Anda di halaman 1dari 6

Askep Varicella

BAB I
LANDASAN TEORITIS

A. Definisi
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang menyerang
kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama
berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas kedokteran VI).
Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel dikulit dan selaput
lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000).
Varicella
disertai

adalah

penyakit

infeksi

akut

dan

cepat

menular,

yang

gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi

bagian sentral

tubuh (Mawarti Harap, 2000).

B. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella Zooster. Penamaan virus ini memberi
pengertian batuk infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit Varicella, sedangkan
reaktivitasnya menyebabkan Heripes Zooster.

C. Patofisiologi

D. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit ini 8 12 hari gejalanya :
1. Demam yang tidak terlalu tinggi
2. Cepat merasa lelah
3. Lelah dan lesu
4. Tidak mau makan, pusing
5. Kadang-kadang sakit perut, sakit punggung, anoreksia
6. Dan timbulnya erupsi kulit.

E. Komplikasi
1. Bekas luka yang menetap
2. Acate Cerebral Ataxia
3. Bayi dibawah usia 28 hari
4. Orang dengan kekebalan tubuh rendah.

F. Penatalaksanaan
Pengobatan

bersifat

simtomatik

dengan

antiperitik

dan

analgesic

untuk

menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative. Secara lokal dapat diberikan bedak yang
ditambah dengan zat anti gatal ( anti pruritus) seperti menthol, kamforda untuk mencegah
pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder
dapat pula diberikan obat-obatan anti virus seperti asiktovir dengan dosis 5 x 400mg sehari
selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan dulu
3. Riwayat alergi kulit, reaksi alergi makanan, obat serta zat kimia, dan riwayat kanker
kulit.
4. Kaji kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk membran mukosa, kulit kepala dan
kuku.
5. Kaji vital sign
6. Kaji nyeri
7. Kaji nutrisi
8. Kaji riwayat imunisasi
9. Riwayat kesehatan sekarang

B. Diagnosa
1. Gangguan integritas kulit berdasarkan dengan trauma
2. Nyeri berdasarkan kerusakan kulit / jaringan
3. Retensial penularan infeksi berdasarkan dengan kerusakan perlindungan kulit
4. Hipertensi berdasarkan dengan penyakit

C. Intervensi
DX 1 :
Intervensi
1. Menunjukkan perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera berulang
2. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
a. Rasional

Anjurkan mandi secara teratur

Hindari menggaruk lesi

Anjurkan pasien dengan menggunakan pakaian longgar

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Monitor kulit adanya kemerahan

Oleskan lotion / minyak baby oil pada daerah yang tertekan.

DX 2 :
Intervensi
1. Pasien mampu mengontrol nyeri
2. Mampu mengenali nyeri (skala, infeksi, frekuensi dan tanda nyeri).
3. Tanda vital dalam rentang normal
a. Rasional
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi kualitas dan faktor presipitasi.
Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
Ajarkan tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Pilih rute pemberian secara intravena atau intramuscular untuk pengobatan nyeri

DX 3 :
Intervensi
1. Klien dapat mengetahui tentang faktor resiko infeksi dan dapat melakukan tindakan
pencegahan yang tepat untuk mencegah infeksi
2. Jumlah leukosit dalam batas normal
a. Rasional

Kaji tanda dan gejala infeksi

Anjurkan klien tanda-tanda infeksi

Tingkatkan intake nutrisi

Pertahankan tekhnik asepsis

Kaji kondisi luka kulit

DX 4 :
Intervensi
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak pusing serta pasien merasa nyaman
3. Nadi dan RR dalam rentang normal
Rasional
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Berikan anti penetik
Berikan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Monitor intake dan output.

D. Evaluasi
Masalah gangguan intebritas kulit dikatakan teratasi apabila :
1. Fungsi kulit dan membran mukosa baik dengan parut minimal
2. Krusta berkurang

3. Suhu kulit, kelembapan dan warna kulit serta membran mukosa normal alami, tidak terjadi
kelainan neurogik.
4. Tidak terjadi kelainan respiratorik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang menyerang kulit dan
mukosa.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella Zooster. Penamaan virus ini memberi
pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit Varicella. Sedangkan
kreativitasnya menyebabkan Herpes Zooster.

Pada beberapa kelompok yaitu :

1. Bayi dibawah usia 28 hari


2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah.

B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa (i) dapat mengetahui apa itu Varicella dan jadikan
sebagai ilmu keperawatan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. Dkk. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta

Harahap, Marwati. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta

Wong. DonnaL. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai