Anda di halaman 1dari 4

1.

BPH
d. Faktor risiko
Faktor yang menjadi risiko terjadinya pembesaran prostat yaitu usia, riwayat
keluarga, obesitas, diabetes melitus, pola konsumsi sayur dan buah, merokok, alkohol,
perilaku seksual dan olahraga.1,2 Volume prostat juga meningkat seiring bertambahnya
usia, dengan data dari Krimpen dan Baltimore Longitudinal Study of Aging (BLSA)
kohort menunjukkan tingkat pertumbuhan prostat dari 2,0% menjadi 2,5% per tahun pada
pria yang lebih tua. faktor kebiasaan merokok yang mana kandungan nikotin dalam rokok
dapat meningkatkan kadar testosterone dan estrogen sehingga mempengaruhi
perkembangan sel prostat dari penelitian sebelumnya diketahui nilai OR dari kebiasaan
merokok adalah 3.765 yang artinya orang yang mengkonsumsi rokok berisiko 3 kali lipat
terkena BPH3 sedangkan dalam penelitian yang lain menyatakan bahwa orang yang
mengkonsumsi rokok 5 kali lebih berisiko terkena BPH.4

SUMBER :
1. Parsons, Jk., & Patel, N. (2014). Epidemiology and etiology of benign prostatic
hyperplasia and bladder outlet obstruction. Indian Journal of Urology, 30(2), 170.
2. Wein, A. J., Kavoussi, L. R., Partin, A. W., & Peters, C. A. (Ed.). (2016).
CampbellWalsh urology (Eleventh edition). Philadelphia, PA: Elsevier.
3. Setyawan B, Saleh I, Arfan I. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Benign
Prostate Hyperplasia. Universitas Muhammadiyah. 2016:14-8.
4. Suryawan, B. (2016). Hubungan Usia Dan Kebiasaan Merokok Terhadap Terjadinya
Bph Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2015. Skripsi. Jurnal
Medika Malahayati.

k. Pencegahan

Berdasarkan faktor risikonya maka salah satu pencegahannya adalah dengan


mengubah gaya hidup kea rah yang lebih sehat seperti tidak mengonsumsi rokok. Rokok
sendiri menurunkan konsentrasi testosteron. Testosteron berhubungan denga konsentrasi
dehidrotestosteron yang berperan penting dalam perkembangan BPH dan LUTS sehingga
perlu menghentikan kebiasaan merokok untuk mencegah resiko terjadinya Pembesaran
Kelenjar Prostat. Kemudian dengan memberikan penyuluhan mengenai penyakit
pembesaran Kelenjar Prostat dan bagaimana pencegahannya, salah satunya memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai berolahraga secara teratur 3-5 kali dalam
seminggu dan dengan waktu minimal selama 30 menit, dan melakukan olahraga tidak
hanya pada satu jenis olahraga saja, masih banyak kegiatan olahraga lain yang bisa
dilakukan seperti senam, bersepeda dan lain-lain. Menkonsumsi sayur dan buah-buahan
juga penting untuk mencegah pembesaran prostat , mengkonsumsi sayur dan buah setiap
harinya minimal 15 gram/hari dan memvariasikan jenis sayur dan buah yang dikonsumsi
setiap harinya untuk dapat mencegah resiko terjadinya Benign Prostate Hyperplasia.

SUMBER :

Setyawan B, Saleh I, Arfan I. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Benign Prostate
Hyperplasia. Universitas Muhammadiyah. 2016:14-8.

3. BSK
a. Definisi
Urolitiasis adalah proses terbentuknya batu (kalkuli) pada traktus urinarius.
Kalkuli yang ditemukan pada ginjal disebut nephrolitiasis dan kasus ini paling sering
ditemukan. Jika kalkuli ditemukan pada ureter dan vesica urinaria sebagian besar
berasal dari ginjal.1,2 Urolitiasis adalah penyebab umum adanya keluhan ditemukan
darah dalam urin dan nyeri di abdomen, pelvis, atau inguinal. Urolitiasis terjadi pada
1 dari 20 orang pada suatu waktu dalam kehidupan mereka.3

SUMBER :

1. Armed Forces Health Surveillance Center. Urinary Stones, Active Component,


U.S. Armed Forces, 2001-2010. Medical Surveillance Monthly Report (MSMR).
2011. December; Vol 18 (No12): 6-9.
2. Kidney stones in adults. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney
Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologicdiseases/kidney-
stones/definition-facts . Accessed Jan. 16, 2018.
3. Medical Definition of Urolithiasis. Medicine.Net.com.
https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=6649 . Accessed
Jan. 16, 2018.
5. Striktur Uretra
c. Etiologi
Studi yang dilakukan di Jerman menyebutkan penyebab dari striktur uretra
meliputi trauma pelvis (54%), post-kateterisasi (21,1%), infeksi (15,2%), dan
postinstrument (5,6%). Study ini menunjukkan kesimpulan bahwa etiologi diatas
menentukan prognosis dari penatalaksanaan striktur uretra.6 Studi yang dilakukan
oleh Tritschler, et all juga mendapatkan hasil sebanyak 30 % idiopatik, dan 20 %
karena uretritis bakteri, 45 % striktur uretra disebabkan iatrogenik yang didalamnya
termasuk reseksi transuretral, kateterisasi uretra, cystoscopy, prostatectomy,
brachytherapy, dan pembedahan hypospadia.2,3
Etiologi striktur uretra anterior pada kasus infeksi yaitu 71,4% kasus, diikuti oleh
iatrogenik sebanyak 45% hasil dari manipulasi uretra (traumatis kateter, intervensi
transurethral, koreksi hipospadia, prostatectomy, brachytherapy) dan trauma urethra
sebanyak 20% kasus. Analisis urin dilakukan pada 82,5% pasien menunjukkan
infeksi saluran kemih pada 69,2% kasus dan E. coli yang terisolasi pada 77,7%
kasus ,sekitar 30% dari striktur uretra adalah idiopatik. Dalam kasus ini yang paling
mungkin memicu adalah pada trauma minor yang terjadi dalam waktu yang lama di
masa lalu (misalnya, cedera perineum saat naik sepeda). 2,5

SUMBER :

1. Alwaal Amjad, Blaschko Sarah, McAninch Jack, Breyer Benjamin. 2014.


Epidemiology of urethral Strictures. Departement of Urology, University California
San Fransisco and King Abdul Aziz University, Jeddah, Saudi Arabia. 2014 Jun;3(2):
209-213
2. Tritschler Stefan, Roosen Alexander, Füllhase Claudius, Christian G. Stief, Rübben
Herbert. 2013. Urethral Stricture: Etiology, Investigation and Treatments. Deutsches
Ärzteblatt International : Dtsch Arztebl Int 2013; 110(13): 220−6
3. Irekpita Eshiobo, Aigbe Eghosa, Aigbonoga Quincy, Esezobor Emmanuel. 2018.
Aetiology and Evaluation of Men with Urethral Stricture and the Current Role of
Urethroplasty in the Treatment of Anterior Urethral Strictures. Department of
Surgery, Ambrose Alli University, Ekpoma, Nigeria. 2018;6(1): 82-89
4. Yamego Clotaire AMKS, Outtara Adama,et all. 2017. Male Anterior Urethral
Stricture. Epidemiological Profile and Management at Ouagadougou University
Teaching Hospital (Burkina-Faso). Division of Urology, Ouedraogo University
Hospital, Ouagadougou, Burkina Faso. 196-206
d. Prostatitis
b. Etiologi
Bacterial prostatitis (BP) adalah infeksi bakteri pada kelenjar prostat yang terjadi
dalam distribusi bimodal pada pria yang lebih muda dan lebih tua. Hal Ini bisa akut
(ABP) atau kronik (CBP), BP paling sering disebabkan oleh infeksi dari
enterobacteriaceae. Escherichia Koli yang paling umum dari kultur urin dan
merupakan agen kausatif mayoritas (sekitar 50% menjadi 90%) kasus. Isolat umum
lainnya termasuk spesies Proteus, Klebsiella, Enterobacter, Serratia, dan
Pseudomonas. Organisme gram positif seperti spesies Enterococcus dan spesies
Staphylococcus dan organisme menular seksual seperti Neisseria gonorrhoeae,
klamidia trachomatis, ureaplasma urealyticum juga terkadang terlibat.

SUMBER :

Davis NG, Silberman M. Bacterial Acute Prostatitis. [Updated 2019 Dec 22]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-

Anda mungkin juga menyukai