Anda di halaman 1dari 18

Topik : Pembatasan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal

Waktu :1 x 20 menit
Tempat : RSU HAJI Surabaya
Hari/tanggal : Senin, 13 juni 2022; Pukul : 10.00 WIB

I. PENDAHULUAN
Chronic Kidney Disease (CKD) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gagal Ginjal
Kronik (GGK) merupakan merupakan penyakit yang sudah familiar di kalangan masyarakat
Indonesia sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan (Wahyuningsih, 2020). Penyakit
Chronic Kidney Disease (CKD) didefinisikan sebagai penurunan fungsi ginjal yang ditandai
dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/min/1,73 m2 yang terjadi selama lebih dari 3
bulan atau adanya penanda kerusakan ginjal yang dapat dilihat melalui albuminuria, adanya
abnormalitas sedimen urin, ketidak normalan elektrolit, terdeteksinya abnormalitas ginjal
secara histologi maupun pencitraan (imaging), serta adanya riwayat transplatasi ginjal
(Mahesvara, 2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kejadian gagal
ginjal kronik antara lain merokok, penggunaan obat analgetic, hipertensi, dan minuman
suplemen berenergi selain itu riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi maupun penyakit
gangguan metabolik lain yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal(Restu &
Supadmi2, 2016). Penyakit gagal ginjal kronis berkontribusi pada beban penyakit dunia
dengan angka kematian sebesar 850.000 jiwa per tahun (World Health Organization (2017)
dalam Pongsibidang, 2016) .
Hemodialisis adalah suatu bentuk terapi dengan mengunakan mesin dialyzer sebagai
bentuk pengganti fungsi ginja (Kusuma et al., 2020). Tujuan dilakukan hemodialisis adalah
untuk mengeluarkan sisa metabolism, protein, gangguan keseimbangan air dan elektrolit
antara kompartemen larutan dialisat melalui membrane (selaput tipis) semipermiabel yang
berfungsi sebagai ginjal buatan atau biasa disebut dialyzer (Wahyuningsih, 2020).
Hemodialisis (HD) dilakukan 2-3 kali seminggu, dengan rentang waktu tiap tindakan
hemodialisis adalah 4-5 jam setiap kali terapi (Relawati et al., 2016). Terapi hemodialisis
akan menimbulkan keluhan tidak nyaman, merasa kelelahan, merasa kedinginan/ kepanasan,
gelisah, mual, muntah, tidak mampu rileks bahkan gatal seluruh tubuh (PPNI, 2016).

1
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan keluarga paien mampu
memahami, mengetahui, serta dapat mengimplementasikan Pembatasan Cairan
Pada Pasien Gagal Ginjal
.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 20 menit, diharapkan keluarga dapat
memahami :
A. Memahami Pengaturan kebutuhan cairan
B. Memahami Pengaturan kebutuhan elektrolit
C. Memahami Petunjuk bagi pasien yang menjalani hemodialisis untuk menjaga cairan.

IV. SASARAN
Pasien dan/atau keluarga pasien yang mampu mengikuti kegiatan penyuluhan
dan berada di Ruang hemodialisa rsu haji Surabaya.

V. MATERI ( TERLAMPIR )
Berikut ini adalah materi yang akan disampaikan kepada sasaran:
D. Pengaturan kebutuhan cairan
E. Pengaturan kebutuhan elektrolit
F. Petunjuk bagi pasien yang menjalani hemodialisis untuk menjaga cairan.

VI. METODE
A. Ceramah
B. Diskusi
C. Tanya Jawab

VII. MEDIA
A. Leaflet

2
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
No Langkah- Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
langkah
1 Pendahuluan 5 menit a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Menanggapi perkenalan

c. Menjelaskan maksud dan c. Mendengarkan dan


tujuan memperhatikan

d. Kontrak waktu d. Menanggapi dan


menyepakati kontrak
waktu

e. Memberi pertanyaan kepada e. Menjawab pertanyaan


klien/apersepsi

2 Pelaksanaan 10 menit a. Menjelaskan materi a. Menyimak dan


kegiatan penyuluhan secara berurutan mendengarkan dengan
dan teratur. Materi: seksama
1) Pengaturan kebutuhan
cairan penderita gagal
ginjal kronik
2) Pengaturan kebutuhan
elektrolit penderita gagal
ginjal kronik
3) Petunjuk bagi pasien yang
mejalani hemodialisis
untuk menjaga cairan
b. Memperhatikan respon klien b. Memberikan respon

3 Evaluasi 10 menit a. Memberi kesempatan klien a. Bertanya


untuk bertanya
b. Menanyakan kembali materi b. Menjawab
c. Memberi reinforcement positif c. Membalas
reinforcement

d. RTL: d. Menjawab RTL


Meminta klien menyebutkan
kebutuhan cairan per hari bagi
penderita gagal ginjal kronik

4 Penutup 5 menit a. Meminta/memberi pesan dan a. Memberikan pesan dan


kesan kesan
b. Menyimpulkan materi b. Mendengarkan
c. Mengakhiri materi c. Memperhatikan
d. Mengucapkan terimakasih dan d. Menjawab salam
salam

3
XI. SETTING TEMPAT

Keterangan :
= Peserta = Observer
= Penyaji = Fasilitator
= Moderator

X. PENGORGANISASIAN
Pembimbing Akademik :
Pembimbing Ruangan :
Pemateri : Fanita Rukmana (Mahasiswa)
Moderator : Sinta Diani (Mahasiswa)
Observer /Notulen : Jihan Pratiwi (Mahasiswa)
Dokumentasi : Novanda Virdiany P (Mahasiswa)
Failitator :Fahmi n (Mahasiswa)

X. KRITERIA EVALUASI
A. Kriteria struktur :
1. Kehadiran peserta
2. Pengorganisasian penyelanggaraan penyuluhan sebelum dan saat penyuluhan.
Berikut ini adalah pembagian jobdesk mahasiswa dalam penyuluhan :
Penyaji : Menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan.
Moderator :Membuka acara, menghidupkan suasana penyuluhan
memegang kendali acara dan menutup acara
Observer :Melakukan pengamatan dan menilai keberhasilan penyuluhan
Dokumentasi :Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan

4
Fasilitator :Mendampingi peserta dan memandu agar peserta dapat
mengikuti acara hingga selesai.

B. Kriteria Proses :
1. Antusiasme peserta penyuluhan
2. Konsentrasi peserta terhadap kegiatan penyuluhan
3. Keaktifan peserta terhadap materi-materi yang disajikan.

C. Kriteria Hasil :
1. Kemampuan peserta menjawab pertanyaan seputar materi yang disajikan oleh
penyaji
2. Kemampuan peserta menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan.

5
MATERI PENYULUHAN
Manajemen Cairan dan Elektrolit pada Pasien Chronic Kidney Disease

G. Pengaturan Kebutuhan Cairan


Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya. Pada orang
dewasa kurang lebih 60% berat badan adalah air (air dan elektrolit). Pembatasan cairan
perlu dilakukan seiring dengan menurunnya kemampuan ginjal. Karena jika pasien
gagal ginjal kronik mengkonsumsi terlalu banyak cairan, maka cairan yang ada akan
menumpuk didalam tubuh sehingga dapat menyebabkan edema (pembengkakan). Oleh
sebab itu agar tidak terjadi penumpukan cairan maka jumlah cairan yang boleh
dikonsumsi dalam satu hari yaitu sebanyak: 500 cc + jumlah urin dalam satu hari.
Perlu diingat juga bahwa makanan yang berkuah seperti sup, ice cream, susu,
syrup, yoghurt, juga dihitung sebagai cairan.
Penderita gagal ginjal kronik telah berkurang fungsi pengolahan cairannya,
sehingga jumlah cairan harus dibatasi. Cairan yang masuk kedalam tubuh harus
seimbang dengan cairan yang dikeluarkan dari tubuh. Seringkali penderita gagal ginjal
kronik memerlukan tambahan diuretic untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari
dalam tubuh.
Pantangan besar:
1. Air kelapa
2. Minuman isotonic
Dengan perhatian khusus: Kopi, susu, teh, lemon tea.

H. Pengaturan Kebutuhan Elektrolit


1. Natrium
Di dalam tubuh, natrium dibutuhkan tubuh bekerjasama dengan kalium untuk
mengatur tekanan darah. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi natrium menyebabkan kita menjadi banyak minum, padahal
asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik perlu dibatasi. Asupan garam yang
dianjurkan sebelum dialysis antara 2,5 – 5 gram/hari.

Pantangan besar:
a. Makanan dan minuman kaleng (Na benzoate)

6
b. Manisan dan asinan
c. Keripik
d. MSG/Vetsin/Moto (Mono Natrium Glutamat)
e. Ikan asin dan daging asap
Perhatian khusus: Garam (makanan tidak boleh terlalu asin)

2. Kalium
Kadar kalium darah harus dipertahankan dalam batas normal. Pada beberapa
pasien, kadar kalium darah meningkat disebabkan karena asupan kalium dari
makanan yang berlebih atau obat-obatan yang diberikan. Pembatasan asupan
kalium dianjurkan bila kadar kalium dalam darah > 5,5 mEq. Asupan kalium yang
dianjurkan adalah 40 mg/kg BB/hari.
Pantangan:
a. Pisang, mangga
b. Tomat, bayam
c. Umbi-umbian
Dengan perhatian khusus:
a. Sayuran rebus, timun, jamu
b. Kacang dan produk olahannya
Relatif aman:
a. Pare, lobak, bawang merah, bawang putih
b. Selada, seledri, tauge
c. Apel, dan pir

3. Fosfat
Pada penderita gagal ginjal kronik akan terjadi penumpukan fosfat dalam
darah. Dokter akan memberikan pengikat fosfot untuk mengurangi penumpukan
fosfot. Diet fosfot sangat berbeda untuk masing-masing individu, dan diet fosfot
tidak boleh terlalu ketat karena dapat menyebabkan kekurangan protein. Dalam hal
diet fosfot ini anda harus berkonsultasi dengan dokter anda. Namun secara umum
diet fosfot ini adalah:
Dengan perhatian khusus:
a. Susu (maksimal 150 ml/hari)
b. Jeroan, hati

7
c. Kerang, ikan kering, dan ikan asin
d. Coklat dan kacang
Relatif aman:
a. Ikan segar
b. Daging tanpa lemak (Dada ayam tanpa kulit)

I. Petunjuk bagi Pasien yang Menjalani Hemodialisis untuk Menjaga Cairan.


Ada beberapa petunjuk bagi pasien untuk menjaga cairan tubuh pada pasien yang
menjalani hemodialisa.
1. Menggunakan sedikit garam (maksimal 1 sendok the garam dalam sehari) dalam
makanan dan hindari menambahkan garam makanan.
2. Menggunakan bumbu dari rempak-rempah.
3. Menghindari dan batasi penggunaan makanan olahan.
4. Menghindari makanan yang mengandung monosodium glutamate/micin/moto (mie
instan, aneka fast food/junk food/frozen food, bakso, makanan yang diberi
micin/moto)
5. Mengukur tambahan cairan dalam tempat tertentu.
6. Membagi jumlah cairan rata dalam sehari.
7. Menggunakan gelas kecil (ukuran 250 cc) bukan gelas besar.
8. Setiap minum hanya setengah gelas besar (gelas ukuran 500 cc).
9. Es batu kubus bisa membantu untuk mengurangi rasa haus. Satu es batu kubus sama
dengan 30 ml air (2 sendok makan).
10. Membilas mulut dengan berkumur, tetapi airnya tidak ditelan.
11. Merangsang produksi saliva, dengan menghisap irisan jeruk lemon/jeruk bali, permen
karet rendah kalori.
12. Minum obat jika perlu
13. Ketika pergi, menjaga tambahan cairan seperti ekstra minum ketika bersosialisasi
14. Penting untuk menjaga pekerjaan/kesibukan
15. Cek berat badan tiap hari sebelum makan pagi, akan membantu untuk mengetahui
tingkat cairan antar hemodialysa.

8
Daftar Pustaka
Bote. 2009. Keseimbangan Cairan Tubuh. Diakses tanggal 23 Maret 2019.
http://botefilia.com/index.php/archives/2009/01/11/
Mansjoer, Arif., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius.
Moore, Lisa, MD. 2005. Keseimbangan Cairan Tubuh. Diakses tanggal 23 Maret
2019. www.e-medicine.com
Prawirohardjo, Sarwono. 1994. Faal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Wikyasastro, Hanifa. 1997. Faal Tubuh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.

9
Evaluasi kegiatan PKRS di ruang Hemodialisa RSU Haji Surabaya

Evaluasi Kegiatan

Telah dilakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga di ruang Hemodialisa RSU Haji

Surabaya dengan materi “Cuci Tangan dan Pembatasan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal”

dengan rincian

Hari : Rabu

Tanggal : 20 Juli 2022

Jam : 10.05 – 10.37 WIB

Tempat : ruang Hemodialisa RSU Haji Surabaya

1. Data Umum

A. Jumlah peserta hadir

Terdapat 8 orang peserta yang dapat mengikuti acara penyuluhan sampai selesai

Keterangan Evaluasi

1. Peserta hadir di acara penyuluhan jam 10.00 WIB sesuai jam undangan

2. Persiapan pelaksanaan penyuluhan membutuhkan waktu kurang lebih 5-10 menit

3. Berakhirnya kegiatan penyuluhan sekitar jam 10.37 WIB

4. Peserta yang hadir ada 8 orang, acara penyuluhan berlangsung kondusif

5. Penyampaian materi berjalan 15 menit dan sesi tanya jawab berjalan 20 menit serta

pembagian doorprize berjalan 2 menit.


6. Tingkat pengetahuan

Setelah dilakukan penyuluhan dapat dilihat dari minat dan keaktifan klien dalam

menanyakan hal yang belum dipahami.

Pertanyaan sesi 1 :

- Apakah pada pasien ginjal aman untuk makan sayur dan buah

? Pertanyaan sesi 2 :

- Apakah pada pasien gagal ginjal ketika merasa haus boleh makan es batu?
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai