Oleh:
WULANDARI
(1411011026)
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JEMBER
Jl. Karimata 49, telp.(0331) 336728, fax. 337957. Kotak pos 104 Jember 68121
Website: http//unmuhjember.ac.id/ e-mail: kantor pusat@unmuhjember.ac.id
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Kesiapan materi
c. Kesiapan media meliputi : Leaflet.
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Dusun Kebun Langsep Rt 001
Rw 003, Desa Silo, Kabupaten Jember. Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
Pada saat penyuluhan peserta aktif mengikuti kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti
dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
Lampiran
A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak yang biasanya tinja encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur
dengan lender dan darah.
B. KLASIFIKASI (Macam-macam Diare)
Menurut (Wong, Donna L, 2008), diare dapat diklasifikasi menjadi dua yaitu:
1. Diare Akut
Diare akut adalah keadaan peningkatan dan perubahan tiba-tiba frekuensi
defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam tractus GI. Diare akut
biasanya sembuh sendiri dan lamanya sakit kurang dari 14 hari.
2. Diare Kronis
Diare kronis adalah keadaan meningkatnya frekeunsi defekasi dan kandungan air
dalam feses dengan lamanya (durasi) sakit lebih dari 14 hari.
C. PENYEBAB
Faktor penyebab terjadinya diare, adalah sebagai berikut:
1. Faktor infeksi (Wong, Donna L, 2008)
a. Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi
a) infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, ShiDiarella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb)
b) infeksi virus : Enterovirus ( virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis)
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll)
c) infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichiuris, oxyuris, strongyloideus),
protozoa (entamoeba histolitica, giardia lamblia, trichomonas
hominis)
b. Infeksi parenteral: merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
Kuman masuk dn berkembang dalam usus adanya toksin dalam
dinding usus halus hipersekresi air elektrolit (isi rongga) usus
meningkat DIARE
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu
dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
1. Mula-mula anak atau bayi cengeng, gelisah dan nafsu makan berkurang.
2. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja
cair atau encer di sertai muntah
3. Nafsu makan menurun
4. Demam
5. Badan anak terasa lemah.
6. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
7. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja
menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
8. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan bibir kering serta
penurunan berat badan.
9. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
10. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
F. KOMPLIKASI
H. PENCEGAHANNYA
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
1. Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan pakai sabun sebelum makan
dan setiap habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar,
sebelum & sesudah menyiapkan makanan atau minuman.
3. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus sampai mendidih 10-15 menit.
4. Membiasakan anak membuang air besar dan air kecil pada tempatnya,
sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.
5. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
6. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di bawah air
mengalir lalu rendam dengan air panas 5 menit baru digunakan lagi.
7. Menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan adiri anak.
8. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaan sampah yang
baik yaitu sampah dibuang pada tempatnya dan tempat sampah selalu ditutup
agar makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain),
membuang tinja termasuk tinja bayi pada jamban/WC.
Lampiran 2
DAFTAR PUSTAKA
OTC DIGEST. (2011). Diare dan Obatnya (61 ed.). Jakarta: PT.Tripakarsa Media Utama.
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: ECG.