DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
2021
Pokok Bahasan : Pengenalan & Pencegahan Penyakit DM Pada
Lansia
A. Latar Belakang
WHO dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang lanjut
usia pada BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun ke
atas adalah usia permulaan tua (lanjut usia), meningkatnya populasi usia
lanjut di Indonesia, berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang khas
terdapat pada usia lanjut akan meningkat. Salah satu penyakit yang
menyertai lansia adalah penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus
(DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang semakin banyak
jumlah penderitanya. Penyakit ini adalah penyakit metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula darah karena produksi insulin
yang terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan produksi insulin dalam tubuh (Tarwoto,2012). Penderita diabetes
sering kali tidak menyadari kalau dirinya mengidap diabetes dan ketika
mereka sadar, sudah terjadi komplikasi. Hal inilah yang menyebabkan
penyakit diabetes sering disebut dengan silent killer. Saat ini penderita
DM jumlahnya semakin banyak dan terus bertambah. Jumlah penderita
DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. World Health
Organization/ WHO (2016), memperkirakan sebanyak 422 juta orang
dewasa hidup dengan DM. International Diabetic Foundation (IDF),
menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang di dunia yang hidup dengan
DM, dari 382 juta orang tersebut, diperkirakan 175 juta diantaranya
belum terdiagnosis sehingga dimungkinkan berkembang progresif
menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Pada tahun
2035 jumlah tersebut diperkirakan akan naik menjadi 592 juta orang.
Sedangkan IDF Atlas (2015), memaparkan bahwa 415 juta orang
dewasa menderita DM dan diperkirakan pada tahun 2040 penderita DM
akan naik menjadi 642 juta orang.
Diabetes merupakan penyakit yang jumlah penderitanya mengalami
peningkatan di Indonesia. Menurut data WHO, Indonesia menempati
peringkat ke-4 dengan penderita DM terbanyak di dunia. Sedangkan
hasil wawancara yang dilakukan Riset Kesehatan Dasar / RISKESDAS
(2013), menyatakan bahwa pada tahun 2013 terjadi peningkatan
penderita DM dua kali lipat dibandingkan pada tahun 2007.
Diperkirakan penderita DM akan meningkat pada tahun 2030 sebesar
21,3 juta orang.
Sumatera Barat memiliki prevalensi total DM sebanyak 1,3 %,
dimana Sumatera Barat berada di urutan 14 dari 33 provinsi yang ada di
Indonesia. Berdasarkan umur, penderita terbanyak dalam rentang usia
56 – 64 tahun dengan prevalensi 4,8 % (Kemenkes RI, 2013). Pada
tahun 2018, prevalensi DM di Sumatera Barat mengalami peningkatan,
yaitu menjadi 1,9 % (Kemenkes 2018) Jumlah pasien DM di RSUD Dr.
Achmad Muchtar Bukittinggi juga mengalami peningkatan dalam 2
tahun terakhir. Pada tahun 2017 terdapat 1.350 pasien DM yang
berkunjung ke poli Interne, pada tahun 2018 terdapat 1.400 pasien DM
yang berkunjung ke poli Interne RSUD Dr. Achmad Muchtar (Medical
Record RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi, 2018).
Angka kejadian dan komplikasi penyakit Diabetes Milletus cukup
tersebar sehingga bisa dikatakan sebagai salah satu masalah nasional
yang harus mendapatkan perhatian lebih terutama pada lansia. Oleh
karena itu, berpedoman pada pencegahan jauh lebih baik dari pada
pengobatan. Sehingga untuk menunjang masalah tersebut kami
berencana akan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit
diabetes milletus pada klien sehingga mampu menerapkan hidup dengan
sehat, produktif dan mandiri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapakan audiens mengetahui dan
mengenal tentang penyakit diabetes milletus.
2. Tujuan Khusus
Lansia dapat mengetahui defenisi diabetes milletus
Lansia dapat mengetahui etiologi diabetes milletus
Lansia dapat mengetahui tanda dan gejala diabetes milletus
Lansia dapat mengetahui komplikasi diabetes milletus
Lansia dapat mengetahui cara perawatan diabetes milletus
Lansia dapat mengetahui diet diabetes milletus
Lansia dapat mengetahui aktivitas fisik dan olahraga yang dapat
dilakukan oleh penderita diabetes milletus.
Lansia dapat mengetahui obat tradisional diabetes milletus
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang
penyakit diabetes milletus.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sebagai bahan informasi
dan masukan serta sumbangan pemikiran bagi calon tenaga
kesehatan di Universitas Perintis Indonesia dalam memberikan
perawatan dan pendidikan kesehatan pada klien dengan diabetes
milletus.
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah
pengetahuan audiens dengan mengetahui cara pengenalan dan
pencegahan penyakit diabetes milletus pada lansia.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pokok Bahasan
Pengenalan dan Pencegahan Diabetes Milletus Pada Lansia
2. Sub Pokok Bahasan
a. Defenisi diabetes milletus
b. Etiologi diabetes milletus
c. Tanda dan gejala diabetes milletus
d. Komplikasi diabetes milletus
e. Cara perawatan diabetes milletus
f. Diet diabetes milletus
g. Aktivitas fisik dan olahraga yang dapat dilakukan oleh penderita
diabetes milletus.
h. Obat tradisional diabetes milletus
3. Sasaran dan target
Para lansia pengunjung Puskesmas Gulai Bancah.
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
5. Media dan alat
a. Alat
1) LCD
2) Leaflet
3) Laptop
4) Lembar Balik
6. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Kamis/ 07 Januari 2021.
Jam : 08.30 – 09.00 WIB
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Rs. Ibnu Sina Bukitinggi
D. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan
anggota kelompok dan dan
pembimbing memperhatikan
Menjelaskan topik Mendengarkan
penyuluhan
Membuat kontrak waktu Menyetujui
dan bahasa kontrak waktu
Menjelaskan tujuan Mendengarkan
kegiatan dan
memperhatikan
Komplikasi Penyakit DM
1. Penyakit Jantung
Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologis
berupaaterosklerosis. Gangguan/gangguan biokimia yang
ditimbulkan akibat insufisiensi insulin berupa penimbunan sorbitol
dalam intima vaskuler, hiperlipoproteinemia dan, kelainan
pembekuan darah. Pada akhirnyamakroangiopati diabetik ini akan
mengakibatkan penyumbatan vaskuler.
2. Gagal ginjal
Terjadi akibat hipoksia yang berkaitan dengan diabetes jangka
panjang,glomerulus, seperti sebagian besar kapiler lainnya,
menebal. 8erjadi hipertropiginjal akibat peningkatan kerja yang
harus dilakukan oleh ginjal pengidap DM kronik untuk menyerap
ulang glukosa.
3. Retinopati
Prinsip Perawatan DM
a. Berjalan cepat
Jalan cepat bisa dilakukan oleh semua orang. Olahraga ini
merupakan bentuk latihan aerobik yang berguna meningkatkan
denyut jantung sehingga aliran darah menjadi lebih lancar.
Olahraga ini merupakan salah satu aktivitas yang paling tepat
karena penderita diabetes bisa mengatur intensitasnya sesuai
dengan kemampuan fisik dan kondisi kesehatannya.
b. Senam diabetes
Melakukan olahraga yang berfokus menyesuaikan pergerakan fisik
dengan irama seperti senam dapat melancarkan sirkulasi darah
pada penderita diabetes. Sirkulasi darah yang lancar dapat
meningkatkan metabolisme di dalam tubuh sehingga membantu
penyerapan insulin. Gerakan senam pada diabetes tidak berbeda
dengan senam pada umumnya. Setiap gerakan senam bertujuan
untuk meregangkan sekaligus merilekskan otot dan sendi.
c. Senam kaki diabetes
Jenis senam lain yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah
senam kaki. Senam kaki bisa dilakukan saat berdiri, duduk, tidur,
dan saat bersantai sambil menonton TV. Ikuti cara berikut ini untuk
mencoba senam kaki diabetes:
1. Gerakan kaki dengan mengakat dan menurunkan kedua tumit
secara bergantian. Gerakan senam juga bisa dilakukan dengan
memutar pergelangan kaki ke luar dan ke dalam.
2. Luruskan jari-jari kaki sampai terasa meregang.
3. Angkat kaki sampai membentuk sudut 90 derajat dengan badan
dan kemudian turunkan. Lakukan secara bergantian untuk
kedua kaki.
https://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/jpk/article/downloa
d/64/36