Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

STUDI KASUS NO. 4

MODUL REPRODUKSI
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N TA N
NAMA KELOMPOK DK 8
Ani Soraya (I1011181001)
Marvin Lionel (I1011181015)
Sonia Veronika Angelina (I1011181016)
Muhammad Reza Setiawan (I1011181020)
Avilya Hidayati (I1011181037)
Yuri Amia (I1011181041)
Diva Herti Aryani (I1011181057)
Mellinia Wahyu Nurliesa (I1011181018)
Afifah Marwah AlQadrie (I1011181076)
Zulkarnain (I1011181084)
Clarisa Josevine (I1011181097)
Nur Atirah (I1011181101)
Studi kasus no. 4

Seorang pria datang dengan keluhan luka di kemaluannya sejak 1 minggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan ulkus di dorsum penis dan tidak nyeri. Pasien memiliki riwayat berhubungan seksual dengan PSK
Klarifikasi definisi

1. Ulkus : defek lokal, atau ekskavasi permukaan suatu organ atau jaringan, akibat pengelupasan jaringan radang

yg nekrotik
 
Kata kunci
1. Lesi di genital sejak 1 minggu
2. Ulkus di dorsum penis
3. Nyeri (-)
4. riwayat hubungan seksual dgn PSK
 
Rumusan masalah
Apa yang dialami pria pada kasus dan bagaimana menegakkan diagnosis nya?
5. ANALISIS MASALAH
Pria

Keluhan utama: Riwayat hubungan


 Ulkus dorsum seksual dengan PSK
penis
 Nyeri (-)
DD:

Chancroid Diagnosis sementara

Herpes genital Sifilis stadium primer

Uji diagnostic

 Mikroskopik: Darkfield, Direct flurosence


Antibody

Uji serologi

 non-treponema: VDRL, RPR


 treponema: FTA-ABS, TP-PA, TPI

Tata laksana

Edukasi
6. Hipotesis

Pria dengan riwayat hubungan seksual dengan PSK tersebut mengalami sifilis stadium primer
7. Pertanyaan diskusi B. Etiologi B. Stadium
1. Penyakit menular seksual C. Patofisiologi C. Patofisiologi
A. Definisi D. Manifestasi klinis D. Manifestasi klinis
B. Etiologi E. Faktor E. Faktor resiko
C. Faktor resiko F. Diagnosis F. Diagnosis
    G. Tata laksana
2. Ulkus genital 3. Sifilis H. Komplikasi
A. Definisi A. Definisi dan etiologi I. Edukasi
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
A. DEFINISI Haemophilus ducreyi Human Pappiloma Virus
(HPV)
Infeksi menular seksual atau Klabsiella granulomatis
penyakit menular seksual Virus Moluskum
adalah infeksi yang menular Mycoplasma genitalium kontagiosum
melalui hubungan intim Ureaplasma urelyticum Infeksi Protozoa
B. ETIOLOGI Infeksi Virus Trichomonas vaginalis
Infeksi Bakteri Human Immunodeficiency Infeksi Jamur
Neisseria gonorrhoeae Virus (HIV)
Candida albicans
Chlamydia trachomatis Herpes Simplek Virus (HSV)
Treponema pallidum
Faktor resiko PMS
Perilaku Seks
Dorongan hasrat seksual yang muncul ketika berhubungan baik antar jenis maupun sesama jenis,
merupakan salah satu perilaku berisiko yang menyebabkan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Media Informasi
Informasi mengenai perilaku kesehatan seks dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku
masyarakat
Usia
Saat seseorang memasuki usia reproduktif aktif peningkatan hormon androgen berperan dalam
menimbulkan daya tarik seksual. Oleh karena itu, usia reproduktif aktif meningkatkan terjadinya
risiko.
Ulkus Genital
A. Definisi
Ulkus Genital → penyakit apapun yang memiliki ciri adanya luka (sores) pada daerah genital
B. Etiologi
Ulkus genitalia yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti herpes genitalis, sifilis, ukus
mole, limfogranuloma venereum dan granuloma inguinalis
C. Patofisiologi
Ulkus genital disebabkan karena penurunan sistem imunitas seluler berupa gangguan pada fungsi
sel natural killer dan makrofag, serta penurunan produksi sitokin seperti interferon-y yang
mempunyai peran sebagai proteksi terhadap infeksi virus
D. Faktor Resiko
Faktor risiko → jenis kelamin laki-laki, kurangnya sunat, perilaku seksual beresiko, dan infeksi
human immunodeficiency virus (HIV)
Ulkus infeksius oleh HSV Ulkus infeksius Ulkus infeksius Chancroid Ulkus infeksius
Sifilis LGV

Vulvar Apthous Ulcers Crohn disease Behcet disease


Hidradenitis Suppurativa

Pyoderma Gangrenosum

MANIFESTASI KLINIS
ULKUS GENITAL
DIAGNOSIS ULKUS GENITAL
Diagnosis penyakit ulkus kelamin didasarkan pada adanya satu atau lebih ulkus mukokutan yang
melibatkan alat kelamin, perineum, atau anus. Mendiagnosis penyebab spesifik ulkus kelamin
didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan temuan laboratorium.
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium ulkus genital awal harus mencakup pengujian kultur atau reaksi berantai
polimerase untuk infeksi HSV, serologi spesifik tipe HSV, pengujian serologi untuk sifilis, dan
kultur untuk H. ducreyi dalam pengaturan dengan prevalensi chancroid yang tinggi.
SIFILIS
A. Definisi dan Etiologi
Sifilis, atau yang dulunya disebut sebagai penyakit lues, adalah
infeksi kelamin kronis yang disebabkan oleh spirochete
Treponema pallidum.
T pallidum adalah bakteri spiral ramping berukuran lebar sekitar
0,2 μm dan panjang 5–15 μm. Gulungan spiral memiliki jarak
yang teratur sekitar 1 μm dari satu sama lain. Organisme secara
aktif bergerak, berputar dengan stabil di sekitar endoflagella dan
ujungnya yang meruncing.
Stadium Sifilis
Patofisiologi
Sifilis
Manifestasi Klinis
Sifilis primer ditandai dengan ulserasi yang tidak nyeri yang bermula dari papul merah dan
berulserasi dalam waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu. Ulser primer, atau yang disebut
juga dengan kankre, teraba keras. Ulserdapat ditemukan di labia, vagina introitus, dan mons pada
perempuan dan di kelenjar, kulup, dan batang penis pada laki-laki.

Sifilis sekunder waktu rata-ratanya ialah 6 minggu setelah ulser primer disembuhkan. Pasien
umumnya mengeluhkan gejala konstitusional seperti malaise, demam, menggigil, kelelahan, dan
penurunan berat badan. Temuan kulit bisa beragam. Penemuan kulit yang paling umum adalah
papula dan bercak yang berwarna kulit sampai merah sampai agak hiperpigmentasi
Faktor Resiko Sifilis
Rentan terhadap seseorang yang mengalami HIV

Tidak menggunakan kondom ketika berhubungan intim

Sering bergonta-ganti pasangan seks

Melakukan hubungan seks dengan sesama jenis


DIAGNOSIS SIFILIS
Diagnosis penyakit sifilis biasanya dapat ditentukan dari gabungan informasi dan pemeriksaan
gejala, riwayat kontak dengan penderita lain, dan laboratorium.
Pemeriksaan Laboratorium:
1. Uji serologis sifilis pada sifilis meliputi Uji serologis non treponema seperti pemeriksaan
Rapid Plasma Reagen (RPR), pemeriksaan Venereal Disease Research Laboratory (VDRL),
dan pemeriksaan Automated Reagin Test (ART)
2. Uji serologis treponema meliputi Enzym Immunioassay (EIA), Chemiluminescence
Immunoassay (CIA),Flurescent Treponema Antibody ”Absorbed” Assay (FTA-ABS),
Treponema Palidum Particle Agglutination Assay (TP-PA) dan Treponema Palidum
Hemaglinination Assay (MHA-TPA).
Tatalaksana Sifilis
Stadium Terapi Alternatif bagi yang alergi penisilin

Tidak hamil Hamil

Sifilis primer dan Benzathine Doksisiklin 100 mg per Eritromisin 500 mg per
sekunder benzylpenicillin 2,4 juta oral, 2kali /hari selama oral,4 kali /hari selama
IU, injeksi IM dosis 30 hari 14 hari
tunggal

Sifilis laten Benzathine Doksisiklin 100 mg per Eritromisin 500 mg per


benzylpenicillin 2,4 juta oral, 2 kali /hari minimal oral,4 kali /hari minimal
IU, injeksi IM, satu 30 hari ATAU Seftriakson 30 hari
kali/minggu selama 3 1 gr, injeksi IM 1 kali
minggu berturut turut /hari selama 10 hari
Komplikasi Sifilis
Komplikasi dapat timbul jika sipilis atau sifilis sudah memasuki tahap tersier.
Komplikasi sifilis yang dapat terjadi antara lain:
1. Benjolan kecil atau gumma
2. Infeksi HIV
3. Gangguan saraf
4. Gangguan jantung
5. Komplikasi kehamilan
Edukasi kepada Pasien Sifilis
Dokter mengedukasi pasien sifilis dengan cara menjelaskan tentang apa penyakit yang diderita
oleh pasien, penjelasan tentang obat dan aturan penggunaan obat, penjelasan bagaimana cara
agar tidak menular kepada orang lain, dan kontrol rutin pasien untuk melihat perkembangan
kesmbuhan pasien. Tekankan kepada pasien bahwa penyakit ini harus dikontrol secara rutin guna
melihat bagaimana peningkatan penyembuhan pasien dan mengetahui sifilis tidak berkembang
ke stadium berikutnya; minimal 2 minggu sekali dan dilakukan pengecekan oleh dokter yang
sama.
KESIMPULAN

Pria tersebut mengalami sifilis primer dengan pemeriksaan lanjut


serologi dan mikroskopi
Click icon to add picture

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai