2. Epidemiologi
Asma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia,
dimana terdapat 300 juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini.
Asma dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa,dengan prevalensi
yang lebih besar terjadi pada anak-anak.(GINA,2003).
Menurut data study survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di
berbagai provinsi di Indonesia,pada tahun 1986 asma menduduki
urutan ke 5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama
dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992,asma,bronkitis
kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian (mortalitas) ke 4 di
Indonesia atau sebesar 5,6%. Lalu SKRT 1995,dilaporkan prevalensi
asma di seluruh Indonesia sebesar 13 per 1000 penduduk (PDPI,2006).
Dari hasil penelitian Riskesdas,prevalensi penderita asma di
Indonesia adalah sekitar 4%. Menurut sastrawan dkk (2008) angka ini
konsisten dan prevalensi asma bronkial sebesar 5-15%.
4. Penyebab
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum
diketahui dengan pasti penyebabnya,akan tetapi hanya menunjukkan
dasar gejala asma yaitu inflamasi dan respons saluran napas yang
berlebihan ditandai dengan adanya kalor (panas karena
vasodilatasi),tumor (esudasi plasma dan edema), dolor (rasa sakit
karena rangsangan sensori) dan function laesa fungsi yang terganggu.
Sebagai pemicu serangan-serangan dapat berupa infeksi (infeksi virus
RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara),inhalan
(debu,kapuk,tungau,sisa-sisa serangan mati, bulu binatang, serbuk sari,
bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat,
biji-bijian, tomat), obat (aspirin), kegiatan fisik (olahraga
berat,kecapaian, tertawa terbahak-bahak) dan emosi.
B. Data Focus
C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan b.d ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit
dan cara perawataan anggota keluarganya.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obtruksi saluran pernafasan,
dan sering batuk berlebih.
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan d.d sering
mengeluh sesak nafas.
SDKI
1. Defisiensi pengetahuan b.d ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit
dan perawatan anggotan keluarganya
a. Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topic tertentu.
b. Penyebab
1) Keteratasan kognitif
2) Gangguan fungsi kognitif
3) Kekeliruan mengikuti anjuran
4) Kurang terpapar informasi
5) Kurang minat dalam belajar
6) Kurang mampu mengingat
7) Ketidak tahuan menemukan sumber informasi
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
- Menanyakan masalah yang dihadap
Objektif
- Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi
- Keliru terhadap masalah
d. Gejala & tanda minor
Subjektif
Objektif
- Menjalani pemeriksaan yang tidak tetap.
- Menunjukan perilaku berlebihan ( miss, apatis, bermusuhan,
angitasi, histeris)
e. Kondisi klinis terkait
1) Kondisi klinik yang baru dihadapi oleh klien.
2) Penyakit akut.
3) Penyakit kronis.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obtruksi saluran pernafasan,
dan sering batuk berlebih.
a. Definisi
Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan nafas
untuk mempertahan kan jalan nafas tetap paten.
b. Penyebab
Fisiologis
- Spesme jalan nafas
- Hiperseksresi jalan nafas
- Disfungsi neuromuskuler
- Benda asing dalam jalan nafas
- Adanya jalan nafas buatan
- Sekresi yang bertahan
- Heperplasia dingding jalan nafas
- Proses infeksi
- Respon alergi
- Efek agen farmakologis (mis. Anestesi)
Situasional
- Merokok aktif
- Merokok pasip
- Terpajan polutan
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : -
Objektif :
- Batuk tidak efektif
- Tidak mampu batuk
- Sputum berlebih
- Mengi, wheezing dan ronkhi kering
- Meconium di jalan nafas (pada neonates)
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif:
- Dispenia
- Sulit bicara
- Orthopnea
Objektif
- Gelisah
- Sianosis
- Bunyi nafas menurun
- Frekuensi nafas berubah
- Pola nafas berubah
e. Kondisi klinis terkait
1) Gullian bare syndrome
2) Sklerosis multiple
3) Myasthenia gravis
4) Prosedur diagnostic (mis. Bronchoscopy, tranesophageal
echocardiography)
5) Depresi system saraf pusat
6) Cedera kepala
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Sindrom aspirasi meconium
10) Infeksi saluran nafas
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan d.d sering
mengeluh sesak nafas.
a. Definisi
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventikasi adekuat.
b. Penyebab
- Depresi pusat saraf pernafasan
- Hambatan upaya nafas (mis. Nyeri saat bernafas,kelemahan otot
pernapasan).
- Deformitas dingding dada.
- Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
- Sindrom hipoventilasi.
- Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas).
- Kecemasan
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
- Ortopnea
Objektif :
- Pernafasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
- Diameter thoraks
- Ventilasi semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Ekskursi dada berubah
d. Kondisi klinis terkait
- Depresi system saraf pusat
- Cedera kepala
- Trauma thoraks
- Gullain bare syndrome
- Multiple sclerosis
- Myasthenia gravis
- Stroke
- Kuadriplegi
- Intoksikasi alkohol
NANDA
1. Defisiensi pengetahuan b.d ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit
dan perawatan anggotan keluarganya.
a. Definisi
Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan
topic tertentu.
b. Batasan karakteristik
- Perilaku hiperbola
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Ketidakakuratan melakukan tes
- Perilaku tidak tepat
c. Factor yang berhubungan
- Keterbatasan kognitif
- Kurang dapat mengingat
- Tidak familier dengan sumber
- Salah interpretasi informasi
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obtruksi saluran pernafasan,
dan sering batuk berlebih.
a. Definisi
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan
nafas.
b. Batasan karakteristik
- Tidak ada batuk
- Suara nafas tambahan
- Perubahan frekwensi nafas
- Sianosis
- Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara
- Penurunan bunyi nafas
- Dipsneu
- Sputum dalam jumlah yang berlebihan
- Batuk yang tidak efektif
- Orthopneu
- Gelisah
- Mata terbuka lebar
c. Faktor –faktor yang berhubungan
Lingkungan
- Perokok pasif
- Menghisap asap
- Merokok
Obstruksi jalan nafas
- Spasme jalan nafas
- Materi asing dalam jalan nafas
- Adanya jalan nafas buatan
- Sekresi bertahan/sisa sekresi
- Sekresi dalam bronki
Fisiologis
- Jalan nafas alergik
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Hiperplasi dinding bronkial
- Infeksi
- Disfungsi neuromuskular
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan d.d sering
mengeluh sesak nafas.
a. Definisi
Inspirasi dan/atau ekpirasi yang tidak memberi ventilasi.
b. Batasan karakteristik
- Perubahan kedalaman pernapasan
- Perubahan ekskursi dada
- Penurunan tekanan ekspirasi
- Peneurunan ventilasi semenit
- Penurunan kapasitas vital
- Pernapasan cuping hidung
- Penggunaan otot aksesorius untuk bernapas
c. Faktor yang berhubungan
- Ansietas
- Posisi tubuh
- Deformitas dinding dada
- Keletihan
- Hiperventilasi
- Nyeri
- Keletihan otot pernapasan cedera medula spinalis
D. Intervensi Keperawatan
E. Implementasi
3 Ketidakefektifan a. Focus
pola nafas b.d - Memposisikan pasien untuk
keletihan otot memaksimalkan ventilasi
- Melakukan fisioterapi dada jika
pernafasan d.d
perlu pada pasien
sering - Mempertahankan jalan nafas yang
mengeluh sesak paten pada pasien
nafas. - Memonitor TD, nadi, suhu, dan RR
yang dialami pasien
- Memonitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas yang
dilakukan
- Memonitor frekuensi dan irama
pernapasan pada pasien
- Memonitor suhu, warna, dan
- Melembaban kulit pada pasien
- Mengidentifikasi penyebab dari
perubahan vital sign pada pasien.
b. Terapi komplementer
-Pengaruh senam asma terstruktur
terhadap peningkatan arus puncak
aspirasi (AP) pada pasien asma
c. Promosi kesehatan
-
F. Evaluasi
No Dx keperawatan Evaluasi
1 Defisiensi Sumatif :
pengetahuan b.d - Keluarga mengetahui dan memahami
ketidaktahuan mengenai definisi, etiologi,
keluarga mengenai
patofisiologi, tanda dan gejala
penyakit dan cara
perawataan anggota penyakit Asma.
keluarganya. Formatif :
S : Keluarga mengatakan sudah mengetahui
mengenai penyakit dan cara perawatan
penyakit Asma.
O : Keluarga terlihat tenang
A : Masalah teratasi
P : Tidak ada intervensi lanjutan
2 Ketidakefektifan Sumatif :
bersihan jalan nafas - Tidak terdapat tanda sering
b.d obtruksi saluran mengalami batuk berlebihan dan
pernafasan, dan
obstruksi saluran pernafasaan.
sering batuk berlebih.
Formatif :
S : Pasien mengatakan tidak merasa ada
obstruksi jalan nafas dan adanya batuk
berlebih.
O : tidak terlihat tanda tanda kekambuhan
Asma.
A : Masalah teratasi
P : Tidak ada intervensi lanjutan
3 Ketidakefektifan pola Sumatif :
nafas b.d keletihan - Tidak sering mengalami keletihan
otot pernafasan d.d ketika bekerja.
sering mengeluh
- Tidak sering mengeluh sesak nafas.
sesak nafas.
Formatif :
S : Pasien mengatakan tidak sering mengalami
sesak nafas.
O : sesak tampak sedikit mengurang
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi