Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn. R DENGAN MASALAH ASMA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu ; Lilis Lismayanti M.Kep

Oleh : Kelompok 01/3D

Ayu Dewi Noer


Dicki Teja Kusuma
Dini Sri Rahayu
Elsa Syifa Fauziah
Irna Agustina
Meli Purnamasari
Rudi Ahmad Fauzi
Utami Nurarini
Oka Maulana F

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TA 2019/202
Kasus
Seorang perawat melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. R,
usia 50 tahun, tinggal bersama istrinya Ny. R, usia 47 tahun dan 2 orang
anaknya, anak pertama berusia 25 tahun dan anak kedua berusia 19 tahun.
Hasil pengkajian didapatkan Tn. R bekerja sebagai buruh penjahit rumahan.
Tn. R dan anaknya yang kedua mengeluh sering sesak nafas terutama kalau
sedang banyak pekerjaan dan batuk berlebihan. Menurut Tn. R, kedua orang
tuanya juga memiliki penyakit asma tetapi keluarga tidak mengetahui cara
merawat anggota keluarga yang memiliki penyakit asma. Di rumahnya
keluarga tampak kebingungan, tampak banyak kotoran sisa serat kain dan
berdebu.
A. Konsep Penyakit / Masalah Keperawatan Keluarga
1. Definisi Asma
Asma adalah keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat berulang namun
reversible dan diantar episode penyempitan bronkus tersebut terdapat
keadaan ventilasi yang lebih normal (Sylvia A.price).
Asma merupakan penyakit kronis saluran pernafasan yang ditandai
dengan peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus dan
sumbatan saluran napas yang bisa kembali spontan atau dengan
pengobatan yang sesuai (Depkes,2007).

2. Epidemiologi
Asma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia,
dimana terdapat 300 juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini.
Asma dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa,dengan prevalensi
yang lebih besar terjadi pada anak-anak.(GINA,2003).
Menurut data study survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di
berbagai provinsi di Indonesia,pada tahun 1986 asma menduduki
urutan ke 5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama
dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992,asma,bronkitis
kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian (mortalitas) ke 4 di
Indonesia atau sebesar 5,6%. Lalu SKRT 1995,dilaporkan prevalensi
asma di seluruh Indonesia sebesar 13 per 1000 penduduk (PDPI,2006).
Dari hasil penelitian Riskesdas,prevalensi penderita asma di
Indonesia adalah sekitar 4%. Menurut sastrawan dkk (2008) angka ini
konsisten dan prevalensi asma bronkial sebesar 5-15%.

3. Tanda dan Gejala


a. Mengi parah ketika bernapas baik ketika tarik napas maupun
mengeluarkan napas.
b. Batuk yang tidak akan berhenti.
c. Pernapasan sangat cepat.
d. Nyeri dada atau tekanan.
e. Tarikan otot bantu pernapasan seperti otot leher, otot dada dan
tulang rusuk yang tampak naik turun akibat upaya napas yang
berlebih.
f. Kesulitan berbicara.
g. Perasaan cemas dan panik.
h. Pucat,wajah berkeringat dingin.
i. Bibir biru atau kuku menjadi biru, yang dikenal dalam medis
sebagai sianosis.

4. Penyebab
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum
diketahui dengan pasti penyebabnya,akan tetapi hanya menunjukkan
dasar gejala asma yaitu inflamasi dan respons saluran napas yang
berlebihan ditandai dengan adanya kalor (panas karena
vasodilatasi),tumor (esudasi plasma dan edema), dolor (rasa sakit
karena rangsangan sensori) dan function laesa fungsi yang terganggu.
Sebagai pemicu serangan-serangan dapat berupa infeksi (infeksi virus
RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara),inhalan
(debu,kapuk,tungau,sisa-sisa serangan mati, bulu binatang, serbuk sari,
bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat,
biji-bijian, tomat), obat (aspirin), kegiatan fisik (olahraga
berat,kecapaian, tertawa terbahak-bahak) dan emosi.

B. Data Focus

No Data Focus Etiologi Problem


1 DO: Keluarga tidak mengetahui Defisiensi
 Keluarga tampak bagaimana cara melakukan pengetahuan
kebingungan merus perawatan pada klien
anggota keluarga yang dengan penyakit Asma
asma.
DS:
 Keluarga mengatakan Defisit Pengetahuan
tidak mengetahui
bagaimana cara
mengurus anggota
keluarga dengan
penyakit Asma.
2 DO: Sering mengalami batuk Ketidakefektifan
 Tampak sering terlihat berlebih diakibatkan bersihan jalan
batuk berlebih obstruksi saluran nafas
DS: pernafasan.
 Keluarga mengatakan
batuk yang dialami
batuk kering. Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Nafas
3 DO: Sering mengalami sesak Ketidakefektifan
 Klien tampak sering nafas apalagi ketika letih pola nafas
sesak nafas bekerja/ banyak pekerjaan.
 Tampak banyak sisa
serat kain dan
berdebu. Ketidakefektifan Pola
DS: Nafas
 Klien mengatakan
ketika sesak nafas
datang jika sedang
banyak pekerjaan.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan b.d ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit
dan cara perawataan anggota keluarganya.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obtruksi saluran pernafasan,
dan sering batuk berlebih.
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan d.d sering
mengeluh sesak nafas.

SDKI
1. Defisiensi pengetahuan b.d ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit
dan perawatan anggotan keluarganya
a. Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topic tertentu.
b. Penyebab
1) Keteratasan kognitif
2) Gangguan fungsi kognitif
3) Kekeliruan mengikuti anjuran
4) Kurang terpapar informasi
5) Kurang minat dalam belajar
6) Kurang mampu mengingat
7) Ketidak tahuan menemukan sumber informasi
c. Gejala dan tanda mayor
 Subjektif
- Menanyakan masalah yang dihadap
 Objektif
- Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi
- Keliru terhadap masalah
d. Gejala & tanda minor
 Subjektif
 Objektif
- Menjalani pemeriksaan yang tidak tetap.
- Menunjukan perilaku berlebihan ( miss, apatis, bermusuhan,
angitasi, histeris)
e. Kondisi klinis terkait
1) Kondisi klinik yang baru dihadapi oleh klien.
2) Penyakit akut.
3) Penyakit kronis.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obtruksi saluran pernafasan,
dan sering batuk berlebih.
a. Definisi
Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan nafas
untuk mempertahan kan jalan nafas tetap paten.
b. Penyebab
 Fisiologis
- Spesme jalan nafas
- Hiperseksresi jalan nafas
- Disfungsi neuromuskuler
- Benda asing dalam jalan nafas
- Adanya jalan nafas buatan
- Sekresi yang bertahan
- Heperplasia dingding jalan nafas
- Proses infeksi
- Respon alergi
- Efek agen farmakologis (mis. Anestesi)
 Situasional
- Merokok aktif
- Merokok pasip
- Terpajan polutan
c. Gejala dan tanda mayor
 Subjektif : -
 Objektif :
- Batuk tidak efektif
- Tidak mampu batuk
- Sputum berlebih
- Mengi, wheezing dan ronkhi kering
- Meconium di jalan nafas (pada neonates)
d. Gejala dan tanda minor
 Subjektif:
- Dispenia
- Sulit bicara
- Orthopnea
 Objektif
- Gelisah
- Sianosis
- Bunyi nafas menurun
- Frekuensi nafas berubah
- Pola nafas berubah
e. Kondisi klinis terkait
1) Gullian bare syndrome
2) Sklerosis multiple
3) Myasthenia gravis
4) Prosedur diagnostic (mis. Bronchoscopy, tranesophageal
echocardiography)
5) Depresi system saraf pusat
6) Cedera kepala
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Sindrom aspirasi meconium
10) Infeksi saluran nafas
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan d.d sering
mengeluh sesak nafas.
a. Definisi
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventikasi adekuat.
b. Penyebab
- Depresi pusat saraf pernafasan
- Hambatan upaya nafas (mis. Nyeri saat bernafas,kelemahan otot
pernapasan).
- Deformitas dingding dada.
- Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
- Sindrom hipoventilasi.
- Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas).
- Kecemasan
c. Gejala dan Tanda Mayor
 Subjektif :
- Ortopnea
 Objektif :
- Pernafasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
- Diameter thoraks
- Ventilasi semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Ekskursi dada berubah
d. Kondisi klinis terkait
- Depresi system saraf pusat
- Cedera kepala
- Trauma thoraks
- Gullain bare syndrome
- Multiple sclerosis
- Myasthenia gravis
- Stroke
- Kuadriplegi
- Intoksikasi alkohol

NANDA
1. Defisiensi pengetahuan b.d ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit
dan perawatan anggotan keluarganya.
a. Definisi
Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan
topic tertentu.
b. Batasan karakteristik
- Perilaku hiperbola
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Ketidakakuratan melakukan tes
- Perilaku tidak tepat
c. Factor yang berhubungan
- Keterbatasan kognitif
- Kurang dapat mengingat
- Tidak familier dengan sumber
- Salah interpretasi informasi
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obtruksi saluran pernafasan,
dan sering batuk berlebih.
a. Definisi
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan
nafas.
b. Batasan karakteristik
- Tidak ada batuk
- Suara nafas tambahan
- Perubahan frekwensi nafas
- Sianosis
- Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara
- Penurunan bunyi nafas
- Dipsneu
- Sputum dalam jumlah yang berlebihan
- Batuk yang tidak efektif
- Orthopneu
- Gelisah
- Mata terbuka lebar
c. Faktor –faktor yang berhubungan
 Lingkungan
- Perokok pasif
- Menghisap asap
- Merokok
 Obstruksi jalan nafas
- Spasme jalan nafas
- Materi asing dalam jalan nafas
- Adanya jalan nafas buatan
- Sekresi bertahan/sisa sekresi
- Sekresi dalam bronki
 Fisiologis
- Jalan nafas alergik
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Hiperplasi dinding bronkial
- Infeksi
- Disfungsi neuromuskular
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan d.d sering
mengeluh sesak nafas.
a. Definisi
Inspirasi dan/atau ekpirasi yang tidak memberi ventilasi.
b. Batasan karakteristik
- Perubahan kedalaman pernapasan
- Perubahan ekskursi dada
- Penurunan tekanan ekspirasi
- Peneurunan ventilasi semenit
- Penurunan kapasitas vital
- Pernapasan cuping hidung
- Penggunaan otot aksesorius untuk bernapas
c. Faktor yang berhubungan
- Ansietas
- Posisi tubuh
- Deformitas dinding dada
- Keletihan
- Hiperventilasi
- Nyeri
- Keletihan otot pernapasan cedera medula spinalis

D. Intervensi Keperawatan

N Tgl/ Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi


O jam Keperawatan Hasil
1 Defisiensi Setelah dilakukan a. Fokus
pengetahuan tindakan perawatan - Observasi
b.d selama …x24 jam tingkat
ketidaktahua
keluarga mampu pengetahuan
n keluarga
mengenai menjelaskan tentang keluarga
penyakit dan Asma sehingga keluarga mengenai
cara dapat melakukan penyakit Asma
perawataan perawatan terhadap - Jelaskan tentang
anggota anggota keluarganya patofisiologi
keluarganya. yang mengalami Asma. penyakit,
Kriteria hasil : etiologi, tanda
- Keluarga dan gejala,
menyatakan factor resiko,
pemahaman tentang komplikasi dan
penyakit, kondisi, cara pengobatan
prognosis dan serta
program pengobatan perawatannya
- Keluarga mampu - Identifikasi
melaksanakan kebutuhan dan
prosedur yang harapan tentang
dijelaskan secara kesehatan
benar - Sediakan bagi
- Keluarga mampu keluarga
menjelaskan kembali mengenai
apa yang dijelaskan informasi
perawat/tim tentang
kesehatan lainnya kemajuan pasien
dengan cara
yang tepat
- Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan
untuk mencegah
komplikasi
dimasa yang
akan datang
b. Komplementer
- Terapi
komplementer
Family care
giver dan
implementasi
Self Care
Dorothea
Orem
c. Promosi kesehatan
- Promosi
kesehatan
dengan cara
mengedukasi
keluarga
tentang
penyakit Asma
; definisi,
patofisiologi,
etiologi, tanda
dan gejala, dan
cara
pengobatan
serta
perawatannya.
2 Ketidakefektif Setelah dilakukan a. Focus
an bersihan tindakan perawatan - Posisikan
jalan nafas b.d selama …x24 jam pasien untuk
obtruksi keluarga mampu memaksimalka
saluran mengetahui anggota n ventilasi.
pernafasan, keluarganya yang - Identifikasi
dan sering mengalami obstruksi pasien
batuk saluran pernafasaan dan perlunya
berlebih. mengalami batuk pemasangan
berlebihan. alat jalan nafas
Kriteria Hasil: buatan.
- Mendemonstrasikan - Lakukan
batuk efektif dan fisisoterapi
suara nafas yang dada jika perlu
bersih, tidak ada - Keluarkan
sianosis dan dyspneu sekret dengan
(mampu batuk efektif
mengeluarkan - Auskultasi
sputum, mampu suara nafas,
bernafas dengan catat adanya
mmudah, tidak ada suara
pursed lips). tambahan
- Menunjukan jalan - Atur intake
nafas yang paten untuk cairan
(klien tidak merasa mengoptimalk
tercekik, irama nafas, an
frekuensi pernafasan keseimbangan.
dalam rentang b. Terapi
normal, tidak ada Komplementer
suara nafas -Peningkatan
abnormal). kekuatan otot
- Mampu pernafasan dan
mengidentifikasikan fungsi paru melalu
dan mencegah faktor senam asma pada
yang dapat pasien asma
menghambat jalan c. Promosi
nafas. kesehatan
- Efektifitas
pendidikan
kesehatan
menggunakan
media leaflet
dan
penyuluhan
individual
terhadap
pengetahuan
pencegahan
kekambuhan
asma

3 Ketidakefektif Setelah dilakukan a. Focus


an pola nafas tindakan perawatan - Posisikan
b.d keletihan selama …x24 jam pasien untuk
otot keluarga mampu memaksimalka
pernafasan memamahi n ventilasi
d.d sering ketidakefektifan pola - Lakukan
mengeluh nafas yang mampu fisioterapi
sesak nafas. menyebabkan keletihan dada jika perlu
otot pernafasaan yang pada pasien
akhirnya mengalami - Perahankan
sesak nafas. jalan nafas
Kriteria Hasil: yang paten
- Mendemontrasikan pada pasien
batuk efektif dan - Monitor TD,
suara nafas yang nadi, suhu, dan
bersih, tidak ada RR yang
sianosis dan dyspneu dialami pasien
(mampu - Monitor TD,
mengeluarkan nadi, RR,
sputum, mampu sebelum,
bernafas dengan selama, dan
setelah
mudah, tidak ada
aktivitas yang
pursed lips)
dilakukan
- Menunjukan jalan
- Monitor
nafas yang paten frekuensi dan
(klien tidak merasa irama
tercekik, irama nafas, pernapasan
frekuensi pernafasan pada pasien
dalam rentang - Monitor suhu,
normal, tidak ada warna, dan
suara nafas abnormal) - kelembaban
- Tanda tanda vital kulit pada
dalam rentang normal pasien
(tekanan darah, nadi, - Identifikasi
pernafasan) penyebab dari
perubahan
vital sign pada
pasien.
b. Terapi
komplementer
-Pengaruh senam
asma terstruktur
terhadap
peningkatan arus
puncak aspirasi
(AP) pada pasien
asma
c. Promosi kesehatan
-

E. Implementasi

No Tgl/ja Dx keperawatan Implementasi


m
1 Defisiensi a. Fokus
pengetahuan - Mengobservasi tingkat
b.d pengetahuan keluarga mengenai
ketidaktahuan
penyakit Asma
keluarga
mengenai - Menjelaskan tentang patopisiologi
penyakit dan penyakit, etiologi, tanda dan gejala,
cara factor resiko, komplikasi dan cara
perawataan pengobatan serta perawatannya
anggota - Mengidentifikasi kebutuhan dan
keluarganya.
harapan tentang kesehatan
- Menyediakan bagi keluarga
mengenai informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang
tepat
- Mendiskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
b. Komplementer
- Mengajarkan terapi Family care
giver dan implementasi Self Care
Dorothea Orem
c. Promosi kesehatan
- Mengedukasi keluarga tentang
penyakit Asma ; definisi,
patofisiologi, etiologi, tanda dan
gejala, dan cara pengobatan serta
perawatannya.
2 Ketidakefektifan a. Focus
bersihan jalan - Memposisikan pasien untuk
nafas b.d memaksimalkan ventilasi.
obtruksi saluran - Mengidentifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
pernafasan, dan
buatan.
sering batuk - Melakukan fisisoterapi dada jika
berlebih. perlu
- Mengeluarkan sekret dengan
batuk efektif
- Menguskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
- Mengatur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
b. Terapi Komplementer
-Peningkatan kekuatan otot
pernafasan dan fungsi paru melalu
senam asma pada pasien asma
c. Promosi kesehatan
- Efektifitas pendidikan kesehatan
menggunakan media leaflet dan
penyuluhan individual terhadap
pengetahuan pencegahan
kekambuhan asma

3 Ketidakefektifan a. Focus
pola nafas b.d - Memposisikan pasien untuk
keletihan otot memaksimalkan ventilasi
- Melakukan fisioterapi dada jika
pernafasan d.d
perlu pada pasien
sering - Mempertahankan jalan nafas yang
mengeluh sesak paten pada pasien
nafas. - Memonitor TD, nadi, suhu, dan RR
yang dialami pasien
- Memonitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas yang
dilakukan
- Memonitor frekuensi dan irama
pernapasan pada pasien
- Memonitor suhu, warna, dan
- Melembaban kulit pada pasien
- Mengidentifikasi penyebab dari
perubahan vital sign pada pasien.
b. Terapi komplementer
-Pengaruh senam asma terstruktur
terhadap peningkatan arus puncak
aspirasi (AP) pada pasien asma

c. Promosi kesehatan
-

F. Evaluasi

No Dx keperawatan Evaluasi
1 Defisiensi Sumatif :
pengetahuan b.d - Keluarga mengetahui dan memahami
ketidaktahuan mengenai definisi, etiologi,
keluarga mengenai
patofisiologi, tanda dan gejala
penyakit dan cara
perawataan anggota penyakit Asma.
keluarganya. Formatif :
S : Keluarga mengatakan sudah mengetahui
mengenai penyakit dan cara perawatan
penyakit Asma.
O : Keluarga terlihat tenang
A : Masalah teratasi
P : Tidak ada intervensi lanjutan
2 Ketidakefektifan Sumatif :
bersihan jalan nafas - Tidak terdapat tanda sering
b.d obtruksi saluran mengalami batuk berlebihan dan
pernafasan, dan
obstruksi saluran pernafasaan.
sering batuk berlebih.
Formatif :
S : Pasien mengatakan tidak merasa ada
obstruksi jalan nafas dan adanya batuk
berlebih.
O : tidak terlihat tanda tanda kekambuhan
Asma.
A : Masalah teratasi
P : Tidak ada intervensi lanjutan
3 Ketidakefektifan pola Sumatif :
nafas b.d keletihan - Tidak sering mengalami keletihan
otot pernafasan d.d ketika bekerja.
sering mengeluh
- Tidak sering mengeluh sesak nafas.
sesak nafas.
Formatif :
S : Pasien mengatakan tidak sering mengalami
sesak nafas.
O : sesak tampak sedikit mengurang
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai