Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi Pada Lansia

Sub Pokok Bahasan :Mengetahui apa pengertian Hipertensi, penyebab


Hipertensi pada lansia, gejala Hipertensi pada lansia,
bahaya Hipertensi pada lansia dan pencegahan Hipertensi
pada lansia

Sasaran : Tn.KW dan Keluarga Tn.KW

Tempat : Rumah Tempat Tinggal Tn.KW

Hari/tanggal : Senin, 21 November 2016

Waktu : 20 Menit

Penyuluh : Nita Apriliani

I. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum,
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke,gagal jantung,serangan jantung,dan kerusakan ginjal yang
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Gangguan kesehatan ini ditandai terjadinya kenaikan tekanan darah
sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90
mmHg atau lebih. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan sistolik 90 mmHg. (Smelter,2001)

II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi pada
lansia di harapkan Tn.KW dan keluarga mampu mengidentifikasi
tentang penyakit dan penyebab Hipertensi pada lansia.
B. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x20 menit
diharapkan Tn.KW dan keluarga dapat :
a. Menjelaskan tentang pengertian Hipertensi,
b. Menjelaskan tentang penyebab Hipertensi pada lansia,
c. Menjelaskan tentang gejala Hipertensi pada lansia,
d. Menjelaskan tentang bahaya Hipertensi pada lansia,
e. Menjelaskan tentang cara pencegahan Hipertensi pada lansia.
III. Sasaran
Sasaran pada penyuluhan ini adalah Tn.KW dan keluarga Tn.KW

IV. Metode
Adapun metode yang digunakan pada penyuluhan tentang Hipertensi pada
lansia antara lain ceramah dan tanya jawab

V. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan Hipertensi pada lansia yaitu
leaflet dan lembar balik

VI. Materi
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah:
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi pada lansia
c. Gejala Hipertensi pada lansia
d. Bahaya Hipertensi pada lansia
e. Pencegahan Hipertensi pada lansia

VII. Rencana Kegiatan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta


1 5 menit 1.Pembukaan
a. Salam a.Menjawab salam

b. Perkenalan tim penyuluhan


b.Memperhatikan dengan seksama
c. Menggali informasi audience
tentang materi penyuluhan (Hipertensi
c.Merespon pertanyaan dengan baik
pada lansia)

2 10 2. Penyampaian materi oleh penyuluh


materi meliputi : Peserta mendengarkan d
menit
a. Pengertian Hipertensi memperhatikan dengan baik se
b. Penyebab Hipertensi pada lansia
mampu memahami penyebab hing
c. Gejala Hipertensi pada lansia
d. Bahaya Hipertensi pada lansia pencegahan Hipertensi pada lansia.
e. Pencegahan Hipertensi pada lansia

3 5 menit 3. Penutupan
a. Sesi tanya jawab a.Peserta memberi respon deng
b. Evaluasi
mengajukan beberapa pertanyaan
c. Salam
b.Peserta menjawab pertanya
evaluasi
c.Menjawab salam

VIII. WAKTU
Hari : Senin
Tanggal : 21 November 2016
Jam : 09.00 Wita

IX. TEMPAT
Rumah Tempat Tinggal Tn.KW dan Keluarga Tn.KW

Setting tempat:

Moderator

Penyuluh

(SASARAN)

FASILITATOR
OBSERVER

X. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media dan alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan
semua lengkap / dalam kondisi baik dan dapat digunakan saat
ceramah dan tanya jawab.
b. Persiapan materi
Materi yang disiapkan dalam bentuk makalah, dan ditulis dalam
bentuk leaflet untuk mempermudah dalam penyampaiannya.
c. Undangan/peserta penyuluhan
Tn.KW dan Keluarga Tn.KW
d. Undangan/ koordinator penyuluhan di Diklat
Ketua koordinator penyuluhan di Puskesmas I Denpasar Timur /
yang mewakili.
e. Snack
Snack yang disiapkan sesuai dengan jumlah peserta penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Kehadiran minimal 80% mengingat pentingnya penyakit
Hipertensi pada Lansia
b. Minimal 80% peserta aktif mendengarkan materi yang
disampaikan.
c. Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan peserta.
d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan
tempat penyuluhan.
e. Minimal 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi
yang diberikan
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, peserta dapat :
1) Minimal 60% dapat menjelaskan pengertian Hipertensi
pada lansia
2) Minimal 50 % dapat menjelaskan penyebab Hipertensi pada
lansia
3) Minimal 50% dapat menyebutkan Gejala Hipertensi pada
lansia
4) Minimal 60% dapat menjelaskan bahaya Hipertensi pada
Lansia
5) Minimal 50% dapat menyebutkan pencegahan Hipertensi
pada lansia
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai Hipertensi
pada lansia yang meliputi Pengertian Hipertensi, Penyebab
Hipertensi pada lansia, Gejala Hipertensi pada lansia, Bahaya
Hipertensi pada lansia, dan Pencegahan Hipertensi pada lansia.
XI. PENGORGANISASIAN
a. Moderator :
b. Penyuluh :
1. Nita Apriliani
c. Fasilitator :
d. Observer :
Pembagian Tugas
1. Moderator : Mengarahkan jalannya penyuluhan
2. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
3. Fasilitator : Membantu dalam penyebaran leaflet dan
pengaturan lembar balik serta memotifasi peserta untuk
bertanya
4. Observer : mengamati jalannya penyuluhan
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization)
memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah
sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak
membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg (Rohaendi, 2008).

B. Penyebab Hipertensi pada Lansia


Menurut Sutanto (2009), penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua. yang


pertama hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Yang kedua hipertensi
sekunder, disebabkan kelainan ginjal dan kelainan kelenjar tiroid. Yang banyak terjadi
adalah hipertensi primer, sekitar 92-94% dari kasus hipertensi. Dengan kata lain,
sebagian besar hipertensi tidak dapat dipastikan penyebabnya (Marliani, 2007).

C. Gejala Hipertensi Pada Lansia


a. Biasanya mengalami sakit kepala, pusing yang sering dirasakan akibat tekanan
darahnya naik melebihi batas normal.
b. Wajah akan menjadi kemerahan.
c. Pada sebagian orang akan mengalami detak jantung yang berdebar-debar.
d. Orang yang mengalami darah tinggi akan mengalami gejala hipertensi seperti
pandangan mata menjadi kabur atau menjadi tidak jelas.
e. Sering buang air kecil dan sulit berkonsentrasi.
f. Sering mudah kelelahan saat melakukan berbagai aktivitas.
g. Sering terjadi pendarah di hidung atau mimisan.
h. Gejala hipertensi yang parah bisa menyebabkan seseorang mengalami vertigo.
i. Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya akan sensitif dan mudah marah
terhadap hal-hal yang tidak dia sukai.

D. Bahaya Hipertensi Pada Lansia


a. Penyakit jantung koroner dan arteri
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin
mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan
dengan kondisi arteri yang mengeras ini.
b. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu
lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan
otot jantung atau system listrik jantung.

c. Stroke

Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena tekanan darah yang

terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah.

Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang

dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan

darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.

d. Kerusakan ginjal

Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal,

yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut,

ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah. Gagal

ginjal dapat terjadi dan diperlukan cangkok ginjal baru.

c. Kerusakan penglihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga

mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan.

E. Pencegahan Hipertensi

a. Mengurangi konsumsi garam.

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk diet

setiap hari.

b. Menghindari kegemukan (obesitas).

Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal atau tidak

berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan

normal.

c. Membatasi konsumsi lemak.

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi.

Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan

kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol

bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan

demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah

hipertensi.

d. Olahraga teratur.

Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau menghilangkan

endapan kolesterol dan pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan

menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik), seperti

gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang
menegangkan seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan

dapat menimbulkan hipertensi.

e. Makan banyak buah dan sayuran segar

Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak

mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.

f. Tidak merokok dan minum alkohol.

g. Latihan relaksasi atau meditasi.

Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa.

Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil

membayangkan sesuatu yang damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula

dilakukan dengan mendengarkan musik, atau bernyanyi.

h. Berusaha membina hidup yang positif.

Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan, tuntutan atau

tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stress (ketegangan) bagi

setiap orang. Jika tekanan stress terlampau besar sehingga melampaui daya tahan

individu, akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul

hipertensi. Agar terhindar dari efek negative tersebut, orang harus berusaha membina

hidup yang positif.

Anda mungkin juga menyukai