Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TEKS CERITA SEJARAH

1. Pengertian Teks Cerita Sejarah

Teks Sejarah/Nonfiksi Teks Cerita Sejarah/Nonfiksi

Suatu teks yang Suatu teks yang


menceritakan peristiwa atau menceritakan peristiwa atau
kejadian yang benar-benar kejadian yang terjadi di
terjadi di masa lampau masa lampau secara
secara kronologis (urutan kronologis, memiliki nilai-nilai
waktu) dan memiliki nilai-nilai sejarah, dan diceritakan
sejarah tanpa adanya unsur kembali dengan
tambahan berupa daya menuangkan unsur
imajinatif penulis tambahan berupa daya
(faktual+data). imajinatif penulis (rekaan)

2. Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah


Teks cerita sejarah juga memiliki ciri-ciri yang membedakannya
dengan teks lainnya. Ada pun ciri-ciri teks cerita sejarah sebagai
berikut.
a. Bersifat Kronologis (urutan waktu)
b. Menggunakan konjungsi temporal (konjungsi waktu kronologis)
Contoh: ketika, saat, sebelum, selanjutnya, kemudian, lalu, dll.
Ps. Konjungsi waktu berbeda dengan keterangan waktu
Keterangan:
1. Shiva terpeleset di lapangan, ia lalu meminta izin pulang
untuk mengganti pakaian. (konjungsi temporal)
2. Pagi itu, Shiva terpeleset di lapangan dan meminta izin
pulang untuk mengganti pakaian. (keterangan waktu)
c. Bersifat faktual (ditulis berdasarkan data 5W+1H/ ADIK SIMBA)
d. Berbentuk teks cerita ulang/recount

Modul Bab II Teks Cerita Sejarah


3. Struktur Teks Cerita Sejarah

Agar menjadi satu kesatuan, suatu teks dibentuk oleh struktur-


struktur yang disusun secara sistematis. Berikut akan Ibu paparkan
sistematika struktur yang membangun teks cerita sejarah. Ada pun
struktur teks cerita sejarah terdiri atas enam bagian, di antaranya
sebagai berikut. 

a. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak bersifat opsional,
artinya kehadiran abstrak dalam teks cerita sejarah boleh ada, boleh
tidak.

b. Orientasi
Orientasi merupakan bagian yang berisi pengenalan/ pembuka
peristiwa. Bagian ini ditandai dengan adanya pengenalan tentang
siapa tokoh, biasanya tokoh utama dan latar yang mendasari isi cerita
baik itu latar waktu, tempat, maupun suasana.

c. Komplikasi
Komplikasi merupakan struktur teks cerita sejarah yang biasanya paling
panjang karena dibentuk oleh banyak peristiwa. Komplikasi ditandai
dengan dimulainya pemicu permasalahan hingan adanya masalah-
masalah dalam peristiwa. Bagian komplikasi disusun berdasarkan sebab
akibat atau bersifat kausalitas.

d. Klimaks
Klimaks berkaitan erat dengan komplikasi, tetapi keduanya berbeda.
Klimaks merupakan puncak masalah. Struktur klimakks biasanya hanya
terdiri atas 1-2 paragraf karena hanya terdiri atas puncak dari masalah-
masalah yang terjadi pada struktur komplikasi.

e. Resolusi
Pencarian jalan keluar hingga adanya pemecahan masalah dalam teks
cerita sejarah disebut resolusi. Pada bagian ini dipaparkan bagaimana
tokoh berhasil memecahkan konflik yang dialami dan mengakibatkan
adanya perubahan nasib pada tokoh.
f. Koda
Modul Bab II Teks Cerita Sejarah
Sama halnya dengan abstrak yang bersifat opsional, koda pun
demikian. Kehadirannya tidak mutlak, boleh ada, boleh juga tidak
e. Koda
Sama halnya dengan abstrak yang bersifat opsional, koda pun
demikian. Kehadirannya tidak mutlak, boleh ada, boleh juga tidak
tergantung bagaimana penulis menyikapinya. Koda berisi amanat
berdasarkan isi cerita yang ingin disampikan penulis kepada pembaca.

Ada dua cara bagaimana penulis memaparkan koda, yaitu


1. Secara implisit/tidak langsung (biasanya dimasukan dalam dialog
tokoh atau dijadikan satu kesatuan dalam cerita, tetapi seolah-
olah disampaikan oleh tokoh).
2. Secara eksplisit/langsung (penulis langsung memaparkan secara
langsung dengan menggunakan kalimat ajakan).

4. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah


Berbicara mengenai kaidah kebahasaan, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan terkait kaidah kebahasaan dalam teks cerita
sejarah. Di antaranya sebagai berikut.

a. Menggunakan pronomina/kata ganti


Kata ganti dalam teks cerita sejarah ialah kata ganti orang ketiga. Hal
ini karena teks cerita sejarah tergolong teks ulang/recount sehingga
dalam menceritakan kembali peristiwa yang terjadi di masa lampau,
penulis menggunakan nama atau kata ganti ketiga yang merujuk pada
orang lain/tidak terlibat dalam isi cerita.

b. Menggunakan konjungsi temporal


Seperti yang sempat Ibu jelaskan sebelumnya, bahwa konjungsi
temporal berbeda dengan keterangan waktu. Konjungsi temporal
merupakan konjungsi waktu yang bersifat kronologi/memaparkan dua
peristiwa atau lebih.

c. Menggunakan kata verba


Kata verba disebut juga kata kerja. Dalam konteks ini, kata verba dapat
dbedakan menjadi dua, yaitu:

1. Verba Material
Verba material merupakan kata kerja yang merujuk pada aktivitas

Modul Bab II Teks Cerita Sejarah


yang bersifat kongkret/dapat dilihat.
Contoh: menyapu, mengepel, memukul, membaca, dll.

2. Verba Tingkah Laku


Verba tingkah laku merupakan kata kerja yang merujuk pada
aktivitas yang bersifat abstrak/tidak dapat dilihat.
Contoh: Mencintai, tertipu, membenci, merasakan, dll.

d. Menggunakan kata lampau/kejadian yang telah berlalu


contoh: Kemarin, kami pergi membeli nasi goreng di depan kompleks.

e. Menggunakan Kata Sifat/Adjektiva


contoh: Nyai Ontosoroh terlihat sangat anggun di usia senjanya.

f. Menggunakan kalimat tidak langsung


contoh: Menurut kepala desa anggaran yang diberikan pemerintah tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat desa.

5. Unsur-Unsur Teks Cerita Sejarah


Ada dua unsur yang terdapat dalam teks cerita sejarah. Kedua
unsur tersebut saling berkaitan dan berperan penting. Yang pertama,
unsur intrinsik dan yang kedua unsur ekstrinsik.

a. Unsur Intrinsik/dalam/langsung
Unsur intrinsik ialah unsur-unsur yang langsung membangun iisi
teks/ada dalam cerita. Terdapat delapan unsur intrinsik di
antaranya, Tema, (2) Latar, (3) Alur, (4) Penokohan, (5) Perwatakan,
(6) Sudut Pandang, (7) Amanat, (8) Gaya Bahasa.

b. Unsur Ekstrinsik/luar/tidak langsung


Unsur ekstrinsik ialah unsur-unsur yang tidak langsung membangun
isi cerita, tetapi tetap memengaruhi isi cerita. Ada pun unsur
ekstrinsik terdiri atas empat unsur, di antaranya (1) latar belakang
kerajaan/kepemerintahan, (2)corak penceritaan (fakta atau
bukan sejarah), (3) terdapat unsur bisa/kepentingan pribadi
penulis, (4) nilai-nilai dalam cerita.

Modul Bab II Teks Cerita Sejarah

Anda mungkin juga menyukai