Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN VARISELA

DISUSUN OLEH:
M SUSAN NURSALAM (J.0105.22.052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI
LUHUR CIMAHI TA.2022– 2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan
istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox. Varisela
adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan olehvirus Varicella Zoster, ditandai oleh
erupsi yang khas pada kulit.

2. Etiologi
Varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus). Virus
Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus.

3. Patofisiologi
Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar
Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali
menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali
pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling
intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan
bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang
mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang
lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan
melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh
manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit.
Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah
dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.

4. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi dari varicella 7 – 21 hari setelah paparan, dengan kasus terbanyak terjadi
antara 14 – 17 hari. Misalnya, satu anak dalam sebuah keluarga tertular varicella pada
sekolah, kakak atau adiknya kemungkinan akan timbul gejala varicella sekitar 2 minggu
kemudian.
Varicella umumnya berakhir 7 – 10 hari pada anak-anak, dan lebih lama pada orang
dewasa. Masa penularan varicella mulai 2 hari sebelum vesikel muncul dan berakhir saat
semua vesikel menjadi krusta. Anak dengan varicella harus diistirahatkan sekitar 1 minggu.
Anda tidak harus menunggu hingga lesi pada kulit hilang semua. Orang yang sedang sakit
atau mempunyai problem dengan sistem immun harus menghindari kontak dengan penderita
varicella. Begitu pula wanita hamil.
Gejala yang timbul dibagi menjadi dua tahap:
1) Tahap awal (fase prodromal), 24 jam sebelum timbul gejala kelainan pada kulit terhadap
gejala-gejala panas, perasaan lemah, malas, tidak nafsu makan dan kadang-kadang
disertai kemerahan seperti biang keringat.
2) Tahap selanjutnya (fase erups) dimulai dengan timbulnya bintik merah kecil yang
berubah menjadi benjolan berisi cairan jernih dan mempunyai dasar kemerahan. Cairan
veksikel setelah beberapa hari berubah menjadi keruh. Dalam 3-4 hari veksikel ini
menebar keseluruh tubuh mula-mula dari dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak.
Pada tahap ini dapat tumbuh perasan gatal di tubuh.
3) Gejala yang mungkin timbul berupa :
 Demam
 Kelemahan tubuh
 Mual
 Nyeri kepala
 Lesi kulit yang berbentuk bentolan berisi air, sangat gatal, yang biasanya dari badan
dan menyebar keluar (muka, kepala dan anggota gerak)
 Lesi dapat juga terjadi di tenggorokan

5. Penatalaksanaan
a. Umum
1) Isolasi untuk mencegah penularan.
2) Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3) Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4) Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air
mandi.
5) Upayakan agar vesikel tidak pecah.
 Jangan menggaruk vesikel.
 Kuku jangan dibiarkan panjang.
 Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit, jangan
digosok.
b. Farmakoterapi
1) Antivirus dan Asiklovir
Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita leukemia atau
penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.
2) Antipiretik dan untuk menurunkan demam
 Parasetamol atau ibuprofen.
 Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus (termasuk
virus varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom
Reye.
3) Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4) Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.
5) Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).

6. Pencegahan
1) Hindari kontak dengan penderita.
2) Tingkatkan daya tahan tubuh.
3) Imunoglobulin Varicella Zoster
 Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila diberikan
dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
4) Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa saat
sebelum atau sesudah melahirkan

7. Komplikasi
1) Pnemonia
2) Kelainan ginjal.
3) Ensefalitis.
4) Meningitis.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data subjektif
Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala.
b. Data Objektif
 Integumen : kulit hangat, pucat. adanya bintik-bintik kemerahan pda kulit yang berisi
cairan jernih. Pada kulit dan membran mukosa : Lesi dalam berbagai tahap
perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5 hari
kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang dimulai pada badan
dan menyebar secara sentrifubal ke muka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada
mukosa, palatum dan konjunctiva
 Suhu : dapat terjadi demam antara 380-390 C
 Metabolik : peningkatan suhu tubuh.
 Psikologis : menarik diri
 GI : anoreksia.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan lesi kulit (chicken pox)
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi kulit
4) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
5) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Malaise
6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan

3. Intervensi Keperawatan
NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN LESI KULIT (CHICKEN POX)
NOC : Control nyeri NIC : Manajemen Nyeri
a. Tujuan : Nyeri berkurang/hilang 1. Lakukan pengkajian nyeri
b. Kriteria hasil : secara komprehensif
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, termasuk lokasi,
mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk karakteristik, durasi,
mengurangi nyeri) frekuensi, kualitas dan
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan faktor presipitasi
menggunakan manajemen nyeri 2. Observasi reaksi non verbal
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dari ketidaknyamanan
nyeri) 3. Ajarkan tentang teknik non
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang farmakologi (relaksasi,
5. Tanda vital dalam rentang normal distraksi)
6. Skala : 4. Tingkatkan istirahat
1 = Tidak pernah menunjukkan 5. Berikan analgetik untuk
2 = jarang menunjukkan mengurangi nyeri
3 = kadang menunjukkan 6. Control lingkungan yang
4 = sering menunjukkan dapat mempengaruhi nyeri
5 = selalu menunjukkan seperti suhu ruangan,
pencahayaan.
PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN
DENGAN ANOREKSIA
NOC : Status nutrisi Nutrition Management
a. Tujuan : Status nutrisi 1. Kaji adanya alergi makanan
terpenuhi 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
b. Kriteria hasil jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
1. Mempertahankan pemasukan 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
nutrisi 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
2. Mempertahankan BB vitamin C
3. Melaporkan keadekuatan 5. Berikan substansi gula
tingkat energy 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
4. Keterangan Skala : serat untuk mencegah konstipasi
1 = tidak pernah menunjukkan 7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah
2 = jarang menunjukkan dikonsultasikan dengan ahli gizi)
3 = kadang menunjukkan 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
4 = sering menunjukkan makanan harian.
5 = selalu 9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT BERHUBUNGAN DENGAN LESI KULIT
NOC : Integritas jaringan, kulit dan membran mukosa NIC : Presure Management
a. Tujuan : Kerusakan integritas kulit tidak terjadi 1. Anjurkan pasien untuk
b. Kriteria hasil menggunakan pakaian yang
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan longgar
(sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, 2. Hindari kerutan pada tempat
pigmentasi) tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap
2. Tidak ada luka pada kulit bersih dan kering
3. Perfusi jaringan baik 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi
4. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan pasien) setiap 2 jam sekali
kelembaban kulit 5. Monitor aktivitas dan mobilisasi
5. Skala : pasien
1 = ekstrem a. 6. Monitor status nutrisi pasien
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada gangguan
HIPERTERMI BERHUBUNGAN DENGAN PROSES INFEKSI
NOC : Termoregulation NIC : Regyulasi Suhu
a. Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh 1. Observasi TTV
b. Kriteria hasil 2. Berikan minuman per oral
1. Suhu tubuh dalam batas normal 3. Kompres dengan air hangat
2. Nadi dan RR dalam rentang normal 4. Kolaborasi pemberian
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada antipiretik
pusing, merasa nyaman
4. Skala :
1 = tidak normal
2 = jauh dari normal
3 = hampir normal
4 = cukup normal
5 = normal
INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN MALAISE
NOC : Penghematan energy NIC : Pengelolaan Energi
a. Tujuan : Dapat melakukan aktifitas secara 1. Evaluasi respon pasien terhadap
mandiri aktifitas
b. Kriteria hasil 2. Berikan lingkungan yang tenang
1. Melaporkan peningkatan toleransi terhadap dan batasi pengunjung
aktifitas 3. Bantu pasien memilih posisi
2. TTV dalam batas normal nyaman untuk istirahat
3. Suhu normal 4. Jelaskan pentingnya istirahat
Skala : dan perlunya keseimbangan
1. = tidak normal antara istirahat dan aktifitas
2. = jauh dari normal 5. Bantu aktifitas perawatan diri
3. = hampir normal yang diperlukan
4. = cukup normal
5. = normal
KURANG PENGETAHUAN BERHUBUNGAN DENGAN KETERBATASAN
PAPARAN
NOC : Pengetahuan prosedur perawatan NIC : Mengajarkan proses penyakit
a. Tujuan : Diharapkan tingkat pengetahuan pasien 1. Tingkatkan tingkat pengetahuan
berhubungan dengan penyakitnya dapat pasien yang berhubungan
meningkat dengan proses penyakit yang
b. Kriteria hasil spesifik
1. Mendeskripsikan prosedur 2. Deskripsikan tanda dan gejala
2. Menjelaskan tujuan dari prosedur umum dari penyakit
3. Mendeskripsikan tahap dari prosedur 3. Identifikasi penyebab yang
4. Mendeskripsikan hubungan pencegahan dengan mungkin
prosedur 4. Diskusikan terapi/perawatan
5. Mendeskripsikan perawatan mandiri dengan alat 5. Instruksikan kepada pasien
6. Menunjukkan prosedur perawatan untuk meminimalkan efek
7. Mendeskripsikan potensial efek seimbang samping
Keterangan Skala :
1 = tidak ada
2 = terbatas
3 = sedang
4 = berat
5 = estensif
DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda 1993. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua. Jakarta : FK Universitas
Indonesia, Jakarta

Behrman, R. 1992, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC

Bickley, Lynn. 2006. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bater : Buku Saku Edisi 5.
Terjemahan Oleh Esty Wahyuningsih. 2008. Jakarta : EGC

Boediardja, Siti Aisah, dkk, 2003, Infeksi Kulit Pada Bayi dan Anak. Jakarta : Fakultas
Kedokteran UI.

Bulechek dan Butcher et al. 2008. Nursing Interventions Clasification (NIC) Fifth Edition.
America : Mosby Elsevier

Daili, Sjaiful Fahmi, dkk, 2002, Infeksi Virus Herpes. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.

Heather dan Herdman. 2011. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014.
Terjemahan Oleh Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. 2012. Jakarta : EGC

Moorhead dan Johnson et al. 2008. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Fourth Edition.
America : Mosby Elsevier

Potter dan Perry. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses , dan Praktik
volume 1 edisi 4. Terjemahan Oleh Yasmin Asih. 2005. Jakarta : EGC

Potter dan Perry. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses , dan Praktik
volume 2 edisi 4. Terjemahan Oleh Renata Komalasari. 2005. Jakarta : EGC

Priharjo, Robert. 2005. Pengkajian Fisik Keperawatan Edisi 2. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart Edisi
8 Volume 3. Terjemahan Oleh Agung Waluyo. 2001. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart Edisi
8 Volume 2. Terjemahan Oleh Agung Waluyo. 2001. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart Edisi
8 Volume 1. Terjemahan Oleh Agung Waluyo. 2001. Jakarta : EGC

Taylor dan Ralph, S. 2003. Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan Edisi 10.
Terjemahan Oleh Eny Meiliya. 2010. Jakarta : EGC

Wilkinson dan Ahern. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Terjemahan Oleh Esty Wahyuningsih. 2012. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai