Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN CKD (CHRONIC

KIDNEY DISEASE) DI RUANG HEMODIALISA


RSUD dr ISKAK TULUNGAGUNG

Disusun Oleh :
MAHASISWA

FRANSISKA FAHRUL
DIANTI
(A2R18071)
Prodi : S1 Keperawatan 3B

STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung


Tahun Ajaran
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CKD (CHRONIC KIDNEY
DESEASE)

Tema : CKD (Chronic Kidney Desease)

Hari / tanggal : Selasa, 20 Oktober 2020

Waktu Pertemuan : 30 menit

Tempat : Ruang Hemodialisa

Sasararan : Keluarga Pasien dan pasien

Penyuluhan : FRANSISKA FAHRUL DIANTI

A. LATAR BELAKANG/ PERMASALAHAN

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan


perkembangan gagal ginjal yang progesif dan lambat biasanya
berlangsung selama beberapa tahun, ginjal kehilangan
kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi
cairan tubuh. Perjalanan penyakit gagal ginjal pada stadium akhir
di anggap terminal, dapat bervariasi dari 2-3 bulan hingga 30-40
tahun.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)


oleh Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI pada tahun 2013, prevelensi gagal ginjal kronik di
Indonesia 0,2 %, yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) oleh Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013.

Jumlah kunjungan teratas yang masuk IGD RSSA


sejak Januari 2018 hingga sekarang yakni kasus Gagal Ginjal
Kronik (GGK) atau CKD. Kejadian Gagal Ginjal Kronik (GGK)
berada di rentang usia produktif antara 20-45 tahun. Oleh karena
itu, untuk menurunkan angka kejadian tersebut perlu diakukan
upaya preventif seperti penyampaian materi tentang Gagal Ginjal
Kronik (GGK).

Penggunaan Protein tinggi pada pasien hemodialisa


digunakan untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan
mengganti asam amino yang hilang selama dialisis. Kebutuhan
protein normal adalah 10- 15 % dari kebutuhan energi total atau
0,8-1,0 g/kg BB. Pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani
terapi hemodialisa kebutuhan akan asupan protein adalah 1-1,2
g/kg BB ideal, di mana 50 % di anjurkan adalah protein yang
bernilai biologi tinggi.

Hasil akhir metabolisme protein adalah ureum, yaitu


berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam
hati dan mencapai ginjal, serta diekskresikan rata-rata 30 gram
sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 20 mg- 40 mg
setiap cc darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal
protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Selain ureum hasil akhir dari metabolisme protein adalah kreatinin,
kreatinin terutama disintesa oleh hati, terdapat hampir semua
dalam otot rangka, di sana ia terikat secara reversibel kepada fosfat
dalam bentuk fosfokreatinin, yakni senyawa penyimpan energi.

Dialisis dilakukan terhadap pasien dengan penurunan


fungsi ginjal berat, di mana ginjal tidak mampu lagi mengeluarkan
produk-produk sisa metabolisme, mempertahankan keseimbangan
cairan elektrolit, serta memproduksi hormon-hormon,
mengakibatkan penumpukan bahan buangan dalam tubuh berupa
sampah nitrogen. Tujuan hemodialisa adalah untuk mengeluarkan
toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebih.
Terdapat 3 (tiga) prinsip yang mendasari kerja hemodialisa, yaitu
difusi, osmosis dan ultrafiltrasi.
B. TUJUAN :

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang CKD (Chronic


Kidney Disease) dan Covid-19 diharapkan keluarga pasien
mengetahui tentang CKD (Choronic Kidney Desease) dan Covid-
19 serta pencegahannnya.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang CKD (Chronic


Kidney Disease) sasaran diharapkan mampu:
a. Untuk mengetahui definisi dari gagal ginjal kronik
b. Untuk mengetahui penyebab dari gagal ginjal kronik
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari gagal ginjal kronik
d. Untuk mengetahui pengobatan dari gagal ginjal kronik
e. Untuk mengetahui pencegahan dari gagal ginjal kronik
f. Untuk mengetahui definisi dari covid-19
g. Untuk mengetahui gejala covid-9
h. Untuk mengetahui penceghannya covid-19

C. METODE
Ceramah dan Tanya jawab

D. MATERI
Terlampir
E. RENCANA PELAKSANAAN

No Kegiatan Peserta Waktu


.

a. Menjawab salam
Pembukaan : 5 menit
b. Mendengarkan
a. Membuka
kegiatan dengan c. Memperhatikan
mengucapkan d. Memperhatikan
salam.
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan dari
penyuluhan
d. Menyebutkan
materi yang akan

diberikan
Pelaksanaan : a. Memperhatikan 45
a. Menjelaskan
pengertian dari gagal b. Memperhatikan menit
ginjal kronik c. Bertanya dan
b. Menyebutkan menjawab
penyebab gagal ginjal pertanyan
kronik
d. Memperhatikan
c. Menjelaskan tanda
dan gejala gagal ginjal e. Bertanya dan
kronik menjawab
d. Menjelaskan pertanyaan
pengobatan gagal
ginjal kronik
e. Menjelaskan
pencegahan gagal
ginjal kronik
f. Menjelaskan
pengertian dari covid-
19
g. Menjelaskan gejala
dan pencegahannya
dari covid-19
Evaluasi : Menjawab
5 menit
Menanyakan kepada pertanyaan
peserta tentang materi
yang telah diberikan.
Terminasi: a. Mendengarkan
5 menit
a. Mengucapkan
b. Menjawab salam
terimakasih atas
peran serta peserta
b. Mengucapkan salam
penutup
F. Setting Tempat

NS keterangan :
NS : narasumber
MM : mahasiswa
P : peserta
M : moderator

G. REFERENSI
Smart Patien. 2016. Gagal Ginjal Kronis.

Tjekyan. 2014. Prevalensi dan Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik


di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun
2012.

A. EVALUASI
1. Evaluasi struktur

a. Tempat, materi dan media


b. Peran dan tugas masyarakat sesuai perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Peserta penyuluhan hadir 70%

c. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir


d. Audiens berperan aktif selama penyuluhan
3. Evaluasi hasil
a. Minimal 60% audiens dapat mengikuti
penyuluhan dan dapat menjelaskan definisi
CKD
b. Minimal 60% audiens dapat mengikuti
penyuluhan dan dapat menyebutkan factor
penyebab CKD

c. Minimal 60% audiens dapat mengerti apa itu


covid-19, gejala dan pencegahannya
LAMPIRAN MATERI

CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) DAN COVID-19

A. DEFINISI
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten/
menetap dan ireversibel (Mansjoer, 2001).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah) (Brunner & Suddarth, 2001: 1448).

B. PENYEBAB
1. Infeksi, misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
2. Penyakit vaskuler hipertensif, misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
3. Gangguan jaringan penyambung, misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
4. Gangguan kongenital dan herediter, misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal 5. Penyakit metabolik, misalnya DM, gout,
hiperparatiroidisme, amiloidosis
5. Nefropati toksik, misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal
6. Nefropati obstruktif, misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma,
fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat,
striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra
7. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

C. TANDA DAN GEJALA


Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau
sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan,
pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.

D. PENGOBATAN
1. Konservatif

a. Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin

b. Observasi balance cairan


c. Observasi adanya odema

d. Batasi cairan yang masuk


2. Operasi

a. Pengambilan batu

b. Transplantasi ginjal

E. PENCEGAHAN

1. Cek kesehatan secara


rutin

2. Enyahkan asap rokok

3. Rajin aktivitas fisik

4. Diet sehat kalori


seimbang

5. Istirahat cukup

6. Kelola stres
COVID-19
A. DEFINISI
Covid-19 adalah Virus yang umum ditemukan pada hewan. Namun pada manusia,
virus ini dapat menyebabkan flu biasa hingga yang lebih parah, seperti MERS dan
SARS

B. GEJALA
a. demam
b. batuk dan pilek
c. gangguan pernapasan
d. pilek, letih dan lesu

C. PENCEGAHANNYA
1. Pastikan tangan kita selalu dalam kondisi bersih, dengan rutin mencuci tangan
pakai sabun
2. Gunakan masker
3. Masak daging dan telur hingga matang
4. Tutup mulut saat batuk/bersin
5. Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang mengalami gejala flu
6. Gunakan APD pada saat kontak langsung dengan hewan ternak/liar
FRANSISKA FAHRUL DIANTI
A2R18071
Pastikan tangan kita selalu dalam
2. BATUK DAN kondisi bersih, dengan rutin
PILEK mencuci tangan pakai sabun

Gunakan masker

Masak daging dan telur hingga


1. DEMAM matang

4. PILEK, LETIH, Tutup mulut saat batuk/bersin


DAN LESU
Hindari kontak langsung
dengan orang yang sedang
mengalami gejala flu
Gunakan APD pada saat
3. GANGGUAN
kontak langsung dengan
PERNAFASAN
hewan ternak/liar
DEFINISI TANDA DAN GEJALA PENCEGAHAN
Gagal ginjal kronik
adalah penurunan fungsi a. Gejala dini : lethargi, sakit
ginjal yang bersifat kepala, kelelahan fisik dan ek kesehatan secara rutin
persisten/ menetap dan mental, berat badan berkurang,
ireversibel (Mansjoer, mudah tersinggung, depresi
nyahkan asap rokok
2001).
b. Gejala yang lebih lanjut :
PENYEBAB anoreksia, mual disertai ajin aktivitas fisik
muntah, nafas dangkal atau
sesak nafas baik waktui ada
1. Infeksi iet sehat kalori seimban
kegiatan atau tidak, udem yang
2. Penyakit vaskuler hipertensif
disertai lekukan, pruritis
3. Gangguan jaringan
mungkin tidak juga sangat
penyambung stirahat cukup
parah PENGOBATAN
4. Gangguan kongenital dan
herediter 1. Konservatif
5. Nefropati toksik a. Dilakukan
Elola stres
6. Nefropati obstruktifaluran kemih pemeriksaan
bagian bawah lab.darah dan urin
7. Batu saluran kencing yang b. Observasi balance
menyebabkan hidrolityasis cairan
c. Observasi adanya
odema
d. Batasi cairan yang
masuk
2. Operasi
a. Pengambilan batu

Anda mungkin juga menyukai