan fisik head
to toe ( sistem kardiovaskuler yang meliputi nadi perifer yaitu irama,
frekuensi isi nadi, dan jantung yaitu bentuk perikardium, denyut apeks
jantung, getaran, gerakan trakhea, batas kelainan jantung, dan bunyi jantung. )
, pemeriksaan penunjang.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul ( SDKI )

1. Resiko penurunan curah jantung, 2. Bersihan jalan napas tidak


efektif, 3. resiko infeksi, 4. defisit nutrisi, 5. gangguan pertukaran
gas, 6. gangguan pola napas, 7. Perfusi perifer tdk efektif, dan 8.
gangguan tumbuh kembang.
Intervensi keperawatan ( SIKI )
(dx1) . Perawatan jantung, (dx2). Manajemen jalan napas,
Pemantauan respirasi, (dx3). Pencegahan infeksi. (dx4).
Manajemen nutrisi, (dx5). Pemantauan respirasi, Terapi oksigen,
(dx6). Manajemen jalan napas, Pemantauan respirasi, (dx7).
Perawatan Sirkulasi, (dx8) Perawatan Perkembangan,,Promosi
perkembangan anak Promosi berat badan, Manajemen nutrisi
ASKEP PADA ARTERIA SEPTAL DEFECT (ASD)
Definisi
• Atrium Septal Defect (ASD) adalah penyakit jantung
bawaan berupa lubang (defek) pada septum interatrial
(sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan
fungsi septum interatrial semasa janin.
• Defect (ASD) adalah suatu lubang pada dinding
(septum) yang memisahkan jantung bagian atas
(atrium kiri dan atrium kanan).
• Kelainan jantung ini mirip seperti Ventrikel Septal
Defect (VSD), tetapi letak kebocoran di septum antara
serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan
keluhan yang lebih ringan dibanding VSD.
Macam-macam Defek

Berdasarkan lokasi lubang, diklasifikasikan dalam 3 tipe, yaitu:


1. Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum,mungkin
disertai kelainan katup mitral.

2. Ostium Secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum.

3. Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara Vena Cava Superior dan
Atrium Kanan.
Manifestasi klinis

Adapun manifestasi klinis dari Ateri Septal Defect


1. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan

2. Dispnea (kesulitan dalam bernafas)

3. Sesak nafas ketika melaukan aktivitas

4. Jantung berdebar – debar (palpitasi)

5. Aritmia

6. Clubbing finger
Komplikasi
Adapun komplikasi dari Aterial Septal Defect

1. Gagal jantung

2. Penyakit pembuluh darah paru

3. Endokarditis

4. Aritmia

5. Clubbing finger
Konsep Asuhan Keperawatan Arteria Septal Defect
(ASD)
1. Pengkajian; Identitas pasien, Riwayat penyakit,
Pemeriksaan fisik head to toe ( sistem kardiovaskuler
yang meliputi nadi perifer yaitu irama, frekuensi isi
nadi, dan jantung yaitu bentuk perikardium, denyut
apeks jantung, getaran, gerakan trakhea, batas kelainan
jantung, dan bunyi jantung. ) , pemeriksaan penunjang.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul ( SDKI )

1. Resiko penurunan curah jantung D.0008


2. Intoleransi aktifitas D.0056
3. Gangguan tubuh kembang (D.0106)
4. Resiko tinngi infeksi D.0142
5. Defisit Nutrisi D.0019

Intervensi keperawatan ( SIKI )


(dx1) . Perawatan jantung, (dx2). Manajemen Energi , (dx3). Manejemen
Perkembangan.(dx4). Pencegahan Infeksi, (dx5)Manajemen nutrisi.
ASKEP PADA VENTRICULAR SEPTUM DEFEK

Defek septum ventricular (VSD) adalah suatu


keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara
ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi,
2001). VSD adalah adanya hubungan (lubang)
abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan
dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).
Berdasarkan lokasi defek, VSD terbagi atas 4 yaitu :

1. Defek subpulmonal, disebabkan oleh kekurangan septum conal.


Defek membranous, terletak dibelakang septum dari katup tricuspid.
Defek Atrioventrikular (AV), disebabkan karena kekurangan komponen
endokardial dari septum interventrikuler.
Defek muscular, dapat terjadi dibagian manapun dari septum otot.
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD:

1. Rubella atau infeksi virus lainya pada ibu hamil.


2. Gizi ibu hamil yang buruk , ibu yang alkaholik.
3. Usia ibu di atas 40 tahun.
4. Ibu yang menderita diabetes.
5. Ibu peminum obat penenang
KOMPLIKASI

1. Gagal jantung kronik


2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary
4. Penyakit vaskular paru progresif
5. Ro toraks memperlihatkan kardiomegali
6. Kelainan fungsi ventrikel
7. Obtruksi pembuluh darah pulmonal (Hipertensi Pulmonal)
8. Aritmia
9. Henti jantung
PENATALAKSANAAN

1. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan. Diperlukan operasi untuk
mencegah endokarditis infektif.

2. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun
karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila
pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg.

3.Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada keadaan menderita
gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi
eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan
spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.

4.Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah
tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan
akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui efek.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Resiko infeksi
2. Nyeri akut
3. Penurunan curah jantung
4. Gangguan tumbuh kembang
5. Defisit nutrisi
6. Gannguan pertukaran gas
7. Ansietas
8. Intoleransi aktifitas

Anda mungkin juga menyukai