Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN MENUA/AGEING PROCESS

Tugas Ini Disusun sebagai salah satu bentuk penugasan dalam Praktik Profesi
Ners Departemen Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing : ELMIE MUFTIANA, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh :

NURDIAN INDAH PERTIWI

NIM 19650103

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
JL.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 487 662 Ponorogo Fax. (0352) 461796
KONSEP TEORI
MENUA/AGEING PROCESS

A. Definisi
Proses menua atau aging adalah suatu proses alami pada semua
makhluk hidup. Menurut Laslett (Caselli dan Lopez, 1996 dalam
Suardiman, 2016) mengemukakan menjadi tua (aging) adalah suatu proses
perubahan biologis secara terus-menurus yang dialami manusia pada
semua tingkatan umur dan waktu, sedangkan usia lanjut (old age)
merupakan istilah untuk tahap akhir dari proses penuaan dan dimana masa
usia lanjut merupakan masa yang tidak bisa dielakkan oleh siapapun
khususnya bagi yang dikaruniai umur panjang bahkan yang bisa dilakukan
oleh manusia hanyalah menghambat proses menua agar tidak terlalu cepat,
karena pada hakikatnya dalam proses menua menjadi suatu kemunduran
atau penurunan.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di
dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah,
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu
anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis
maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, penglihatan semakin buruk, gerakan semakin lambat, dan figure
tubuh yang tidak proposional (Nugroho, W. 2012).
Menurut Brunner dan Studdart (2001 dalam Azizah, 2011)
“Pengertian lansia beragam tergantung kerangka pandang individu
mengartikannya. Orang tua yang berusia 35 tahun dapat dianggap tua bagi
anaknya dan tidak muda lagi. Orang sehat aktif berusia 65 tahun mungkin
menganggap usia 75 tahunsebagai permulaan lanjut usia”. Lanjut usia
bukan suatu penyakit, namun tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan adanya penurunan
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan sters lingkungan. (Surini &
Utomo, 2003 dalam Azizah, 2011).
B. Klasifikasi Lanjut Usia
1. Menurut WHO (1999, dalam Kholifah, 2016)
 Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun
 Usia tua (old) :75-90 tahun
 Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
2. Batasan lansiaMenurut Depkes RI (2005 dalam Kholifah, 2016)
dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:
 Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun
 Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
 Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas
atau usia 60 tahun ke atas dengan masalah
kesehatan.
 Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa (Depkes RI,
2013)
 Lansia Tidak Potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2013).
C. Ciri- ciri Lansia
Menurut Kholifah (2016), ciri-ciri lanjut usia sebagai berikut :
1. Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia adalah sebagian datang dari faktor
fisik dan faktor psikologis. Motivasi juga memiliki peran yang
penting dalam kemunduran pada lansia. contohnya lansia yang
memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan maka
akan mempercepat proses terjadinya kemunduran fisik, akan tetapi
ada lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran
fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
2. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi dimana akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
pada lansia dan diperkuat oleh adanya pendapat yang kurang baik,
contohnya lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya
maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia
yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap
sosial masyarakat menjadi positif.
3. Menua membutuhkan perubahan peran.
Perubahan peran terjadi dikarenakan lansia mulai mengalami
kemunduran dalam semua hal. Perubahan peran pada lansia
sebaiknya dilakukan atas dasar keinginannya sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan. Contohnya lansia yang menduduki
jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya
masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW dengan
alasan usianya.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk pada lansia akan cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan
yang buruk tersebut membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk
pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak
dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola
pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabka lansia menarik diri
dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri
yang rendah.
D. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan Lansia adalah
1. Hereditas atau ketuaan genetik
2. Nutrisi atau makanan
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stres
E. Teori Proses Penuaan
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
biologi, teori psikososial, teori lingkungan (Aspiani, 2014).
a. Teori Biologi
Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa
proses menua merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi tubuh selama masa hidup. Teori ini lebih menekankan pada
perubahan kondisi tingkat structural sel/organ tubuh, termasuk
didalamnya adalah pengaruh agen patologis. Fokus dari teori ini
adalah mencari determinan-determinan yang menghambat proses
penurunan fungsi organisme. Yang dalam konteks sistemik, dapat
mempengaruhi/ memberi dampak terhadap organ/ sistem tubuh
lainnya dan berkembang sesuai dengan peningkatan usia
kronologis.
1) Teori “Genetik Clock”
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi
akibat adanya program jam genetik didalam nuclei. Jam ini
akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam
ini sudah habis putarannya maka akan menyebabkan
berhentinya proses mitosis. Radiasi dan zat kimia dapat
memperpendek umur menurut teori ini terjadi mutasi
progresif pada DNA sel somatik akan menyebabkan
terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.
2) Teori error
Menurut teori ini proses menua diakibatkan oleh
menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang
kehidupan manusia akibat kesalahan tersebut akan
berakibat kesalahan metabolisme yang dapat
mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara
perlahan.Sejalan dengan perkembangan umur sel tubuh,
maka terjadi beberapa perubahan alami pada sel pada
DNA dan RNA, yang merupakan substansi pembangun
atau pembentuk sel baru. Peningkatan usia
mempengaruhi perubahan sel dimana sel-sel Nukleus
menjadi lebih besar tetapi tidak diikuti dengan peningkatan
jumlah substansi DNA.
3) Teori Autoimun
Pada teori ini penuaan dianggap disebabkan oleh
adanya penurunan fungsi sistem imun. Perubahan itu
lebih tampak secara nyata pada Limposit –T, disamping
perubahan juga terjadi pada Limposit –B. perubahan
yang terjadi meliputi penurunan sistem immune
humoral, yang dapat menjadi faktor predisposisi pada
orang tua untuk : (a) menurunkan resistansi melawan
pertumbuhan tumor dan perkembanga kanker. (b)
menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi
proses dan secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh
terhadap pathogen. (c) meningkatkan produksi
autoantingen, yang berdampak pada semakin
meningkatnya risiko terjadinya penyakit yang
berhubungan dengan autoimmun.
4) Teori Free Radical
Teori radikal bebas mengasumsikan bahwa proses
menua terjadi akibat kurang efektifnya fungsi kerja tubuh
dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai radikal
bebas dalam tubuh. Radikal bebas merupakan zat yang
terbentuk dalam tubuh manusia sehingga salah satu hasil
kerja metabolisme tubuh. Walaupun secara normal ia
terbentuk dari proses metabolisme tubuh, tetapi ia
dapat tebentuk akibat: (1) proses oksigenasi lingkungan
seperti pengaruh polutan, ozon, dan petisida. (2) reaksi
akibat paparan dengan radiasi. (3) sebagai reaksi berantai
dengan molekul bebas lainnya. Penuaan dapat terjadi akibat
interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh
manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2),
radikal hidroksil,dan H2O2. Radikal bebas sangat merusak
karena sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan
DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Makin tua
umur makin banyak terbentuk radikal bebas sehingga
proses pengerusakan harus terjadi, kerusakan organel sel
makin banyak akhirnya sel mati.
5) Teori Kolagen
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh rusak.
6) Wear Teori Biologi
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan
menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel
jaringan.
b. Teori Psikososial
1) Activity Theory (Teori Aktivitas)
Teori ini menyatakan bahwa seseorang individu
harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua.
Aktivitas dalam teori ini dipandang sebagai sesuatu
yang vital untuk mempertahankan rasa kepuasan pribadi
dan kosie diri yang positif. Teori ini berdasar pada asumsi
bahwa : (1) aktif lebih baik daripada pasif. (2) gembira
lebih baik daripada tidak gembira. (3) orang tua
merupakan orang yang baik untuk mencapai sukses dan
akan memilih alternatif pilihan aktif dan bergembira.
Penuaan mengakibatkan penurunan jumlah kegiatan
secara langsung.
2) Continuitas Theory (Teori Kontinuitas)
Teori ini memandang bahwa kondisi tua merupakan
kondisi yang selalu terjadi dan secara berkesinambungan
yang harus dihadapi oleh orang lanjut usia. Adanya
suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya
suatu pola perilaku yang meningkatkan stress.
3) Disanggement Theory
Putusnya hubungan dengan dunia luar seperti dengan
masyarakat , hubungan dengan individu lain.
4) Teori Stratisfikasi Usia
Karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan
mempercepat proses penuaan.
5) Teori Kebutuhan Manusia
Orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian
5% dan tidak semua orang mencapai kebutuhan yang
sempurna.
6) Jung Theory
Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan.
7) Course of Human Life Theory
Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat
maksimumnya.
8) Development Task Theory
Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan
sesuai dengan usianya.
c. Teori Lingkungan
1) Radiation Theory (Teori Radiasi)
Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi
baik karena sinar ultraviolet maupun dalam bentuk
gelombang-gelombang mikro yang telah menumbuk
tubuh tanpa terasa yang dapat mengakibatkan perubahan
susunan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak dan mati.
2) Stress Theory (Teori Stress)
Stress fisik maupun psikologi dapat
mengakibatkan pengeluaran neurotransmitter tertentu yang
dapat mengakibatkan perfusi jaringan menurun sehingga
jaringan mengalami gangguan metabolisme sel sehingga
terjadi penurunan jumlah cairan dalam sel dan penurunan
eksisitas membrane sel.
3) Pollution Theory (Teori Polusi)
Tercemarnya lingkungan dapat mengakibatkan
tubuh mengalami gangguan pada sistem
psikoneuroimunologi yang seterusnya mempercepat
terjadinya proses menua dengan perjalanan yang masih
rumit untuk dipelajari.
4) Exposure Theory (Teori Pemaparan)
Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai
kemampuan mirip dengan sinar ultra yang lain mampu
mempengaruhi susunan DNA sehingga proses penuaan atau
kematian sel bisa terjadi.
F. Perubahan-perubahan pada lanjut usia
Menurut buku ajar asuhan keperawatan gerontik, aplikasi NANDA, NIC,
dan NOC, (Aspiani, 2014), perubahan yang terjadi pada lansia meliputi :
1. Perubahan Fisik
a) Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh
manusia yang memproduksi hormone. Hormone
pertumbuhan berperan sangat penting dalam pertumbuhan,
pematangan, pemeliharaan, dan metabolisme organ tubuh.
Yang termasuk hormone kelamin adalah:
 Menurunnya sekresi hormone kelamin seperti
progesterone, estrogen,dan testoteron
 Menurunnya produksi aldosterone
 Produksi hampir dari semua hormone menurun
 Fungsi parathyroid dan sekresinya tidak berubah
 Pituitary : pertumbuhan hormone ada tetapi lebih
rendah dan hanya didalam pembuluh darah,
berkurangnya produksi dari ACTH
(Adrenocortikotropic Hormone), TSH (Thyroid
Stimulating Hormone),FSH (Folikel Stimulating
Hormone), dan LH (Leutinezing Hormone).
 Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal
Metabolic Rate), dan menurunnya daya pertukaran zat
b) Sel
 Lebih sedikit jumlahnya
 Lebih besar ukurannya
 Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
cairan intraseluler
 Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal,
darah dan hati
 Jumlah sel otak menurun
 Terganggungnya mekanisme perbaikan sel
 Otak menjadi atrofi beratnya berkurang 5-20%
c) Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler antara
lain :
 Elastisitas dinding aorta menurun
 Katup jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompa darah menurun
1%setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya
aktivitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi,perubahan posisi dan tidur ke duduk atau
duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah
menurun yaitu menjadi 65 mmHg yang dapat
mengakibatkan pusing mendadak.
 Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer
: sistolis normal ±170 mmHg, diastolis normal ±90
mmHg.
d) Sistem Pernafasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan antara lain:
 Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi
kaku.
 Menurunnya aktivitas dari silia.
 Paru-paru kehilangan elastisitas : kapasitas residu
meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
bernafas menurun.
 Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang.
 Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
 Karbon dioksida pada arteri tidak berganti.
 Kemampuan untuk batuk berkurang.
 Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot
pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan
usia.
e) Sistem Persyarafan
Perubahan yang terjadi pada sistem persyarafan antara lain:
 Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang
sel saraf otaknya dalam setiap harinya).
 Cepat menurun hubungan persarafan.
 Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stress.
 Mengecilnya saraf panca indra : berkuranganya
penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
saraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan tehadap
dingin.
 Kurang sensitive terhadap sentuhan.
f) Sistem Gastrointestinal
Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal antara
lain:
 Kehilangan gigi : penyebab utama adanya
Periodontal Disease yang biasa terjadi setelah umur
30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
 Indra pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis
dan selaput lender, atropi indra pengecap (± 80 %),
hilangnya senstivitas dari indra pengecap di lidah
terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas
dari saraf pengecap terhadap rasa asin, asam dan pahit.
 Esophagus melebar.
 Lambung : rasa lapar menurun (sensitivitas lapar
menurun), asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun.
 Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.
 Fungsi absorpsi melemah (daya absoprsi terganggu).
 Liver (hati) : makin mengecil, dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
g) Sistem Genitourinaria
Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinaria antara lain:
 Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa
metabolisme tubuh melalui urin, darah yang masuk
ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal
yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus ).
Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %,fungsi
tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun
proteinuria (bisanya ±1) BUN ( Blood Urea Nitrogen)
meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat.
 Vesika urinaria (kandung kemih)
Otot-otot menjadi lemah, kapastiasnya menurun
sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang
air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan
pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan
meningkatnya retensi urin. Pembesaran prostat ± 75 %
dialami oleh pria usia diatas 65 tahun
h) Sistem Indera : Pendengaran, Penglihatan, Perabaan dll
Organ sesnsori pendengaran, penglihatan, pengecap,
peraba dan penghirup memungkinkan kita berkomunikasi
dengan lingkungan. Pesan yang diterima dari sekitar kita
membuat tetap mempunyai orientasi, ketertarikan dan
pertentangan. Kehilangan sensorik akibat penuaan
merupakan saat dimana lansia menjadi kurang kinerja
fisiknya dan lebih banyak duduk :
1) Sistem Pendengaran
 Presbiakuisis (gangguan pendengaran). Hilangnya
kemampuan/daya pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-
kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun
 Membrane timpani menjadi atropi menyebabkan
otosklerosis
 Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras
karena meningkatnya kerati
 Pendengaran menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa atau stress
2) Sistem Penglihatan
 Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar Karena lebih berbentuk sfesis (bola)
 Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi
katarak, jelas menyebababkan gangguan penglihatan
 Meningkatkan ambang, pengamatan sinar dan daya
adaptasi terhadap kegelapan, lebih lambat dan susah
melihat dalam cahaya gelap
 Hilangnya daya akomodasi
 Menurunnya lapang pandang,: berkurangnya luas
pandanga
 Menurunnya daya membedakan warna biru/hiijau pada
skala
3) Rabaan
Indera peraba memberikan pesan yang paling intim dan
yang paling mudah untuk menterjemahkan. Bila indra
lain hilang, rabaan dapat mengurangi perasaan
sejahtera. Meskipun resptor lain akan menumpul
dengan bertambahnya usia, namun tidak pernah hilang
4) Pengecap dan Penghidu
Empat rasa dasar yaitu manis, asam, asin, dan pahit.
Diantara semuanya, rasa manis yang paling tumpul pada
lansia. Maka jelas bagi kita mengapa mereka
membubuhkan gula secara berlebihan,.Rasa yang
tumpul menyebabkan kesukaan terhadap makanan yang
asin dan banyak berbumbu. Harus dianjurkan pengunaan
rempah, bawang, bawang puti, dan lemon untuk
mengurangi garam dalam menyedapkan masakan
i) Sistem Integumen
Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensasi, dan
ekskresi. Dengan bertambahnya usia,terjadilah perubahan
intrinsic dan ekstrinsik yang mempengaruhi penampilan
kulit :
 Kulit mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan
lemak
 Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena
hilangnya proses kreatinisasi serta perubahan ukuran
dan bentuk-bentuk sel epidermis)
 Menurunnya respon terhadap trauma
 Mekanisme proteksi kulit menurun : produksi serum
menurun,penurunan serum menurun, gangguan
pigmentasi kulit
 Kulit kepala dan rambut menipis berarna kelabu
 Rambut dalam hidup dan telinga menebal
 Berkurangnya elastisitas akibat dan menurunnya
cairan dan vaskularisasi
 Pertumbuhan kuku lebih lambat
 Kuku jari menjadi keras dan rapih
 Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk
 Kelenjar keringat berkurangnya jumlah dan fungsinya
 Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya
j) Sistem Muskuloskeletal
 Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai
terjadi sebelum usia 40 tahun :
 Tulang kehilangan denstisy (cairan) dan makin rapuh
dan osteoporosis
 Kifosis
 Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas
 Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
(tingginya berkurang)
 Persendian membesar dan menjadi kaku
 Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
 Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) :
serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang
bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi
tremor
 Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh
k) Sistem Reproduksi dan Seksualitas
 Vagina
Orang-orang yang makin menua seksua; intercourse
masih juga membutuhkannya, tidak ada batasan
umur tertentu. Fungsi seksual seseorang berhenti,
frekuensi seksual intercourse cenderung menurun dan
secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi
halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
menjadi alkali dan terjadi perubahan warna
 Menciutnya ovary dan uterus
 Atrofi payudara
 Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi
spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur
 Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70
tahun (asal kondisi kesehatan baik) yaitu :
o Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai
masa lanjut usia
o Hubungan seksual secara teratur membantu
mempertahankan kemampuan seksual
o Tidak terlalu cemas karena merupakan
perubahan alami
2. Perubahan Kognitif
Keinginan untuk berumur panjang dan ketika
meninggal dapat masuk surga ialah sikap umum lansia yang
perlu dipahami oleh perawat. Perubahan kognitif pada lansia
dapat berubah sikap yang semakin egosentrik, mudah
curiga,bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu.
Bahkan, lansia cenderung ingin mempertahankan hak dan
hartanya, serta ingin tetap berwibawa,. Mereka mengharapkan
tetap memiliki peranan dalam keluarga ataupun masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi perubahan kognitif :
1) Perubahan fisik, khususnya organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
Pada lansia, seringkali memori jangka pendek, pikiran,
kemampuan berbicara, dan kemampuan motorik terpengaruh.
Lansia akan kehilangan kemampuan dan pengetahuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Lansia cenderung mengalami
demensia. Demensia biasanya terjadi pada usia lanjut dan
Alzheimer merupakan bentuk demensia yang umum terjadi,
yakni mencapai 50 hingga 60 % dari semua kasus demensia.
Sedangkan, bentuk lainnya misalnya karena faktor pembuluh
darah. Demensia terbagi menjadi dua, yakni demensia yang
dapat disembuhkan dan demensia yang sulit disembuhkan.
Adapun penyebab demensia yang dapat disembuhkan antara lain :
1) Tumor otak
2) Hematoma subdural
3) Penyalahgunaan obat terlarang
4) Gangguan kelenjar tiroid
5) Kurangnya vitamin, terutama vitamin B12
6) Hipoglikemia
Sementara itu, demensia yang sulit disembuhkan antara lain
disebabkan oleh :
1) Demensia Alzheimer
2) Demensia vascular
3) Demensia lewy body
4) Demensia frontemporal
3. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial yang dialami lansia erat kaitannya
dengan keterbatasan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu,
seorang lansia yang memasuki masamasa pensiun akan mengalami
kehilangan-kehilangan sebagai berikut :
1) Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)
2) Kehilangan status atau jabatan pada posisi tertentu
ketika masih bekerja dulu
3) Kehilangan kegiatan/ aktivitas. Kehilangan ini erat
kaitannya dengan beberapa hal sebagai berikut :
 Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan
cara hidup ( memasuki rumah perawatan, pergerakan
lebih sempit)
 Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari
jabatan. Biaya hidup meningkat padahal penghasilan
yang sulit, biaya pengobatan bertambah.
 Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik
 Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan
social
 Adanya gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan
dan kesulitan
 Gangguan gizi akibat kehilagan jabatan. Rangkaian
kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman
dan keluarga
 Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan
terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri)

G. PERAN PERAWAT PADA KLIEN SESUAI DENGAN PROSES


PENUAAN
Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas
yang membutuhkan suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga
diperlukan suatu upaya penciptaan suatu keterpaduan antara berbagai
proses yang dapat terjadi pada lansia. Untuk mencapai tujuan yang lebih
maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan bagi para lansia
memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas dari
peran perawat sebagai unsur pelaksana.
Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan
untuk merawat lansia, berdasarkan proses penuaan yang terjadi, yaitu :
1. Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Biologik (Fisik).
Perawatan dengan perubahan fisik adalah perawatan yang
memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian
yang dialami oleh lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada
organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan
dikembangkan, serta penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresivitasnya. Perawatan fisik ini tebagi menjadi dua bagian,
yaitu :
a. Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan
fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain
sehingga kebutuhannya sehari-hari bisa dipenuhi sendiri.
b. Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun,
yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau
kesakitan sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk
melakukan kebutuhannya sendiri. Disinilah peran perawat
teroptimalkan, terutama tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya, dan untuk itu perawat
harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien lansia.
Peran perawat dalam membantu kebersihan perorangan
sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya
peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila
kebersihan kurang mendapat perhatian. Selain itu
kemunduran kondisi fisik akibat proses ketuaan dapat
mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan
infeksi dari luar. Untuk para lansia yang masih aktif,
peran perawat sebagai pembimbing mengenai kebersihan
mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan
rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi
tidir, hal makanan, cara mengkonsumsi obat, dan cara
pindah dari kursi ke tempat tidur atau sebaliknya.
Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan sangat penting
dipertahankan pada lansia dengan melihat. Kemampuan
yang ada, karena adanya potensi kelemahan atropi otot
dan penurunan fungsi.
2. Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Sosial.
Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan
sosial sebagai salat satu upayanya adalah memberikan kesempatan
berkumpul dengan sesama usila. Mereka dapat bertukar cerita atau
bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan karena masih ada
orang lain yang mau bertukar pikiran serta menghidupkan
semangat sosialisasi. Hasil kunjungan ini dapat dijadikan
pegangan bahwa para lansia tersebut adalah makluk sosial juga,
yang membutuhkan kehadiran orang lain.
3. Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Psikologi.
Pada lansia, terutama yang melakukan kegiatan pribadi,
memerlukan bantuan orang lain, memerlukan sebagai suporter,
interprester terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahsia
pribadi, dan sahabat yang akrab. Peran perawat disini melakukan
suatu pendekatan psikis, dimana membutuhkan seorang perawat
yang memiliki kesabaran, ketelitian dan waktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai keluhan agar para usila merasa puas.
Pada dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan
cinta kasih lingkungannya, termasuk perawat sehingga perawat
harus menciptakan suasana aman, tenang dan membiarkan klien
lansia melakukan atau kegiatan lain yang disenangi sebatas
kemampuannya.
Peran perawat disini juga sebagai motivator atau
membangkitkan kreasi pasien yang dirawatnya untuk mengurangi
rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas akibat ketidak
mampuannya. Hal ini perlu dilakukan karena bersamaan dengan
makin lanjutnya usia, terjadi perubahan psikis yang antara lain
menurunnya daya ingat akan peristiwa yang baru saja terjadi,
perubahan pola tidur dengan kecenderungan untuk tiduran di siang
hari dan pengeseran libido.
Mengubah tingkahl laku dan pandangan terhadap kesehatan
lansia tidak dapat dilakukan seketika. Seorang perawat harus
melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap serta
mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga
seluruh pengalaman yang dilalui tidak menambah beban tetapi
justru tetap memberikan rasa puas dan bahagia.

H. POHON MASALAH
I. MASALAH KEPERAWATAN YANG TIMBUL
1. Fisik atau Biologis
a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat.
b. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran /
penglihatan.
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat
dalam merawat diri.
d. Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian
penurunan fungsi tubuh tidak adekuat.
e. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pola makan yang
tidak efektif, peristaltik lemah.
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
g. Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan
napas / adanya skret pada jalan napas.
h. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi, atropi
serabut otot.
2. Psikologis Sosial
a.     Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak
mampu.
b.     Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.
c.     Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
d.     Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
e.     Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan
menghilangkan perasaan secara tepat.
f.     Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
3. Spiritual
a.      Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal
pasangan.
b.      Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap
dengan kematian.
c.      Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang
dialami.
d.      Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan
ibadah secara tepat.
J. RENCANA KEPERAWATAN
1) Tujuan Perencanaan
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuan dan kondisi fisik, psiko, sosial dengan tak tergantung pada
orang lain.
2) Tujuan Tindakan Keperawatan
Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar meliputi :
-    Pemenuhan kebutuhan keselamatan
-    Peningkatan keamanan dan keselamatan
-    Memelihara kebersihan diri
-    Memelihara keseimbangan istirahat tidur
-    Peningkatan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif
3) Rencana dan Rasional
a. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1)   Makanan porsi kecil tapi sering, lunak.
Rasional menyesuaikan fungsi lambung dan melemahnya otot
lambung dan usus.
2)   Banyak minum dan kurangi makanan asin.
Rasional mencegah kekeringan kulit dan kendor.
3)    Makan mengandung serat.
Rasional membantu pencernaan karena peristaltik menurun.
4)    Batasi makan yang mengandung gula tinggi, minyak tinggi,
tinggi lemak kecukupan kalori : laki-laki 2100 kal, perempuan
1800 kal yang terdiri dari :
-   KH 60% dari jumlah kal.
-   Lemak 15-20%.
-   Protein 20-25%.
-   Vitamin dan mineral air 6-8 gelas / hari.
-   Hindari kopi / teh.
-   Insulin  pemecahan glukosa dan lemah menurun.
b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia
-   Biarkan lansia menggunakan alat bantu / tongkat.
-   Latih untuk pindah / mobilisasi.
-   Menggunakan pengaman tempat tidur.
-   Membantu ke kamar mandi.
-   Menggunakan kacamata.
-   Menemani bila bepergian.
-   Ruangan dekat kantor.
-   Meletakkan bel di bawah bantal.
-   Tempat tidur tidak terlalu tinggi.
-    Menyediakan meja kecil dekat tempat tidur.
-    Lantai bersih, rata, tidak licin / basah.
-    Peralatan menggunakan roda dikunci.
-    Pasang pengaman di kamar mandi.
-    Hindari lampu redup dan menyilaukan.
-    Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet.
c. Memelihara kebersihan diri
-    Mengingatkan / membantu waktu mandi, gosok gigi.
-    Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan
skin lotion.
d. Memelihara Keseimbangan Istirahat
- Sediakan tempat tidur nyaman.
-     Atur lingkungan cukup ventilasi, bebas bau.
-     Melatih melakukan latihan fisik yang ringan.
e. Meningkatkan Hubungan Interpersonal
- Berkomunikasi dengan kontak mata.
-    Memberi stimulus / mengingatkan terhadap kegiatan.
-    Menyediakan waktu untuk berbincang.
-    Menghargai pendapat lansia.
-    Melibatkan kegiatan harian.
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reny Yuli.(2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Tim


Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Kholifah, Siti Nur. (2016). Keperawatan Gerontik.Edisi Pertama: E-Book
Nugroho Wahyudi. 2012. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Suardiman, S.P. (2016). Psikologi Usia Lanjut Edisi Kedua. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai