Epidemiologi
Etiologi
Kelainan Kromosom
Teratogen
Infeksi
o Rubella PDA, PS perifer
Obat-obatan
o Dilantin PS,AS
o Lithium Ebstein anomaly
o Alkohol VSD, ASD
o Asam Retinoat IAA, TGA, TOF
Penyakit maternal
o Diabetes TGA, VSD, myopathy
o SLE TAVB
1. Riwayat
2. Pemeriksaan fisik
3. Toraks foto
4. EKG
(7-11)
RIWAYAT
B, Riwayat Keluarga
PRESENTASI KLINIS
1. Takipneu, sulit menyusu, BB sulit naik, diaforesis, pucat, intoleransi terhadap aktivitas
2. Sianosis
3. Spell hipoksik (Biru yang bertambah biru, takipneu, kejang, lemas sampai tidak sadar)
4. Aritmia (Paling sering-> Takikardia supraventrikular)
5. Gejala Neurologis (Abses otak, trombosis)
PEMERIKSAAN FISIK
1. General Appearance
2. Gambaran dismorfik
3. Tanda-tanda vital (Tekanan Darah-> Kaki > Lengan SBP 10-20 mmHg, Pulsasi nya
Lemah kaki > lengan -> Coarctation Aorta, lalu ada juga Pulsasi kecil-hilang-> Syok
kardiogenik
4. Tekanan Vena Jugular (Gejala gagal jantung)
5. Pemeriksaan Jantung (nah awalny nuh kite liat lok atau biase nameny inspeksi -> RV
heave (RV volume overload), bulging. Habis di dengar lanjottt ke Palpasi (Apex : sela iga
keempat linea midklavikular, Thrill). Habis palpasi kite ke Auskultasi dechh
6. Pemeriksaan Paru
A. Ronki -> kongesti paru, edema paru
B. Komplikasi : Pneumonia -> Pirau kiri-kanan
(17-21)
- Merupakan defek pada septum didalam atrium (inter atrial), sebagai akibat gagal fusi
semasa masih janin. Pirau pada atrim menyebabkan penambahan volume darah langsung
ke ventrikel kanan yang akan meningkatkan aliran darah ke a. pulmonalis
- Morbiditas 5 – 10% dari total angka PJB
- Meningkat 2x pada jenis kelamin perempuan
- Tipe ASD:
Primum, ostium primum
Sekundum, fosa ovalis
Sinus venosus, muara vena kava superior atau inferior
- ASD ostium sekunder (90% dari ASD) yang ciri khasnya defek terjadi didekan foramen
ovale, biasanya tidak disertai dengan kelainan jantung yang lain
- ASD ostium primum (5%) terjadi di bagian terendah septum atrium dan dikaitkan
dengan abnormalitas katup mitral dan trikuspid, menunjukkan adanya hubungan yang
dekat antara perkembangan septum primum dan bantalan endokardium. Pada kasus
parah, bisa terjadi defek tambahan mencakup VSD dan kanal atrioventrikular yang
sering.
- ASD sinus venosus (sekitar 5% dari kasus) terletak di septum atrium bagian atas dan
sering disertai kelainan drainase vena pulmo ke atrium kanan atau vena kava superior.
Anamnesis ASD
- Terdapat infeksi saluran nafas berulang
- Sesak nafas
- Sulit menyusu
- Gagal tumbuh kembang
- Cepat lelah pada aktivitas fisik
Pemeriksaan Fisik
- Takipneu
- Sianosis, bila sudah PH/PVD
- Auskultasi: S2 wide fixed split
P2 mengeras ESM
- Hepatomegali, bila sudah CHFa
Patofisiologi
ASD sebagian besar asimtomatik hingga dewasa. ASD merupakan malformasi kongenital
tersering pada saat lahir tetapi dapat menutup secara spontan. Pada perkembangan jantung
normal, terdapat hubungan antara atrium kanan dan kiri melalui dua ostium (primum dan
sekundum) yang akan menjadi foramen ovale, yang memungkinkan darah yang mengandungi
banyak oksigen dari sirkulasi ibu mengalir dari atrium kanan ke atrium kiri sehingga mendukung
perkembangan janin. Pada perkembangan intrauterin, selanjutnya tumbuh lembaran jaringan
(septum primum dan septum sekundum) yang menutup foramen ovale. Pada sekitar 80% kasus,
tekanan sisi kiri jantung yang lebih tinggi yang terjadi saat lahir akan menyatukan septa tersebut
sehingga secara permanen menutup foramen ovale. Pada sekitar 20% kasus, masih terjadi
foramen ovale yang paten; meskipun lembaran jaringan ukurannya cukup untuk menutup
foramen, septa yang tidak tertutup memiliki potensi untuk mengalirkan darah dari sisi kiri ke
kanan. Pirau kiri-kanan menyebabkan kelebihan diastolik ventrikel kanan dan peningkatan aliran
darah paru.
Penunjang Diagnosis
DINDA (22-26)
(27-31)
(32-36)
Tatalaksana VSD
Gagal Jantung Kongestif/GJK
Medikamentosa
Bila medikamentosa gagal, VSD ditutup secepatnya
Bila medikamentosa berhasil, VSD ditutup setelah usia 3 bulan
Tanpa GJK, natural history VSD :
Prolaps Aorta
Infective endocarditis
Stenosis pulmonal infundibuler
PH
VSD menutup spontan/mengecil
Prolaps Aorta
Pada VSD SADC/perimebran
Walaupun VSD kecil, tetap ditutup utk mencegah kerusakan katup Aorta
Stenosis pulmonal infundibulum
Hipertrofi otot infundibulum RV
VSD ditutup untuk menghindari beban RV
PH/hipertensi pulmonal
Ditutup bila masih memungkinkan
VSD mengecil atau menutup spontan
Usia 5-7 tahun
Ditutup bila VSD masih signifikan
Infektif Endocarditis
Tatalaksana sesuai IE dan tutup VSD
Antibiotik profilaksis pada tindakan bedag minor
Jaga kesehatan gigi mulut
Penunjang Diagnosis :
1. Toraks Foto
Bervariasi tergantung :
Anomali lain yang menyertai
Arah shunt, (kiri-kanan atau kanan ke kiri).
Kardiomegali : Terutama atrium kiri dan ventrikel kiri
2. EKG
4. Anak/Dewasa tanpa PH :
- Penutupan secara bedah (ligasi)/non bedah (kateter dengan occluder)
5. Anak/Dewasa dengan PH
- Penyadapan jantung bila diperlukan
- Penutupan bila masih memungkinkan
Tetralogi Fallot merupakan kombinasi dari empat komponen yaitu defek septum ventrikel
(VSD), obstruksi aliran keluar ventrikel kanan, hipertrofi ventrikel kanan, dan overriding aorta.
Tetralogi Fallot de- ngan atresia pulmonal (Tetralogy of Fallot- Pulmonary Atresia = ToF-PA)
merupakan salah satu varian ekstrim dari tetralogi Fallot.
Presentasi Klinis
- Presentasi Klinis Awal
Adanya murmur dan sianosis yang progresif
TOF yang tidak dikoreksi, prognosis buruk (95% meninggal sebelum mencapai usia
40th)
- Presentasi Klinis Lanjut
Sianosis, spell hipoksia, squatting pada anak yang lebih besar
Survival rate setelah TOF repair baik, 35 year survival rate 85%
(47-50)
Spell Hipoksik
Nama lain spel hipoksik adalah serangan sianosis, cyanotic spells, hypoxic spells atau tet spell.
Spel hipoksik terjadi pada bayi dengan tetralogy fallot. Insidens tertinggi terjadi pada usia 2
sampai 4 bulan. Mekanisme terjadinya spel hipoksik sampai saat ini belum jelas, diduga
disebabkan oleh interaksi beberapa faktor. Spel hipoksik ditandai dengan bayi mengalami agitasi
dan iritabilitas, diikuti hiperpnea (nafas cepat dan dalam), sianosis yang bertambah berat dan
dapat diikuti dengan kejang, sinkope dan tidak sadar. Pada saat spel hipoksik biasanya biasanya
bising jantung tidak terdengar karena minimalnya aliran darah yang melalui RV outflow yang
obstruksi. Bila keadaan ini tidak ditangani segera secara sempurna dapat membuat komplikasi
pada susunan saraf pusat dan kematian. Keadaan seperti menangis, defekasi, atau meningkatnya
aktifitas fisik yang menurunkan SVR akan menimbulkan pirau kanan ke kiri yang besar memulai
terjadinya spel hipoksik. Keadaan lain seperti takikardia yang berlebihan atau hipovolemia dapat
meningkatkan pirau kanan ke kiri melalui VSD mengakibatkan penurunan saturasi O2 darah
sistemik, mengakibatkan hipoksia dan memulai spel hipoksik. Mekanisme spel hipoksik berupa
sirkulus vitiosus dimana penurunan tekanan O2 di arteri pulmonalis (PaO2) yang disertai
peningkatan tekanan CO2 di arteri pulmonalis (PCO2) dan penurunan pH akan merangsang
sentra pernafasan sehingga terjadi hiperventilasi. Sebaliknya keadaan ini membuat pompa
tekanan negative toraks lebih efisien dan dengan akibat peningkatan systemic venous return.
Pada keadaan adanya resistensi RV outflow yang menetap atau pembukaan katup pulmonal yang
menetap menyebabkan systemic venous return yang meningkat masuk ke ventrikel kanan dan
kemudian ke ventrikel kiri dan keluar melalui aorta. Keadaan ini memulai penurunan pada
saturasi darah arterial dan keadaan ini merupakan sirkulus vitiosus pada spel hipoksik.
Penunjang Diagnosis
1. Bayi dengan riwayat spell : a) propanolol oral; b) Perbaikan KU, anemia, dehidrasi,
infeksi; c) operasi segera jika spell tidak teratasi; d) jika spell teratasi, sebaiknya operasi
dilakukan pada usia bayi lebih atau sama dengan 4 bulan.
2. Bayi tanpa riwayat spell sebaiknya dioperasi saat usia bayi 4 bulan
3. Anak yang usianya lebih dari 4 bulan dilakukan operasi repair TOF
1) Knee-chest position
2) Control crying
3) O2 supplement
4) Morfin 0,1 mg/kgBB
5) Intravena hidrasi dan koreksi asidosis metabolik
6) Propanolol 1-4 mg/kg BB/hari setiap 6-8 jam
7) Koreksi anemia