Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.A DENGAN KASUS ANEMIA


DI RUANG WIJAYA KUSUMA
RSUD DR. ISKAK TULUNGAGUNG
Dosen Pembimbing : Bu Nurhidayati, SST, MM

Disusun Oleh :
Mahasiswa

Nama : Deskila Putri Yantika Sari


Nim : A2R18060
Prodi : S1 Keperawatan Tingkat 2 Semester 4 (B)

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


TAHUN AJARAN 2019/2020
ANEMIA PADA ANAK

A. Definisi
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (hb), hematokrit atau
hitung eritrosit (red cell count ) berakibat pada penurunan kapaistas
pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus di ingat pada keadaan tertentu
dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti
pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu dalam
diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus
dapat ditatapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut. (Sudoro
Aru).
Kriteria anemia menurut WHO antara lain :
Kelompok Kriteria Hasil (Hb)
Anak usia 0,5 – 4 Tahun 11 g/dl
Anak usia 5-12 Tahun 11,5 g/dl
Pria Dewasa 13,5-17,5 g/dl
Wanita Dewasa 12,0 – 15,5 g/dl

B. Etiologi
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity),
tetapi merupakan suatu gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying
disease). Pada dasarnya anemia disebabkan oleh karena :
1. Gangguan pembentukan eritosit oleh sum-sum tulang
2. Kehilangan darah keluar tubuh ( Pendarahan )
3. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
Gambaran lebih tentang etiologi dari anemia sebagai berikut :
Klasifikasi anemia menurut Etiopatogenesis :
1. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sum-sum tulang
a. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
- Anemia defisiensi besi
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi vitamin B12
b. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia sideroblastik
c. Kerusakan sum-sum tulang
- Anemia aplastik
- Anemia mieloplastik
- Anemia pada keganasan hematologi
- Anemia diseritoplastik
- Anemia pada sindrom mielodisplastik
Anemia akibat kekurangan eritropoietin : anemia pada penderita
gagal ginjal kronik
2. Anemia akibat hemoragi
a. Anemia pasca perdarahan akut
b. Anemia akibat perdarahan kronik
3. Anemia hemolitik
a. Anemia hemolitik intrakorpuskular
- Gangguan membran eritrosit (membranopati)
- Gangguan ensim eritrosit (enzimipati) : anemia akibat defisiensi
G6PD
- Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
 Thalasemia
 Hemoglobinopati struktural : Hbs, Hbe, dll
b. Anemia hemolitik esktrakorpuskular
- Anemia hemolitik autoimun
- Anemia hemolitik mikroangiopatik
- Lain-lain
4. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang
komplek
Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi :
a. Anemia hipokromik mikrositer
- Anemia defisiensi besi
- Thalasemia major
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia sideroblastik
b. Anemia normokromik normositer
- Anemia pasca perdarahan akut
- Anemia aplastik
- Anemia hemolitik
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia gagal ginjal kronik
- Anemia pada sindrom meilodisplastik
- Anemia pada keganasan hematologik
c. Anemia makrositer
 Bentuk megalobastik :
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
 Bentuk non-megaloblastik :
- Anemia pada penyakit hati kronik
- Anemia pada hipotirodisme
- Anemia sindrom mielodisplastik

C. Manifestasi Klinik :
1. Manifestasi klinis yang sering muncul
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat atau mudah lelah
h. Prestasi kerja fisik / pikiran menurun
2. Gejala khas masing-masing anemia :
a. Perdarahan berulang / kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia
defisiensi besi
b. Ikterus, urin berwarna kuning tua / coklat, perut mrongkol / makin
buncit pada anemia hemolitik
c. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan
3. Pemeriksaan fisik :
a. Tanda-tanda anemia umum : pucat, takhikardi, pulsus celer, suara
pembuluh darah spontan, bising karotis, bising sistolik anorganik,
perbesaran jantung
b. Manifestasi khusus pada anemia :
- Defisiensi besi : spontan nail, glositis
- Defisiensi B12 : parasesis, ulkus ditungkai
- Hemolitik : ikterus, splenomegali
- Aplastik : anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi

D. Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan meliputi pengkajian
pada komponen-kompenen berikut ini : Kadar hemoglobin, indeks
eritrosit, apusan darah tepi.
b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah (LED), dan hitung retrikulosit.
c. Pemeriksaan sum-sum tulang : Pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai keadaan system hematopoesis
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus : Pemeriksaan ini untuk
mengonfirmasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
sebagai berikut :
- Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan
feritin serum
- Anemia megaloblastik : asam folat darah / eritrosit, vitamin B12
- Anemia hemolitik : hitung retrikulosit, tes coombs, dan
elektroforesis Hb
- Anemia pada leukimia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin,
asam urat, faal hati, biakan kuman
3. Radiologi : torak, bone survey, USG atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi mokuler ( PCR = Polymerase chain raction, fish =
fluorescence in situ hybridization)

E. Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang. Penatalaksanaan berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1. Anemia aplastik.
Dengan transplatansi sumsum tulang dan terapi immunosuprosif dengan
antithimocyte globulin (ATG) yang yang di perlukan melalui jalur srntral
selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplatasi sumsum tulang tidak
berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit
dan platelet.
2. Anemia pada penyakit ginjal.
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat.
Kalau tersedia, dapat di berikan eritropoetin rekombinan.
3. Anemia pada penyakit kronis.
Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk anemianya. Dengan menangani kelainan yang
mendasarinya, maka anemia akan terobati dengan sendirinya.
4. Anemia pada defisiensi besi dan asam folat.
Dengan pemberian makan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosua 3x10 mg/hari. Tranfusi darah diberikan bila kadar Hb
kurang dari 5 gr%.
5. Anemia megaloblastik.
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,
bila defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya
faktor intrinsik dapat diberikan fitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus di
teruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoneksi.
c. Pada anemia defisiensi folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari.
d. Anemia defisiensi asam folat pada pasien dengan gangguan absorbsi,
penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari
secara IM.
6. Anemia pasca pendarahan
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat
diberikan cairan intervena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.

F. Discharge Planning :
1. Menjalani diet dengan gizi yang seimbang
2. Asupan zat besi yang terlalu berlebihan bisa membahayakan yang
menyebabkan sirosis, kardiomiopati, diabetes, dan kanker jenis tertentu.
Suplemen zat besi hanya boleh dikonsumsi atas anjuran dokter.
3. Makan-makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12, Seperti : Ikan,
produk susu, daging, kacang kacangan, sayur sayuran berwarna hijau tua,
jeruk dan biji bijian
4. Batasi minum alkohol dan pada ibu hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia
defisiensi asam folat
5. Pastikan untuk menggunakan sepatu atau sandal untuk menghindari resiko
kecacingan
6. Hindari pemaparan berlebihann terhadap minyak, insektisida, zat kimia,
zat toksik lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia
7. Konsultasikan kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui
faktor dari penyebab
8. Ajarkan kepada orang tua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi
9. Kenali tanda tanda komplikasi
G. Pathway / Patofisiologi

Pembuatan Penghancuran Terhentinya


Terhentinya
Perdarahan
Perdarahan Pembuatan Penghancuran
sel pembuatan
pembuatan sel
sel
Masif
Masif sel darah
darah eritrosit
eritrosit
kurang berlebihan darah
darah oleh
oleh sum-
sum-
kurang berlebihan
sum
sum tulang
tulang

Anemia
Anemia

Kadar
Kadar Hb
Hb Turun
Turun
Resiko
Resiko tinggi
tinggi
Anoreksia
Anoreksia gangguan
gangguan nutrisi
nutrisi
kurang dari
kurang dari
kebutuhan
kebutuhan Kekurangan
Kekurangan
suplai
suplai O2
O2 dalam
dalam
Lemas
Lemas darah
darah
Komparten
Komparten selsel
penghancur
penghancur oksigen
oksigen //
zat
zat nutrisi
nutrisi ke
ke sel
sel
Cepat berkurang
berkurang
Cepat Lelah
Lelah Frekuensi
Frekuensi pernapasan
pernapasan
pasien
pasien tidak stabil
tidak stabil

Intoleransi Gangguan
Aktivitas perfusi jaringan
Pola napas
tidak efektif
H. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kurangnya suplai O2 dalam
darah
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan anemia

I. Intervensi Keperawatan
1. Dx : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kurangnya suplai O2
dalam darah
Intervensi utama : Manajemen jalan napas (I.0101)
Observasi :
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman dan usaha napas)
- Monitor bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
Terapeutik :
- Posisikan pasien semi fowler atau fowler
- Atur interval pemantuan respirasi sesuai kondisi pasien
Edukasi :
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada kontra indikasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam memberikan pengobatan

2. Dx : Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan anemia


Intervensi utama : Manajemen Energi (I.04153)
Observasi :
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik :
- Lakukan latihan gerak pasif dan gerak aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam pemberian terapi maupun diit
DAFTAR PUSTAKA

Sudoyo Aru, dkk 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Nanda NicNoc, Jilid 1
edisi keempat. Internal Publishing Jakarta

PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta DPP PPN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN KASUS ANEMIA

Ruangan : Wijaya Kusuma


No. Reg : 12002794
Pengkajian diambil tanggal : 21 Juni 2020 Jam : 07.00

I. Identitas Klien
Nama / Jenis kelamin : An. A (L)
Alamat : Jalan Pandean Lk.08 Ngunut, Kec. Ngunut Kab. T.Agung
Umur anak : 10 Tahun
Nama ayah : Tn.A
Pendidikan ayah : SLTA
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Diagnosa medis : Anemia
Tanggal masuk RS : 21 Juni 2020

II. Riwayat Keperawatan


1. Riwayat penyakit
1.1 Keluhan utama : Ibu pasien mengatakan pusing, mata berkunang-kunang,
lemas dan sesak nafas
1.2 Lama keluhan : 2 Hari
1.3 Akibat timbulnya keluhan : Anak menjadi lemas dan lesu
1.4 Faktor yang memperberat : Suhu badan pada An. A 38°C
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pada tanggal 21 Juni 2020 An.A datang bersama kedua orang tuanya . Orang tua pasien
mengatakan bahwa anaknya mengeluh pusing, lemas dan mata berkunang-kunang sejak 2 hari
yang lalu. Keesokan harinya pada pagi hari setelah bangun tidur keluhan An. A bertambah
menjadi pusing, lemas, mata berkunang-kunang dan sesak nafas. Kemudian An. A langsung
dibawa ke IGD Rumah Sakit Dr.Iskak Tulungagung dan di dapati hasil pemeriksaan :

Askep Anak
TTV : TD : 90/70 mmHg, N : 85 x/menit, RR : 24 x/menit, S : 38°C, Hb : 6,5 g/dl . Kemudian
An. A Dipindahkan di ruang Wijaya Kusuma untuk dilakukan perawatan inap.
3. Riwayat keperawatan dahulu :
3.1. Pre natal : Tidak pernah minum obat / jamu selain obat yang
diresepkan dokter
3.2 Natal : Partus spontan di bidan, tidak terdapat penyakit
3.3 Post natal : Bayi lahir spontan dan langsung menangis PB: 50 cm, BB:
3000 gr
3.4 Luka / operasi : Orang tua pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah di
operasi
3.5 Allergi : Orang tua pasien mengatakan pasien tidak mempunyai
riwayat alergi pada obat atau makanan/ minuman tertentu.
3.6 Pola kebiasaan :
a. Nutrisi : Sebelum sakit Asupan nutrisi pada pasien terpenuhi, dan selama sakit
nafsu makan pasien menjadi berkurang
b. Pola Eliminasi : Selama sakit klien BAB 1 x sehari, dengan konsistensi lunak dan
BAK 3 x/sehari
c. Pola Aktivitas : Pasien merasa lemas
d. Pola Hygine : Pasien 2x/ sehari dilap menggunakan waslap
3.7 Tumbuh kembang :
- Tengkurap usia : 4 Bulan
- Duduk usia : 5-7 Bulan
- Berdiri usia : 8-12 Bulan
- Mengoceh usia : 4-6 Bulan
- Bicara usia : 18 Bulan
3.8 Riwayat Imunisasi :
BCG : Dilakukan HB : Dilakukan
DPT : Dilakukan Meningitis : Dilakukan
Polio : Dilakukan Lain – lain : Dilakukan
Campak : Dilakukan
4. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga klien mengatakan di dalam keluarganya ada yang
pernah mengalami sakit anemia
5. Riwayat Psikososial : Keluarga klien mengatakan bahwa tinggal di daerah lingkungan
pedesaan, keluarga klien ingin klien cepat sembuh karena klien anak satu satunya.
6. Riwayat seksual : Tidak ada riwayat seksual
7. Riwayat keluarga : Keluarga lengkap
7.1 Komposisi keluarga terhadap : Keluarga lengkap (Ayah, Ibu, dan Anak A)
7.2 Keluarga Inti : Tn. A, Ibu An. A, An. A
8. Lingkungan rumah dan Komunitas : Lingkungan rumah bersih dan sehat
9. Kultur dan kepercayaan : Budaya Jawa, Agama Islam
10. Fungsi dan hubungan keluarga : Harmonis
11. Pola perilaku yang mempengaruhi kesehatan : An.A sering jajan sembarangan, kurang terurus,
dan kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya karena kedua orang tuanya bekerja.
12. Persepsi keluarga terhadap anak : Keluarga sangat menyayangi An. A

III. Pemeriksaan fisik


Anak dan neonatus
1. Keadaan umum : An.A pusing,lemas, mata berkunang-kunang dan sesak nafas
Kesadaran : Composmentis
BB : 32 Kg
TB : 135 cm
LL : 15,2
2. Tanda – tanda vital :
- Tensi : 90/70 mmHg Nadi : 85 x/menit Suhu : 38°C
- Pernafasan : 24 x/menit HB : 6,5 g/dl
3. Kepala dan wajah
- Rambut kepala : Hitam, Bersih
- Bentuk kepala : Simetris
- Ukuran – ukuran kepala : LK 52,5 cm
- UUB :-
- UUK :-
4. Mata : Sklera : Ikterus
Konjungtiva : Anemis
5. Telinga : Simetris, antara kanan dan kiri
6. Hidung : Kedua lubang hidung simetris
7. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih
8. Tenggorokan : Normal
9. Leher : Tidak ada pembesaran tiroid
10. Dada : Normal, Tidak ada kelainan
11. Paru – paru : Abnormal, ada kelainan pola nafas (Takipnea)
12. Jantung : Tidak ada kelainan, Bunyi Regular
13. Abdoment : Tidak ada kelainan
14. Ginjal : Tidak ada pembesaran
15. Genetalia : Jenis kelamin laki-laki, Tidak ada kelainan
16. Axstremits : Lengan kiri terpasang infus, atas bawah tidak ada lesi
17. Rektum : Tidak ada pembesaran
18. Neurologi : Tidak ada kelainan
19. Endokrin : Tidak ada kelainan

IV. Pola Kesehatan Fungsional


1. Nutrisi / Makan / Minum : Nafsu makan berkurang, jarang minum
2. Eliminasi : BAB 1 x/sehari dengan konsistensi lunak
3. Istirahat dan tidur : Tidak teratur

V. ( Hasil Laboratorium dan Hasil Pemeriksaan Lain )


 Pemeriksaan Hb : 6,5 g/dl

VI. Persepsi Keluarga Terhadap Penyakit Anaknya :


Keluarga An. A yakin bahwa An. A akan sembuh

VII. Program Therapie :


 Infus D5 ½ NS 1000 cc/ 24 jam (14 Tpm)
 Vitamin B6 1 x 0,6 mg
 Paracetamol syrup 3 x sehari ½ sdm per oral
 Amoxycilin 3 x sehari ½ sdm per oral
 Transfusi darah PRC 200 cc / selama -/+ 2-3 hari

VIII. Pengkajian Tumbuh Kembang :


* Sebelum sakit : Anak A Tumbuh dan berkembang seperti anak di usianya pada umumnya

* Selama sakit : Anak lemas dan lesu, selera makannya menurun, jarang minum

Mahasiswa

( Deskila Putri Yantika Sari )


ANALISA DATA

Nama Pasien : An.A


Umur : 10 Tahun
No. Register : 12002794

KELOMPOK DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB


1. Dx.1 Pola napas tidak efektif
Pola napas tidak efektif Anemia

 Tanda Mayor :
Kadar Hb turun
Data subjektif :
- Pasien mengatakan lemah,
Suplai O2 dalam darah berkurang
pusing, mata berkunang –
kunang sesak
Frekuensi pernapasan pasien
Data objektif : meningkat
- Pola napas abnormal
(takipnea) Pola nafas tidak efektif
 Tanda Minor :
Data subjektif :
- Pasien mengatakan lemah,
pusing, mata berkunang –
kunang sesak
Data objektif :
- Pasien terlihat sesak
- Diameter thoraks pada
pasien meningkat

TTV :
TD : 90/70 mmHg
RR : 24 x / menit
S : 38 °C
N : 85 x / menit
Hb : 6,5 g/dl
KELOMPOK DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB
2. Dx.2 Intoleransi Aktivitas
Intoleransi Aktivitas Anemia

 Tanda Mayor :
Anoreksia
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan lemas,
pusing, mata berkunang – Lemas
kunang, sesak, dan tidak
mampu untuk bangun Cepat lelah
Data Obyektif :
- Pasien tampak lemah Intoleransi Aktivitas
- Pasien hanya berbarinng
dan lemas
- Pasien tampak pucat

 Tanda Minor :
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan lemas,
pusing, mata berkunang –
kunang, sesak, dan tidak
mampu untuk bangun

Data Obyektif :
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemah dan
lemas
TTV :
TD : 90/70 mmHg
RR : 24 x / menit
S : 38 °C
N : 85 x / menit
Hb : 6,5 g/dl

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien : An. A
Umur : 10 Tahun
No. Register : 12002794

TANGGAL TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
MUNCUL TERATASI
1. 21 Juni 2020 Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan kurangnya
suplai O2 dalam darah ditandai
dengan frekuensi pernapasan
meningkat

2.
21 Juni 2020 Intoleransi Aktivitas berhubungan
dengan anemia ditandai dengan
pasien tidak mampu untuk
beraktivitas
RENCANA ASUHAN KEPERWATAN
Nama Pasien : An.A
Umur : 10 Tahun
No. Register : 12002794

NO. DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan perawatan selama 2 Observasi :
efektif x 24 jam diharapkan pola napas pasien 1. Monitor pola napas
berhubungan teratur 2. Monitor bunyi napas
dengan kurangnya Dengan kriteria hasil : 3. Monitor saturasi oksigen
suplai O2 dalam Cukup Menurun : Terapeutik :
darah - Frekuensi napas pasien kembali 1. Posisikan pasien semi fowler
normal 2. Atur interval pemantuan respirasi
- Pasien tidak merasa sesak sesuai kondisi pasien
Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari jika tidak ada kontra
indikasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim medis
lainnya dalam memberikan
pengobatan

2. Intoleransi Setelah dilakukan perawatan selama 2 Observasi :


Aktivitas x 24 jam diharapkan toleransi aktivitas 1. Monitor kelelahan fisik dan
berhubungan teratasi emosional
dengan anemia Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Cukup Menurun : yang mengakibatkan kelelahan
- Pasien bisa beraktivitas 3. Monitor lokasi dan
- Perasaan lemah pasien hilang ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik :
1. Lakukan latihan gerak pasif dan
gerak aktif
2. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim medis
lainnya
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. A Umur : 10 Tahun No. Register : 12002794 Kasus : Anemia

TANGGAL TANGGAL
TANDA TANDA
NO NO. DX / IMPLEMENTASI / EVALUASI
TANGAN TANGAN
JAM JAM
1. Dx. 1 21 Juni 21 Juni
2020 2020 S : Pasien mengatakan lemah, pusing, mata
1. Melakukan observasi pola napas berkunang – kunang, sesak
07.00 pasien 13.00
Hasil : Pola napas pasien tidak O:
07.45 teratur - Pasien terlihat sesak
2. Mendengarkan bunyi napas pasien - Diameter thoraks pada pasien
Hasil : Tidak ada bunyi napas meningkat
08.50 tambahan pada pasien - Pola napas abnormal (takipnea)
3. Mengobservasi saturasi oksigen TTV :
pada pasien TD : 90/70 mmHg
Hasil : Saturasi oksigen pasien RR : 24 x / menit
09.00 dalam batas normal (95-100 %) S : 38 °C
4. Memposisikan pasien semi fowler N : 85 x / menit
Hasil : Pasien merasa lebih nyaman Hb : 6,5 g/dl
10.30 saat bernapas
5. Menganjurkan pasien banyak A : Masalah belum teratasi
minum air putih
Hasil : Pasien tidak mengalami P : Intervensi dilanjutkan
11.50 tanda-tanda dehidrasi
6. Kolaborasi dengan tim medis
lainnya
Hasil : Pasien mendapatkan
penanganan yang tepat
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An.A Umur : 10 Tahun No. Register : 12002794 Kasus : Anemia
TANGGAL TANGGAL
TANDA TANDA
NO NO. DX / IMPLEMENTASI / EVALUASI
TANGAN TANGAN
JAM JAM
2. Dx. 2 21 Juni 1. Mengkaji tingkat kelelahan pasien 21 Juni S : Pasien mengatakan lemas, pusing, mata
2020 Hasil : Pasien tidak mampu 2020 berkunang – kunang, sesak, dan tidak
07.00 melakukan aktivitas mampu untuk bangun
2. Mengidentifikasi penyebab kelelahan 13.00
07.40 Hasil : Pasien mudah kelelahan O:
karena HB nya turun - Pasien tampak pucat
3. Mengkaji lokasi yang menyebabkan - Pasien tampak lemah dan lemas
ketidaknyamanan aktivitas TTV :
08.20 Hasil : Lokasi penyebab TD : 90/70 mmHg
ketidaknyamanan adalah pusing, RR : 24 x / menit
mata berkunang-kunang dan perut S : 38 °C
sedikit sakit saat ada His N : 85 x / menit
4. Mengajarkan pasien latihan gerak Hb : 6,5 g/dl
pasif dan aktif
08.40 Hasil : Pasien belum bertenaga A : Masalah belum teratasi
sepenuhnya saat melakukan latihan
gerak P : Intervensi dilanjutkan
5. Ajarkan pasien teknik distraksi
relaksasi
09.20 Hasil : Pasien sedikit bisa mengontrol
rasa pusingnya
6. Menganjurkan pasien untuk tirah
baring
10.00 Hasil : Pasien merasa lebih nyaman
karena dengan tirah baring aktivitas
pasien lebih sedikit
7. Kolaborasi dengan tim medis lainnya
11.00 Hasil : Pasien mendapatkan
penanganan yang tepat
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An.A Umur : 10 Tahun No. Register : 12002794 Kasus : Anemia
TANGGAL TANGGAL
TANDA TANDA
NO NO. DX / IMPLEMENTASI / EVALUASI
TANGAN TANGAN
JAM JAM
1. Dx. 1 22 Juni 22 Juni
2020 2020 S : Pasien mengatakan masih lemah, pusing
1. Melakukan observasi pola napas mulai berkurang, mata berkunang –
07.00 pasien 13.00 kunang, sesak agak berkurang
Hasil : Pola napas pasien tidak
teratur O:
2. Mendengarkan bunyi napas pasien - Sesak sudah agak berkurang tapi
07.45 Hasil : tidak ada bunyi napas pasien masih belum nyaman dengan
tambahan pada pasien keadaannya
3. Mengobservasi saturasi oksigen - Diameter thoraks pada pasien
08.50 pada pasien meningkat
Hasil : Saturasi oksigen pasien - Pola napas abnormal (takipnea)
dalam batas normal (95-100 %) TTV :
4. Memposisikan pasien semi fowler TD : 100/80 mmHg
09.00 Hasil : Pasien merasa lebih RR : 21 x / menit
nyaman saat bernapas S : 37,0 °C
5. Menganjurkan pasien banyak N : 80 x / menit
10.30 minum air putih Hb : 9,5 g/dl
Hasil : Pasien tidak mengalami A : Masalah belum teratasi
tanda tanda dehidrasi
11.50 6. Kolaborasi dengan tim medis P : Intervensi dilanjutkan
lainnya
Hasil : Pasien mendapatkan
penanganan yang tepat
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : An.A Umur : 10 Tahun No. Register : 12002794 Kasus : Anemia
TANGGAL TANGGAL
TANDA TANDA
NO NO. DX / IMPLEMENTASI / EVALUASI
TANGAN TANGAN
JAM JAM
2. Dx. 2 22 Juni 1. Mengkaji tingkat kelelahan pasien 22 Juni S : Pasien mengatakan masih lemas, pusing
2020 Hasil : Pasien tidak mampu 2020 mulai berkurang , mata berkunang –
07.00 melakukan aktivitas kunang, sesak agak berkurang, dan tidak
2. Mengidentifikasi penyebab 13.00 mampu untuk bangun
07.40 kelelahan
Hasil : Pasien mudah kelelahan O:
karena HB nya turun - Pasien tampak pucat
3. Mengkaji lokasi yang menyebabkan - Ujung kuku cyanosis
08.20 ketidaknyamanan aktivitas - Pasien tampak lemah dan lemas
Hasil : Lokasi penyebab TTV :
ketidaknyamanan adalah pusing, TD : 100/80 mmHg
mata berkunang-kunang dan perut RR : 21 x / menit
sedikit sakit saat ada His S : 37,0 °C
4. Mengajarkan pasien latihan gerak N : 80 x / menit
pasif dan aktif Hb : 9,5 g/dl
08.40 Hasil : Pasien belum bertenaga
sepenuhnya saat melakukan latihan A : Masalah belum teratasi
gerak
5. Ajarkan pasien teknik distraksi P : Intervensi dilanjutkan
09.20 relaksasi
Hasil : Pasien sedikit bisa
mengontrol rasa pusingnya
6. Menganjurkan pasien untuk tirah
10.00 baring
Hasil : Pasien merasa lebih nyaman
karena dengan tirah baring aktivitas
pasien lebih sedikit
7. Kolaborasi Kolaborasi dengan tim
11.00 medis lainnya
Hasil : Pasien mendapatkan
penanganan yang tepat

Anda mungkin juga menyukai