HYPEREMESIS GRAVIDARUM
I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses belajar mengajar Asuhan Kebidanan Persalinan,
mahasiswa diharapkan mampu memahami Hyperemesis Gravidarum.
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. Referensi
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. 1993. Ginekologi.
Bandung : Elstar
2. Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
3. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
4. Panca, Widianto. 2010. Hyperemesis Gravidarum.
5. Sarwono. Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kandungan edisi 7. Jakarta : PT.
Bina Pustaka Prawirohardjo
VIII. Evaluasi
Evaluasi diberikan pada akhir perkuliahan secara lisan berbentuk pertanyaan
essay/terbuka sebanyak 5 pertanyaan
(..............................................)
(....................................................) (....................................................)
LAMPIRAN SOAL
PERTANYAAN
1. Apa pengertian Hiperemesis gravidarum ?
2. Apa penyebab Hiperemesis gravidarum ?
3. Jelaskan tanda gejala Hiperemesis gravidarum tingkat III !
4. Sebutkan makanan yang dianjurkan untuk diet Hiperemesis !
5. Sebutkan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet Hiperemesis !
JAWABAN
1. Apa pengertian Hiperemesis gravidarum ?
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya
menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
A. PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap
saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B,
2009).
B. PENYEBAB
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda, kelainan faktor endokrin juga
memberikan pengaruh seperti diabetes melitus dan hipertiroid.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan, ini merupakan faktor organik.
3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah
tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.
2. Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah
mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata
menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang
khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah,
muntah henti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil
dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada
susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala :
nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati.
D. KOMPLIKASI
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan
gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan
keluarga, menarik diri dan depresi.
E. PENATALAKSANAAN
1. Obat-obatan
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan
seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik
seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter
dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama
24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang
atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapin Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
4. Cairan Parenteral
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin
B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intravena.
5. Penghentian kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya
a. Gangguan kejiwaan : Delirium, apatis, nsomnolenn sampai koma,
terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b. Gangguan penglihatan: Pendarahan retina, kemunduran penglihatan
c. Gangguan faal : Hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,
jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah
menurun
6. Diet Hiperemesis Gravidarum
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan
glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan
makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Syaratnya antara lain :
a. Karbohidrat tinggi, lemak rendah, dan protein sedang
b. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
c. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan
diberikan sering dalam porsi kecil
d. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada
makan malam dan selingan malam
e. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
Macam-macam Diet
a. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong
bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada
diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.
b. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan
dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini
dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
c. Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi
kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
Roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah, minuman botol
ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer. Makanan yang tidak
dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya
merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang
mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet,
pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.