Anda di halaman 1dari 9

Satuan Acara Pengajaran

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Topik : Penyuluhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pasien Gagal Ginjal

Kronik Yang Menjalani hemodialisa

Sasaran didik : Pasien Ny. D dan Keluarga

Tempat : Ruang Fresia 2.2.8.4 RS Hasan Sadikin Bandung

Hari, tanggal : Rabu, 13 Oktober 2010

Waktu : 1 x 45 menit

Pemberi materi : Anita Setyawati (NPM: 220112100025)

A. Tujuan Institusional
Peserta didik memiliki pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi dan cairan
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 45 menit, diharapkan
pasien Ny. D dan keluarga di Ruang Fresia 2.2.8.4 RSUP Hasan Sadikin Bandung
mampu memahami kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa.

Analisis Tugas:

Standar kompetensi:

Pasien Ny.D dan keluarga di Ruang Fresia 2.2.8.4 mengetahui kebutuhan


nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 1


Satuan Acara Pengajaran

Know
o Mengetahui kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, pasien Ny.D dan keluarga di Ruang
Fresia 2.2.8.4 diharapkan mampu:

 Menjelaskan kembali tujuan kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa
 Menjelaskan kembali prinsip kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa

D. Pokok Bahasan

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa

E. Sub-Pokok Bahasan
1. Pengertian penyakit gagal ginjal kronik
2. Pengertian dan tujuan hemodialisa
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa

F. Materi Pengajaran
(Dilampirkan)

G. Alokasi Waktu Tiap Tahap Pengajaran


 Pembukaan : 5 menit
 Penjelasan Materi : 20 menit
 Persamaan Persepsi : 15 menit
 Penutup : 5 menit

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 2


Satuan Acara Pengajaran

H. Strategi Instruksional
 Menjelaskan teknik pengajaran kepada peserta didik sebelum proses
pengajaran dilaksanakan agar peserta didik tidak bingung.
 Memberi stimulus untuk menggali wawasan peserta didik saat diskusi.
 Memancing keaktifan peserta didik yang kurang aktif saat diskusi.
 Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah peserta didik
memahami materi pengajaran.
 Melakukan persamaan persepsi terhadap materi pengajaran setelah kegiatan
diskusi selesai.
 Mengadakan tanya jawab secara lisan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik memahami materi pengajaran setelah diskusi selesai.
 Pengajar tidak berdiam diri di satu titik selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
 Pengajar menyelipkan humor saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
untuk mencairkan suasana ruangan.
 Pengajar selalu memperhatikan keadaan peserta didik selama kegiatan belajar
mengajar dan memancing keaktifan peserta didik yang kurang aktif saat
diskusi.
 Pengajar tidak menyatakan ‘salah’ kepada peserta didik yang kurang tepat
menjawab pertanyaan atau mengutarakan pendapat.
 Membagikan leaflet tentang penyakit gagal ginjal kronik agar peserta didik
tidak menganggap materi pengajaran telah diberikan pada saat kegiatan belajar
mengajar di ruangan saja.

I. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Metode Media


Didik
Persiapan  Menyiapkan peralatan
dan ruangan.
 Menyiapkan mental dan
pengetahuan diri.
 Kehadiran pasien Ny.D

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 3


Satuan Acara Pengajaran

dan keluarga.
Pembukaan  Membuka dengan salam. Menjawab salam.
 Melakukan perkenalan. Memperhatikan

 Menyampaikan pokok Memperhatikan


bahasan yang akan C

diberikan. E

 Menjelaskan tujuan Memperhatikan R

pengajaran. A

 Menyampaikan Memperhatikan M

ringkasan materi yang A

akan disampaikan. H
Memperhatikan
 Menjelaskan teknik
pengajaran.
Penjelasan  Menjelaskan pengertian Memperhatikan F
Materi penyakit gagal ginjal C L
kronik E I
 Menjelaskan pengertian Memperhatikan R P
dan tujuan hemodialisa A C
 Menjelaskan Kebutuhan Memperhatikan M H
nutrisi dan cairan pasien A A
gagal ginjal kronik yang H R
menjalani hemodialisa T
Persamaan  Memberikan kesempatan Mengajukan Tanya
Persepsi kepada peserta didik pertanyaan dan jawab
untuk bertanya dan mengutarakan
mengutarakan pendapat. pendapat.
 Memberikan pertanyaan Menjawab Tanya
lisan. pertanyaan. jawab.
Penutup  Menyimpulkan materi. Memperhatikan. Ceramah
 Membagikan leaflet. Menerima leaflet.

 Mengucapkan salam Menjawab salam.


penutup.

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 4


Satuan Acara Pengajaran

J. Media Pengajaran
 Lembar balik
 Leaflet

K. Metode Pengajaran
 Ceramah
 Tanya jawab

L. Evaluasi
1. Sebutkan makanan yang harus dibatasi pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa?
2. Jelaskan bagaimana cara membatasi asupan cairan pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa?

M. Sumber
 Cahyaningsih. 2008. Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Yogyakarta :
Mitra Cendekia Press.
 Madjid, A. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Perkemihan. Jakarta : Trans Info Media.
 Price, S.A., et all. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Volume 2. Edisi 6. Alih Bahasa : Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC.
 Puspitasari, D.M. 2001. Gizi Untuk Penderita Gagal Ginjal.
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0109/14/fea02.html (Diakses Tanggal 12
Oktober 2010).
 Sitorus. 2006. Tiga jenis penyakit pembunuh utama manusia. Bandung :
Widya.
 Smeltzer, S.C., et all. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8.
Jakarta : EGC.

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 5


Satuan Acara Pengajaran

LAMPIRAN

KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN

PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

YANG MENJALANI HEMODIALISA

Pengertian Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi renal yang progresif dan
irreversible, di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
lain dalam darah) (Smeltzer and Bare, 2001).

Pengertian dan Tujuan Hemodialisa

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan
produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu untuk melaksanakan proses
tersebut. Pada dialisis molekul solute berdifusi lewat membran semipermeabel dengan cara
mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solute lebih tinggi) ke cairan yang
lebih encer (konsentrasi solute lebih rendah). Cairan mengalir lewat membran semipermeabel
dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekanan eksternal pada membran) (Sitorus,
2006).

Salah satu jenis dialisis adalah hemodialisa, yang merupakan suatu proses yang
digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka
pendek (beberapa hari hingga minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal
(ESRD) yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen, sehelai membran
sintetik yang semipermeabel menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja
sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya (Cahyaningsih, 2008).

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 6


Satuan Acara Pengajaran

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa

Diet merupakan factor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa mengingat
adanya efek uremia. Apabila ginjal yang rusak tidak mampu mengekskresikan produk akhir
metabolisme, substansi yang bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum klien dan
bekerja sebagai racun dan toksin. Gejala yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara
kolektif dikenal sebagai gejala uremik dan akan mempengaruhi setiap system tubuh. Lebih
banyak toksin yang menumpuk, lebih banyak gejala yang timbul (Smeltzer and Bare, 2001).

Dengan penggunaan hemodialisa yang efektif, asupan makanan pasien dapat


diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyesuaian atau pembatasan pada
asupan protein, kalium, dan cairan (Smeltzer and Bare, 2001).

Permasalahan yang timbul pada pasien dengan hemodialisa adalah insiden gizi
kurang, yang disebabkan karena dua faktor yaitu:

1. Prosedur hemodialisa : dalam prosedur hemodialisa, beberapa zat gizi akan ikut larut
pada saat dialisis misalnya protein, vitamin dan mineral yang larut dalam air seperti
vitamin B6, vitamin C, asam folat, dan besi.
2. Asupan makanan yang kurang : terjadi karena pasien merasa mual, muntah, cekukan,
dan kurang nafsu makan. Asupan makanan yang kurang dapat disebabkan karena
kurangnya modifikasi diet, keterbatasan alternatif untuk memilih bahan makanan, dan
pemberian diet.

Tujuan pengaturan diet pada penderita yang menjalani hemodialisa adalah :

1. Mencukupi kebutuhan protein untuk menjaga keseimbangan nitrogen dan juga


mencegah berlebihnya akumulasi sisa metabolisme di antara dialysis.
2. Memberikan cukup energi untuk mencegah metabolisme jaringan tubuh.
3. Mengatur asupan natrium untuk mengantisipasi tekanan darah dan oedema.
4. Membatasi asupan kalium untuk mencegah hyperkalemia.
5. Mengatur asupan cairan, untuk mencegah terjadinya kelebihan cairan di antara
dialysis.

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 7


Satuan Acara Pengajaran

6. Membatasi asupan fosfor.


7. Mencukupi kebutuhan zat-zat gizi lainnya terutama vitamin-vitamin yang larut dalam
proses dialisis.

Dialisis hanya dapat mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme, karena itu
pengaturan diet dengan benar adalah sangat penting untuk memelihara kesehatan.
Syarat diet untuk pasien gagal ginjal dalam program hemodialisis adalah :

1. Protein. Asupan protein cukup 1-1,2 g/kg BB/hari, untuk menjaga keseimbangan
nitrogen dan kehilangan protein selama dialisis. Sekurang-kurangnya 50 persen
asupan protein berasal dari protein bernilai biologi tinggi. Protein bernilai biologi
tinggi lebih lengkap kandungan asam amino essensialnya. Sumber protein ini
biasanya dari golongan hewani seperti telur, daging, ayam, ikan, dalam jumlah sesuai
anjuran.
2. Energi. Asupan energi yang adekuat sangat diperlukan untuk mencegah katabolisme
jaringan tubuh. Dibutuhkan asupan energi yang optimal yaitu 35 Kkal/kg BB/hari.
Diperoleh dari minyak, mentega, margarine, gula, madu, sirup.
3. Lemak. Lemak diberikan 30-40 persen dari total kalori, perbandingan lemak jenuh
dengan lemak tak jenuh adalah 1:1. Contoh lemak jenuh antara lain : lemak hewan
(gajih), kuning telur, kolesterol, minyak yang dipanaskan dengan suhu tinggi dan
berkali dipakai (jelantah). Sedangkan Contoh lemak tidak jenuh antara lain : minyak
jagung, minyak kedelai, minyak kanola, minyak zaitun.
4. Karbohidrat. Karbohidrat diberikan terutama karbohidrat kompleks, namun
pemberiannya harus dibatasi. Karbohidrat kompleks meliputi nasi, kentang, jagung,
singkong, ubi, pasta, roti.
5. Natrium. Asupan natrium 40-120 meq/hari (920-2760 mg/hari) untuk kontrol tekanan
darah dan oedema. Pembatasan natrium dapat membantu mengatasi rasa haus,
sehingga dapat mencegah kelebihan asupan cairan. Bahan makanan tinggi natrium
yang tidak dianjurkan antara lain :
a. Garam natrium yang ditambahkan ke dalam makanan seperti natrium bikarbonat
(soda kue)
b. Natrium benzoat (pengawet buah dan sayuran)
c. Natrium nitrit (sendawa) yang digunakan sebagai pengawet daging, seperti pada
”corned beef”

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 8


Satuan Acara Pengajaran

d. Bahan makanan yang dikalengkan.


6. Kalium. Kalium diberikan sangat terbatas. Hiperkalemia dapat mengakibatkan
gangguan irama jantung dan henti jantung (cardiac arrest). Asupan kalium diberikan
40-70 meq/hari (1560-2730 mg/hari). Bahan makanan tinggi kalium yang tidak
dianjurkan adalah seperti kentang, alpokat, pisang, mangga, tomat, rebung, kalian,
daun singkong, daun pepaya, bayam, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai.
7. Kalsium dan Fosfor. Fosfor dibatasi 400-900 mg/hari dan Kalsium 1000-1400
mg/hari. Makanan yang mengandung fosfor adalah :
a. Produk olahan susu : susu, keju, eskrim, yoghurt
b. Daging : ikan-ikanan / seafood, udang kering, teri kering, otak, unggas, babi,
kambing
c. Kacang-kacangan : kacang tanah, kacang mede, kacang kedelai, kacang polong,
kenari, tempe, tahu.
d. Sayur-sayuran : buncis, daun kemangi, daun melinjo, melinjo, bayam
e. Lain-lain : cokelat, havermout, buah yang dikeringkan, jamur, minuman soft
drink cola bersoda.

Cairan adalah hal yang paling dekat hubungannya dengan penyakit ginjal. Salah satu
fungsi ginjal adalah mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Apabila fungsi ginjal masih baik,
ginjal akan menahan air. Dan jika dalam tubuh terdapat banyak cairan maka ginjal
membuangnya melalui proses berkemih. Pada saat fungsi ginjal terganggu pengaturan cairan
harus dilakukan oleh pasien sendiri dengan membatasi cairan yang masuk sesuai kemampuan
tubuh mengeluarkannya.

Cairan yang masuk ke dalam tubuh pasien gagal ginjal kronik harus diawasi dengan
saksama. Efek dari asupan nutrisi yang bebas yaitu dapat menyebabkan beban sirkulasi
menjadi berlebihan dan edema. Sedangkan efek dari asupan yang terlalu rendah
mengakibatkan dehidrasi dan hipotensi (Madjid, 2009). Selain air minum, pasien juga harus
memperhatikan kandungan cairan dari makanan yang dikonsumsi. Apabila asupan cairan
tidak dibatasi maka cairan tersebut akan tertimbunb dalam tubuh penderita sehingga
mengakibatkan beban sirkulasi menjadi berlebihan, edema (ekstremitas, mata, wajah,
jantung, paru) dan intoksikasi air.

Penyuluhan Penyakit Gagal Ginjal Kronik 9

Anda mungkin juga menyukai