Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


PDA (PATENT DUCTUS
ARTERIOSUS)”
Kelompok I
Muhammad Syahputra (2021-01-14201-177)
Selvi Indriana (2021-01-14201-187)
Winarti (2021-01-14201-192)
pengertian
 Patent Duktus Arteriosus adalah
saluran yang berasal dari arkus
aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri
pulmonalis dengan aorta
 Patent Duktus Arteriosus
desendens. Pada bayi normal
duktus tersebut menutup secara
(PDA) adalah tetap
fungsional 10- 15 jam setelah terbukanya duktus arteriosus
lahir dan secara anatomis setelah lahir, yang
menjadi ligamentum arteriosus menyebabkan dialirkannya
pada usia 2-3 minggu. Bila tidak darah secara langsung dari
menutup disebut Duktus aorta (tekanan lebih tinggi) ke
Arteriosus Persistent. (Buku ajar dalam arteri pulmoner
keperawatan kardiologi, 2011) (tekanan lebih rendah). (Betz
& Sowden, 2012)
lanjutan
 Patent Ductus Arteriosus
merupakan kelainan dimana
terdapat kegagalan ductus
arterious utuk menutup
 Duktus Arteriosus Persisten setelah lahir sehingga
(DAP) adalah duktus arteriosus terdapat hubungan langsung
yang tetap terbuka setelah bayi
lahir. Kelainan ini merupakan 7 antara aorta dengan arteri
% dari seluruh penyakit jantung pulmunalis. (Sudoyo, Aru
bawaan. Duktus Arteriosus w, dkk,2009)
Persisten sering dijumpai pada
bayi prematur. Insiden bertambah
dengan berkurangnya masa
gestasi. (Mansjoer, Arif, dkk,
2010)
Klasifikasi
 Patent Ductus Arteriosus
asimptomatik Jika patent
ductus arteriosus sangat  Patent Ductus Arteriosus
kecil, maka darah yang simptomatik Jika patent
melewati patent ductus ductus arteriosus besar,
arteriosus sangat sedikit, maka darah dalam jumlah
pada saat ini anak tidak yang besar akan
memiliki gejala. membanjiri paru-paru. Dan
anak akan menunjukkan
gejala. (Wong, Donna L.,
2014)
Etiologi
Penyebab PDA secara pasti
belum diketahui, akan tetapi
faktor keturunan, infeksi dan
maternal rubella memegang
 Faktor predisposisi
peran penting dalam terjadinya
penyebab penyakit jantung
PDA.
bawaan:
a. Faktor Prenatal
b. Faktor Genetik
(Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler, 2011)
Manifestasi Klinis/Tanda dan gejala

 Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering


disamarkan oleh masalah-masalah lain yang
berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat
nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak
terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan
PDA kecil (asimptomatik), bayi dengan PDA lebih besar
(simptomatik) dapat menunjukkan tanda-tanda gagal
jantung kongestif (CHF). (Betz & Sowden, 2012)
Patofisiologi Penyakit
 PDA lebih sering terdapat
pada bayi prematur dan
kurang dapat ditoleransi
karena mekanisme
kompensasi jantungnya  Penutupan PDA terutama
tidak berkembang baik dan tergantung pada respon
konstriktor dari duktus terhadap
pirai kiri ke kanan itu tekanan oksigen dalam darah.
cenderung lebih besar. Faktor lain yang mempengaruhi
penutupan duktus adalah
pengaruh kerja prostalglandin,
tahanan pulmoner dan sistemik,
besarnya duktus, dan keadaan si
bayi (prematur atau cukup
bulan). (Corwin, 2010)
Komplikasi

 Tekanan darah tinggi di paru-paru  Gangguan paru yang terjadi


(hipertensi pulmonal). bersamaan (misalnya
 Gagal jantung. sindrom gawat nafas)
 Endokarditis(infeksi jantung).  Perdarahan gastrointestinal,
 Arithmia(detak jantung tidak penurunan jumlah trombosit
teratur).
 Hiperkalemia(penurunan
 Gagal ginjal.
keluaran urin)
 Obstruksi pembuluh darah
pulmonal.  CHF
 Hepatomegali (pembesaran hati).  Gagal tumbuh
 Enterokolitis nekrosis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Pemeriksaan Laboratorium
 Analisis Gas Darah Arteri
Yaitu : prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan untuk
mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam
darah. AGD juga dapat digunakan untuk menentukan
tingkat keasaman atau pH darah.
lanjutan
2. Pemeriksaan Radiografi
 EKG (Elektrokardiografi)
Foto Thorax
Yaitu: pemeriksaan kesehatan
Yaitu: Alat untuk menggambarkan secara
terhadap aktivitas elektrik (listrik)
radiografi organ pernapasan yang terdapat
jantung. Tujuan Memeriksa aktivitas
didalam rongga dada. Tujuan Untuk melihat
elektrik jantung, Menemukan penyebab
abdominalis congenital, melihat adanya trauma,
adanya infeksi, memeriksa keadaan jantung,
nyeri dada, yang dapat disebabkan
dan keadaan paru. Atrium ventrikel kiri serangan jantung, inflamasi kantung sekitar
membesar secara signifikan (kardiomegali), jantung (perikarditis), atau angina.,
gambaran vaskuler paru meningkat. Menemukan penyebab gejala penyakit
jantung, Mengetahui apakah dinding ruang-
ruang jantung terlalu tebal (hypertrophied),
Ekhokardiografi
Memeriksa seberapa baik kerja suatu obat
Yaitu: Suatu alat yang dapat mengeluarkan dan apakah obat tersebut memiliki efek
gelombang suara ultrasonik atau USG untuk samping terhadap jantung, Memeriksa
menilai jantung. Tujuan Untuk mengetahui
apakah suatu alat mekanis yang dicangkok
fungsi dan struktur jantung secaralangsung, dan
dalam jantung, Memeriksa kesehatan
mengetahui bagaimana gerakan katup jantung,
jantung pada penderita penyakit atau
dinding jantung, aliran cairan yang mengalir
diruangan jantung. kondisi tertentu.
lanjutan
 Kateterisasi jantung
Yaitu: Tindakan pemeriksaan invasif yang melibatkan
pemasukan kateter, sebuah tabung tipis berongga, ke jantung
untuk menilai kondisi nyata dari organ tersebut. Tujuan Hanya
dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil Echo atau
Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek
tambahan lainnya. (Betz&Sowden, 2007
Penatalaksanaan
Penatalaksanaa terbagi dalam 2 macam :
1. Penatalaksanaan Keperawatan:
 Ruangan harus cukup ventilasi
 Baringkan dengan kepala lebih tinggi
 Jika banyak lendir baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan memberi
ganjal di bawah bahunya (untuk memudahkan lendir keluar).
 Sering isap lendirnya, bila terlihat banyak lendir di dalam mulut, bila akan
memberi minum, atau bila akan mengubah sikap berbaringnya.
 Ubah sikap berbaringnya setiap 2 jam. Lap dengan air hangat bagian yang
tertekan dan beri bedak.
 Bila dispnea sekali diberikan oksigen 2-4 L per menit. Lebih baik periksa
astrup dahulu untuk menentukan kebutuhan oksigen yang sebenarnya
sesuai dengan kebutuhan.
 Jaga nutrisi anak agar tetap mendapat nutrisi yang lebih baik dan
menghindari makanan yang mengandung banyak pengawet. Contoh : sosis,
mie, dll.
 (Nanda,2012)
2. Penatalaksanaan Medis
 Penatalaksanaan konservatif: Restriksi cairan dan
pemberian obat- obatan : Furosemid (lasix) diberikan
bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan
mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskuler,
pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk
mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik
profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.
 Pembedahan: pemotongan atau pengikatan duktus.
 Non pembedahan: penutupan dengan alat penutup dilakukan
pada waktu kateterisasi jantung.
Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian→ Anamnesa
 Keluhan Utama
 Identitas
Pasien dengan PDA biasanya
PDA sering ditemukan merasa lelah, sesak napas
pada neonatus, tapi secara
fungsional menutup pada 24  Riwayat penyakit sekarang
jam pertama setelah Pada pasien PDA, biasanya
kelahiran. Sedangkan secara akan diawali dengan tanda-tanda
anatomic menutup dalam 4 respiratory distress, dispnea,
minggu pertama tacipnea, hipertropi ventrikel kiri,
retraksi dada dan hiposekmia.
 Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita
infeksi dari rubella.

 Riwayat penyakit keluarga


Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit PDA karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari
orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa
karena kelainan kromosom

 Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya,
bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan
terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang
digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap
penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga
terhadap stress.
 Riwayat kehamilan sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui usia kehamilan
saat ini, HPHT, gerakan janin, tanda bahaya dan
penyulit, imunisasi, obat seperti penambah darah,
dan kekhawatiran khusus
 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui jumlah kehamilan dan
persalinan, kapan, dimana, penolong persalinan, jenis
persalinan, dan robekan jalan lahir.
 Riwayat Imunisasi
Diisi untuk klien 0-12 bulan , meliputi jenis, waktu,
frekuensi, efek samping, dan alasan bila tidak melakukan
imunisasi. Contoh : imunisasi lengkap: BCG 1x (usia 1
bulan), DPT 3x (bulan ke 2, 3, dan 4 , keluahan demam
ringan) , Hepatitis B 3x , dst.
 Diagnosa
 Penurunan curah jantung b.d perubahan
preload/perubahan afterload/perubahan kontraktilitas
SDKI (D. Hal D.0008 Hal.34)
 Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran
alveolus-kapiler SDKI (D.0003 Hal.22 )
 Pola nafas tidak efektif b.d dengan hambatan upaya
nafas (mis: nyeri saat bernafas) SDKI (D.0005 Hal 26)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
Keperawatan
1.Gangguan Tujuan :  Monitor frekuensi irama,
pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan kedalaman dan upaya nafas
perubahan membran keperawatan diharapkan  Monitor pola nafas
pertukaran gas meningkat.  Monitor kemampuan batuk
alveolus-kapiler
  efektif
Kriteria hasil :  Monitor nilai AGD
 Dipsnea menurun  Monitor saturasi oksigen
 bunyi nafas tambahan  Auskultasi bunyi nafas
menurun  Dokumentasikan hasil
 Pola nafas membaik pemantauan
 PCO2 dan O2 membaik  Jelaskan tujuan dan prosedur
  pemantauan
(Pertukaran gas SLKI L.01003  Informasikan hasil
Hal.94) pemantauan, jika perlu
 Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktifitas dan/atau
tidur
 
(Pemantauan Respirasi SIKI
I.01014 Hal.247)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
Keperawatan

Penurunan Curah Tujuan :  Identifikasi tanda / gejala


Jantung b.d perubahan Setelah dilakukan tindakan primer penurunan curah
preload/perubahan keperawatan diharapkan curah jantung
afterload/perubahan jantung meningkat.  Identifikasi tanda / gejala
kontraktilitas Dengan kriteria hasil : sekunder penurunan curah
 Kekuatan nadi perifer meningkat jantung
 Bradikardia menurun  Monitor intake dan output
 Takikardia menurun cairan
 Dispnea menurun  Monitor keluhan nyeri dada
 Oliguria menurun  Berikan terapi terapi
 Batuk menurun relaksasi untuk mengurangi
 CPT membaik strees, jika perlu
   Anjurkan beraktifitas fisik
  sesuai toleransi
(curah jantung SLKI L.02008 Hal.  Anjurkan berakitifitas fisik
20) secara bertahap
 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
(Perawatan Jantung SIKI I.02075 Hal.
317)
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi

Pola nafas tidak efektif Tujuan :  Monitor pola nafas


b.d hambatan upaya nafas Setelah dilakukan tindakan (frekuensi, kedalaman,
(mis: nyeri saat bernafas keperawatan diharapkan pola usaha nafas)
 Monitor bunyi nafas
napas membaik dengan kriteria
tambahan (mis: gagling,
hasil: mengi, Wheezing,
 Frekuensi nafas dalam ronkhi)
rentang normal  Monitor sputum
 Tidak ada pengguanaan otot (jumlah, warna, aroma)
bantu pernafasan  Posisikan semi fowler
 Pasien tidak menunjukkan atau fowler
tanda dipsnea  Ajarkan teknik batuk
  efektif
 Kolaborasi pemberian
(Pola Napas bronkodilato,
SLKI L.01004 hal. 95) ekspetoran, mukolitik,
jika perlu.
 
(Manajemen jalan napas
SIKI I.01011 hal. 186)
 Implementasi

 Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
(Dinarti & Muryanti, 2017)
 Menurut (Asmadi, 2008)Terdapat 2
jenis evaluasi :  Evaluasi sumatif (hasil) 
  Evaluasi formatif (Proses) Evaluasi sumatif adalah evaluasi
Evaluasi formatif berfokus pada yang dilakukan setelah semua aktifitas
aktifitas proses keperawatan dan hasil proses keperawatan selesai dilakukan.
tindakan keperawatan. Evaluasi ini Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai
dilakukan segera setelah perawat
dan memonitor kualitas asuhan
mengimplementasikan rencana
keperawatan guna menilai keefektifan keperawatan yang telah diberikan.
tindakan keperawatan yang telah Metode yang dapat digunakan pada
dilaksanakan. Evaluasi ini meliputi 4 evaluasi jenis ini adalah melakukan
komponen yang dikenal dengan istilah wawancara pada akhir pelayanan,
SOPA, yakni subjektif (data keluhan
menanyakan respon pasien dan
pasien), objektif (data hasil
pemeriksaan), analisis data keluarga terkai pelayanan keperawatan,
(perbandingan data dengan teori), dan mengadakan pertemuan pada akhir
perencanaan. layanan.

Anda mungkin juga menyukai