Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIIT PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA PASIEN YANG MENJALANI

HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUP SANGLAH


DENPASAR

Oleh :

Ni Kadek Della Natalia 2114901134

Ni Putu Ayu Krisnayanti 2114901184

Ni Kadek Putri Caniswari 2114901183

Ni Putu Diah Ratnasari 2114901192

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIET BAGI PASIEN YANG MENJALANI

HEMODIALISIS

Topik : Keperawatan Medikal

Pokok Bahasan :Pendidikan Kesehatan Diit Penyakit Ginjal Kronik


Pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis

Sasaran :Keluarga dan Pasien Hemodialisis

Tempat : Di Ruangan Hemodialisa

Hari/Tgl : Rabu, 09 Februari 2022

Waktu : 09.30

Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners

A. Latar Belakang

Penyakit gagal ginjal kronik utamanya diderita oleh pasien –


pasien yang telah mengalami usia lanjut. Pasien – pasien yang menjalani
hemodialisa, tidak cukup dilakukan sekali saja, ada yang menjalani
hemodialisa secara regular / rutin tiap minggu. Bahkan, ada pula yang
menjalani hemodialisa sampai dua kali dalam tiap minggunya. Hal ini
tentu saja akan menimbulkan berbagai dampak dan komplikasi yang
dialami oleh pasien.
Bagi penderita gagal ginjal kronis, cuci darah atau hemodialisa
adalah terapi pengganti ginjal yang banyak dipilih penderita gagal ginjal
kronis tetapi tidak menghilangkan penyakitnya. Banyak dari pasien
hemodialisa dalam menjalani program rejimen pengobatan yang komplek,
mengalami kesulitan untuk mengelola cairan dan pembatasan diet yang
mengakibatkan tingginya resiko kematian serta peningkatan biaya
pelayanan kesehatan (Cristovao, 2015). Hal ini dibuktikan status nutrisi
yang buruk pada saat penderita mulai memerlukan tindakan khusus yang
dapat memicu meningkatnya kejadian mortalita. Hal inilah mengapa diet
khusus sangat penting untuk dipatuhi pasien. Diet yang diperlukan untuk
pasien hemodialisa adalah kecukupan dalam pemenuhan protein, rendah
natrium, rendah fosfor, rendah kalium, dan cairan yang terkontrol (Mailani
& Andriani, 2017). Tujuan dari diet nutrisi pada pasien yang mengalami
gagal ginjal adalah untuk mengurangi beban kerja ginjal, ketika ginjal
tidak dapat bekerja dengan baik, sampah-sampah sisa metabolisme dari
apa yang dimakan dan diminum akan menumpuk di dalam tubuh karena
tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal. Tujuan terapi diet dan intervensi
nutrisi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa antara lain: untuk
menjaga status nutrisi yang baik yang berkaitan dengan indeks masa
tubuh, untuk mencegah atau memperlambat penyakit kardiovaskular,
crebrovaskular, untuk mencegah atau memperbaiki keracunan uremik serta
gangguan lain, yang dipengaruhi nutrisi, yang terjadi pada gagal ginjal dan
tidak dapat teratasi secara adekuat dengan hemodialisa, sehingga sangat
penting untuk dilakukan pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip
terapi diet serta dukungan dari keluarga (Cahyaningsih, 2011). Oleh
karena itu dibutuhkan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dan
pasien yang menjalani terapi hemodialisis mengenai diit pada pasien
dengan hemodialisis.
B. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran diharapkan dapat
mengetahui dan memahami tentang diit pada pasien dengan
hemodialisa.
Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan maka diharapkan pasien
dapat :
1) Mengetahui tentang pentingnya diit pada pasien hemodialisis
2) Mengetahui tujuan diit pada pasien hemodialisa
3) Mengetahui syarat diit pada pasien hemodialisa
4) Mengetahui cara mengatur diit pada pasien hemodialisis
5) Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diit pada pasien
hemodialisa
C. Sasaran
Pasien yang sedang menjalani hemodialisis.
D. Materi

(Terlampir)

E. Media

Leaflet

F. Metode

Ceramah dan Tanya jawab

G. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan : - Sasaran menjawab


- Moderator mengucapkan salam
salam kepada sasaran - Sasaran menyimak
- Moderator merkenalkan - Sasaran menyimak
kelompok pada sasaran - Menerima leaflet
- Moderator menyampaikan
topic penyuluhan, tujuan
penyuluhan dan
menjelaskan waktu
pelaksanaan.
- Fasilitator membagikan
leaflet
2 15 Pelaksanaan : - Mendengarkan dan
- Penyaji menyampaikan memperhatikan
menit materi - Bertanya dan berdiskusi
- Memberi kesempatan pada
peserta untuk bertanya
3 5 menit Penutup - Bertanya kepada
- Menutup pertemuan penyuluh
dengan menyimpulkan - Mendengarkan/menerima
materi yang telah dibahas jawaban dari penyuluh
- Melakukan evaluasi
penyuluhan dengan
memberikan pertanyaan
kepada peserta secara
lisan, singkat dan mudah
untuk dipahami
- Mengakhiri kegiatan
penyuluhan dan
memberikan salam
penutup

H. Rencana Evaluasi Kegiatan :


1. Evaluasi Struktur :
a. Satuan acara penyuluhan (SAP) sudah siap
b. 80% alat dan bahan yang diperlukan sudah tersedias
2. Evaluasi Proses :
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 90% dari total peserta
c. 90% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan sampai
selesai
d. 80% peserta yang aktif bertanya dari total peserta
3. Evaluasi Hasil :
Peserta dapat menyebutkan kembali :
a. Pentingnya diit pada pasien hemodialisis
b. Tujuan diit pada pasien hemodialisa
c. Syarat diit pada pasien hemodialisa
d. Cara mengatur diit pada pasien hemodialisa
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diit pada pasien
hemodialisa
LAMPIRAN

A. Diit untuk Pasien Hemodialisa


Seseorang yang sudah mengalami gagal ginjal harus menjaga pola
makannya karena banyak makanan yang justru bisa memperparah kondisi
penyakitnya. Penderita sakit ginjal tidak bisa mengonsumsi buah dan
sayur sesukanya, dengan jumlah yang sama seperti orang sehat. Harus
dipahami bahwa ada sayur dan buah yang berpotensi memperparah
kondisi kesehatan penderita. Oleh karena itu, penderita gagal ginjal harus
benar-benar mengetahui kandungan buah dan sayur yang mereka
konsumsi. “Penderita gagal ginjal sebaiknya mengurangi konsumsi buah-
buahan karena sebagian buah-buahan berkadar Kalium (potassium)
tinggi. Kadar kalium yang sangat tinggi (hiperkalemia) dapat
menyebabkan irama jantung terganggu. Penderita harus bisa membatasi
jumlah konsumsi buah setiap harinya. Misalnya buah apel, penderita ginjal
hanya bisa mengonsumsi setengahnya saja. Namun yang juga harus
diingat, jika kondisi penderita ginjal sudah tidak bisa lagi berkemih, maka
sebaiknya hentikan konsumsi buah dan sayur hingga lancar berkemih.
Sementara itu, bagi penderita yang belum menjalani cuci darah.
dianjurkan untuk melakukan diet rendah protein 40-45 gram/hari. Hal ini
tentunya tergantung fungsi ginjal penderita yang dapat diketahui dengan
pemeriksaan laboratorium. Jika fungsi ginjal kurang dari 15 persen, maka
pertu melakukan cuci darah
Lain lagi pada penderita gagal ginjal yang sudah lama alias
menahun atau kronis. Penderita gagal ginjal kronis harus menjalani diet
ketat dengan beberapa tujuan yaitu untuk mengatur keseimbangan cairan
dan elektrolit dalam tubuh dan untuk menjaga agar penderita dapat
beraktivitas seperti orang normal. Prinsip diet bagi penderita gagal ginjal
kronis adalah:

1) Diet lunak atau biasa.

2) Sebagai sumber karbohidrat: gula pasir, selai, sirup, dan permen.


3) Cukup energi dan rendah protein

4) Sebagai sumber protein, diutamakan protein hewani, misalnya:


susu, sapi, daging, dan ikan. Banyaknya sesuai dengan kegagalan
fungsi ginjal penderita.

5) Sebagai sumber lemak, diutamakan lemak tidak jenuh, dengan


kebutuhan sekitar 25 persen dari total energi yang diperlukan.

6) Untuk kebutuhan air, dianjurkan sesuai dengan jumlah urine 24


jam sekitar 500 ml melalui minuman dan makanan.

7) Untuk kebutuhan kalium dan natrium dengan keadaan penderita.

8) Untuk kebutuhan kalori, sekitar 35 Kkal/Kg berat badan/hari.

9) Membatasi asupan garam dapur jika ada hipertensi (darah tinggi)


atau edema (bengkak).

10) Dianjurkan juga mengkonsumsi agar-agar karena selain


mengandung sumber energi juga mengandung serat yang larut.

Makanan yang sebaiknya dibatasi bagi penderita gagal ginjal


kronik antara lain:

1) Sumber karbohidrat seperti: nasi, jagung, kentang, makaroni,


pasta, hevermout, dan ubi.

2) Protein hewani, seperti: daging kambing, ayam, ikan, hati, keju,


udang, telur.

3) Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium, seperti: apel, alpukat,


jeruk, pisang, pepaya dan daun pepaya, seledri, kembang kol,
peterseli, buncis.
B. Pentingnya Diit pada Pasien Hemodilisis
Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani
hemodialisa mengingat adanya efekuremia. Apabila ginjal tidak mampu
mengekskresikan produk akhir metabolisme, substansiyang bersifat asam
ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun. Gejala
yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal dengan gejala
uremik dan akanmempengaruhi setiap sistem tubuh. Lebih banyak toksin
yang menumpuk, lebih berat gejala yang timbul..
Diet rendah protein akan mengurangi penumpukan limbah nitrogen
dan de ngan demikian mikian meminimalkan gejala. Penumpukan cairan
juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongestifserta
edema paru. Dengan demikian pembatasan cairan juga merupakan bagian
dari resep diet untuk pasien ini. Dengan penggunaan hemodialisa yang
efektif, asupan makanan pasien dapat diperbaiki meskipun biasanya
memerlukan beberapa penyesuaian atau pembatasan pada asupan protein,
natrium, kalium, dan cairan.
C. Tujuan Diit pada Pasien Hemodialisa
Menurut Almaster (2006) tujuan diit bagi pasien yang menjalani
hemodialisa adalah untuk :
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja
ginjal
b. Mecegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia)
c. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
d. Mencegah atau mengurangi profresifitas gagal ginjal dengan
memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus
D. Syarat Diit pada Pasien Hemodialisa
a. Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien
b. Energi 35 kkal/kg BB ideal
c. Protein 1,3 – 1,5 g/kg BB ideal, 60-75% protein hewani dan
sisanya protein nabati
d. Lemak 25-30% dari energi total, diutamakan lemak tidak jenuh
e. Karbohidrat 60-65% dari energi total
f. Kebutuhan cairan sesuai dengan jumlah urine 24 jam + 500 ml
(cairan keluar melalui keringat dan pernapasan)
g. Kalium dibatasi jika terjadi hiperkalemia
h. Garam dapur/natrium dibatasi apabila pasien mengalami
edema/bengkak karena penumpukan cairan serta hipertensi
E. Cara Mengatur Diit pada Pasien Hemodialisa
a. Makanlah secara teratur, porsi kecil tapi sering, ± 6 kali sehari.
b. Hidangkan makanan yang sebaik-baiknya dan menarik sehingga
menimbulkan selera makan.
c. Pilihlah makanan sumber protein hewani sesuai jumlah yang
ditentukan.
d. Makanan sumber protein nabati mempunyai mutu protein lebih
rendah dibanding protein hewani => dibatasi.
e. Makanan tinggi kalori : madu, permen, sirup.
f. Makanan sumber kalium dibatasi, yaitu sayuran, buah-buahan,
umbi-umbian.
g. Menghindari makanan berkadar kalium tinggi, yaitu kacang-
kacangan, bayam, pisang, air kelapa/degan, alpukat, durian,
nangka, kembang kol.
h. Bila jumlah air seni kurang dari normal, maka perlu membatasi
cairan yang berasal dari makanan dan minuman.
F. Contoh makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada pasien
hemodialisa
1. Bahan makanan yang dianjurkan
a. Sumber karbohidrat sederhana : gula, selai, sirup, permen,
madu untuk menambah energi (suplemen), agar-agar, jelly
b. Sayuran : semua jenis sayuran kecuali untuk pasien dengan
hiperkalemia
c. Lemak : minyak jagung , minyak kacang tanah, minyak
kelapa, minyak kedelai, dan margarin rendah garam
2. Bahan makanan yang tidak dianjurkan
a. Sumber protein : kacang-kacangan dan hasil olahannya,
seperti tahu, tempe, kacang kedelai, kacang hijau.
b. Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah yang
mengandung kalium tinggi jika penderita memiliki
hiperkalemia
3. Bahan makanan yang dibatasi
a. Sumber karbohidrat kompleks : nasi, jagung, kentang,
macaroni atau pasta, ubi/talas
b. Sumber protein hewani : daging kambing, ayam, ikan, hati,
keju, udang, telur
c. Sumber protein nabati : tahu, tempe, kacang tanah, kacang
merah, kacang hijau dan kacang kedelai
d. Buah-buahan : buah-buahan tinggi kalium seperti apel,
alpukat, jeruk, pisang, pepaya, dll apabila pasien
mengalami hiperkalemia
e. Lemak : minyak kelapa sawit, santan kental, mentega dan
lemak hewan
DAFTAR PUSTKA

Cristovao, Caetano D. S. 2015. Analisis Efisiensi Pemasaran dan Pilihan Saluran


Pemasaran Kopi Organik di kabupaten Ermera Timor Leste. [Thesis].
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.Bogor. 58 Hal.

Mailani, F., & Andriani, R. F. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan


Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis. http://doi.org/10.22216/jen.v2i3.2379

Cahyaningsih, Niken. 2011. Hemodialisis : Panduan Praktis Perawatan Gagal


Ginjal. Jogjakarta : Mitra Cendekia Press

Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai