Waktu : 1 x 45 menit
A. Tujuan Institusional
Peserta didik memiliki pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi dan cairan
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.
Analisis Tugas:
Standar kompetensi:
Know
o Mengetahui kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa
Menjelaskan kembali tujuan kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa
Menjelaskan kembali prinsip kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa
D. Pokok Bahasan
Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa
E. Sub-Pokok Bahasan
1. Pengertian penyakit gagal ginjal kronik
2. Pengertian dan tujuan hemodialisa
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa
F. Materi Pengajaran
(Dilampirkan)
H. Strategi Instruksional
Menjelaskan teknik pengajaran kepada peserta didik sebelum proses
pengajaran dilaksanakan agar peserta didik tidak bingung.
Memberi stimulus untuk menggali wawasan peserta didik saat diskusi.
Memancing keaktifan peserta didik yang kurang aktif saat diskusi.
Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah peserta didik
memahami materi pengajaran.
Melakukan persamaan persepsi terhadap materi pengajaran setelah kegiatan
diskusi selesai.
Mengadakan tanya jawab secara lisan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik memahami materi pengajaran setelah diskusi selesai.
Pengajar tidak berdiam diri di satu titik selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
Pengajar menyelipkan humor saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
untuk mencairkan suasana ruangan.
Pengajar selalu memperhatikan keadaan peserta didik selama kegiatan belajar
mengajar dan memancing keaktifan peserta didik yang kurang aktif saat
diskusi.
Pengajar tidak menyatakan ‘salah’ kepada peserta didik yang kurang tepat
menjawab pertanyaan atau mengutarakan pendapat.
Membagikan leaflet tentang penyakit gagal ginjal kronik agar peserta didik
tidak menganggap materi pengajaran telah diberikan pada saat kegiatan belajar
mengajar di ruangan saja.
dan keluarga.
Pembukaan Membuka dengan salam. Menjawab salam.
Melakukan perkenalan. Memperhatikan
diberikan. E
pengajaran. A
Menyampaikan Memperhatikan M
akan disampaikan. H
Memperhatikan
Menjelaskan teknik
pengajaran.
Penjelasan Menjelaskan pengertian Memperhatikan F
Materi penyakit gagal ginjal C L
kronik E I
Menjelaskan pengertian Memperhatikan R P
dan tujuan hemodialisa A C
Menjelaskan Kebutuhan Memperhatikan M H
nutrisi dan cairan pasien A A
gagal ginjal kronik yang H R
menjalani hemodialisa T
Persamaan Memberikan kesempatan Mengajukan Tanya
Persepsi kepada peserta didik pertanyaan dan jawab
untuk bertanya dan mengutarakan
mengutarakan pendapat. pendapat.
Memberikan pertanyaan Menjawab Tanya
lisan. pertanyaan. jawab.
Penutup Menyimpulkan materi. Memperhatikan. Ceramah
Membagikan leaflet. Menerima leaflet.
J. Media Pengajaran
Lembar balik
Leaflet
K. Metode Pengajaran
Ceramah
Tanya jawab
L. Evaluasi
1. Sebutkan makanan yang harus dibatasi pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa?
2. Jelaskan bagaimana cara membatasi asupan cairan pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa?
M. Sumber
Cahyaningsih. 2008. Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Yogyakarta :
Mitra Cendekia Press.
Madjid, A. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Perkemihan. Jakarta : Trans Info Media.
Price, S.A., et all. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Volume 2. Edisi 6. Alih Bahasa : Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC.
Puspitasari, D.M. 2001. Gizi Untuk Penderita Gagal Ginjal.
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0109/14/fea02.html (Diakses Tanggal 12
Oktober 2010).
Sitorus. 2006. Tiga jenis penyakit pembunuh utama manusia. Bandung :
Widya.
Smeltzer, S.C., et all. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
LAMPIRAN
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi renal yang progresif dan
irreversible, di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
lain dalam darah) (Smeltzer and Bare, 2001).
Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan
produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu untuk melaksanakan proses
tersebut. Pada dialisis molekul solute berdifusi lewat membran semipermeabel dengan cara
mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solute lebih tinggi) ke cairan yang
lebih encer (konsentrasi solute lebih rendah). Cairan mengalir lewat membran semipermeabel
dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekanan eksternal pada membran) (Sitorus,
2006).
Salah satu jenis dialisis adalah hemodialisa, yang merupakan suatu proses yang
digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka
pendek (beberapa hari hingga minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal
(ESRD) yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen, sehelai membran
sintetik yang semipermeabel menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja
sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya (Cahyaningsih, 2008).
Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa
Diet merupakan factor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa mengingat
adanya efek uremia. Apabila ginjal yang rusak tidak mampu mengekskresikan produk akhir
metabolisme, substansi yang bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum klien dan
bekerja sebagai racun dan toksin. Gejala yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara
kolektif dikenal sebagai gejala uremik dan akan mempengaruhi setiap system tubuh. Lebih
banyak toksin yang menumpuk, lebih banyak gejala yang timbul (Smeltzer and Bare, 2001).
Permasalahan yang timbul pada pasien dengan hemodialisa adalah insiden gizi
kurang, yang disebabkan karena dua faktor yaitu:
1. Prosedur hemodialisa : dalam prosedur hemodialisa, beberapa zat gizi akan ikut larut
pada saat dialisis misalnya protein, vitamin dan mineral yang larut dalam air seperti
vitamin B6, vitamin C, asam folat, dan besi.
2. Asupan makanan yang kurang : terjadi karena pasien merasa mual, muntah, cekukan,
dan kurang nafsu makan. Asupan makanan yang kurang dapat disebabkan karena
kurangnya modifikasi diet, keterbatasan alternatif untuk memilih bahan makanan, dan
pemberian diet.
Dialisis hanya dapat mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme, karena itu
pengaturan diet dengan benar adalah sangat penting untuk memelihara kesehatan.
Syarat diet untuk pasien gagal ginjal dalam program hemodialisis adalah :
1. Protein. Asupan protein cukup 1-1,2 g/kg BB/hari, untuk menjaga keseimbangan
nitrogen dan kehilangan protein selama dialisis. Sekurang-kurangnya 50 persen
asupan protein berasal dari protein bernilai biologi tinggi. Protein bernilai biologi
tinggi lebih lengkap kandungan asam amino essensialnya. Sumber protein ini
biasanya dari golongan hewani seperti telur, daging, ayam, ikan, dalam jumlah sesuai
anjuran.
2. Energi. Asupan energi yang adekuat sangat diperlukan untuk mencegah katabolisme
jaringan tubuh. Dibutuhkan asupan energi yang optimal yaitu 35 Kkal/kg BB/hari.
Diperoleh dari minyak, mentega, margarine, gula, madu, sirup.
3. Lemak. Lemak diberikan 30-40 persen dari total kalori, perbandingan lemak jenuh
dengan lemak tak jenuh adalah 1:1. Contoh lemak jenuh antara lain : lemak hewan
(gajih), kuning telur, kolesterol, minyak yang dipanaskan dengan suhu tinggi dan
berkali dipakai (jelantah). Sedangkan Contoh lemak tidak jenuh antara lain : minyak
jagung, minyak kedelai, minyak kanola, minyak zaitun.
4. Karbohidrat. Karbohidrat diberikan terutama karbohidrat kompleks, namun
pemberiannya harus dibatasi. Karbohidrat kompleks meliputi nasi, kentang, jagung,
singkong, ubi, pasta, roti.
5. Natrium. Asupan natrium 40-120 meq/hari (920-2760 mg/hari) untuk kontrol tekanan
darah dan oedema. Pembatasan natrium dapat membantu mengatasi rasa haus,
sehingga dapat mencegah kelebihan asupan cairan. Bahan makanan tinggi natrium
yang tidak dianjurkan antara lain :
a. Garam natrium yang ditambahkan ke dalam makanan seperti natrium bikarbonat
(soda kue)
b. Natrium benzoat (pengawet buah dan sayuran)
c. Natrium nitrit (sendawa) yang digunakan sebagai pengawet daging, seperti pada
”corned beef”
Cairan adalah hal yang paling dekat hubungannya dengan penyakit ginjal. Salah satu
fungsi ginjal adalah mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Apabila fungsi ginjal masih baik,
ginjal akan menahan air. Dan jika dalam tubuh terdapat banyak cairan maka ginjal
membuangnya melalui proses berkemih. Pada saat fungsi ginjal terganggu pengaturan cairan
harus dilakukan oleh pasien sendiri dengan membatasi cairan yang masuk sesuai kemampuan
tubuh mengeluarkannya.
Cairan yang masuk ke dalam tubuh pasien gagal ginjal kronik harus diawasi dengan
saksama. Efek dari asupan nutrisi yang bebas yaitu dapat menyebabkan beban sirkulasi
menjadi berlebihan dan edema. Sedangkan efek dari asupan yang terlalu rendah
mengakibatkan dehidrasi dan hipotensi (Madjid, 2009). Selain air minum, pasien juga harus
memperhatikan kandungan cairan dari makanan yang dikonsumsi. Apabila asupan cairan
tidak dibatasi maka cairan tersebut akan tertimbunb dalam tubuh penderita sehingga
mengakibatkan beban sirkulasi menjadi berlebihan, edema (ekstremitas, mata, wajah,
jantung, paru) dan intoksikasi air.